hubungan antara keharmonisan keluarga dengan …1].pdf · keluarga bapak agustinus suyono, ibu...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA
DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA AKHIR
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh :
Aditya Advian Natali
NIM: 069114011
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
iv
“Hidup adalah tentang memilih sesuatu, kemudian
menjalaninya dengan penuh tanggung jawab dan tidak
boleh menyesali resikonya”
Aditya Advian Natali
v
Tuhan, satu lembar ini jelas tidak akan cukup untuk menuliskan rasa syukurku
kepada-MU karena begitu besar kasihmu atas kehidupanku, tetapi
perkenankanlah aku mengucap syukur kepada-Mu Tuhan yang memiliki dan
mengendalikan kehidupanku, karena Engkau sungguh baik, menjadi teladan
yang tak tergantikan dalam hidup, menjadi sumber cinta, pengharapan dan kasih.
Terima kasih Tuhan atas berkat-Mu sehingga aku bisa menyelesaikan penulisan
skripsi ini, karena tanpa kasih-Mu semua ini hanya akan menjadi selembar
kertas kosong…
Kemuliaan hanya untuk-Mu, Tuhanku, Yesus Kristus
vii
Hubungan Antara Keharmonisan KeluargaDengan Prestasi Belajar Remaja Akhir
Aditya Advian Natali
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keharmonisan keluargadengan prestasi belajar remaja akhir. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan positifantara keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar siswa. Penelitian dilaksanakan di SMA N 9Yogyakarta pada siswa kelas XI IS dan XI IA 5. Subjek penelitian berjumlah 59 siswa yangditentukan dengan cara purposive sampling dengan karakteristik subyek (1) Siswa – siswi SMAyang berada pada rentang usia remaja akhir yaitu umur 16 sampai 18 tahun, (2) Subyek tinggalbersama dengan kedua orangtua, (3) Subyek memiliki nilai – nilai ujian yang lengkap.Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala keharmonisan keluarga yang dibuatdengan model skala likert serta laporan hasil belajar siswa berupa nilai yang diperoleh siswa padasemester satu. Reliabilitas skala keharmonisan keluarga diuji dengan menggunakan metodekoefisien reliabilitas Alpha Cronbach dan diperoleh hasil sebesar 0,962. Berdasarkan analisiskorelasi Pearson Product Moment diperoleh hasil koefisien korelasi sebesar r = 0,176 dengan tarafsignifikansi sebesar 0,091 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan tidak ada hubungan positif yangsignifikan antara keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar remaja akhir sehingga hipotesisdalam penelitian ini ditolak.
Kata kunci: keharmonisan keluarga, prestasi belajar, remaja akhir
viii
The Relationship between the Family Harmony with Learning Achievementof Adolescent
Aditya Advian Natali
ABSTRACT
The research was aimed to investigate the relationship between the family harmony withthe learning achievement of adolescent. Hypothesis that was proposed in the research was thatthere was positive relationship between the family harmony with the students’ learningachievement. The research was carried out at SMA N 9 Yogyakarta to the students of grade XI ISand XI IA5. The subjects were 59 students who were determined using purposive samplingtechnique with the characteristics of the research subject (1) the students of senior high school inthe range of adolescent’s ages of 16 to 18 years old, (2) living with both of their parents, (3)subjects had complete value of test. The data collecting in the research used the perception scaletowards the family harmony that was made through Likert’s scale and the value of the learningachievement which was achieved by the students in the first semester. The reliability of the familyharmony scale was estimated using reliability coefficients method of Alpha Cronbach andprovided the value of 0.962. The correlation coefficient between family harmony and achievementwas r = 0.176 with significant levels 0.091 (p > 0.05). The result showed that there was notsignificant positive relationship between family harmony with learning achievement of the studentsso that the hypothesis in the research was declined.
Keywords : family harmony, learning achievement, adolescent
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih
dan penyertaan-Nya yang tak berkesudahan, hingga akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Antara Keharmonisan Keluarga
dengan Prestasi Belajar.”
Terwujudnya penulisan skripsi ini tidak lepas dari adanya dukungan
berbagai pihak, oleh karena itu penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima
kasih yang tulus kepada:
1. Ibu Dr. Ch. Siwi H, M. Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta,
2. Ibu Titik Kristiyani, M.Psi. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan banyak waktu, arahan, kesabaran, ketelitian, kritik dan saran
yang sangat membangun dalam penyusunan skripsi ini,
3. Bapak Agung Santoso, MA, Bapak Y. Heri Widodo, M.Psi. dan Ibu Titik
Kristiyani, M.Psi. selaku dosen penguji skripsi. Terima kasih atas segala
masukan, arahan dan saran sehingga penulisan skripsi ini menjadi lebih baik.
4. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah
mendidik dan mengajar dengan baik selama penulis mengikuti kuliah. Terima
kasih atas semua jasa dan ilmu pengetahuan yang diberikan.
5. Seluruh karyawan dan karyawati yang telah memberikan perhatian dan
pelayanan yang tulus dan asertif (mas Muji, mas Gandung, mas Doni, mbak
Nanik dan Pak Gie).
xi
6. Segenap keluarga besar SMA N 9, terutama untuk Ibu Windriati yang telah
banyak memberikan bantuan dalam proses perijinan hingga pelaksanaan
penelitian,
7. Orang tuaku, Bapak Renung Bakirna dan Ibu Tri Hastuti Wahyuningsih, aku
bersyukur kepada Tuhan karena memulai kehidupanku di dunia melalui
kalian. Terima kasih untuk semua cinta, usaha, pengorbanan yang begitu besar
dan kasih yang tak terhapuskan. Terima kasih juga atas semua doa – doa
bapak & ibu sehingga aku bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini,
8. Kakakku Hanung Kriswibowo dan adikku Atmaka Kosala Labdajaya, terima
kasih karena kalian telah menjadi saudara dan sahabat yang menyenangkan
serta selalu mendukung apa yang kukerjakan. Terima kasih juga untuk mbak
Ditya yang selalu memberikan semangat dan dukungannya, serta untuk
keponakanku Radit (RDT) yang ganteng dan lucu terima kasih karena telah
menjadi sumber keceriaan baru dalam keluarga,
9. Seluruh keluarga besarku (eyang, pakde, bude, om, tante, dan seluruh
saudaraku) yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas
segala bentuk dukungan yang diberikan dan rasa persaudaraan yang erat di
antara kita,
10. Margaretha Normanitha Shintya Dewi, dewi kecil yang memberikan
perhatian, kasih sayang dan cinta yang menyejukkan. Terima kasih karena
selalu mendukung apa yang kulakukan, memberi motivasi dan selalu
menyebut namaku dalam doa – doamu. Aku menyayangimu…
xii
11. Keluarga Bapak Agustinus Suyono, Ibu Dani, Hendra, dan Itus Katastros,
terima kasih atas semua perhatian, doa dan dukungannya. Tuhan menyertai
keluarga kita,
12. Sahabat – sahabat di Psikologi yang telah memberikan banyak warna dalam
masa – masa belajar di kampus (Satria, Berto, Coro, Agung 05, Noby, Chika,
Viany, Kesed, Mia, Cacha, Lily, Adel 07, Eriza, Liem, Ari, Timmo, Manto,
Liza, Ayuk, Crish, Clare, Vivin, Endy, Guntur) dan seluruh teman – teman
yang pernah berdinamika bersamaku, kalian semua tidak akan pernah
terlupakan,
13. Kedua sahabatku (Rully dan Ayuk), terima kasih banyak atas semua waktu
dan persahabatan tanpa syarat yang kalian berikan selama ini,
14. Teman – teman GIGA band (Mas Boni, Vishnu, Indra, Leo, dan Foo), mari
terus bermusik dan berkarya untuk masa depan kita, terima kasih karena
kalian membuatku mengerti banyak tentang musik, persahabatan dan usaha
untuk terus menjadi lebih baik,
15. Teman – teman GKJ Prambanan yang selalu mendoakanku dan memberikan
motivasi terutama rekan Komunitas Tumbuh Bersama (mas Nug, mbak Ari,
mbak Mim, mbak Nensi, Sia, Dita, Nining, Siska, Agung, Satria, Enggi, Adis,
Yonatan, Yoan, Andre, mas Ian, Wawan, dll). Terima kasih karena
membantuku dalam pertumbuhan iman kepada Tuhan. Tuhan memberkati,
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas
segala bentuk dukungan yang diberikan, Tuhan memberkati kita semua, Amin.
xiii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan,
karena itu dengan senang hati penulis akan menerima segala kritik dan saran untuk
kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap penelitian ini dapat berguna bagi semua
pihak yang membacanya dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, 2 Agustus 2010
Penulis,
Aditya Advian Natali
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………..... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………..
HALAMAN MOTTO ………………………………………………………
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………………
ABSTRAK ………………………………………………………………….
ABSTRACT ………………………………………………………………...
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ………………
KATA PENGANTAR ……………………………………………………...
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
DAFTAR ISI ………………………………………………………………..
DAFTAR TABEL …………………………………………………………..
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………..
xiv
xvii
xviii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….... 1
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………. 4
C. Tujuan Penelitian…...……………………………………………
D. Manfaat Penelitian ………………………………………………
4
5
BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………........ 6
A. Remaja Akhir ………..……………………………………………...
1. Definisi Remaja Akhir…………………………………………..
6
6
ii
2. Karakteristik Remaja Akhir……………………………………..
3. Tugas Perkembangan Remaja Akhir…………………………….
B. Prestasi Belajar ….…………………………………………………..
1. Pengertian Belajar ………………………………………………
2. Pengertian Prestasi Belajar………………………………………
3. Kriteria Penilaian Prestasi Belajar…..…………………………..
4. Pengukuran Prestasi Belajar……………...……………………...
5. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar …………
C. Keharmonisan Keluarga …………………………………………….
1. Pengertian Keharmonisan Keluarga…………………..…………
2. Aspek – Aspek Keharmonisan Keluarga………………………..
6
9
10
10
11
12
15
18
23
23
24
D. Hubungan antara Keharmonisan Keluarga dengan Prestasi Belajar...
E. Hipotesis……………………………………………………………..
F. Skema Hubungan antara Keharmonisan Keluarga dengan Prestasi
Belajar…………………………………………….............................
26
28
29
BAB III METODE PENELITIAN…………………….……………………
A. Jenis Penelitian ……………………………………………………...
B. Identifikasi Variabel Penelitian ……………………………………..
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian……………………………
1. Keharmonisan Keluarga…..……………………………………..
2. Prestasi Belajar ….………………………………………………
D. Subyek Penelitian …………………………………………………...
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ……….………………………
30
30
30
30
31
32
33
33
iii
1. Metode Pengumpulan Data ...…...………………………………
2. Alat Pengumpulan Data..………………………………………..
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ...……………………………...
1. Validitas Alat Pengumpulan Data .……………………………...
2. Reliabilitas Alat Tes ………..…………………………………...
G. Uji Coba Alat Tes …………………………………………………..
1. Proses Uji Coba …………………………………………………
2. Hasil Uji Coba Alat Tes…………………………………………
H. Teknik Analisis Data ………………………………………………..
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………...
A. Persiapan Penelitian ………………………………………………...
B. Pelaksanaan Penelitian ……………………………………………...
C. Deskripsi Subyek Penelitian ………………………………………..
D. Deskripsi Data Penelitian……………………………………………
1. Data Keharmonisan Keluarga .………………………………….
2. Data Prestasi Belajar Subyek Penelitian …….………………….
E. Hasil Uji Hipotesis ……………….…………………………………
1. Uji Asumsi………………………………………………………
2. Uji Hipotesis Hubungan ………………………………………...
F. Pembahasan …………………………………………………………
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………
33
34
38
38
39
40
40
41
45
46
46
46
47
48
48
49
49
50
51
52
55
A. Kesimpulan …..…………………….…………………………….....
B. Saran ………………………………………………………………..
55
55
iv
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………........
LAMPIRAN …………...……………………………………………………
57
60
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kriteria Nilai Siswa………………………………………………... 14
Tabel 2 Blueprint Skala Keharmonisan Keluarga Sebelum Uji
Coba………………………………………………… 36
Tabel 3 Blueprint Skala Keharmonisan Keluarga Setelah Uji Korelasi
Aitem Total…………………………………………... 43
Tabel 4 Blueprint Skala Keharmonisan Keluarga Setelah Uji
Coba…………………………………………………………… 44
Tabel 5 Data Keharmonisan Keluarga........................................................... 48
Tabel 6 Data Prestasi Belajar Subyek Penelitian…………………………... 49
Tabel 7 Hasil Uji Normalitas.......................................................................... 50
Tabel 8 Hasil Uji Linieritas ………………………....................................... 51
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skala Uji Coba…………………………………………………….. 60
Lampiran 2
Lampiran 3
Reliabilitas Skala Uji Coba………………………………………...
Skala Penelitian…………………………………………………….
65
71
Lampiran 4 Data Leger Nilai Semester Satu Tahun Pelajaran 2009/2010 SMA
9 Yogyakarta………………………………………………………. 76
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Analisis Data Skala Penelitian……………………………………..
Reliabilitas Skala Penelitian……………………………………….
Deskriptif Statistik…………………………………………………
79
80
85
Lampiran 8 Hasil Uji Normalitas......................................................................... 86
Lampiran 9 Hasil Uji Linieritas ………………………....................................... 86
Lampiran 10 Hasil Uji Hipotesis Hubungan.......................................................... 89
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak
dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan
berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun (Papalia dan
Olds, 2001). Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa remaja awal
(13 hingga 16 tahun) dan masa remaja akhir (16 hingga 18 tahun). Masa remaja
awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu
telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.
Dalam setiap tahap perkembangan kehidupan manusia terdapat tugas
perkembangan yang harus dilalui. Pada remaja akhir, tugas perkembangan utama
bagi individu adalah mencapai kemandirian, namun berfokus pada persiapan diri
untuk benar – benar terlepas dari orang tua, membentuk pribadi yang bertanggung
jawab, mempersiapkan karir ekonomi, dan membentuk ideologi pribadi yang di
dalamnya juga meliputi penerimaan terhadap nilai dan sistem etik (Kimmel,
1995).
Seperti yang telah dijabarkan diatas, salah satu tugas perkembangan
remaja akhir adalah mencapai kemandirian dan mempersiapkan karir ekonomi
untuk masa yang akan datang. Hal tersebut akan dimulai dari keberhasilan remaja
dalam masa studinya. Menurut Santrock (1998), keberhasilan atau kegagalan yang
diperoleh pada masa remaja dapat menjadi prediktor hasil yang akan diperoleh
1
2
remaja pada saat dewasa. Terkait dengan pendapat diatas, Gunarsa (2002)
menambahkan bahwa keberhasilan pada remaja sangat terkait dengan
keberhasilannya pada prestasi belajar di sekolah.
Prestasi belajar sangat penting bagi remaja karena selain untuk mencapai
kemandirian dan mempersiapkan karir ekonomi di masa mendatang, prestasi
belajar juga dapat memenuhi kebutuhan remaja untuk memperoleh status sosial
terutama dengan teman – teman sebayanya. Menurut Prayitno (2006), apabila
kebutuhan remaja tidak terpenuhi akan timbul perasaan kecewa, malu dan frustasi
sehingga remaja akan bertindak agresif, egosentris, dan menarik diri. Dewasa ini,
dunia pendidikan dikejutkan dengan banyaknya siswa SMA melakukan aksi
bunuh diri karena tidak lulus Ujian Nasional (UN). Salah satunya adalah seorang
siswi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Muarojambi, Provinsi Jambi,
Sri Wahyuningsih (18), yang mengakhiri hidupnya dengan menenggak pupuk
tanaman seusai melihat hasil pengumuman UN (Kompas online, 2010).
Fenomena memprihatinkan yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia ini
menunjukkan bahwa prestasi belajar merupakan hal penting dalam kehidupan
remaja akhir.
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes
atau angka nilai yang diberikan guru (Tu`u, 2004). Prestasi belajar siswa di
sekolah dioperasionalisasikan dalam bentuk indikator berupa nilai raport (Azwar,
2007). Dalam raport tercantum nilai – nilai yang menunjukkan kemampuan siswa
dalam menerima pelajaran, selain itu juga dicantumkan peringkat siswa dalam
3
satu kelas sehingga prestasi belajar siswa tersebut dapat dibandingkan dengan
prestasi siswa lainnya.
Keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar dipengaruhi oleh
beberapa faktor baik faktor internal maupun eksternal. Menurut Syah (1995),
secara global faktor – faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan
menjadi tiga macam yaitu faktor internal (faktor dari dalam siswa), yaitu keadaan
atau kondisi jasmani dan rohani; faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yaitu
kondisi di lingkungan sekitar siswa; dan faktor pendekatan belajar (approach to
learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi – materi
pelajaran.
Lingkungan keluarga termasuk dalam salah satu faktor eksternal yang
dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Ada berbagai macam aspek yang
terdapat di dalam keluarga seperti pola asuh orang tua, interaksi anggota keluarga,
status sosio-ekonomi, dll. Salah satu hal yang menarik bagi peneliti adalah aspek
keharmonisan keluarga karena sejauh ini belum ada penelitian mengenai kaitan
antara keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar, sedangkan keharmonisan
keluarga adalah salah satu hal yang sangat dapat dirasakan oleh anggota keluarga.
Menurut Gunarsa (2004), keharmonisan keluarga ialah bilamana seluruh anggota
keluarga merasa bahagia yang ditandai oleh berkurangnya ketegangan,
kekecewaan dan puas terhadap seluruh keadaan keberadaan dirinya yang meliputi
aspek fisik, mental, emosional dan sosial.
4
Harmonis atau tidaknya keluarga akan memberikan dampak pada setiap
anggota keluarga. Misalnya, seorang anak yang merasa keluarganya harmonis
akan mempersepsi rumah mereka sebagai suatu tempat yang membahagiakan
karena semakin sedikit masalah antara orangtua, maka semakin sedikit masalah
yang dihadapi anak. Hal ini akan menciptakan suasana yang kondusif untuk
proses belajar anak sehingga diharapkan akan membantu anak dalam mencapai
prestasi yang diharapkan. Sebaliknya, jika anak mempersepsi keluarganya
berantakan atau kurang harmonis maka ia akan terbebani dengan masalah yang
sedang dihadapi di dalam keluarganya tersebut. Suasana di dalam rumah menjadi
tidak tenang sehingga rumah menjadi tempat yang kurang menyenangkan untuk
proses belajar anak karena banyaknya konflik dan permasalahan. Hal ini akan
mengganggu konsentrasi anak dalam belajar dan membuat suasana hati anak
menjadi kurang baik untuk belajar, sehingga akan mempengaruhi prestasi
belajarnya di sekolah.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, penulis ingin
mengetahui apakah ada hubungan antara keharmonisan keluarga dengan prestasi
belajar remaja akhir.
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara
keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar remaja akhir.
5
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Sebagai tambahan literatur di bidang psikologi belajar dan psikologi
perkembangan mengenai hubungan antara keharmonisan keluarga dengan
prestasi belajar remaja akhir.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan orangtua, sekolah,
dan remaja akhir mengenai kaitan antara faktor eksternal yaitu keharmonisan
keluarga dengan prestasi belajar.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. REMAJA AKHIR
1. Definisi Remaja Akhir
Dalam penelitian ini, peneliti memilih remaja akhir sebagai subyek
penelitian. Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa remaja
awal (13 hingga 16 tahun) dan masa remaja akhir (16 hingga 18 tahun).
Berdasarkan pendapat Hurlock diatas dapat disimpulkan bahwa remaja
akhir berada pada rentang usia antara 16 hingga 18 tahun.
Remaja akhir adalah tahap untuk mencapai kedewasaan karena
pada masa ini kebanyakan remaja telah mampu menentukan suatu kode
moral dan relatif merasa senang dengan hubungan seksual. Walaupun
masih sering timbul keraguan tentang dirinya, perkembangan kognitifnya
akan terus berkembang dengan cara berpikir secara logis dan prihatin akan
masa depan.
2. Karakteristik Remaja Akhir
Makmun, (2003) memerinci karakteristik perilaku dan pribadi pada
masa remaja, yang terbagi ke dalam bagian dua kelompok yaitu remaja
awal (11-13 s.d. 14-15 tahun) dan remaja akhir (14-16 s.d. 18-20 tahun)
meliputi aspek: fisik, psikomotor, bahasa, kognitif, sosial, moralitas,
6
7
keagamaan, konatif, emosi afektif dan kepribadian. Berikut ini akan
dijelaskan karakteristik pada remaja akhir melalui masing – masing aspek:
a. Aspek Fisik
Laju perkembangan secara umum kembali menurun, sangat
lambat; Proporsi ukuran tinggi dan berat badan lebih seimbang
mendekati kekuatan orang dewasa; Kesiapan berfungsinya organ-
organ reproduktif seperti pada orang dewasa.
b. Aspek Psikomotor
Gerak gerik mulai mantap; Jenis dan jumlah cabang permainan
lebih selektif dan terbatas pada keterampilan yang menunjang kepada
persiapan kerja.
c. Aspek Bahasa
Lebih memantapkan diri pada bahasa asing tertentu yang
dipilihnya; Menggemari literatur yang bernafaskan dan mengandung
nilai-nilai filosofis, etis, religius.
d. Aspek Kognitif
Sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal
disertai kemampuan membuat generalisasi yang lebih bersifat
konklusif dan komprehensif; Tercapainya titik puncak kedewasaan
bahkan mungkin mapan (plateau) yang suatu saat (usia 50-60) menjadi
deklinasi; Kecenderungan bakat tertentu mencapai titik puncak dan
kemantapannya
8
e. Aspek Sosial
Bergaul dengan jumlah teman yang lebih terbatas dan selektif dan
lebih lama (teman dekat); Kebergantungan kepada kelompok sebaya
berangsur fleksibel, kecuali dengan teman dekat pilihannya yang
banyak memiliki kesamaan minat.
f. Aspek Moralitas
Sudah dapat memisahkan antara sistem nilai – nilai atau normatif
yang universal dari para pendukungnya yang mungkin dapat berbuat
keliru atau kesalahan; Sudah berangsur dapat menentukan dan menilai
tindakannya sendiri atas norma atau sistem nilai yang dipilih dan
dianutnya sesuai dengan hati nuraninya; Mulai dapat memelihara jarak
dan batas-batas kebebasannya mana yang harus dirundingkan dengan
orang tuanya
g. Aspek Keagamaan
Eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan mulai
dipahamkan dan dihayati menurut sistem kepercayaan atau agama
yang dianutnya; Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari mulai
dilakukan atas dasar kesadaran dan pertimbangan hati nuraninya
sendiri secara tulus ikhlas; Mulai menemukan pegangan hidup.
h. Aspek Konatif, Emosi, Afektif dan Kepribadian
Sudah menunjukkan arah kecenderungan tertentu yang akan
mewarnai pola dasar kepribadiannya; Reaksi-reaksi dan ekspresi
emosinalnya tampak mulai terkendali dan dapat menguasai dirinya;
9
Kecenderungan titik berat ke arah sikap nilai tertentu sudah mulai jelas
seperti yang akan ditunjukkan oleh kecenderungan minat dan pilihan
karier atau pendidikan lanjutannya; yang juga akan memberi warna
kepada tipe kepribadiannya; Kalau kondisi psikososialnya menunjang
secara positif maka mulai tampak dan ditemukan identitas kepriba-
diannya yang relatif definitif yang akan mewarnai hidupnya sampai
masa dewasa.
3. Tugas Perkembangan Remaja Akhir
Dalam setiap tahap perkembangan kehidupan manusia terdapat
tugas perkembangan yang harus dilalui, begitu pula dalam tahap
perkembangan remaja. Havighurst dalam (Kimmel, 1995) menawarkan
suatu konsep tugas perkembangan yang meliputi pengetahuan,
keterampilan, sikap atau fungsi yang diharapkan dapat dicapai oleh
individu pada setiap tahap perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan
ini harus dicapai sebelum seorang individu melangkah ke tahapan
perkembangan selanjutnya. Apabila seorang individu gagal dalam
memenuhi tugas perkembangannya, maka ia akan sulit untuk memenuhi
tugas perkembangan fase selanjutnya. Atau, apabila ia gagal melaksanakan
tugas perkembangannya pada waktu yang tepat, maka ia akan mengalami
kesulitan untuk menyelesaikannya di waktu yang lain, atau melaksanakan
tugas perkembangan pada tahapan yang lebih lanjut.
10
Pada remaja akhir, tugas perkembangan utama bagi individu adalah
mencapai kemandirian, namun berfokus pada persiapan diri untuk benar-
benar terlepas dari orang tua, membentuk pribadi yang bertanggung jawab,
mempersiapkan karir ekonomi, dan membentuk ideologi pribadi yang di
dalamnya juga meliputi penerimaan terhadap nilai dan sistem etik
(Kimmel, 1995).
B. PRESTASI BELAJAR
1. Pengertian Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada bagaimana proses
belajar yang dialami oleh siswa.
Menurut Winkel (1996) belajar adalah “suatu aktivitas mental/
psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan,
yang menghasilkan perubahan - perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara
relatif konstan.
Selanjutnya menurut Slameto (2003), belajar ialah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
11
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa
belajar adalah suatu kegiatan aktif yang dilakukan oleh seseorang untuk
mendapatkan perubahan tingkah laku, pengetahuan, ketrampilan dan sikap
yang bersifat permanen.
2. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah kemampuan siswa untuk mencapai target
yang telah ditetapkan dalam suatu program pendidikan. Prestasi itu dapat
diukur melalui evaluasi belajar terhadap siswa baik melalui ujian maupun
tes (Syah, 2004). Sedangkan menurut Azwar (2007), keberhasilan siswa
dalam belajar ditunjukkan oleh prestasi belajar siswa melalui tes hasil
belajar yang diberikan dan dinilai oleh guru, baik pada pertengahan
maupun akhir periode belajar.
Sementara menurut Winkel (2007) prestasi belajar merupakan
suatu hasil dari suatu proses belajar yang terjadi pada anak sekolah yang
hasilnya berupa ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sikap.
Prestasi belajar siswa terfokus pada nilai atau angka yang dicapai
siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut terutama
dilihat dari sisi kognitif, karena aspek ini yang sering dinilai oleh guru
untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai ukuran pencapaian hasil
belajar siswa (Arifin, 1991).
Dari berbagai macam pengertian prestasi belajar tersebut dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah kemampuan yang diperoleh
12
anak didik setelah melalui kegiatan belajar yang ditunjukkan dengan nilai
tes yang diberikan guru.
3. Kriteria Penilaian Prestasi Belajar
Penilaian adalah hasil pengukuran dan penentuan pencapaian hasil
belajar, sementara evaluasi adalah penentuan nilai suatu program dan
penentuan pencapaian tujuan suatu program. Adapun tujuan penilaian
meliputi:
1. Menilai kemampuan individual melalui tugas tertentu.
2. Menentukan kebutuhan pembelajaran
3. Membantu dan mendorong siswa
4. Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik
5. Menentukan strategi pembelajaran
6. Akuntabilitas lembaga
7. Meningkatkan kualitas pendidikan
Depdiknas (2003) mengemukakan penilaian adalah suatu proses
sistematis yang mengandung pengumpulan informasi, menganalisis dan
menginterpretasi informasi tersebut untuk membuat keputusan keputusan.
Selain pengertian diatas ada beberapa pendapat mengenai pengertian
penilaian antara lain :
1. Hamalik (2003) mengemukakan bahwa penilaian adalah suatu proses
berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk
13
menilai (assess) keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang
suatu sistem pengajaran.
2. Arikunto (1997) mengemukakan bahwa penilaian dalam pendidikan
adalah kegiatan menilai yang terjadi dalam kegiatan pendidikan atau
sekolah. Guru ataupun pengelola pengajaran mengadakan penilaian
dengan maksud melihat apakah usaha yang dilakukan melalui
pengajaran sudah mencapai tujuan. Dari beberapa arti penilaian yang di
utarakan di atas, dapat di ambil kesimpulan bahwa penilaian dapat di
lakukan setelah diperoleh informasi proses dan hasil belajar siswa.
Penilaian merupakan salah satu bagian yang penting dalam
rangkaian proses pendidikan dan pengajaran. Dapat dikatakan semua
kegiatan pendidikan dan pengajaran baik tidaknya di tentukan oleh
penilaian, dan tentunya di dalam prakteknya tidak melihat hasil baiknya
saja tetapi juga harus melihat kriteria atau hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam penilaian, antara lain:
1. Penilaian harus mencakup tiga aspek kemampuan, yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotor.
2. Menggunakan berbagai cara penilaian pada waktu kegiatan belajar
sedang berlangsung
3. Pemilihan alat dan jenis penilaian berdasarkan rumusan tujuan
pembelajaran
14
4. Mengacu pada tujuan dan fungsi penilaian,misal pemberian umpan
balik,memberikan laporan pada orang tua,dan pemberian informasi
pada siswa tentang tingkat keberhsilan belajarnya.
5. Alat penilaian harus mendorong kemapuan penalaran dan kreativitas
siswa, misalnya tes tertulis uraian, portofolio, hasil karya siswa,
observasi dan lain-lain.
6. Penilaian dapat dilakukan melalui tes dan non tes.
7. Mengacu pada prinsip diferensiasi,yakni memberikan peluang kepada
siswa untuk menunjukkan apa yang diketahui, yang dipahami, dan
mampu dilakukannya.
8. Tidak bersifat diskriminasi, yakni untuk memilih-milih mana siswa
yang berhasil dan mana yang gagal dalam menerima pembelajaran
(Depdiknas,2003)
Tabel 1Kriteria Nilai Siswa
No. Nilai Kriteria1.2.3.4.5.
10090807060
Sangat baikBaik
Cukup baikKurang baikTidak baik
Sumber : Laporan Penilaian Hasil Belajar(Depdiknas,2003)
Adapun ketentuan-ketentuan dalam kriteria penilaian adalah sebagai berikut:
1. Nilai Kognitif dan Psikomotor dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat
dengan rentang 0 – 100
2. Nilai ketuntasan belajar maksimal adalah 100
15
3. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk setiap mata pelajaran di setiap
jenjang diputuskan melalui Rapat Kerja Sekolah.
4. Remedial maksimal dapat dilakukan tiga kali, nilai remedial setiap
kompetensi dasar maksimal sama dengan KKM setiap kompetensi dasar.
5. Nilai raport kognitif = rata-rata kumulatif setiap standar kompetensi (SK),
rata-rata SK diperoleh dari rata-rata kompetensi dasar (KD)
6. Nilai raport psikomotor = rata-rata kumulatif setiap standar kompetensi
(SK), sedang rata-rata SK diperoleh dari rata-rata Kompetensi dasar (KD)
7. Nilai raport Afektif = rata-rata kumulatif nilai afektif ( dengan nilai A=
sangat baik, B= baik, C= cukup baik, D= kurang baik, E= tidak baik )
8. Nilai raport semester 1 adalah rerata nilai kumulatif satu semester, nilai
raport semester 2 adalah rerata nilai kumulatif satu tahun.
Nilai ketuntasan standar kompetensi ideal yaitu 100, namun standar
nilai ini disesuaikan dengan tiap sekolah dengan berbagai alasan yang
melatarbelakanginya. Guru dan sekolah dapat menetapkan nilai ketuntasan
minimum secara bertahap dan terencana agar memperoleh nilai ideal.
Siswa yang belum tuntas harus mengikuti program remedial.
4. Pengukuran Prestasi Belajar
Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal
dengan tes prestasi belajar. Azwar (2007) mengemukakan tentang tes
prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan
16
sesorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang
dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi
belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap
performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi
yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi
belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan
ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi.
Menurut Djamarah (2002) untuk mengukur dan mengevaluasi
tingkat keberhasilan belajar dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar.
Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes prestasi belajar dapat
digolongkan ke dalam jenis penilaian sebagai berikut:
a. Tes Formatif
Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa
pokok bahasan tertentu dengan bertujuan untuk memperoleh gambaran
tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tertentu
b. Tes Subsumatif
Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah
diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh
gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi
belajar siswa.
c. Tes Sumatif
Tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap
bahan pokok – pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu
17
semester, satu atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk
menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu
periode belajar tertentu.
Pengukuran prestasi belajar menurut Mulyana (2002) antara lain
dengan menggunakan kegiatan:
a. Ulangan Umum
Ulangan umum dilaksanakan bersama-sama kelas pararel dan
ulangan umum bersama di tingkat rayon, kecamatan, kodya atau
kabupaten maupun propinsi.
b. Ujian Akhir
Ujian akhir dilakukan pada akhir program pendidikan. Hasil
evaluasi ujian akhir ini dipergunakan untuk menentukan kelulusan bagi
setiap peserta didik.
Ada beberapa alternatif norma pengukuran tingkat keberhasilan
siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar (Syah, 1995). Di
antara norma-norma pengukuran tersebut adalah:
1) Norma skala dari 0-10
2) Norma skala dari 0-100
Fudyartanto (2002) mengungkapkan bahwa di sekolah perlu
diadakan pengukuran untuk mengetahui sejauh mana pencapaian dan
penguasaan bahan – bahan yang telah dipelajari oleh siswa. hasil
18
pengukuran tersebut dapat dipakai sebagai umpan balik atau bahan
masukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar, penyediaan
sarana belajar dan sebagainya. Hasil pengukuran juga dapat
dipergunakan untuk meningkatkan prestasi belajar dan peningkatan
kualitas pendidikan.
5. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Syah (1995), secara global faktor – faktor yang
mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam:
a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi
jasmani dan rohani.
b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi di lingkungan
sekitar siswa.
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi – materi pelajaran.
Faktor – faktor diatas dapat saling berkaitan satu sama lain dalam
hubungannya dengan prestasi belajar yang diperoleh seseorang. Berikut ini
akan dijabarkan faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa:
a. Faktor Internal
Faktor yang berasal dari dalam individu sendiri meliputi dua
aspek, yakni: aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek
psikologis (yang bersifat rohaniah).
19
1) Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang
menandai tingkat kebugaran organ – organ tubuh dan sendi –
sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa
dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah,
apalagi jika disertai pusing – pusing kepala misalnya, dapat
menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang
dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Kondisi organ –
organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera pendengaran
dan indera penglihatan, juga sangat mempengaruhi kemampuan
siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan.
2) Aspek Psikologis
a) Inteligensi
Inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai
kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat
(Reber, 1988). Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa
tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat
keberhasilan belajar siswa.
b) Sikap
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif
berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan
20
cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, barang, dan
sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa
yang positif maupun negatif terutama kepada guru dan mata
pelajaran yang disajikan dapat mempengaruhi proses belajar
siswa tersebut dan kemudian akan mempengaruhi prestasi
belajarnya.
c) Bakat
Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang
dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa
yang akan datang (Chaplin, 1972; Reber, 1988). Dalam
perkembangan selanjutnya, bakat kemudian diartikan sebagai
kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa
banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Siswa
yang berbakat di suatu bidang, akan jauh lebih mudah
menyerap informasi, pengetahuan, dan ketrampilan yang
berhubungan dengan bidang tersebut. Oleh sebab itu, bakat
akan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar
siswa pada bidang – bidang studi tertentu.
d) Minat
Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Seorang
21
siswa yang menaruh minat besar terhadap suatu bidang studi
akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa
lainnya. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif
terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk
belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang
diinginkan.
e) Motivasi
Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal
organisme (manusia ataupun hewan) yang mendorongnya
untuk berbuat sesuatu. Dalam pengetian ini, motivasi berarti
pemasok daya untuk bertingkah laku secara terarah (Gleitman,
1989; Reber, 1988). Dalam perkembangan selanjutnya,
motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu motivasi
intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan
keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat
mendorongnya melakukan tindakan belajar, seperti perasaan
menyenangi materi tertentu. Motivasi eksrinsik adalah hal dan
keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga
mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar, seperti
pujian dan hadiah.
22
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal terdiri atas dua macam, yakni: faktor lingkungan
social dan faktor lingkungan nonsosial.
1) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial yang terdapat disekitar individu seperti
keluarga, teman sebaya, masyarakat atau tetangga, dan staff
pengajar dapat mempengaruhi proses belajar seseorang.
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan
belajar adalah orangtua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat – sifat
orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan
demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi
dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil
yang dicapai oleh siswa.
2) Lingkungan Non-Sosial
Faktor – faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah
gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa
dan letaknya, alat – alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar
yang digunakan siswa. Faktor – faktor ini dipandang turut
menentukan tingkat keberhasilan seseorang.
23
c. Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau
strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektifitas dan
efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini
berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian
rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar
tertentu.
C. KEHARMONISAN KELUARGA
1. Pengertian Keharmonisan Keluarga
Menurut Gunarsa (2004), keharmonisan keluarga ialah
bilamana seluruh anggota keluarga merasa bahagia yang ditandai oleh
berkurangnya ketegangan, kekecewaan dan puas terhadap seluruh
keadaan dan keberadaan dirinya (eksistensi dan aktualisasi diri) yang
meliputi aspek fisik, mental, emosi dan sosial.
Keharmonisan keluarga adalah keadaan keluarga yang serasi
dan seimbang di dalam keluarga, saling memuaskan kebutuhan
anggota lainnya serta memperoleh pemuasan atas segala kebutuhannya
(Nurzainun, 2006). Sedangkan menurut Hawari (1997), keharmonisan
keluarga itu akan terwujud apabila masing-masing unsur dalam
keluarga itu dapat berfungsi dan berperan sebagaimana mestinya dan
tetap berpegang teguh pada nilai- nilai agama kita, maka interaksi
24
sosial yang harmonis antar unsur dalam keluarga itu akan dapat
diciptakan.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa
keharmonisan keluarga adalah keadaan keluarga yang bahagia, serasi
dan seimbang sehingga masing – masing anggota keluarga merasa
puas terhadap seluruh keadaan dan keberadaan dirinya yang meliputi
aspek fisik, mental, emosi dan sosial.
2. Aspek-Aspek Keharmonisan Keluarga
Hawari (dalam Murni, 2004) mengemukakan enam aspek sebagai
suatu pegangan hubungan keluarga harmonis adalah:
a. Menciptakan kehidupan beragama dalam keluarga.
Sebuah keluarga yang harmonis ditandai dengan terciptanya
kehidupan beragama dalam rumah tersebut. Hal ini penting karena
dalam agama terdapat nilai-nilai moral dan etika kehidupan.
b. Mempunyai waktu bersama keluarga
Keluarga yang harmonis selalu menyediakan waktu untuk
bersama keluarganya, baik itu hanya sekedar berkumpul, makan
bersama, menemani anak bermain dan mendengarkan masalah dan
keluhan-keluhan anak, dalam kebersamaan ini anak akan merasa
dirinya dibutuhkan dan diperhatikan oleh orangtuanya, sehingga anak
akan betah tinggal di rumah.
25
c. Mempunyai komunikasi yang baik antar anggota keluarga
Komunikasi yang baik dalam keluarga akan dapat membantu
remaja untuk memecahkan permasalahan yang dihadapinya di luar
rumah, dalam hal ini selain berperan sebagai orangtua, ibu dan ayah
juga harus berperan sebagai teman, agar anak lebih leluasa dan terbuka
dalam menyampaikan semua permasalahannya.
d. Saling menghargai antar sesama anggota keluarga
Furhmann (dalam Murni, 2004) mengatakan bahwa keluarga
yang harmonis adalah keluarga yang memberikan tempat bagi setiap
anggota keluarga menghargai perubahan yang terjadi dan mengajarkan
ketrampilan berinteraksi sedini mungkin pada anak dengan lingkungan
yang lebih luas.
e. Kualitas dan kuantitas konflik yang minim.
Jika dalam keluarga sering terjadi perselisihan dan
pertengkaran maka suasana dalam keluarga tidak lagi menyenangkan.
Dalam keluarga harmonis setiap anggota keluarga berusaha
menyelesaikan masalah dengan kepala dingin dan mencari
penyelesaian terbaik dari setiap permasalahan.
26
f. Adanya hubungan atau ikatan yang erat antar anggota keluarga.
Hubungan yang erat antar anggota keluarga juga menentukan
harmonisnya sebuah keluarga, apabila dalam suatu keluarga tidak
memiliki hubungan yang erat maka antar anggota keluarga tidak ada
lagi rasa saling memiliki dan rasa kebersamaan akan kurang.
D. HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN
KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR
Masa remaja adalah masa yang penting bagi perkembangan prestasi
karena selama masa inilah remaja membuat keputusan – keputusan penting
sehubungan dengan masa depan pendidikan dan pekerjaan. Bagi seorang
remaja, jika ia bisa memiliki prestasi baik di sekolah, pada umumnya akan
meratakan jalan untuk memperoleh sekolah lanjutan yang lebih baik, bahkan
nantinya akan berlanjut kepada pencarian pekerjaan yang lebih baik
(Mahmud, 1989).
Usia remaja merupakan usia kritis karena remaja mulai memikirkan
tentang prestasi yang dihasilkannya dan prestasi tersebut terkait dengan bidang
akademis mereka. Siswa SMA yang tergolong dalam remaja akhir juga mulai
memikirkan tentang masa depannya. Hal ini membuat siswa SMA
memperhatikan dan mengejar prestasi belajar di sekolah karena melalui
prestasi belajar, siswa dapat meraih keinginannya dalam mempersiapkan karir
di usia mendatang dan membentuk pribadi yang bertanggungjawab.
27
Keberhasilan siswa dalam meraih prestasi belajar dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain tingkat kecerdasan yang baik, ada minat dan
perhatian yang tinggi dalam pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar,
cara belajar yang baik dan strategi pembelajaran yang dikembangkan guru.
Suasana keluarga yang mendorong anak untuk maju, selain itu lingkungan
sekolah yang tertib, teratur dan disiplin merupakan pendorong dalam proses
pencapaian prestasi belajar (Tu`u, 2004).
Seperti yang telah disebutkan diatas, lingkungan keluarga menjadi
salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan anak dalam meraih prestasi
belajar di sekolah. Keluarga memberikan pengaruh utama dan pertama bagi
kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Pengaruh - pengaruh
tersebut antara lain banyak sedikitnya perhatian yang diberikan oleh orang tua
pada anak, pola pengasuhan orang tua, hubungan interpersonal dan interaksi
antara orang tua dengan anak. Menurut Tu’u (2004), perjumpaan dan interaksi
tersebut sangat besar pengaruhnya bagi perilaku dan prestasi seseorang.
Selain hal diatas, harmonis atau tidaknya keluarga juga akan
memberikan dampak pada setiap anggota keluarga. Misalnya, seorang anak
yang merasa keluarganya harmonis akan menganggap rumah mereka sebagai
suatu tempat yang membahagiakan karena semakin sedikit masalah antara
orangtua, maka semakin sedikit masalah yang dihadapi anak. Hal ini akan
menciptakan suasana yang kondusif untuk proses belajar anak sehingga
diharapkan akan membantu anak dalam mencapai prestasi yang diharapkan.
Sebaliknya, jika anak mempersepsi keluarganya berantakan atau kurang
28
harmonis maka ia akan terbebani dengan masalah yang sedang dihadapi di
dalam keluarganya tersebut. Suasana di dalam rumah menjadi tidak tenang
sehingga rumah menjadi tempat yang kurang menyenangkan untuk proses
belajar anak karena banyaknya konflik dan permasalahan. Hal ini akan
mengganggu konsentrasi anak dalam belajar dan membuat suasana hati anak
menjadi kurang baik untuk belajar, sehingga akan mempengaruhi prestasi
belajarnya di sekolah.
E. HIPOTESIS
Berdasarkan latar belakang dan landasan teori terhadap permasalahan
diatas, maka peneliti dapat menyusun sebuah hipotesis sebagai berikut : “Ada
hubungan yang positif antara keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar
siswa.” Hal ini berarti bahwa semakin tinggi keharmonisan keluarga remaja
akhir, maka semakin tinggi pula prestasi belajarnya.
29
F. SKEMA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PRESTASI
BELAJAR
REMAJAAKHIR
Mempersiapkan karirekonomi untuk masa
yang akan datang
(kebutuhan akanprestasi belajar)
Faktor – faktoryang
mempengaruhiprestasi belajar
remaja
Faktor Eksternal
Faktor Internal
Lingkungan KeluargaRemaja yang memiliki
persepsi positif terhadapkeharmonisan keluarga akan
merasa aman dan nyamanberada di dalam rumah karena
ada suasana yang hangat,saling menghargai, salingterbuka, saling pengertian,
saling menjaga dan diwarnaikasih sayang
Intelegensi, sikap,bakat, minat,
motivasi
Rumah akanmenjadi
tempat yangmenyenangkandan kondusifuntuk prosesbelajar siswa
PRESTASIBELAJAR
SISWATINGGI
Lingkungan temansebaya (pergaulan)
Lingkungan sekolah(sarana dan prasaranabelajar mengajar, dll)
Faktor
Pendekatan
Belajar
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian
korelasional adalah penelitian yang bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi
pada suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain
(Azwar, 1997). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya
korelasi antara dua variabel, yaitu keharmonisan keluarga dan prestasi belajar
siswa.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian atau apa saja yang menjadi perhatian
suatu penelitian (Arikunto, 2002). Penelitian ini menggunakan dua macam
variabel yaitu:
1. Variabel tergantung : Prestasi belajar
2. Variabel bebas : Keharmonisan keluarga
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional adalah penegasan arti dari variabel yang
digunakan dengan cara tertentu untuk mengukurnya, sehingga pada akhirnya
akan menghindari salah pengertian dan penafsiran yang berbeda dalam
30
31
penelitian (Kerlinger, 1990). Definisi operasional variabel dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Keharmonisan keluarga
Dalam penelitian ini, keharmonisan keluarga akan diungkap dari
persepsi anak terhadap keharmonisan di dalam keluarganya. Persepsi
terhadap keharmonisan keluarga adalah proses seseorang dalam
menyimpulkan, mengerti dan memahami keadaan keluarga yang bahagia,
serasi dan seimbang sehingga masing – masing anggota keluarga merasa
puas terhadap seluruh keadaan dan keberadaan dirinya yang meliputi
aspek fisik, mental, emosi dan sosial.
Dalam mengukur keharmonisan sebuah keluarga, penelitian ini
menggunakan teori Hawari (dalam Murni, 2004) yang terdiri dari enam
aspek sebagai suatu pegangan hubungan keluarga harmonis sebagai
berikut:
a. Menciptakan kehidupan beragama dalam keluarga.
b. Mempunyai waktu bersama keluarga
c. Mempunyai komunikasi yang baik antar anggota keluarga
d. Saling menghargai antar sesama anggota keluarga
e. Kualitas dan kuantitas konflik yang minim.
f. Adanya hubungan atau ikatan yang erat antar anggota keluarga.
Persepsi terhadap keharmonisan keluarga akan diukur dengan
menggunakan skala persepsi keharmonisan keluarga (skala KK). Skala
persepsi keharmonisan keluarga ini mempunyai 4 pilihan jawaban yaitu:
32
Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak
Sesuai (STS). Skor dalam setiap aitem berkisar dari 4 sampai dengan 1
diberikan untuk aitem yang bersifat favourable, sedangkan untuk
unfavourable bergerak dari 1 sampai 4.
Semakin tinggi skor yang diperoleh subyek dalam skala
keharmonisan keluarga menunjukkan bahwa semakin positif subyek
mempersepsikan keluarganya sebagai keluarga yang harmonis. Sedangkan
jika skor yang diperoleh subyek rendah, maka hal ini menunjukkan bahwa
semakin negatif pula persepsi subyek tentang keharmonisan keluarganya.
2. Prestasi belajar
Prestasi belajar adalah hasil dari suatu proses belajar yang terjadi
pada anak sekolah yang hasilnya berupa nilai yang diberikan oleh guru
sebagai ukuran pencapaian keberhasilan belajar siswa. Prestasi belajar
siswa dalam penelitian ini diukur dengan melihat rata – rata nilai siswa
semester satu dalam leger. Leger merupakan buku yang berisi informasi
pencapaian hasil belajar peserta didik dalam satu kelas, yang memberi
gambaran secara rinci tentang kemampuan prestasi akademik maupun
catatan pribadi dalam kurun waktu satu tahun. Leger ini dimaksudkan
untuk merekam perkembangan kemajuan belajar peserta didik satu kelas
yang berisi:
a) Identitas peserta didik;
b) Uraian mata pelajaran yang dipelajari;
33
c) Total nilai dan ranking yang menunjukkan prestasi belajar
siswa
Melalui leger, informasi tentang keadaan hasil belajar peserta didik
dalam satu kelas dapat diketahui.
D. Subyek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini dipilih dengan cara purposive
sampling, yaitu sampel yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria
subjek yang dipakai dalam penelitian ini antara lain :
1. Siswa – siswi SMA yang berada pada rentang usia remaja akhir yaitu umur
16 hingga 18 tahun.
2. Subyek masih memiliki orang tua (ayah atau ibu atau keduanya) serta
tinggal bersama dengan keluarga (ayah atau ibu atau keduanya dan saudara
jika ada)
3. Subyek memiliki nilai – nilai yang lengkap pada seluruh mata pelajaran di
sekolah. Hal ini penting untuk melihat prestasi belajar siswa.
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua metode
pengumpulan data, yaitu metode skala dan metode dokumentasi. Metode
skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pilihan ganda
yang menggunakan model skala Likert yang dimodifikasi dengan
34
menghilangkan jawaban ragu-ragu dengan pertimbangan agar subjek tidak
memberikan jawaban yang mengumpul di tengah (Hadi, 2000). Peneliti
hanya akan menggunakan satu skala yaitu skala persepsi terhadap
keharmonisan keluarga.
Prestasi belajar siswa dilihat dengan menggunakan metode
dokumentasi. Metode dokumentasi adalah mencari data-data mengenai
hal-hal atau variasi yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,
majalah, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002). Metode
dokumentasi digunakan untuk mengambil data tentang prestasi belajar
dengan melihat rata - rata nilai semester satu siswa kelas XI SMA 9
Yogyakarta.
2. Alat Pengumpulan Data
Bentuk skala dalam penelitian ini mengacu pada model skala Likert
dimana masing masing item terdiri dari item favourable dan unfavourabel.
Pernyataan favorable digunakan untuk mendukung teori yang ingin
diungkap, sedangkan pernyataan unfavorable menunjukkan indikasi tidak
mendukung teori yang diungkap. Skala Likert dimodifikasi dengan 4
alternatif jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai
(TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS), sehingga tidak ada alternatif
jawaban netral. Menurut Hadi (1991), pada skala tidak diberikan alternatif
jawaban netral dengan alasan:
35
a). Kategori undecided, yaitu mempunyai arti ganda, bisa juga diartikan
sebagai belum memutuskan atau memberi jawaban, bisa juga diartikan
netral, atau bahkan ragu – ragu.
b). Dengan tersedianya jawaban di tengah, menimbulkan kecenderungan
menjawab di tengah (central tendency effect), terutama bagi mereka
yang ragu – ragu atas arah kecenderungan jawabannya.
c). Kategori jawaban SS-S-TS-STS adalah untuk melihat kecenderungan
pendapat responden kearah sesuai atau kearah tidak sesuai, sehingga
dapat mengurangi data penelitian yang hilang akibat jawaban tengah.
Pemberian skor pada pernyataan favorable yaitu 4 untuk SS, 3
untuk S, 2 untuk TS, dan 1 untuk STS. Sedangkan pada pernyataan
unfavorable bergerak dari 1 sampai 4 dimulai dari pernyataan SS, S, TS,
dan STS.
36
Berikut adalah tabel blueprint dan distribusi aitem dalam skala
persepsi keharmonisan keluarga:
Tabel 2Blueprint Skala Persepsi terhadap Keharmonisan Keluarga
Sebelum Uji Coba
No AspekKeharmonisan
Keluarga
Aspek PersepsiTot
Kognitif AfektifFav Unf Fav Unf
1. Menciptakankehidupan beragamadalam keluarga
6, 26, 52 8, 33, 59 15, 17,40
10, 43,67
12
2. Mempunyai waktubersama keluarga
31, 53,66
7, 14, 51 3, 37, 45 24, 39,63
12
3. Mempunyaikomunikasi yang baikantar anggota keluarga
34, 49,62,
25, 54,68
2, 23, 72 9, 19, 46 12
4. Saling menghargaiantar sesama anggotakeluarga
1, 48, 60 13, 16,44
21, 35,65
29, 58,71
12
5. Kualitas dan kuantitaskonflik yang minim
20, 41,64
28, 36,57
11, 22,55
5, 47, 50 12
6. Adanya hubungan atauikatan yang erat antaranggota keluarga
18, 32,69
27, 30,70
12, 42,56
4, 38, 61 12
Total 36 36 72
Menurut Kartono (1990) teknik pemeriksaan dokumen adalah
pengumpulan informasi dan data secara langsung sebagai hasil
pengumpulan sendiri. Data yang dikumpulkan tersebut adalah bersifat
orisinil untuk dapat dipergunakan secara langsung. Teknik pemeriksaan
37
dokumen ini khusus digunakan untuk melakukan pengumpulan data
prestasi belajar.
Adapun teknik pengumpulan data terhadap prestasi belajar ini
adalah dengan mengambil data yang sudah tersedia, yaitu leger nilai pada
semester satu subyek penelitian yang merupakan hasil penilaian oleh pihak
sekolah. Data dari prestasi belajar ini dikumpulkan dengan cara melihat
hasil rapor semester satu dari seluruh subyek penelitian. Mata pelajaran
kelas XI IS adalah Pendidikan Agama, PKn, Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, Matematika, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Pendidikan
Seni, Pendidikan Jasmani, TIK, Bahasa Prancis dan Bahasa Jawa.
Sedangkan mata pelajaran kelas XI IPA terdiri dari Pendidikan Agama,
PKn, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Biologi,
Kimia, Sejarah, Pendidikan Seni, Pendidikan Jasmani, TIK, Bahasa
Perancis dan Bahasa Jawa.
Penilaian prestasi belajar tersebut merupakan hasil evaluasi dari
suatu proses belajar formal yang dinyatakan dalam bentuk kuantitatif
(angka) yang terdiri antara 10 sampai 100. Hasil ini dapat dilihat dari nilai
rata-rata raport siswa yang diberikan oleh pihak guru dalam setiap masa
akhir semester tertentu (6 bulan).
38
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
1. Validitas Alat Pengumpulan Data
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan-
tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2002).
Menurut Azwar (1997) validitas berasal dari kata validity yang
mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen
pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Valid tidaknya suatu alat
ukur tergantung pada mampu tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan
pengukuran yang dikehendaki dengan tepat.
Tipe validitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
validitas isi dan validitas tampang. Validitas isi suatu alat pengukur
ditentukan oleh sejauh mana isi alat pengukur tersebut mewakili semua
aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep (Hadi, 2001).
Sedangkan menurut Azwar (2001), validitas isi yaitu validitas yang
diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau
lewat professional judgment yang dilakukan oleh ahli. Item-item tes
diharapkan dapat mewakili komponen-komponen dalam keseluruhan
kawasan isi objek yang hendak diukur (aspek representasi) dan sejauh
mana item-item tes mencerminkan perilaku yang hendak diukur (aspek
relevansi). Validitas isi akan dicapai oleh peneliti dengan membuat item-
item yang sesuai dengan indikator atau aspek yang ada di dalam teori
keharmonisan keluarga.
39
Validitas tampang adalah validitas yang menunjukkan bahwa dari segi
”rupa” suatu alat ukur tampak dapat mengukur apa yang seharusnya
diukur. Bentuk dan penampilan suatu alat ukur menentukan apakah alat
ukur itu valid atau tidak (Hadi, 2001). Validitas tampang dilakukan dengan
membuat skala dengan bentuk yang baik dan jelas sehingga responden
akan memberikan respon positif pada penelitian ini.
2. Reliabilitas Alat Tes
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrumen itu sudah baik (Arikunto, 2002).
Reliabilitas merupakan terjemahan dari kata reliability yaitu sejauh
mana hasil pengukuran dapat dipercaya. Reliabilitas juga menunjukkan
sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran
dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dan dengan alat pengukur
yang sama. Hasil pengukuran dapat dipercaya hasilnya apabila dalam
beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang
sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam
diri subjek memang belum berubah. Relatif sama berarti tetap adanya
toleransi terhadap perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali
pengukuran. Bila perbedaan itu sangat besar dari waktu ke waktu, maka
hasil pengukuran tersebut tidak dapat dipercaya dan dikatakan tidak
reliabel (Azwar, 1997).
40
Reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini akan menggunakan
pendekatan konsistensi internal, yaitu koefisiensi Alpha yang didasarkan
pada bentuk final masing-masing skala. Pendekatan ini menurut Azwar
(1999) memiliki nilai praktis dan efisiensi tinggi. Oleh karena itu,
reliabilitas yang akan dihasilkan memiliki nilai praktis dan efisiensi yang
tinggi. Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien yang angkanya berada
dalam rentang dari 0 sampai 1.00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas
mendekati 1.00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya, sebaliknya koefisien
yang semakin rendah mendekati 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya.
G. UJI COBA ALAT TES
1. Proses Uji Coba
Dalam melakukan pengambilan data penelitian, skala yang akan
dibagikan kepada subyek penelitian diharapkan dapat memberikan hasil
ukur yang akurat dan objektif. Salah satu upaya untuk mencapainya adalah
alat ukur yang digunakan harus valid atau sahih dan reliabel atau andal
(Hadi, 2000), oleh karena itu sebelum skala diberikan kepada subjek yang
sebenarnya maka sebaiknya dilakukan tryout terlebih dahulu.
Sebelum melakukan uji coba alat ukur, peneliti mengajukan
permohonan ijin penelitian kepada pihak sekolah. Proses permohonan ijin
dilakukan dalam dua tahap yaitu melalui permohonan ijin secara formal
kepada Kepala Sekolah dan melalui permohonan informal kepada Wali
41
Kelas XI. IA. 5 dan XI. IS. Setelah mendapat ijin dari Kepala Sekolah dan
Wali Kelas, maka penelitian dapat dilakukan pada subyek penelitian.
Uji coba alat ukur diadakan pada hari Jumat, 11 Juni 2010 di SMA
N 9 Yogyakarta. Skala persepsi terhadap keharmonisan keluarga (skala
KK) dibagikan kepada 70 siswa - siswi kelas XI SMA N 9 Yogyakarta.
Kriteria subyek untuk uji coba adalah siswa yang termasuk dalam rentang
remaja akhir yaitu umur 16 sampai 18 tahun dan saat ini tinggal bersama
dengan orang tua. Pelaksanaan uji coba alat ukur dilakukan pada saat jeda
ulangan umum kenaikan kelas sehingga tidak mengganggu kegiatan
sekolah. Pengerjaan alat ukur dilakukan di luar kelas dalam waktu yang
cukup singkat yaitu sekitar 25 menit. Kemudian peneliti meminta subyek
untuk memeriksa skala yang dikerjakannya untuk memastikan bahwa
semua aitem sudah dikerjakan dan memberikan snack sebagai ucapan
terima kasih.
2. Hasil Uji Coba Alat Tes
a. Uji Seleksi Aitem Skala
Dari 70 skala yang diujicobakan, hanya ada 60 skala yang
memenuhi syarat karena ada sebanyak 4 skala yang tidak diisi dengan
lengkap dan 6 skala yang tidak memenuhi syarat karena saat ini subyek
tidak tinggal bersama dengan orang tua. Selanjutnya dilakukan uji
seleksi aitem skala dengan menggunakan Corrected Item Total
Correlation pada SPSS for Windows 16. Azwar (1997) menyatakan
42
ada dua alternatif untuk menentukan kriteria pemilihan aitem berdasar
korelasi aitem total, yaitu dengan menggunakan batas 0,30 atau dengan
menggunakan batas 0,25. Sebagai kriteria pemilihan aitem berdasar
korelasi aitem total, peneliti menggunakan batasan 0,30. Kriteria ini
diambil karena semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal
0,30 daya pembedanya sudah dianggap memuaskan.
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap 72 aitem, ada tujuh aitem
gugur yaitu item nomor 10, 17, 28, 52, 53, 60, dan 61 sehingga tersisa
65 nomor aitem yang memenuhi syarat dan dapat digunakan dalam
penelitian. Kemudian peneliti menggugurkan beberapa aitem agar
komposisi aspek dalam blueprint skala persepsi terhadap
keharmonisan keluarga seimbang. Pengguguran aitem ini didasarkan
pada aspek yang aitemnya paling banyak gugur, yaitu aspek
menciptakan kehidupan beragama dalam keluarga. Dalam aspek ini,
aitem yang gugur berjumlah 3 aitem, yaitu 2 aitem pada kolom
favourabel dan 1 aitem pada kolom unfavourabel. Peneliti memilih
beberapa aitem yang mendekati nilai 0,30 atau aitem yang nilai dalam
corrected item total correlationnya tidak terlalu tinggi yaitu aitem
nomor 3, 7, 11, 13, 19, 21, 32, 42, 62, 64, dan 72. Sehingga aitem yang
dianggap gugur menjadi 18 aitem yaitu aitem nomor 3, 7, 10, 11, 13,
17, 19, 21, 28, 32, 42, 52, 53, 60, 61, 62, 64, dan 72. Sehingga jumlah
aitem skala persepsi terhadap keharmonisan keluarga dalam penelitian
adalah 54 aitem.
43
Berikut adalah aitem yang gugur setelah uji korelasi aitem total dan
pengguguran aitem:
Tabel 3Blueprint Skala Persepsi terhadap Keharmonisan Keluarga
Setelah Uji Korelasi Aitem Total
Keterangan: (*) aitem yang gugur (7 aitem)(**) aitem yang digugurkan (11 aitem)
Skala persepsi terhadap keharmonisan keluarga terdiri dari 54
aitem yang telah layak tersebut kemudian disusun ulang oleh peneliti
dan akan digunakan dalam penelitian.
Aspek Nomor item Itemsahih
1. Menciptakankehidupan beragamadalam keluarga
F 6, 15, 17*, 26, 40, 52* 4
UF 8, 10*, 33, 43, 59, 67 5
2. Mempunyai waktubersama keluarga
F 3**, 31, 37, 45, 53*, 66 4
UF 7**, 14, 24, 39, 51, 63 53. Mempunyai
komunikasi yang baikantar anggota keluarga
F 2, 23, 34, 49, 62**, 72** 4
UF 9, 19**, 25, 46, 54, 68 5
4. Saling menghargaiantar sesama anggotakeluarga
F 1, 21**, 35, 48, 60*, 65 4
UF 13**, 16, 29, 44, 58, 71 5
5. Kualitas dan kuantitaskonflik yang minim
F 11**, 20, 22, 41, 55,64**
4
UF 5, 28*, 36, 47, 50, 57 56. Adanya hubungan atau
ikatan yang erat antaranggota keluarga
F 12, 18, 32**, 42**, 56,69
4
UF 4, 27, 30, 38, 61*, 70 5Total aitem sahih 54
44
Dibawah ini adalah blueprint skala keharmonisan setelah pengguguran
aitem:
Tabel 4Blueprint Skala Persepsi terhadap Keharmonisan Keluarga
Setelah Uji Coba
No AspekKeharmonisan
Keluarga
Aspek PersepsiTot
Kognitif AfektifFav Unf Fav Unf
1. Menciptakankehidupan beragamadalam keluarga
5, 10 6, 23, 46 18, 30 32, 50 9
2. Mempunyai waktubersama keluarga
22, 27 9, 40 34, 49 16, 29, 47 9
3. Mempunyaikomunikasi yang baikantar anggota keluarga
24, 38 17, 41, 51 2, 15 7, 35 9
4. Saling menghargaiantar sesama anggotakeluarga
1, 37 11, 33 25, 48 20, 45, 54 9
5. Kualitas dan kuantitaskonflik yang minim
13, 31 26, 44 14, 42 4, 36, 39 9
6. Adanya hubungan atauikatan yang erat antaranggota keluarga
12, 52 19, 21, 53 8, 43 3, 28 9
Total 27 27 54
b. Reliabilitas Alat Ukur
Reliabilitas pada dasarnya menunjukkan pada konsep sejauh
mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Reliabilitas hasil
pengukuran dalam penelitian ini akan menggunakan pendekatan
konsistensi internal dimana hanya akan dilakukan satu kali pengukuran
(single trial administration) kepada sekelompok individu sebagai
subyek penelitian (Azwar, 1999). Reliabilitas ditunjukkan dengan
angka atau koefisien korelasi yang berkisar antara 0 – 1. Semakin
45
tinggi koefisien korelasi (mendekati 1) maka alat tes tersebut semakin
reliabel.
Hasil estimasi reliabilitas skala persepsi terhadap keharmonisan
keluarga yang terdiri dari 54 aitem yang valid diuji reliabilitasnya
menunjukkan hasil yang reliabel. Koefisien reliabilitas adalah sebesar
0,962. Sehingga dapat dikatakan skala persepsi terhadap keharmonisan
keluarga telah memenuhi persyaratan keandalan alat ukur.
H. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis kuantitatif, yaitu
dengan menggunakan analisis statistik koefisien korelasi. Analisis korelasi
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Pearson Product Moment
dengan menggunakan program SPSS for windows versi 16.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. PERSIAPAN PENELITIAN
Sebelum melakukan pengambilan data di SMA N 9 Yogyakarta,
peneliti terlebih dahulu meminta ijin penelitian kepada pihak sekolah secara
informal kepada Wali Kelas XI. IA. 5 dan XI. IS. Perijinan secara formal tidak
dilakukan lagi oleh peneliti karena permohonan pengambilan data penelitian
telah disetujui oleh pihak sekolah ketika meminta ijin pelaksanaan uji coba
alat tes.
B. PELAKSANAAN PENELITIAN
Proses pengambilan data penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 Juni
2010 di SMA N 9 Yogyakarta dengan subyek penelitian yang berjumlah 62
siswa. Pelaksanaan penelitian dilakukan di dalam dua kelas yaitu kelas XI IA
5 dengan jumlah subyek sebanyak 30 siswa dan kelas XI IS dengan subyek
yang berjumlah 32 siswa.
Pengambilan data dilakukan pada saat siswa – siswi telah selesai
mengerjakan ulangan umum kenaikan kelas tahun pelajaran 2009/2010.
Prosedur penelitian dilakukan pada dua kelas secara bersamaan dengan
membagikan skala kepada semua subyek dan hasilnya dikumpulkan pada hari
yang sama sehingga tidak ada data penelitian yang hilang.
46
47
C. DESKRIPSI SUBYEK PENELITIAN
SMA N 9 Yogyakarta adalah sebuah sekolah yang terletak ditengah
kota Yogyakarta. Pada awalnya sekolah ini bernama SMA ABC Paedagogik,
yang didirikan oleh beberapa tokoh dari Fakultas Sastra Universitas Gajah
Mada Jurusan Paedagogik, yaitu pada tanggal 1 September 1952. Kemudian
sekolah ini berkembang sehingga dapat menempati gedung milik Yayasan
Pancasila di Jalan Sagan No. 1 Yogyakarta. Setelah mengalami beberapa kali
pergantian nama dan kurikulum, pada tanggal 1 Februari 1987 sekolah ini
resmi menggunakan nama SMA Negeri 9 Yogyakarta hingga saat ini. Sekolah
dengan luas bangunan 1.700 m2 ini memiliki visi menjadi institusi
pendidikan yang menjadi idaman dan terpercaya bagi peserta didik maupun
masyarakat untuk menimba ilmu yang berdasar akhlakul kharimah.
Misi sekolah ini adalah membangun generasi muda yang memiliki
keunggulan intelektual, kecerdasan emosional, ketrampilan, budi pekerti
luhur, iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, menciptakan dan
mengembangkan masyarakat belajar yang kondusif, kreatif, inovatif dan
agamis dan mewujudkan hubungan harmonis antarwarga sekolah, komite
sekolah, perguruan tinggi, dan masyarakat. Sekolah ini mampu menampung
548 siswa dengan tenaga pengajar sebanyak 71 guru.
Dalam hal prestasi siswa, SMAN 9 Yogyakarta juga telah berhasil
mengantarkan siswa-siswa menuju prestasi yang gemilang baik tingkat
Provinsi, Nasional maupun Internasional. Beberapa prestasi yang
membanggakan tersebut adalah Juara 1 Olympiade Biologi tingkat Nasional
48
tahun 2008, Medali Perunggu Olympiade Biologi tingkat Internasional (2008)
di Mumbay India dan Medali Perunggu Olympiade Komputer tingkat
Nasional (2009).
D. DESKRIPSI DATA PENELITIAN
1. Data Persepsi Terhadap Keharmonisan Keluarga
Setelah melakukan proses perhitungan pada skala Persepsi terhadap
Keharmonisan Keluarga, maka didapatkan deskripsi statistik data penelitian
seperti yang tertera pada tabel di bawah ini:
Tabel 5Data Persepsi Terhadap Keharmonisan Keluarga
Persepsi TerhadapKeharmonisan
Keluarga
STATISTIKN Skor Max Skor Min Mean
Teoritik 59 216 54 135Empirik 59 210 106 158,58
Tabel diatas menunjukkan jumlah mean keseluruhan dari skala
persepsi terhadap keharmonisan keluarga sebesar 158,58. Nilai tertinggi yang
diperoleh sebesar 210 dan nilai terendahnya sebesar 106. Mean teoritik adalah
rata-rata skor alat penelitian dan diperoleh dari angka yang menjadi titik
tengah alat ukur, sedangkan mean empirik adalah rata-rata skor data penelitian
yang hasilnya diperoleh dari angka yang merupakan rata-rata hasil penelitian.
Skala persepsi terhadap keharmonisan keluarga memiliki mean teoritik
sebesar 135 sedangkan mean empiriknya sebesar 158,58 sehingga mean
empirik > mean teoritik. Hal ini menunjukkan adanya jarak perbedaan mean
49
sebesar 23,58. Maka melalui data di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi
terhadap keharmonisan keluarga pada subyek penelitian cenderung positif.
2. Data Prestasi Belajar Subyek Penelitian
Berikut ini adalah data hasil analisis deskriptif prestasi belajar subyek
penelitian:
Tabel 6Data Prestasi Belajar Subyek Penelitian
Prestasi Belajar STATISTIKN Skor Max Skor Min Mean
Teoritik 59 100 0 50Empirik 59 83.43 69.21 75,33
Dalam tabel tersebut menunjukkan jumlah mean dari keseluruhan nilai
subyek penelitian sebesar 75,33. Nilai tertinggi yang diperoleh pada
keseluruhan subyek penelitian sebesar 83.43 dan nilai terendahnya sebesar
69.21.
Melalui data hasil analisis deskriptif pada prestasi belajar dapat terlihat
bahwa mean empirik (75,33) lebih besar daripada mean teoritik (50). Hal ini
menunjukkan adanya jarak perbedaan mean sebesar 25,33. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar subyek penelitian cenderung tinggi.
E. HASIL UJI HIPOTESIS
1. Uji Asumsi
Sebelum melakukan analisis data penelitian, maka terlebih dahulu
dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu berupa uji asumsi yang meliputi uji
normalitas dan uji linieritas sebagai syarat untuk pengetesan nilai korelasi
50
agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari kebenaran yang
seharusnya.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data
variabel bebas dan variabel tergantung berdistribusi normal atau tidak.
Hal ini berarti bahwa uji normalitas diperlukan untuk menjawab
pertanyaan apakah syarat sampel yang representatif terpenuhi atau
tidak, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi pada populasi
(Hadi, 2000). Teknik yang digunakan untuk uji normalitas adalah
teknik one sample Kolmogorov-Smirnov test pada program komputer
SPSS for windows 16 yang dikatakan normal apabila p > 0.05. Hasil uji
normalitas pada skala persepsi keharmonisan keluarga dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 7Hasil Uji Normalitas
Persepsi TerhadapKeharmonisan
Keluarga
Prestasi Belajar
Kolmogorov-Smirnov 0,650 0,916Asymp. Sig (2 tailed) 0,791 0,371
Hasil uji normalitas pada tabel diatas menunjukkan probabilitas
data (p) data persepsi terhadap keharmonisan keluarga sebesar 0,791 (p
> 0,05) dan probabilitas data prestasi siswa sebesar 0,371 (p > 0,05).
Hal ini menunjukkan distribusi data pada kedua sampel adalah normal.
51
b. Uji Linieritas
Pengujian linieritas dimaksudkan untuk mengetahui linieritas
hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung, selain itu
uji linieritas ini juga diharapkan dapat mengetahui taraf signifikansi
penyimpangan dari linieritas hubungan tersebut. Apabila
penyimpangan yang ditemukan tidak signifikan, maka hubungan
antara variabel bebas dengan variabel tergantung adalah linier (Hadi,
2000).
Uji Linearitas dilakukan dengan program SPSS for Windows Versi
16. Hasil dari uji linieritas menunjukkan bahwa hubungan kedua
variabel yaitu persepsi terhadap keharmonisan keluarga dengan
prestasi belajar tidak linier karena taraf signifikasi untuk linieritas
lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) yaitu F = 2.038; p = 0.170 seperti yang
terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 8Hasil Uji Linieritas
F SignSkor Persepsi TerhadapKeharmonisan Keluargadengan Prestasi Belajar
Combined 1.187 0.357Linearity 2.038 0.170
Deviation from linearity 1.165 0.374
2. UJI HIPOTESIS HUBUNGAN
Berdasarkan analisis korelasi product moment diperoleh hasil
koefisien korelasi sebesar r = 0,176 dengan taraf signifikansi sebesar 0,091
(p > 0,05). Hal ini menunjukkan tidak ada hubungan positif yang
52
signifikan antara persepsi terhadap keharmonisan keluarga dengan prestasi
belajar. Artinya jika persepsi siswa terhadap keharmonisan keluarganya
semakin positif maka belum tentu diikuti oleh tingginya prestasi belajar
siswa.
F. PEMBAHASAN
Keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar dipengaruhi oleh
beberapa faktor baik faktor internal maupun eksternal. Menurut Slameto
(1995), faktor internal adalah faktor yang terdapat pada diri individu itu
sendiri, seperti kesehatan jasmani dan rohani, daya ingat, faktor non-intelektif
yaitu unsur – unsur kepribadian tertentu seperti sikap, minat, kebiasaan,
kebutuhan, motivasi, penyesuaian diri, serta kematangan fisik maupun psikis.
Faktor eksternal merupakan faktor yang terdapat di luar individu yang
bersangkutan, seperti: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan
masyarakat, kelompok sebaya, budaya, lingkungan fisik dan lingkungan
spiritual.
Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa lingkungan keluarga
memberikan pengaruh terhadap keberhasilan siswa meraih prestasi belajar dan
keluarga yang harmonis akan memungkinkan setiap anggota menggunakan
seluruh potensinya yang juga berlaku dalam proses belajar siswa. Namun,
dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan hasil bahwa tidak
ada hubungan positif antara persepsi keharmonisan keluarga terhadap prestasi
belajar karena berdasarkan analisis korelasi product moment diperoleh hasil
53
koefisien korelasi sebesar r = 0,176 dengan taraf signifikansi sebesar 0,091 (p
> 0,05).
Penelitian – penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain telah
membuktikan bahwa lingkungan keluarga merupakan faktor eksternal penting
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Penelitian tersebut antara lain
adalah mengenai pola asuh orang tua, status sosial ekonomi keluarga dan
ketersediaan sarana dan prasarana belajar di rumah. Namun, hal tersebut tidak
berlaku dalam penelitian ini yang gagal membuktikan adanya hubungan antara
persepsi terhadap keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar khususnya
pada subyek penelitian yang dipilih oleh peneliti. Terdapat beberapa
kemungkinan faktor yang menyebabkan hipotesis penelitian ini tidak terbukti.
Jika ditinjau dari subyek, penelitian ini menggunakan anak SMA kelas XI
yang termasuk kategori dalam remaja akhir dimana pada tahap usia ini
seseorang sudah ingin lepas dari orang tua dan lebih senang berhubungan
dengan teman sebaya. Seperti yang dikemukakan oleh Papalia & Olds (2001),
bahwa perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok
teman sebaya dibanding orang tua karena dibanding pada masa kanak-kanak,
remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan
sekolah, ekstra kurikuler dan bermain dengan teman.
Pada umumnya remaja menghabiskan lebih banyak waktu bersama
dengan teman sebaya dibandingkan orangtua dan mendapatkan sumber afeksi,
simpati, pengertian, dan bimbingan moral dari teman sebayanya (Papalia,
Olds, & Feldman, 2004). Karakter interaksi dalam keluarga pun mulai berubah
54
pada masa remaja. Remaja mengalami tekanan antara ketergantungannya
terhadap orang tua dan kebutuhan untuk menjadi individu yang mandiri. Hal
ini kemungkinan besar menyebabkan persepsi terhadap keharmonisan
keluarga tidak lagi dianggap penting oleh remaja akhir atau dapat dikatakan
bahwa harmonis atau tidaknya keluarga tidak lagi menjadi masalah bagi
remaja. Selain itu, remaja akhir yang merasakan keluarganya tidak harmonis
kemungkinan sudah dapat beradaptasi dengan keadaan di dalam keluarganya
sehingga peran keharmonisan keluarga tidak lagi memberikan dampak yang
besar bagi subyek.
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Setelah melalui pengolahan data statistik dengan menggunakan teknik
korelasi Product Moment Pearson didapatkan hasil koefisien korelasi sebesar
0,176 antara keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar pada siswa-siswi
kelas II SMA N 9 Yogyakarta, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,091 (p >
0,05) yang berarti menunjukkan tidak adanya hubungan positif yang
signifikan antara keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ditolak atau
tidak ada hubungan positif yang signifikan antara keharmonisan keluarga
dengan prestasi belajar siswa. Sehingga dapat dikatakan jika keharmonisan
keluarga semakin tinggi maka belum tentu diikuti oleh tingginya prestasi
belajar siswa.
B. SARAN
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dipaparkan diatas,
saran-saran yang dapat diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Siswa
Mempertahankan prestasi yang telah diraih karena melalui hasil
penelitian, prestasi belajar siswa tergolong tinggi.
55
56
2. Orangtua dan Masyarakat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara
keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar, oleh karena itu diharapkan
orangtua dan masyarakat menyadari bahwa harmonis atau tidaknya
keluarga tidak menentukan tinggi rendahnya prestasi belajar anak.
Sehingga akan mengubah pandangan masyarakat yang selama ini sering
menunjuk orangtua sebagai penyebab utama kegagalan anak dalam meraih
prestasi belajar.
57
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. 1991. Evaluasi Instruksional (Prinsip-Teknik-Prosedur). Bandung: PTRemaja Rosdakarya.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka.Cipta.
Azwar, S. 2007. Tes Prestasi : Fungsi dan Pengembangan Pengukuran PrestasiBelajar. Cetakan IX. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
______, S. 2003. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
______, S. 1999. Pengantar Psikologi Inteligensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bailon & Maglaya. A. 1978. Perawatan Kesehatan Keluarga.UP Coleege ofNursing. Dillman. Quezon City. Philippines.
Basri, H. 1999. Keluarga Sakinah Tinjauan Psikologi dan Agama. (edisi empat).Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Chaplin, J.P. 1972. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: P.T. Grafindo Persada.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka.
Depdiknas. 2003. Penilaian Berbasis Kelas untuk KBK. Jakarta: Pusat Kurikulum.
Depkes RI. 1988. Bina Kesehatan Keluarga. Jakarta : Balai Pustaka.
Djamarah, S. 2002. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Duvall & Logan, 1986. Konsep Keluarga. Jakarta: Salemba Medika.
Fudyartanto, Ki RBS. 2002. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.Yogyakarta: Global Pustaka Utama.
Fuhrmann, B.S. 1990.Adolescence, adolescent. London: Foresman and Company.
Gunarsa, S. 2004. Dari anak sampai usia lanjut. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
_______, S. 2002. Psikologi Perkembangan: Anak dan Remaja. Jakarta: BPK.Gunung Mulia.
57
58
Hadi, S. 2001. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.
_____ S. 2000. Statistik Jilid II. Yogyakarta: Andi Offset.
_____ S. 1991. Analisis Butir untuk Insrumen (Angket, Tes, dan Skala nilaidengan basic A). Yogyakarta : Andi Offset.
Hamalik, O. (2003). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hawari, D. 1997. Alquran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Mental. Jakarta:Dana Bhakti Yasa.
Hurlock, E. B. 1990. Developmental psychology: a lifespan approach. Boston:McGraw-Hill.
Hurlock, E.B. 1973. Adolescent Development (4th ed). Tokyo: McGraw-HillKogakusha Ltd.
Hutasoit, B. (2010, 28 April). Tidak lulus Ujian Nasional, bunuh diri?blogspot.com. Diunduh tanggal 20 Juni 2010 dari http://www.budiawan-hutasoit.blogspot.com/2010/04/tidak-lulus-ujian-nasional-bunuh-diri.html.
Kartono, K. (1990). Psikologi Anak. Bandung : Mandar Maju.
Kerlinger, F.N. 1990. Asas-asas Penelitian Behavioral (Terjemahan olehSimatupang) Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gajah Mada Univercity Press.
Kimmel, D. C., & Weiner, I. B. (1995). Adolescence: A developmental transition.New York: Wiley.
Mahmud, D. 1989. Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta: DEPDIKBUD.
Makmun, A. S. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Remaja.
Mulyana, D. 2002. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja.Rosdakarya Offset.
Maria, U. 2007. Peran Persepsi Keharmonisan Keluarga dan Konsep Diriterhadap Kecenderungan Kenakalan Remaja. Skripsi. Yogyakarta :Universitas Gajah Mada.
Murni, A. 2004. Hubungan Persepsi Terhadap Keharmonisan Keluarga DanPemantauan Diri pada Dengan Kecenderungan Perilaku Delinkuen PadaRemaja Tesis. (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas PsikologiUniversitas Gadjah Mada.
59
Nurzainun, 2006. Lingkungan Keluarga Harmonis Sejahtera. Edisi Kedua. Jurnal
Lingkungan Keluarga.
Papalia, D E., Olds, S. W., & Feldman, Ruth D. (2004). Human development (8thed.). Boston: McGraw-Hill.
Prayitno, Elida. 2006. Psikologi Perkembangan Remaja. Angkasa Raya. Padang.
Rakhmat, J. 2001. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.
Reber, A S. Reber, E S. (2001). The Penguin dictionary of psychology. Third.Edition. England : Clays LTD.
Santrock, J.W. 1998. Life Span Development. (terjemahan). Boston: Mac Graw-Hill.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Sukmanti, P.P. 2005. Hubungan antara Keharmonisan Keluarga dengan KonsepDiri Siswa kelas II SMA Negeri 1 Kejobong Tahun Pelajaran 2004/2005.Skripsi. Semarang : Universitas Negeri Semarang.
Syah, M. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Syah, M. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: RemajaRosda Karya.
Tallent, N. 1978. Psychology Of Adjusment: Understanding Ourselves and ofHers. New York: Litton Educational. Pub. Inc.
Tu`u, T. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:Grasindo.
Walgito, B. 2002. Psikologi Suatu Pengantar. Yogyakarta : Andi Offset.
Winkel, W.S, 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah. Jakarta: PT.Grasindo.
Winkel, WS. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia WidiasaranaIndonesia.
60
LAMPIRAN 1
SKALA UJI COBA
60
61
SKALA KK
___________________________________________________________________
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : ______________________________
Kelas : __________ No Absen ___________
Umur : ______________________________
Jenis Kelamin : L / P (coret yang tidak perlu)
Saat ini tinggal bersama orangtua kandung : Ya / Tidak (coret yang tidak perlu)
___________________________________________________________________
Petunjuk Pengisian:
Dibawah ini terdapat sejumlah pernyataan. Bacalah dan pahami setiap
pernyataan tersebut. Kemudian anda dapat memilih pernyataan tersebut dengan
memberikan tanda silang (X) di depan masing-masing pernyataan yang sesuai dengan
keadaan di keluarga anda. Berikut ini adalah pilihan jawaban tersebut:
SS : Bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan pendapat anda
S : Bila pernyataan tersebut Sesuai dengan pendapat anda
TS : Bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan pendapat anda
STS : Bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan pendapat anda
Contoh:
No Pernyataan Pilihan Jawaban
1. Saya merasa nyaman ketika berada di rumah SS S TS STS
Pembetulan jawaban:
No Pernyataan Pilihan Jawaban
1. Saya merasa nyaman ketika berada di rumah SS S TS STS
Pilihlah pernyataan yang paling sesuai menurut pendapat anda sendiri karena
tidak ada pilihan jawaban yang salah atau benar. Jawablah pernyataan-pernyataan
berikut dengan jujur dan sesuai dengan pendapat anda. Jangan sampai ada satupun
pernyataan yang terlewatkan. Selamat mengerjakan.
No Pernyataan Pilihan Jawaban1. Menurut saya orangtua memberi kesempatan pada saya untuk
mengungkapkan pendapatSS S TS STS
2. Rasanya jika sedang berada di rumah, saya dan orang tuamengobrol bersama
SS S TS STS
3. Saya merasa orangtua saya menyediakan waktu berkumpuldengan anak – anaknya walaupun hanya sebentar
SS S TS STS
4. Rasanya seperti ada jurang pemisah antara saya denganorangtua
SS S TS STS
5. Saya merasa ayah dan ibu bertengkar tanpa alasan yang jelas SS S TS STS6. Menurut saya, selama ini orangtua saya mengingatkan untuk
menjalankan perintah agamaSS S TS STS
7. Menurut saya, orang tua banyak berada diluar rumah daripadadirumah
SS S TS STS
8. Saya berpikir bahwa terkadang saya dan orangtua lupaberibadah
SS S TS STS
9. Saya merasa sulit mendapatkan waktu untuk berbincang –bincang dengan anggota keluarga saya
SS S TS STS
10. Saya merasa baru dapat memahami cara-cara beribadah saatsaya mendapatkan pelajaran agama
SS S TS STS
11. Saya dapat merasakan keharmonisan hubungan ayah dan ibu SS S TS STS12. Saya merasa dekat dengan orang tua saya SS S TS STS13. Saya berpikir bahwa orangtua merasa benar dengan semua
pendapatnyaSS S TS STS
14. Bagi saya, orangtua sibuk dengan pekerjaannya walaupunsedang berada di rumah
SS S TS STS
15. Saya merasakan adanya suasana yang agamis dalam keluarga SS S TS STS16. Saya beranggapan bahwa orangtua cuek terhadap segala
kegiatan yang saya lakukanSS S TS STS
17. Saya merasa sejak kecil sudah diajarkan cara – cara beribadaholeh orang tua saya
SS S TS STS
18. Saya berpikir bahwa orang tua saya akan ikut merasakankesedihan anak – anaknya
SS S TS STS
19. Rasanya, saya lebih suka menceritakan masalah saya denganteman daripada dengan keluarga
SS S TS STS
20. Menurut saya selama ini hubungan saya dengan orangtuaterjalin dengan baik
SS S TS STS
21. Saya merasa orang tua memberikan dukungan pada cita – citasaya
SS S TS STS
22. Saya merasa keluarga saya tentram dan tidak banyakmenghadapi konflik
SS S TS STS
23. Saya merasa ketika ada masalah, orang tua memiliki waktuuntuk mendengarkan curahan hati saya
SS S TS STS
24. Saya merasa hanya memiliki sedikit waktu untuk dapatmengobrol bersama ayah dan ibu
SS S TS STS
62
25. Saya menganggap pertanyaan - pertanyaan yang saya ajukankepada orang tua tidak pernah dijawab dengan baik
SS S TS STS
26. Menurut saya, keluarga biasa beribadah bersama – sama SS S TS STS27. Menurut saya, hubungan di dalam keluarga saya kurang
hangatSS S TS STS
28. Saya menganggap perselisihan dan pertengkaran biasa terjadidi keluarga kami
SS S TS STS
29. Rasanya orangtua memaksa kami untuk melakukan sesuatuyang dikehendakinya
SS S TS STS
30. Saya berpikir bahwa anggota keluarga biasa menyelesaikanmasalahnya sendiri – sendiri tanpa melibatkan anggotakeluarga lainnya
SS S TS STS
31. Menurut saya orangtua masih memperhatikan kami disela –sela kesibukannya
SS S TS STS
32. Saya pikir kegiatan yang saya lakukan mendapat dukungandari orang tua
SS S TS STS
33. Saya menganggap bahwa keluarga saya lebih mematuhiaturan adat daripada mematuhi perintah agama
SS S TS STS
34. Saya pikir komunikasi saya dengan orang tua sudah terjalindengan baik
SS S TS STS
35. Saya merasa orang tua memberi kesempatan pada saya untukbelajar menyelesaikan masalah
SS S TS STS
36. Menurut saya permasalahan kecil bisa memicu konflik didalam keluarga kami
SS S TS STS
37. Saya merasakan bahwa orangtua saya mempunyai waktuuntuk mendengar cerita anak – anaknya
SS S TS STS
38. Saya merasakan hubungan saya dengan orang tua sangat jauh SS S TS STS39. Saya merasa diabaikan oleh orang tua saya karena pekerjaan
merekaSS S TS STS
40. Saya rasa keluarga saya taat beragama SS S TS STS41. Saya pikir ketika ada masalah di dalam keluarga, kami
membicarakannya baik – baikSS S TS STS
42. Rasanya saya dan orangtua memiliki ikatan batin yang kuat SS S TS STS43. Rasanya, keluarga bisa lupa beribadah jika sedang sibuk SS S TS STS44. Saya menganggap bahwa orangtua membanding –
bandingkan kemampuan saya dengan orang lainSS S TS STS
45. Saya rasa orangtua saya dapat membagi waktu untukpekerjaan dan untuk anak – anaknya
SS S TS STS
46. Saya merasa diabaikan oleh orangtua saya walaupun sayapulang larut malam
SS S TS STS
47. Saya merasa jika saya melakukan kesalahan, orangtua marahbegitu saja tanpa memperhatikan penjelasan saya
SS S TS STS
48. Menurut saya, orangtua dapat memahami sifat saya yangberbeda dengan orang lain
SS S TS STS
49. Saya menganggap bahwa orangtua saya biasa mengajak anak SS S TS STS
63
- anaknya bertukar pikiran bila ada masalah keluarga50. Saya merasa lebih nyaman berada di luar rumah SS S TS STS51 Menurut pendapat saya, kami terlalu sibuk melakukan
aktivitas kami masing-masing ketika berada dirumahSS S TS STS
52. Saya berpikir bahwa melaksanakan ajaran agama penting bagikeluarga saya
SS S TS STS
53. Saya rasa keluarga saya memiliki kebiasaan menonton acaratelevisi bersama-sama
SS S TS STS
54. Saya pikir, saya lebih banyak menghabiskan waktu bersamadengan teman – teman daripada bersama dengan orangtua
SS S TS STS
55. Jika saya berada di dalam rumah, rasanya ketegangan –ketegangan di dalam hidup terasa lepas
SS S TS STS
56. Saya merasa biasa bercanda dengan orangtua dan saudarasaya
SS S TS STS
57. Saya menganggap orangtua saya mudah tersinggung danmarah jika dikritik anak – anaknya
SS S TS STS
58. Saya merasa orangtua membuat peraturan dirumah tanpameminta pertimbangan saya
SS S TS STS
59. Saya berpikir bahwa keluarga saya melakukan ibadah hanyasebatas rutinitas saja
SS S TS STS
60. Menurut saya, orangtua terlihat bangga dan senang dengankeberhasilan yang saya raih
SS S TS STS
61. Saya merasa orangtua saya bersikap diam atas kegagalananak – anaknya
SS S TS STS
62. Menurut saya orangtua tampak senang membahas sesuatubersama saya
SS S TS STS
63. Saya merasa kesepian di rumah SS S TS STS64. Menurut saya masalah didalam keluarga biasanya
diselesaikan bersama - sama oleh semua anggota keluargaSS S TS STS
65. Saya dapat merasakan orang tua memberi kepercayaankepada anaknya
SS S TS STS
66. Saya merasa keluarga saya memiliki kebiasaan makanbersama
SS S TS STS
67. Saya rasa keluarga saya melakukan toleransi untuk makananyang dianggap haram oleh agama
SS S TS STS
68. Saya berpikir bahwa orang tua saya enggan berbicara padasaya
SS S TS STS
69. Menurut saya, orang tua akan memberikan bantuan apabilasaya mengalami kesulitan dalam suatu pekerjaan
SS S TS STS
70. Saya menganggap orangtua saya tergolong cuek terhadapkebutuhan anak - anaknya
SS S TS STS
71. Saya merasa orangtua mengekang tingkah laku saya SS S TS STS72. Saya rasa orangtua akan menghubungi anak – anaknya ketika
sedang keluar rumahSS S TS STS
64
65
LAMPIRAN 2
RELIABILITAS SKALA UJI COBA
66
Reliability
Scale: Persepsi TerhadapKeharmonisan Keluarga Tryout
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 60 100.0
Excludeda
0 .0
Total 60 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.962 .963 54
67
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
VAR00001 3.28 .585 60
VAR00002 3.28 .585 60
VAR00004 3.37 .688 60
VAR00005 3.35 .633 60
VAR00006 3.43 .647 60
VAR00008 2.92 .720 60
VAR00009 3.12 .640 60
VAR00012 3.42 .645 60
VAR00014 3.03 .610 60
VAR00015 2.98 .567 60
VAR00016 3.00 .689 60
VAR00018 3.07 .634 60
VAR00020 3.25 .600 60
VAR00022 3.12 .666 60
VAR00023 3.05 .649 60
VAR00024 2.88 .585 60
VAR00025 3.07 .634 60
VAR00026 3.02 .676 60
VAR00027 3.07 .634 60
VAR00029 2.77 .673 60
VAR00030 2.53 .566 60
VAR00031 3.30 .561 60
VAR00033 3.05 .594 60
VAR00034 3.25 .628 60
VAR00035 3.35 .481 60
VAR00036 2.82 .813 60
VAR00037 3.17 .615 60
VAR00038 3.40 .669 60
VAR00039 3.30 .619 60
VAR00040 3.22 .585 60
VAR00041 3.10 .543 60
68
VAR00043 2.80 .860 60
VAR00044 2.48 .748 60
VAR00045 3.15 .577 60
VAR00046 3.30 .619 60
VAR00047 2.75 .728 60
VAR00048 3.00 .521 60
VAR00049 2.95 .622 60
VAR00050 2.73 .800 60
VAR00051 2.67 .729 60
VAR00054 2.47 .700 60
VAR00055 2.70 .591 60
VAR00056 3.27 .660 60
VAR00057 2.83 .847 60
VAR00058 2.82 .748 60
VAR00059 3.08 .645 60
VAR00063 2.95 .832 60
VAR00065 3.15 .732 60
VAR00066 2.82 .676 60
VAR00067 2.58 .962 60
VAR00068 3.28 .613 60
VAR00069 3.33 .572 60
VAR00070 3.23 .593 60
VAR00071 3.05 .746 60
69
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 161.07 414.945 .422 . .961
VAR00002 161.07 411.012 .590 . .961
VAR00004 160.98 407.237 .635 . .961
VAR00005 161.00 414.610 .401 . .962
VAR00006 160.92 410.552 .548 . .961
VAR00008 161.43 411.436 .459 . .961
VAR00009 161.23 409.402 .600 . .961
VAR00012 160.93 407.385 .673 . .961
VAR00014 161.32 413.779 .451 . .961
VAR00015 161.37 416.338 .375 . .962
VAR00016 161.35 405.113 .713 . .960
VAR00018 161.28 407.868 .667 . .961
VAR00020 161.10 406.939 .746 . .960
VAR00022 161.23 411.368 .501 . .961
VAR00023 161.30 406.620 .700 . .960
VAR00024 161.47 410.694 .604 . .961
VAR00025 161.28 406.918 .705 . .960
VAR00026 161.33 410.124 .539 . .961
VAR00027 161.28 405.901 .745 . .960
VAR00029 161.58 408.044 .620 . .961
VAR00030 161.82 415.678 .405 . .962
VAR00031 161.05 415.031 .437 . .961
VAR00033 161.30 416.553 .348 . .962
VAR00034 161.10 407.380 .694 . .961
VAR00035 161.00 418.271 .348 . .962
VAR00036 161.53 405.304 .592 . .961
VAR00037 161.18 407.101 .720 . .960
VAR00038 160.95 404.692 .751 . .960
VAR00039 161.05 408.726 .649 . .961
70
VAR00040 161.13 413.270 .494 . .961
VAR00041 161.25 415.140 .448 . .961
VAR00043 161.55 409.845 .424 . .962
VAR00044 161.87 409.914 .491 . .961
VAR00045 161.20 412.061 .553 . .961
VAR00046 161.05 414.455 .417 . .961
VAR00047 161.60 404.108 .708 . .960
VAR00048 161.35 414.096 .518 . .961
VAR00049 161.40 406.956 .717 . .960
VAR00050 161.62 410.308 .445 . .962
VAR00051 161.68 407.101 .602 . .961
VAR00054 161.88 413.020 .416 . .962
VAR00055 161.65 410.842 .591 . .961
VAR00056 161.08 407.942 .636 . .961
VAR00057 161.52 401.779 .673 . .961
VAR00058 161.53 409.473 .506 . .961
VAR00059 161.27 411.487 .513 . .961
VAR00063 161.40 407.431 .513 . .961
VAR00065 161.20 406.027 .636 . .961
VAR00066 161.53 411.779 .478 . .961
VAR00067 161.77 409.233 .390 . .962
VAR00068 161.07 409.589 .620 . .961
VAR00069 161.02 410.457 .628 . .961
VAR00070 161.12 407.901 .714 . .960
VAR00071 161.30 412.824 .395 . .962
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
164.35 425.350 20.624 54
71
LAMPIRAN 3
SKALA PENELITIAN
72
SKALA KK
___________________________________________________________________
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : ______________________________
Kelas : __________ No Absen ___________
Umur : ______________________________
Jenis Kelamin : L / P (coret yang tidak perlu)
Saat ini tinggal bersama orangtua kandung : Ya / Tidak (coret yang tidak perlu)
___________________________________________________________________
Petunjuk Pengisian:
Dibawah ini terdapat sejumlah pernyataan. Bacalah dan pahami setiap
pernyataan tersebut. Kemudian anda dapat memilih pernyataan tersebut dengan
memberikan tanda silang (X) di depan masing-masing pernyataan yang sesuai dengan
keadaan di keluarga anda. Berikut ini adalah pilihan jawaban tersebut:
SS : Bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan pendapat anda
S : Bila pernyataan tersebut Sesuai dengan pendapat anda
TS : Bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan pendapat anda
STS : Bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan pendapat anda
Contoh:
No Pernyataan Pilihan Jawaban
1. Saya merasa nyaman ketika berada di rumah SS S TS STS
Pembetulan jawaban:
No Pernyataan Pilihan Jawaban
1. Saya merasa nyaman ketika berada di rumah SS S TS STS
Pilihlah pernyataan yang paling sesuai menurut pendapat anda sendiri karena
tidak ada pilihan jawaban yang salah atau benar. Jawablah pernyataan-pernyataan
berikut dengan jujur dan sesuai dengan pendapat anda. Jangan sampai ada satupun
pernyataan yang terlewatkan. Selamat mengerjakan.
No Pernyataan Pilihan Jawaban1. Menurut saya orangtua memberi kesempatan pada saya
untuk mengungkapkan pendapatSS S TS STS
2. Rasanya jika sedang berada di rumah, saya dan orang tuamengobrol bersama
SS S TS STS
3. Rasanya seperti ada jurang pemisah antara saya denganorangtua
SS S TS STS
4. Saya merasa ayah dan ibu bertengkar tanpa alasan yangjelas
SS S TS STS
5. Menurut saya, selama ini orangtua saya mengingatkanuntuk menjalankan perintah agama
SS S TS STS
6. Saya berpikir bahwa terkadang saya dan orangtua lupaberibadah
SS S TS STS
7. Saya merasa sulit mendapatkan waktu untuk berbincang –bincang dengan anggota keluarga saya
SS S TS STS
8. Saya merasa dekat dengan orang tua saya SS S TS STS9. Bagi saya, orangtua sibuk dengan pekerjaannya walaupun
sedang berada di rumahSS S TS STS
10. Saya merasakan adanya suasana yang agamis dalamkeluarga
SS S TS STS
11. Saya beranggapan bahwa orangtua cuek terhadap segalakegiatan yang saya lakukan
SS S TS STS
12. Saya berpikir bahwa orang tua saya akan ikut merasakankesedihan anak – anaknya
SS S TS STS
13. Menurut saya selama ini hubungan saya dengan orangtuaterjalin dengan baik
SS S TS STS
14. Saya merasa keluarga saya tentram dan tidak banyakmenghadapi konflik
SS S TS STS
15. Saya merasa ketika ada masalah, orang tua memiliki waktuuntuk mendengarkan curahan hati saya
SS S TS STS
16. Saya merasa hanya memiliki sedikit waktu untuk dapatmengobrol bersama ayah dan ibu
SS S TS STS
17. Saya menganggap pertanyaan - pertanyaan yang sayaajukan kepada orang tua tidak pernah dijawab dengan baik
SS S TS STS
18. Menurut saya, keluarga biasa beribadah bersama – sama SS S TS STS19. Menurut saya, hubungan di dalam keluarga saya kurang
hangatSS S TS STS
20. Rasanya orangtua memaksa kami untuk melakukan sesuatuyang dikehendakinya
SS S TS STS
21. Saya berpikir bahwa anggota keluarga biasa menyelesaikanmasalahnya sendiri – sendiri tanpa melibatkan anggotakeluarga lainnya
SS S TS STS
22. Menurut saya orangtua masih memperhatikan kami disela –sela kesibukannya
SS S TS STS
23. Saya menganggap bahwa keluarga saya lebih mematuhiaturan adat daripada mematuhi perintah agama
SS S TS STS
24. Saya pikir komunikasi saya dengan orang tua sudah terjalindengan baik
SS S TS STS
73
25. Saya merasa orang tua memberi kesempatan pada sayauntuk belajar menyelesaikan masalah
SS S TS STS
26. Menurut saya permasalahan kecil bisa memicu konflik didalam keluarga kami
SS S TS STS
27. Menurut saya orangtua mempunyai waktu untuk mendengarcerita anak – anaknya
SS S TS STS
28. Saya merasakan hubungan saya dengan orang tua sangatjauh
SS S TS STS
29. Saya merasa diabaikan oleh orang tua saya karenapekerjaan mereka
SS S TS STS
30. Saya pikir keluarga saya taat beragama SS S TS STS31. Saya pikir ketika ada masalah di dalam keluarga, kami
membicarakannya baik – baikSS S TS STS
32. Rasanya, keluarga bisa lupa beribadah jika sedang sibuk SS S TS STS33. Saya menganggap bahwa orangtua membanding –
bandingkan kemampuan saya dengan orang lainSS S TS STS
34. Saya rasa orangtua saya dapat membagi waktu untukpekerjaan dan untuk anak – anaknya
SS S TS STS
35. Saya merasa diabaikan oleh orangtua saya walaupun sayapulang larut malam
SS S TS STS
36. Saya merasa jika saya melakukan kesalahan, orangtuamarah begitu saja tanpa memperhatikan penjelasan saya
SS S TS STS
37. Menurut saya, orangtua dapat memahami sifat saya yangberbeda dengan orang lain
SS S TS STS
38. Saya menganggap bahwa orangtua saya biasa mengajakanak - anaknya bertukar pikiran bila ada masalah keluarga
SS S TS STS
39. Saya merasa lebih nyaman berada di luar rumah SS S TS STS40. Menurut pendapat saya, kami terlalu sibuk melakukan
aktivitas kami masing-masing ketika berada dirumahSS S TS STS
41. Saya pikir, saya lebih banyak menghabiskan waktu bersamadengan teman – teman daripada bersama dengan orangtua
SS S TS STS
42. Jika saya berada di dalam rumah, rasanya ketegangan –ketegangan di dalam hidup terasa lepas
SS S TS STS
43. Saya merasa biasa bercanda dengan orangtua dan saudarasaya
SS S TS STS
44. Saya menganggap orangtua saya mudah tersinggung danmarah jika dikritik anak – anaknya
SS S TS STS
45. Saya merasa orangtua membuat peraturan dirumah tanpameminta pertimbangan saya
SS S TS STS
46. Saya berpikir bahwa keluarga saya melakukan ibadah hanyasebatas rutinitas saja
SS S TS STS
47. Saya merasa kesepian di rumah SS S TS STS48. Saya dapat merasakan orang tua memberi kepercayaan
kepada anaknyaSS S TS STS
49. Saya merasa keluarga saya memiliki kebiasaan makan SS S TS STS
74
bersama50. Saya rasa keluarga saya melakukan toleransi untuk
makanan yang dianggap haram oleh agamaSS S TS STS
51. Saya berpikir bahwa orang tua saya enggan berbicara padasaya
SS S TS STS
52. Menurut saya, orang tua akan memberikan bantuan apabilasaya mengalami kesulitan dalam suatu pekerjaan
SS S TS STS
53. Saya menganggap orangtua saya tergolong cuek terhadapkebutuhan anak - anaknya
SS S TS STS
54. Saya merasa orangtua mengekang tingkah laku saya SS S TS STS
75
76
LAMPIRAN 4
DATA LEGER NILAI SEMESTER 1
TAHUN AJARAN 2009/2010 SMA N 9
YOGYAKARTA
No. Nama Siswa Rata-rata Nilai
Semester 1
1 Archilla 73.78571429
2 Buyung 72.28571429
3 Delta 82.85714286
4 Dessy 81.78571429
5 Diah 77.71428571
6 Elisabeth 74.92857143
7 Elisha 75.57142857
8 Elsa 71.57142857
9 Esry 79.14285714
10 Fauzina 79.57142857
11 Frederika 74.35714286
12 Kusuma 75.35714286
13 Luthfi 71.85714286
14 Mada 74.57142857
15 Margaretha 77.85714286
16 Mentari 70.57142857
17 Mirza 80.85714286
18 Muhammad Najih 72.85714286
19 Nuris 73.92857143
20 Patrecia 74.92857143
21 Pramita 77.64285714
22 Regiana 69.21428571
23 Reza indra 74.28571429
24 Sandhy 72.92857143
25 Silamba 76.78571429
26 Suhartini 79.5
27 Vika ratna 78.71428571
28 Vito ninggar 74.42857143
29 Wiby 76.14285714
30 Abdurahman 74.21428571
31 Adelheid 79.21428571
32 Alinda 83.42857143
33 Arif 80.78571429
34 Deta 75.85714286
35 Fauzan 77.07142857
DATA LEGER NILAI SEMESTER 1
TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SMA 9 YOGYAKARTA
77
36 Gilar 72.85714286
37 Hanif 73.07142857
38 Iga 74.35714286
39 Intan 75.42857143
40 Maghisya 73.35714286
41 Miladunkarohmah 72.14285714
42 Misa 73.92857143
43 Muhammad 75.07142857
44 Nabila 71.5
45 Nana 75.78571429
46 Naveda 72.85714286
47 Nenda 74.64285714
48 Nida 81.35714286
49 Riazallma 77.14285714
50 Sisca 76.28571429
51 Soca 72.42857143
52 Sriyani 74.57142857
53 Stefanus 74.21428571
54 Tarina 72.28571429
55 Tito 79.5
56 Vikita 72.64285714
57 Yohana 77.14285714
58 Yohanes 73.28571429
59 Zulhan 74.07142857
78
79
LAMPIRAN 5
ANALISIS DATA
SKALA PENELITIAN
80
Reliability
Scale: Persepsi TerhadapKeharmonisan Keluarga
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 59 100.0
Excludeda
0 .0
Total 59 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.957 .958 54
81
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
item1 3.27 .552 59
item2 3.27 .520 59
item3 3.17 .769 59
item4 3.15 .690 59
item5 3.34 .576 59
item6 2.78 .671 59
item7 2.98 .572 59
item8 3.19 .629 59
item9 2.85 .582 59
item10 2.97 .490 59
item11 2.88 .590 59
item12 2.92 .596 59
item13 3.07 .521 59
item14 2.95 .628 59
item15 2.86 .706 59
item16 2.68 .655 59
item17 2.88 .697 59
item18 3.02 .656 59
item19 2.85 .738 59
item20 2.78 .645 59
item21 2.63 .554 59
item22 3.24 .567 59
item23 2.86 .601 59
item24 3.19 .541 59
item25 3.24 .468 59
item26 2.51 .704 59
item27 3.14 .655 59
item28 3.00 .788 59
item29 3.02 .754 59
item30 2.92 .702 59
82
item31 3.03 .586 59
item32 2.73 .639 59
item33 2.32 .797 59
item34 3.07 .553 59
item35 3.08 .772 59
item36 2.68 .776 59
item37 2.95 .628 59
item38 3.07 .553 59
item39 2.73 .739 59
item40 2.61 .695 59
item41 2.49 .679 59
item42 2.83 .647 59
item43 3.14 .681 59
item44 2.81 .776 59
item45 2.86 .681 59
item46 2.88 .697 59
item47 2.69 .771 59
item48 3.10 .635 59
item49 2.78 .696 59
item50 2.83 .894 59
item51 3.00 .743 59
item52 3.20 .550 59
item53 3.08 .702 59
item54 3.02 .707 59
83
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item1 155.31 380.009 .471 . .957
item2 155.31 375.388 .735 . .956
item3 155.41 370.556 .652 . .956
item4 155.42 375.421 .544 . .956
item5 155.24 384.012 .271 . .957
item6 155.80 386.199 .144 . .958
item7 155.59 377.625 .562 . .956
item8 155.39 373.276 .690 . .956
item9 155.73 380.649 .417 . .957
item10 155.61 381.414 .460 . .957
item11 155.69 376.319 .603 . .956
item12 155.66 382.400 .331 . .957
item13 155.51 375.047 .750 . .956
item14 155.63 375.617 .594 . .956
item15 155.71 373.209 .614 . .956
item16 155.90 374.714 .604 . .956
item17 155.69 371.250 .697 . .956
item18 155.56 382.147 .307 . .957
item19 155.73 374.201 .550 . .956
item20 155.80 375.234 .592 . .956
item21 155.95 384.222 .273 . .957
item22 155.34 377.745 .562 . .956
item23 155.71 381.140 .382 . .957
item24 155.39 377.207 .617 . .956
item25 155.34 382.469 .425 . .957
item26 156.07 375.685 .523 . .956
item27 155.44 372.389 .697 . .956
item28 155.58 376.145 .448 . .957
item29 155.56 376.423 .460 . .957
84
item30 155.66 381.573 .306 . .957
item31 155.54 376.666 .591 . .956
item32 155.85 380.994 .363 . .957
item33 156.25 374.848 .485 . .957
item34 155.51 376.047 .658 . .956
item35 155.49 369.151 .698 . .956
item36 155.90 369.610 .679 . .956
item37 155.63 375.065 .617 . .956
item38 155.51 376.013 .659 . .956
item39 155.85 369.821 .707 . .956
item40 155.97 377.654 .456 . .957
item41 156.08 377.044 .491 . .957
item42 155.75 374.400 .624 . .956
item43 155.44 372.113 .680 . .956
item44 155.76 369.598 .679 . .956
item45 155.71 373.485 .627 . .956
item46 155.69 376.940 .482 . .957
item47 155.88 371.348 .623 . .956
item48 155.47 378.426 .471 . .957
item49 155.80 376.682 .492 . .957
item50 155.75 386.331 .095 . .959
item51 155.58 370.835 .667 . .956
item52 155.37 376.169 .655 . .956
item53 155.49 371.358 .688 . .956
item54 155.56 377.044 .470 . .957
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
158.58 390.455 19.760 54
85
Descriptive Persepsi
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
persepsi 59 158.58 19.760 106 210
Descriptive Prestasi
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
prestasi 59 75.5339 3.16757 69.21 83.43
NPar Tests (Uji Normalitas) persepsi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
persepsi
N 59
Normal Parametersa
Mean 158.58
Std. Deviation 19.760
Most Extreme Differences Absolute .085
Positive .085
Negative -.065
Kolmogorov-Smirnov Z .650
Asymp. Sig. (2-tailed) .791
a. Test distribution is Normal.
86
NPar Tests (Uji Normalitas) prestasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
prestasi
N 59
Normal Parametersa
Mean 75.5339
Std. Deviation 3.16757
Most Extreme Differences Absolute .119
Positive .119
Negative -.068
Kolmogorov-Smirnov Z .916
Asymp. Sig. (2-tailed) .371
a. Test distribution is Normal.
Means (Uji Linieritas)
Case Processing Summary
Cases
Included Excluded Total
N Percent N Percent N Percent
prestasi * persepsi 59 100.0% 0 .0% 59 100.0%
87
Report
prestasi
persepsi Mean N Std. Deviation
106 69.2143 1 .
116 74.3571 1 .
129 80.8571 1 .
134 71.8571 1 .
136 73.9286 1 .
138 73.0714 1 .
139 79.5000 1 .
140 72.8571 1 .
142 74.2500 2 .45457
143 73.6607 4 1.67350
146 74.3571 1 .
147 72.6429 1 .
149 77.5000 3 4.64615
150 79.8571 2 5.05076
151 72.2857 1 .
152 75.4286 1 .
153 74.5357 2 2.27284
154 79.5000 1 .
155 77.8571 1 .
156 78.4762 3 4.89186
157 74.9286 1 .
158 73.5357 2 .95964
159 77.4643 2 2.37386
160 74.4286 1 .
161 77.6429 1 .
162 72.1429 1 .
164 73.4643 2 2.67690
167 78.0000 2 1.71726
168 73.7500 2 .65660
171 76.5714 3 1.45861
88
173 74.2857 1 .
174 70.5714 1 .
175 71.5000 1 .
180 75.5714 1 .
182 81.3571 1 .
187 76.6786 2 2.87893
189 73.3571 1 .
193 77.1429 1 .
199 77.1429 1 .
202 79.5714 1 .
210 73.7857 1 .
Total 75.5339 59 3.16757
90
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
prestasi * persepsi Between Groups (Combined) 421.979 40 10.549 1.187 .357
Linearity 18.114 1 18.114 2.038 .170
Deviation from Linearity 403.864 39 10.355 1.165 .374
Within Groups 159.964 18 8.887
Total 581.942 58
91
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
prestasi * persepsi .176 .031 .852 .725
Correlations
persepsi prestasi
persepsi Pearson Correlation 1 .176
Sig. (1-tailed) .091
N 59 59
prestasi Pearson Correlation .176 1
Sig. (1-tailed) .091
N 59 59