perilaku dan keamanan bendungan manggar, …

16
189 PERILAKU DAN KEAMANAN BENDUNGAN MANGGAR, KALIMANTAN TIMUR Carlina Soetjiono Pusat Litbang Sumber Daya Air Jl. Ir. H. Juanda 193, Bandung, Indonesia E‐mail: [email protected] Diterima: 8 Juli 2010; Disetujui: 10 Oktober 2010 ABSTRAK Gabungan hasil inspeksi lapangan, pemantauan instrumen dari tahun 2004 sampai tahun 2007, dan analisis stabilitas bendungan akibat pengaruh gempa. Dari hasil evaluasi penelitian ini diperoleh indeks risiko total (IRtot) = 20,18 dan nilai keamanan bendungan (Naman) = 76,80, yang menunjukkan bahwa Bendungan Manggar dalam klasifikasi memuaskan. Hasil analisis stabilitasnya menunjukkan bahwa lereng udik dan hilir stabil, baik untuk kondisi beban normal maupun untuk beban tidak normal (pengaruh gempa). Berarti Bendungan Manggar secara umum tidak memerlukan kegiatan perbaikan, baik untuk investigasi maupun desain dan konstruksi. Kata kunci: Inspeksi lapangan, evaluasi instrumen, stabilitas lereng, bendungan urugan, keamanan bendungan. ABSTRACT A safety evaluation of the Manggar dam in East Kalimantan has been carried out based on a combination of field inspection, instrument evaluation from 2004 to 2007 and a slope stability analysis during the research program of the year 2008. The results of the evaluation are then presented in the form of total risk index (IRtot) and dam safety value (Naman). The Manggar dam has a total risk index (IRtot) of 20,18 and a dam safety value (Naman) of 76,80, which meant that the dam was in a satisfied condition. The stability analysis presents that the upstream and down stream of dam was stable in a normal condition as well as in an abnormal (flood and earthquake) condition, so that there is no needs for further action of improvement of investigation as well as design and construction of the dam. Keywords: Field inspection, instrument evaluation, slope stability, embankment dam, dam safety. PENDAHULUAN Di Indonesia, sejak tahun 1900 sampai sekarang telah dibangun sekitar dua ratusan buah bendungan besar dan ratusan bangunan air lainnya; dan lebih dari 90% di antaranya berupa bendungan tipe urugan. Dalam merencanakan bendungan besar dan bangunan air lainnya tidak terlepas dari pertimbangan aspek risiko keruntuhan akibat bencana alam gempa, banjir dan longsoran. Bendungan Manggar dibangun dengan membendung Sungai Manggar Besar. Luas daerah aliran sungai (DAS)‐ nya = 50,00 km 2 dan curah hujan tahunannya: 1.730‐2.539 mm. Bendungan Manggar terletak di Desa Sungai Manggar Besar, Kota Balikpapan, dalam satuan wilayah sungai (SWS) Mahakam, Propinsi Kalimantan Timur. Akses menuju bendungan ini dapat ditempuh dengan menggunakan jalan aspal yang kondisinya baik, dengan jalan akses masuk bendungan sejauh ± 12 km dari kota Balikpapan (lihat Gambar 1). Bendungan ini dikelola oleh PDAM Kodya Balikpapan, dengan konsultan desain: IWACO B.V, dan kontraktor: PT. Brantas Abipraya. Pembangunannya dilaksanakan dari tahun 1978 sampai dengan tahun 1980, kemudian dipertinggi pada tahun 2000 dan selesai tahun 2005 dengan konsultan desain PT. Gamma Epsilon, dan kontraktor PT. Nindya Karya. Maksud penelitian ini adalah melakukan analisis dan evaluasi kinerja instrumen serta perilaku dan keamanan bendungan dengan kombinasi inspeksi visual di lapangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menilai kinerja, perilaku dan keamanan bendungan dan bangunan pelengkapnya setelah berumur 30 tahun, agar bangunan tetap aman dan berfungsi dengan baik. Lingkup penelitian adalah melakukan evaluasi dan analisis kinerja dan keamanan Bendungan Manggar dengan menggunakan metode indeks risiko, dan analisis stabilitas lereng bendungan tipe urugan akibat gempa (Laporan penelitian Puslitbang SDA, 2008).

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERILAKU DAN KEAMANAN BENDUNGAN MANGGAR, …

189

PERILAKU DAN KEAMANAN BENDUNGAN MANGGAR,  KALIMANTAN TIMUR 

Carlina Soetjiono   Pusat Litbang Sumber Daya Air 

Jl. Ir. H. Juanda 193, Bandung, Indonesia 

E‐mail: [email protected] 

Diterima: 8 Juli 2010; Disetujui: 10 Oktober 2010 

ABSTRAK Gabungan hasil inspeksi lapangan, pemantauan instrumen dari tahun 2004 sampai tahun 2007, dan analisis stabilitas bendungan akibat pengaruh gempa. Dari hasil evaluasi penelitian ini diperoleh indeks risiko total (IRtot)  =  20,18  dan  nilai  keamanan  bendungan  (Naman)  =  76,80,  yang  menunjukkan  bahwa  Bendungan Manggar  dalam  klasifikasi memuaskan. Hasil  analisis  stabilitasnya menunjukkan  bahwa  lereng  udik  dan hilir stabil, baik untuk kondisi beban normal maupun untuk beban tidak normal (pengaruh gempa). Berarti Bendungan Manggar secara umum  tidak memerlukan kegiatan perbaikan, baik untuk  investigasi maupun desain dan konstruksi. Kata kunci: Inspeksi lapangan, evaluasi instrumen, stabilitas lereng, bendungan urugan, keamanan bendungan.  ABSTRACT  A safety evaluation of the Manggar dam in East Kalimantan has been carried out based on a combination of field inspection, instrument evaluation from 2004 to 2007 and a slope stability analysis during the research program of  the year 2008. The results of  the evaluation are  then presented  in  the  form of  total risk  index (IRtot) and dam safety value (Naman). The Manggar dam has a total risk index (IRtot) of 20,18 and a dam safety value (Naman) of  76,80, which meant that the dam was in a satisfied condition. The stability analysis presents that the upstream and down stream of dam was stable in a normal condition as well as in an abnormal (flood and earthquake) condition, so  that  there  is no needs  for  further action of  improvement of  investigation as well as design and construction of the dam.  Keywords: Field inspection, instrument evaluation, slope stability, embankment dam, dam safety.  PENDAHULUAN

Di  Indonesia,  sejak  tahun  1900  sampai sekarang  telah  dibangun  sekitar  dua  ratusan buah  bendungan  besar  dan  ratusan  bangunan air  lainnya;  dan  lebih  dari  90%  di  antaranya berupa  bendungan  tipe  urugan.  Dalam merencanakan  bendungan  besar  dan  bangunan air  lainnya  tidak  terlepas  dari  pertimbangan aspek  risiko  keruntuhan  akibat  bencana  alam gempa,  banjir  dan  longsoran.  Bendungan Manggar dibangun dengan membendung Sungai Manggar Besar. Luas daerah aliran sungai (DAS)‐nya  =  50,00  km2  dan  curah  hujan  tahunannya: 1.730‐2.539  mm.  Bendungan  Manggar  terletak di Desa Sungai Manggar Besar, Kota Balikpapan, dalam  satuan  wilayah  sungai  (SWS)  Mahakam, Propinsi  Kalimantan  Timur.  Akses  menuju bendungan  ini  dapat  ditempuh  dengan menggunakan  jalan aspal  yang  kondisinya baik, dengan  jalan  akses masuk  bendungan  sejauh  ± 12  km  dari  kota  Balikpapan  (lihat  Gambar  1). 

Bendungan ini dikelola oleh PDAM Kodya Balikpapan, dengan konsultan desain: IWACO B.V, dan kontraktor: PT. Brantas Abipraya. Pembangunannya dilaksanakan dari  tahun  1978  sampai  dengan  tahun  1980, kemudian  dipertinggi  pada  tahun  2000  dan  selesai tahun  2005  dengan  konsultan  desain  PT.  Gamma Epsilon, dan kontraktor PT. Nindya Karya.   

Maksud  penelitian  ini  adalah  melakukan analisis dan evaluasi kinerja instrumen serta perilaku dan  keamanan  bendungan  dengan  kombinasi inspeksi  visual  di  lapangan.  Tujuan  penelitian  ini adalah  untuk  mengetahui  dan  menilai  kinerja, perilaku  dan  keamanan  bendungan  dan  bangunan pelengkapnya  setelah  berumur  30  tahun,  agar bangunan tetap aman dan berfungsi dengan baik.  

Lingkup  penelitian  adalah melakukan  evaluasi dan  analisis  kinerja  dan  keamanan  Bendungan Manggar dengan menggunakan metode indeks risiko, dan analisis  stabilitas  lereng bendungan  tipe urugan akibat  gempa  (Laporan  penelitian  Puslitbang  SDA, 2008).  

 

Page 2: PERILAKU DAN KEAMANAN BENDUNGAN MANGGAR, …

190

0 40 80 120m

BANGUNAN PELIMPAH

BANGUNAN PENGAMBILAN

PUNCAK BENDUNGAN +14.30

DENAH BENDUNG AN MANGGAR

JEMBATANP UMP HO USE PDAM

Gambar 1     Denah Bendungan Manggar, Kaltim (sumber: Puslitbang SDA, 2008). 

+15.0

+10.0

+5.0

0.00

-5.0

-10.0

PUNCAK BENDUNGAN +13.40

Muka tanah asli

+20.0

Dasar galian

+15.0

+10.0

+5.0

0.00

-5.0

-10.0

+20.0

0 4 8

SKALA.V

0 20 40

SKALA.H

POTONGAN MEMANJANG MEMANJANG BENDUNGAN12 16 20 m

60 80 100 m

18.00

41

108.00 64.4418.00

+8.001

4

41

11

11

67.3564.44 18.00

14

POTONGAN MELINTANG BENDUNGAN

Gambar 2       Potongan memanjang dan melintang  tipikal Bendungan Manggar, Kaltim  (sumber: Puslitbang SDA, 2008). 

  

Page 3: PERILAKU DAN KEAMANAN BENDUNGAN MANGGAR, …

191

0 10 20

SKALA

DENAH PELIMPAH

+10.30

+7.30

+6.30

13.004.45

+10.30+7.30

+13.30

11.0011.00 +17.30

+6.30+10.70

1.502.50

1 : 2

1 : 1

30 40 50m

0 10 20

SKALA

30 40 50m

POTONGAN MELINTANG PELIMPAH

  

Gambar 3      (a) Denah dan potongan melintang pelimpah Bendungan Manggar, Kaltim (sumber: Puslitbang SDA, 2008). 

 

POTONGAN MEMANJANG DINDING KANAN PELIMPAH

POTONGAN MEMANJANG DINDING KIRI PELIMPAH

+10.30

+10.30

+7.30

+7.30

+13.30

120.0075.00 32.00

32.00

113.50

120.00 75.0032.00113.50

0 10 20

SKALA

30 40 50m

0 10 20

SKALA

30 40 50m

  

Gambar 3     (b) Potongan memanjang dinding pelimpah Bendungan Manggar, Kaltim (sumber: Puslitbang SDA, 2008). 

  

Page 4: PERILAKU DAN KEAMANAN BENDUNGAN MANGGAR, …

192

DATA PENGAMATAN BENDUNGAN  1 Data  teknis  bendungan  dan 

kegempaan Bendungan  Manggar  adalah  bendungan 

urugan  homogen,  dengan  panjang  puncak 1060,00  m,  lebar  puncak  6,00  m  dan  elevasi puncak  +13,40  m;  tinggi  di  atas  dasar  sungai 12,50  m  dan  tinggi  di  atas  galian  15,20  m. Kemiringan lereng udik 4:1 dan lereng hilir 4:1; dengan tinggi jagaan pada muka air banjir = 0,76 m  dan  pada  muka  air  normal  =  3,10  m  (lihat Gambar  2  dan  3).  Bendungan  ini  terletak  di daerah zone gempa A dengan koefisien gempa ad = 0,029 g pada T = 100 tahun, ad = 0,050 g pada T = 5000 tahun, dan ad = 0,054 g pada T = 10000 tahun. 2 Data hidrologi dan Waduk Manggar  

Bendungan  Manggar  dibangun  dengan membendung  Sungai  Manggar  Besar,  dan  luas daerah  tangkapan  =  50,00  km2;  curah  hujan tahunan 1730 mm – 2539 mm. Elevasi muka air waduk  saat  banjir  +12,64  m,  elevasi  muka  air normal  +10,30  m.  Volume  tampungan  air waduk  pada  muka  air  normal  14,20x106  m3, tampungan kotor 16,30x106 m3.  3 Data  pelimpah  dan  bangunan 

pengeluaran  Bendungan Manggar  Pelimpah  berbentuk  Ogee  tanpa  pintu 

dengan Q‐desain = 564,75 (m3/s), periode ulang =  PMF,  elevasi mercu =  +11,30 m,  dan panjang mercu =  30 m. Manfaat  untuk  air  baku  sebesar 1,52  m3/s.  Bangunan  pengeluaran  air  baku berjumlah  dua  buah  berbentuk  pipa  baja, dengan  penampang  berbentuk  lingkaran,  garis tengah  =  0,80 m,  panjang  =  265,00 m,  dan  tipe alat operasinya adalah pintu katup berkapasitas 1400/667 kVA. JENIS INSTRUMEN 

Jenis  dan  jumlah  instrumen  terpasang pada  Bendungan  Manggar  serta  ketersediaan data, yaitu: patok geser (PG) 32 buah (Okt 2003–Apr  2007),  patok  referensi  (PR)  8  buah,  patok permukaan  (PM)  10  buah,  sumur  pantau  lama (OWe)  4  buah  (Jan  2004  –Des  2007), sumur pantau  baru  (OWb)  10  buah  (Okt  2004–Des 2007), bangunan  ukur  air  rembesan  (V­notch, VN) 4 buah (Mei 2003–Des 2007), lempeng ukur penurunan (PS) 31 buah (Feb 2003–Des 2007), settlement  meter  (SM)  8  buah,  1  rusak  (Mei 2004–Des  2007),  inklinometer  (I  &  SP)  dua‐sumbu (biaxial) 8 buah, 1 rusak (Mei 2006–Mei 2007),  pisometer  pneumatik  (PP)  42  buah,  6 rusak  (Mei  2004–Des  2007),  pisometer  pipa tegak (SP) 26 buah (Juni 2004–Des 2007).  

METODOLOGI PENELITIAN  Hipotesis penelitian   

Metode  indeks  risiko  yang  digunakan dalam evaluasi  keamanan  bendungan  ini  adalah  metode yang  sangat  berguna,  terutama  bila  sistem instrumentasinya  tidak  berfungsi  baik  (tanpa instrumentasi).  Walaupun  demikian,  untuk bendungan  dengan  instrumentasi  cukup,  metode  ini masih  tetap  bermanfaat,  untuk  mengetahui  dan menilai  kinerja,  perilaku  dan  tingkat  keamanan bendungan.  1 Rancangan penelitian 

Rancangan  penelitian  ini  mencakup  langkah‐langkah sebagai berikut:  1) Survei dan pengumpulan data  teknis bendungan 

termasuk  inspeksi  keamanan  bendungan  dan bangunan  pelengkapnya,  sistem  instrumentasi geoteknik, parameter dinamik dan kegempaan. 

2) Evaluasi  hasil  pemantauan  instrumen  geoteknik sejak  tahun  2004  sampai  tahun  2007,  dengan membuat kontur tekanan air pori pada tubuh dan fondasi  bendungan,  dan  menggambar  perilaku perubahan  tinggi  tekan  berkaitan  dengan  muka air waduk.   

3) Analisis  stabilitas  lereng  bendungan  akibat pengaruh  gempa  pada  kondisi  steady  seepage dengan  periode  ulang  T=100  tahun,  5000  tahun dan 10.000 tahun.       

Selanjutnya, diharapkan diperoleh gambaran kinerja, perilaku  dan  keamanan  Bendungan  Manggar.  Lihat laporan penelitian Puslitbang SDA, 2008. SURVEI DAN INSPEKSI LAPANGAN 

Kondisi puncak dan bahu bendungan umumnya baik.  Muka  air  waduk  terletak  pada  elevasi  +10,35 meter,  dan  muka  air  normal  +10,30  meter.  Pada bagian puncaknya dilindungi paving block, pada bahu bendungan  bagian  udik  dan  hilir  dipasang  parapet. Secara  visual  parapet  tersebut  tidak  nampak  gejala pergerakan  ke  arah  udik  maupun  hilir,  serta  tidak terlihat  gejala  penurunan.  Kondisi  lereng  udik bendungan  yang  dilindungi  rip­rap  blok  beton umumnya cukup baik. Bidang kontak antara tumpuan (abutment)  kiri  dengan  tubuh  bendungan,  tidak tampak gejala deformasi maupun alur‐alur yang akan menimbulkan  rembesan.  Lereng  hilir  umumnya cukup  baik,  tidak  nampak  gejala  deformasi  dan kondisinya  terpelihara,  tidak  terlihat  tumbuh tanaman perdu. Drainase tulang ikan pada lereng hilir ini,  tidak  diteruskan  sampai  drainase  kaki,  sehingga air drainase yang  keluar  tidak  langsung  masuk  ke saluran  pembuang,  dan  air  drainase  kaki  muncul kembali  di  permukaan  lereng,  sehingga  terlihat seperti bocoran. Fenomena daerah basahan ini terjadi di  seluruh  ujung  drainase  tulang  ikan  lereng  hilir bendungan. Pada lereng hilir tepatnya pada profil STA 14  terlihat  adanya  daerah  bocoran,  2  meter  di 

Page 5: PERILAKU DAN KEAMANAN BENDUNGAN MANGGAR, …

193

samping  kanan  dari  bagian  bawah  drainase tulang  ikan.  Kondisi  kaki  lereng  hilir  cukup terawat, tetapi tumbuh tanaman keras yang bila dibiarkan akan tumbuh besar dan akarnya dapat merusak  struktur  tanah  fondasi  bendungan. Karena itu, disarankan pohon tersebut ditebang (lihat Gambar 4). 

Kondisi  bangunan  menara  pengambilan untuk  air  baku  cukup  baik,  pintu  operasi  pun berfungsi  dengan baik,  tidak  terlihat  kerusakan struktur pada bangunan menara maupun outlet dari  bangunan  pengambilan.  Kondisi  lantai pelimpah dan dinding sayap pelimpah umumnya baik,  tidak  terlihat  adanya  retakan  ataupun gejala  erosi.  Namun,  pada  ujung  sayap  dinding pelimpah tumbuh tanaman keras, yang akarnya dapat  merusak  struktur  tanah  fondasi  sayap dinding,  maka  disarankan  supaya  tanaman ditebang  (lihat  Gambar  5).  Lihat  Lihat  laporan penelitian Puslitbang SDA, 2008. 

 ANALISIS  DAN  EVALUASI  HASIL PEMANTAUAN INSTRUMENTASI 1 Basis  data  dan  grafik  hasil 

pemantauan instrumentasi  Sebelum  melakukan  evaluasi  keamanan 

bendungan,  terlebih dahulu perlu disusun basis data  hasil  pemantauan  instrumen  terpasang. Pada  Bendungan  Manggar  terpasang  hanya  11 jenis  instrumen,  yaitu  patok  geser  (PG),  patok referensi (PR),  patok  permukaan  (PM),  sumur pantau  lama (OWe), sumur pantau baru (OWb), bangunan  ukur  air  rembesan  (VN),  lempeng ukur  penurunan  (PS),  settlement  meter  (SM), 

inklinometer  (I  &  SP),  pisometer  pneumatik  (PP), pisometer pipa tegak (SP). Waktu pemantauan selama kurang  lebih  3    tahun  (2004  sampai  dengan  2007). Lokasi  pisometer  yang  terpasang  terbagi  dalam  10 profil,  dapat  dilihat  pada  Gambar  6.  Data  hasil pemantauan  pisometer  terpasang  selama  3  tahun diperoleh  sudah  dalam  bentuk  data  digital  dengan menggunakan program EXCEL. 

 2 Kontur  tekanan  air  pori  dan  garis 

freatik   Pemantauan  tekanan air pori pada Bendungan 

Manggar  menggunakan  2  jenis  pisometer,  yaitu pisometer pipa tegak dan pisometer pneumatik. Hasil pemantauan  berupa  grafik  hubungan  antara  waktu dengan tinggi elevasi muka air pisometer dan elevasi muka  air  waduk,  yang  bisa  dilihat  pada  Gambar  7, untuk pisometer pipa tegak. 

Beberapa  pisometer  menunjukkan  tinggi tekanan air pori yang tidak mengikuti pola perubahan muka air waduk, bahkan  tinggi  tekanannya melebihi tinggi  muka  air  waduk.  Ini disebabkan  tekanan  air pori  berlebih  akibat  beban  timbunan  tidak mudah terdisipasi  dan  terperangkap  dalam  pori‐pori  tanah sampai  waktu  tertentu.  Secara  umum,  muka  air pisometer terpasang cenderung mengikuti perubahan muka air waduk, dan bisa dikatakan cukup baik untuk dipakai  sebagai  data  evaluasi  keamanan  bendungan. Tekanan  air  pori  untuk  pisometer  pipa  tegak diperoleh  dengan  cara  perhitungan  elevasi  air pisometer dikurangi dengan elevasi ujung pisometer, dan dikalikan dengan berat volume air. 

 

  

Page 6: PERILAKU DAN KEAMANAN BENDUNGAN MANGGAR, …

194

 

 (a) 

 (b) 

(c)  

(d) Gambar 4       (a) Kondisi puncak dan (b) lereng udik; (c) lereng hilir dan (d) daerah kaki lereng hilir Bendungan 

Manggar, Kaltim (sumber: Puslitbang SDA, Laporan Penelitian No: PW 0302/02/La–BHGK/2008).   

 (a) 

 (b) 

 (c)  (d) 

Gambar 5       Kondisi struktur bangunan (a) menara pengambilan dan (b) outlet air baku; (c) mercu dan (d) sayap pelimpah dilihat dari hilir Bendungan Manggar, Kaltim (sumber: Puslitbang SDA, Laporan Penelitian No: PW 0302/02/La–BHGK/2008).     

  

Page 7: PERILAKU DAN KEAMANAN BENDUNGAN MANGGAR, …

195

 

Pn.2

Pn.3

Pn.4

PS.20 PS.19PS.18

PS.17

PS.23

PS.22

PS.21PS.26

PS.24PS.25

PS.28

PS.27PS.31

PS.30PS.29

PS.16PS.15

PS.14PS.13

PS.11PS.12

PS.9PS.10

PS.7PS.8

PS.6PS.5

PS.1PS.2PS.3

PS.4

Sta.

29+

12.2Sta.23

Sta.18 + 10.7

Sta.14

Sta.14 + 14.3

Sta.10 + 10Sta.8

INTAKE STRUCTUREJEMBATAN PELAYANAN

CHAMBER VALVE BARU

WATER TANK

Sta.21

Sta.

30 Sta.3

8+ 10 St

a.42

Sta.

42+

2.7

Sta.

47

PENAKARAN HUJAN

Sta.

51 +

10

Sta.

52

Sta.

57

MERCU BARU

JEMBATANPUMP HOUSE PDAM

SETTLEMENT PLATE : PS.1 - PS31V- NOTCH : Vn2 - Vn4

KETERANGAN :

DENAH TATA LETAK INSTRUMENTASI BENDUNGAN MANGGAR

11.45010.050 10.850

11.250

11.050

10.850

10.250 10.450 10.650

U0 20 40 60 80 m

 (a) Denah tata letak instrumentasi geoteknik Bendungan Manggar 

5.7913.58

6.00

41

11.2310.42

36.00 21.486.00

14

4

13.6612.84

1

11

11

22.4521.48 6.00

14

 (b) penempatan instrumen Bendungan Manggar 

 Gambar 6        (a) Denah tata letak instrumentasi geoteknik, dan (b) penempatan instrumen Bendungan 

Manggar, pada STA 51+10 (sumber: Puslitbang SDA, 2008).        

Page 8: PERILAKU DAN KEAMANAN BENDUNGAN MANGGAR, …

196

El. Muka Air Pisometer SP-21 s.d. SP-26

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

7.0

8.0

9.0

10.0

11.0

Jun-

04

Jul-0

4

Aug

-04

Sep-

04

Oct-0

4

Nov

-04

Dec

-04

Jan-

05

Feb-

05M

ar-0

5

Apr

-05

May

-05

Jun-

05

Jul-0

5

Aug

-05

Sep-

05

Oct-0

5

Nov

-05

Dec

-05

Jan-

06

Feb-

06

Mar

-06

Apr

-06

May

-06

Jun-

06

Jul-0

6

Aug

-06

Sep-

06

Oct-0

6

Nov

-06

Dec

-06

Jan-

07

Feb-

07

Mar

-07

Apr

-07

May

-07

Jun-

07

Jul-0

7

Aug

-07

Sep-

07

Oct-0

7

Nov

-07

Dec

-07

Waktu

El.

Muk

a A

ir P

isom

etrik

(m)

RWL sp-21 sp-22 sp-23 sp-24 sp-25 sp-26

Gambar 7       Grafik hubungan antara waktu dengan elevasi muka air pisometer dan elevasi muka air waduk (RWL) pada pisometer pipa tegak terpasang di Bendungan Manggar.   

3 Tinggi  air  tanah  pada  sumur observasi (observation well)    Pada  Bendungan  Manggar  terpasang  14 

buah  sumur  observasi,  4  buah  di  antaranya merupakan  sumur  observasi  lama  dan  10  buah lainnya  adalah  sumur  observasi  baru.  Sumur observasi berfungsi untuk pengamatan muka air tanah  dalam  bendungan,  dan  data  pengamatan diperoleh  sejak  tahun  2004  sampai  2007.  Dari hasil  pengamatan  untuk  sumur  pantau  baru (lihat Gambar 8)  terlihat  bahwa, muka air  rata‐rata  berada  di  bawah  elevasi  muka  air  waduk. Muka  air  pada  sumur  observasi  yang  berada di atas  muka  air  waduk  ini,  terjadi  akibat penurunan muka air waduk yang signifikan dan rembesan yang terjadi amat kecil, sehingga tidak begitu  mempengaruhi  muka  air  tanah  pada sumur observasi. 4 Kontur tekanan air pori Bendungan 

Manggar Evaluasi  keamanan  bendungan  terhadap 

perubahan  tekanan  air  pori,  dilakukan  dengan menggambar kontur tekanan air pori pada profil yang  ditinjau  saat  elevasi  muka  air  waduk berada  pada  elevasi  tertinggi  untuk  setiap tahunnya.  Lihat  Gambar  9,  kontur  tekanan  air pori  untuk  tahun  2004  dan  2007  pada  Sta.  51. Sebagai contoh nilai tekanan air pori tahun 2004 cukup tinggi akibat tekanan air pori ekses; untuk 

tahun 2007 kontur tekanan air pori cenderung sama untuk  setiap  tahunnya.  Demikian  juga,  garis  freatik cenderung tidak memotong lereng hilir dan bergerak masuk ke dalam filter drain.  5 Perubahan  tingkat kelulusan air dalam 

tubuh dan fondasi Bendungan Manggar  Untuk  mengevaluasi  perubahan  kelulusan  air 

dalam  tubuh  dan  fondasi  bendungan,  sangat diperlukan plotting grafik histeresis hubungan antara elevasi  air  pisometer  dan  elevasi  air  waduk  (RWL). Peningkatan  elevasi  air  pisometer  pada  elevasi  air waduk yang sama dalam suatu kurun waktu tertentu secara  menerus  menunjukkan,  bahwa  koefisien kelulusan  air  di  sekitar  pisometer  meningkat. Demikian  pula  untuk  hal  sebaliknya.  Peningkatan elevasi  air  pisometer  secara  menerus  perlu diwaspadai,  karena  pola  ini  menunjukkan kemungkinan terjadinya erosi buluh (piping).  

Hasil  plotting  grafik  histeresis  hubungan  antara elevasi  air pisometer pipa  tegak  (SP) dan  elevasi  air waduk untuk Bendungan Manggar, ditunjukkan pada Gambar  10.  Elevasi  muka  air  pisometer  pada umumnya  mempunyai  kecenderungan  turun  dan naik,  yang  bervariasi  antara  0,5  m  sampai  2  m. Perubahan  ini  relatif  kecil  dan  tidak mempengaruhi perubahan  koefisien  permeabilitas  material  urugan, sehingga tidak terjadi bahaya erosi buluh.  

 

   

Page 9: PERILAKU DAN KEAMANAN BENDUNGAN MANGGAR, …

197

Elevasi Muka Air Sumur Pantau Baru (Owb)

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

20-J

ul-2

004

11-O

ct-2

004

2-Ja

n-20

05

26-M

ar-2

005

16-J

un-2

005

7-Sep

-200

5

29-N

ov-2

005

20-F

eb-2

006

14-M

ay-2

006

5-Aug

-200

6

27-O

ct-2

006

17-J

an-2

007

10-A

pr-2

007

2-Ju

l-200

7

23-S

ep-2

007

15-D

ec-2

007

7-M

ar-2

008

Waktu

Elev

asi A

ir Owb

(m)

OWb-1 OWb-2 RWL OWb-3 OWb-4 OWb-5 OWb-8 OWb-9OWb-10 OWb-6 OWb-7

Gambar 8      Grafik hubungan antara elevasi air tanah pada sumur observasi baru , dan elevasi muka air waduk (RWL) dengan waktu pada Bendungan Manggar.   

 

11

11

-10.00

-20.00

-15.00

+5.00

+10.00

+15.00

-5.00

0.00

PROFIL MELINTANG INSTRUMEN ( STA.51 )PENGAMATAN : 24 Sep 2004

104.176kPa99.00kPa 136.5kPa 100.0kPa

85.0kPa

0 kPa

20 kPa40 kPa60 kPa

80 kPa100 kPa

120 kPa

+4.00

 (a) Kontur tekanan air pori profil Sta. 51 tahun 2004 

11

11

-10.00

-20.00

-15.00

+5.00

+10.00

+15.00

-5.00

0.00

PROFIL MELINTANG INSTRUMEN ( STA.51 )

137.032kPa103.9kPa 99.842kPa 104.229kPa

79.976kPa

0 kPa20 kPa40 kPa60 kPa

80 kPa100 kPa

120 kPa

+10.32

61.11kPa47.57kPa

PENGAMATAN : 3 Sept. 2007

 (b) Kontur tekanan air pori profil Sta. 51 tahun 2007 

Gambar 9   Kontur tekanan air pori profil Sta. 51 untuk tahun (a) 2004 dan (b) 2007 Bendungan Manggar  

Grafik Hubungan Elevasi Muka Air Pisometer SP-25 dengan dengan RWL

3.003.504.004.505.005.506.00

3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00

RWL (m)

Elev

asi A

ir

Piso

met

er (m

)

2005 2006 2007 

Gambar 10               Grafik hubungan antara elevasi muka air pisometer pipa  tegak  (SP) dengan elevasi muka air waduk (RWL) pada Bendungan Manggar. 

  6 Rembesan air  

Debit  rembesan  (bocoran)  yang  terjadi pada Bendungan Manggar diukur dengan alat V­notch,  yang  pencatatannya  secara  manual menggunakan  papan  duga  muka  air.  Pada 

Bendungan Manggar  terdapat 4 buah V­notch  (Tabel 1). Data pemantauannya sejak bulan Juli 2003 sampai bulan Desember 2007.  

Hasilnya  berupa:  grafik  hubungan  antara elevasi  muka  air  waduk  dan  curah  hujan  dengan 

Page 10: PERILAKU DAN KEAMANAN BENDUNGAN MANGGAR, …

198

waktu;  grafik  hubungan  antara  rembesan  dan elevasi  air  waduk  dengan  waktu;  dan  grafik histeresis  hubungan  antara  rembesan  dan elevasi air waduk pada V­notch, bisa dilihat pada Gambar  11.  Umumnya,  rembesan  (bocoran) cenderung meningkat dengan peningkatan muka air  waduk  RWL  dan  menurun  bila  muka  air waduk  turun.  Dari  grafik  histeresis  terlihat, bahwa  rembesan/  bocoran  mempunyai  pola 

perubahan  yang  menurun  pada  hampir  semua  V­notch yang diamati. Kecuali, untuk V­notch‐1 terdapat peningkatan  sebesar  0,3  liter/s  dari  tahun  2005 sampai dengan tahun 2006, dan 0,2 liter/s dari tahun 2006  sampai  dengan  tahun  2007  pada  saat  elevasi +6,2 m  setiap  tahunnya, peningkatan  ini  cukup kecil dan  mengalami  penurunan.  Ini  berarti,  tidak  ada tanda‐tanda  terjadinya  bahaya  erosi  buluh (Departemen Kimpraswil, 2002). 

Tabel  1       Lokasi bangunan ukur debit air rembesan 

URAIAN  NOMOR IDENTIFIKASI ALAT (VN) VN‐1 VN‐2 VN‐3 VN‐4 

Lokasi alat (Sta.)  9+9,55 21+0,00 36+15,000 50+10,700Jarak ke as bendungan (m)  DS : 

51,950 DS : 54,250 DS : 46,000 DS : 77,200

Elevasi ambang V‐notch (mMP)  + 0,125 + 0,045 + 2,480 ‐ 0,572 Area tampung dari  Sta.7 ‐

Sta.17 Sta.17 ‐ Sta.31 Sta.31 ‐ Sta.39  Sta.39 ‐ Sta.60

Panjang area tampung (m)  ± 200,00 

± 200,00 ± 200,00 ± 200,00

 Hujan & Muka Air Waduk ~ Pengamatan Januari 2003 s.d. Desember 2007

0.0

2.5

5.0

7.5

10.0

12.5

Jan-

03

Feb-

03

Mar

-03

Apr-0

3

May

-03

Jun-

03

Jul-0

3

Aug-

03

Sep-

03

Oct-0

3

Nov-

03

Dec-

03

Jan-

04

Feb-

04

Mar

-04

Apr-0

4

May

-04

Jun-

04

Jul-0

4

Aug-

04

Sep-

04

Oct-0

4

Nov-

04

Dec-

04

Jan-

05

Feb-

05

Mar

-05

Apr-0

5

May

-05

Jun-

05

Jul-0

5

Aug-

05

Sep-

05

Oct-0

5

Nov-

05

Dec-

05

Jan-

06

Feb-

06

Mar

-06

Apr-0

6

May

-06

Jun-

06

Jul-0

6

Aug-

06

Sep-

06

Oct-0

6

Nov-

06

Dec-

06

Jan-

07

Feb-

07

Mar

-07

Apr-0

7

May

-07

Jun-

07

Jul-0

7

Aug-

07

Sep-

07

Oct-0

7

Nov-

07

Dec-

07

BULAN

El. M

uka A

ir W

aduk

(m)

0

60

120

180

240

300

Cura

h Hu

jan (m

m)

Tinggi Hujan El. MAW

Gambar 11   (a) Grafik hubungan antara elevasi muka air waduk dan curah hujan dengan waktu 

Debit Rembesan di V-Notch-1 ~ Pengamatan Januari 2003 s.d. Desember 2007

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

10.00

11.00

12.00

Jan-

03

Feb-

03M

ar-0

3

Apr-0

3

May

-03

Jun-

03

Jul-0

3

Aug-

03

Sep-

03

Oct-0

3

Nov-

03

Dec-

03

Jan-

04

Feb-

04

Mar

-04

Apr-0

4

May

-04

Jun-

04

Jul-0

4

Aug-

04

Sep-

04

Oct-0

4

Nov-

04

Dec-

04

Jan-

05

Feb-

05

Mar

-05

Apr-0

5

May

-05

Jun-

05

Jul-0

5

Aug-

05

Sep-

05

Oct-0

5

Nov-

05

Dec-

05

Jan-

06

Feb-

06

Mar

-06

Apr-0

6

May

-06

Jun-

06

Jul-0

6

Aug-

06

Sep-

06

Oct-0

6

Nov-

06

Dec-

06

Jan-

07

Feb-

07

Mar

-07

Apr-0

7

May

-07

Jun-

07

Jul-0

7

Aug-

07

Sep-

07

Oct-0

7

Nov-

07

Dec-

07

BULAN

RW

L (m

)

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

1

Deb

it Rem

besa

n (l/

det)

 Gambar 11   (b) grafik hubungan antara rembesan dan elevasi air waduk dengan waktu 

 

Page 11: PERILAKU DAN KEAMANAN BENDUNGAN MANGGAR, …

199

Grafik Hubungan Debit Bocoran Pada V-Notch-1 dengan RWL

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

1

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

RWL

Deb

it B

ocor

an (L

/det

)

2003 2004 2005 2006 2007

(c) grafik histeresis hubungan antara rembesan dan elevasi air waduk pada V‐notch  

Gambar 11   (a) Grafik hubungan antara elevasi m.a. waduk dan curah hujan vs waktu; (b) grafik hubungan antara rembesan dan elevasi m.a. waduk vs waktu; serta (c) grafik histeresis hubungan antara rembesan vs elevasi air waduk pada V‐notch, Bendungan Manggar. 

   

Pemantauan Instrument Inclinometer Isp6D Hilir - Udik

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

30.0

35.0

-250.0 -200.0 -150.0 -100.0 -50.0 0.0

Cumulative Deviation (mm)

Dep

th (m

)

: 12 Mei 2006 : 16 Mei 2006 : 18 April 2007 : 9 Mei 2007

: 14 Februari 2007 : 19 Juni 2006 : 01 Juni 2006 

(a) 

Pemantauan Instrument Inclinometer Isp6D Kiri - Kanan

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

30.0

35.0

0.0 200.0 400.0 600.0 800.0 1000.0

Cumulative Deviation (mm)

Dep

th (m

)

: 12 Mei 2006 : 16 Mei 2006 : 18 April 2007 : 9 Mei 2007

: 14 Februari 2007 : 19 Juni 2006 : 01 Juni 2006 

(b)  

Gambar 12    Grafik deformasi horisontal dari inklinometer (hilir‐udik & kiri‐kanan), Bendungan Manggar, Kaltim (sumber: Puslitbang SDA, 2008).   

 

Page 12: PERILAKU DAN KEAMANAN BENDUNGAN MANGGAR, …

200

Grafik Penurunan Lempeng Ukur Sta. 140.000

0.200

0.400

0.600

0.800

1.000

1.200

1.400

10-D

ec-2

004

10-J

an-2

005

10-F

eb-2

005

13-M

ar-2

005

13-A

pr-2

005

14-M

ay-2

005

14-J

un-2

005

15-J

ul-2

005

15-A

ug-2

005

15-S

ep-2

005

16-O

ct-2

005

16-N

ov-2

005

17-D

ec-2

005

17-J

an-2

006

17-F

eb-2

006

20-M

ar-2

006

20-A

pr-2

006

21-M

ay-2

006

21-J

un-2

006

22-J

ul-2

006

22-A

ug-2

006

22-S

ep-2

006

23-O

ct-2

006

23-N

ov-2

006

24-D

ec-2

006

24-J

an-2

007

24-F

eb-2

007

27-M

ar-2

007

27-A

pr-2

007

28-M

ay-2

007

28-J

un-2

007

Tanggal

Penu

runa

n (m

)

SP-9 SP-10 SP-11 SP-12

 Gambar 13        Grafik penurunan lempeng ukur pada Bendungan Manggar, Kaltim

  

7 Deformasi  horisontal  dalam  tubuh Bendungan Manggar (inklinometer)  Deformasi  horisontal  dalam  tubuh 

bendungan  dipantau  dengan  alat  inklinometer, yang mengukur pergerakan dalam 2 arah, yaitu upstream‐downstream  yang  disebut displacement  A,  dan  kiri‐kanan  bendungan (dilihat  dari  arah  aliran  sungai)  disebut displacement  B.  Pada  Bendungan  Manggar terpasang  7  inklinometer,  dan  data  yang diperoleh  selama  1  tahun  dari  tahun  2006 sampai  tahun  2007.  Hasil  pemantauan inklinometer bisa dilihat pada Gambar 12.   8 Deformasi  vertikal  dalam  tubuh 

Bendungan Manggar (settlement)   Alat  yang  digunakan  untuk  mengukur 

deformasi  vertikal  dalam  tubuh  Bendungan Manggar  adalah  lempeng  ukur  penurunan  dan settlement meter magnetic atau settlement meter, yang  dipasang  pada  casing  inclinometer  pada kedalaman  tertentu.  Salah  satu  hasil  pantauan penurunan pada lempeng ukur penurunan, lihat Gambar 13, dan penurunan terbesar terjadi pada 

Sta.  14, yaitu pada SP 11 sebesar 1,1 m dengan elevasi pemasangan +3,874 m. 

 9 Deformasi  horisontal  dan  vertikal 

pada  permukaan  Bendungan Manggar (patok geser)  Pada  tubuh  Bendungan  Manggar 

terpasang  32  buah  patok  geser  (surface movement),  untuk  memantau  deformasi horisontal  dan  vertikal  pada  permukaan bendungan.  Salah  satu  hasil  pemantauan deformasi  tersebut  (patok  geser),  akan ditunjukkan  pada  center  line  (CL),  Bendungan Manggar, Gambar 14. Pada gambar terlihat, pada puncak  bendungan  bagian  CL,  penurunan  total terbesar  terjadi  pada  bagian  tertinggi,  sebesar 11,5  cm.  Penurunan  ini  relatif  sangat  kecil karena tinggi jagaan tidak terpengaruh, sehingga tidak  ada  bahaya  pelimpasan  air  waduk walaupun  terjadi  banjir  maksimum.  Sedangkan permukaan  puncak  bendungan  sebagian cenderung bergeser  ke  arah udik dan sebagian lagi ke arah hilir, dengan pergerakan maksimum sebesar 8,4 cm ke arah udik dan 7,9 cm ke arah hilir.  Pola  pergerakan  ini  normal,  tidak  ada tanda‐tanda terjadinya longsoran. 

 

Page 13: PERILAKU DAN KEAMANAN BENDUNGAN MANGGAR, …

201

Settlement

-0.200

-0.150

-0.100

-0.050

0.000

0.050

0.100

0.150

PG-1 PG-2 PG-3 PG-4 PG-5 PG-6 PG-7 PG-8 PG-9 PG-10

Instrument No.

Settl

emen

t (m

)

Gambar 14       (a)  Grafik penurunan pada Center Line (CL), Bendungan Manggar.     

Displacement

-0.150

-0.100

-0.050

0.000

0.050

0.100

PG-1 PG-2 PG-3 PG-4 PG-5 PG-6 PG-7 PG-8 PG-9 PG-10

Instrument No.

Dis

plac

emen

t (m

)

Gambar 14        (b) Grafik deformasi horisontal pada Center Line (CL), Bendungan Manggar.     

PEMBAHASAN 1 Analisis  stabilitas  bendungan 

akibat pengaruh gempa  Analisis  stabilitas akibat pengaruh gempa 

dilakukan dengan menggunakan prosedur sesuai dengan  Pedoman  Analisis  Stabilitas  Bendungan Tipe  Urugan  Akibat  Beban  Gempa  (PdT‐14‐2004‐A).  Parameter  desain  untuk  analisis stabilitas  Bendungan  Manggar  ditentukan 

dengan menggunakan Tabel 2, 3 dan Gambar 15. Hasil  analisis  stabilitas  lereng  akibat  pengaruh gempa  kondisi  langgeng  (steady  seepage) Bendungan Manggar dapat dilihat pada Tabel 4. Secara  keseluruhan  dapat  dikatakan  bahwa Bendungan  Manggar  stabil  akibat  pengaruh gempa,  baik  pada  perioda  ulang  T  =  100  tahun maupun T = 5000 tahun (Dep. Kimpraswil, 2004).   

     Tabel 2    Percepatan gempa desain Bendungan Manggar 

Page 14: PERILAKU DAN KEAMANAN BENDUNGAN MANGGAR, …

202

Perioda ulang T (tahun) 

Peta zona 99‐ Fukushima  

Peta zona 04‐Fukushima 

Peta zona 04‐Joyner 

  Z   ad (g) Z ad (g) Z ad (g) 100  0,150  0,029 0,120 0,027 0,300 0,070 5000   0,150  0,050 0,120 0,044 0,300 0,116 10000  0,150  0,054  0,120 0,058 0,300 0,123 

       Tabel 3     Percepatan gempa desain untuk analisis dinamik Bendungan Manggar 

No  Perioda ulang T (th) 

ad (g) 

Ko = 0,5 *ad (g) 

 

K pada y/H 

      0,25 0,5 0,75  1,001  100  0,029  0,015 0,030 0,025 0,022  0,0202  5000  0,050  0,025 0,051 0,043 0,039  0,0353  10000  0,054  0,027 0,055 0,046 0,042  0,038

  Tabel  4  Hasil analisis stabilitas akibat pengaruh gempa kondisi langgeng (steady seepage) BendunganManggar 

Bagian Bendungan  

Fk tanpa gempa 

Ky` 

T = 100 thn  T = 10000 thn   

K, 100 th 

FK (izin = 1,2) 

K, 10000 th 

FK ( izin = 1) 

Deformasi U (m)  

1. Udik            a) y/H=1  2,9  0,232  0,020 2,564 0,035 2,311  0      b) y/H=0,75  4,056  0,376  0,022 3,540 0,039 3,142  0      c) y/H=0,5  4,996  0,607  0,025 4,377 0,043 3,931  0      d) y/H=0,25  5,683  0,884  0,030 5,093 0,051 4,679  0        2. Hilir            a) y/H=1  2,903  0,321  0,020 2,616 0,035 2,400  0      b) y/H=0,75  3,953  0,558  0,022 3,594 0,039 3,316  0      c) y/H=0,5  4,409  0,698  0,025 3,976 0,043 3,664  0      d) y/H=0,25  8,466  1,010  0,030 7,388 0,051 6,633  0 

 

Pondasi

T imbunanAIRFil ter

-110 -100 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110-16-12-8-4048

12

Lapisan  γn (t/m3) 

γsat(t/m3) 

c’(t/m2) 

φ’ (derajat) 

Timbunan  1,94  2 3 17 Filter  1,86  1,9 0 30 

Pondasi  1,66  1,7 1,6 10 Gambar 15     Profil melintang bendungan dengan parameter tanah yang digunakan untuk analisis stabilitas 

lereng Bendungan Manggar  

2 Analisis metode indeks risiko Analisis  indeks  risiko  total,  yang 

menghasilkan  nilai  untuk  menentukan  apakah 

bendungan  berfungsi  dengan  baik,  diperoleh  dari kombinasi nilai bobot kondisi  lapangan (CFi) dengan menggunakan  faktor  kepentingan  relatif  dan 

Page 15: PERILAKU DAN KEAMANAN BENDUNGAN MANGGAR, …

203

persamaan  berikut  (Andersen, G.R.  et  al.,  1999, 2001, 2001a): Idam  =  V  x  H   ......................................... (1) RIj = P[Mi⎪F] x P[Cj⎪Mi] x Idam   ........  (2) IRj   =  RIj x (10 – CFj ) / 10      ..........  (3) IRtot =  Σ IRj   ...............................……......  (4) Naman = ((Idam–IRtot)/Idam ) x100  ...... (5)                                     dengan:  V     : bobot faktor kerawanan total; H    : bobot faktor bencana; CFj  : bobot kondisi lapangan ke j; Rij   :  faktor kepentingan relatif kondisi fisik ke j; IRj    :  indeks  faktor penentu utama  total  kondisi 

fisik hasil inspeksi; IRtot  : indeks risiko total;  Idam   : faktor tingkat kepentingan awal, Naman  : nilai keamanan bendungan, berkisar dari 

0 sampai 100.   Indeks  risiko  total  adalah  nilai  untuk menentukan  apakah  bendungan  berfungsi dengan  baik  atau  tidak,  yang  diperoleh  dari kombinasi  nilai  bobot  kondisi  lapangan  (CF2) dengan  faktor  kepentingan  relatif,  periksa rumus (3) dan (4).   Namun  adalah  nilai  keamanan bendungan (bernilai 0‐100), yang menun‐jukkan klasifikasi  tingkat  keamanan  bendungan  desain dengan  kriteria  kondisi  pembebanan  normal atau luar biasa, untuk menyatakan tindak lanjut yang mungkin diperlukan. 3 Hasil analisis metode indeks risiko 

Nilai‐nilai  parameter  inspeksi  lapangan (CF1 sampai dengan CF9),  ternyata cukup tinggi. Untuk  menilai  tingkat  keamanan  bendungan, perlu  ditinjau  klasifikasi  nilai  keamanan bendungan,  Naman  =  76,80  dengan  indeks  risiko total, IRtot=20,18 berdasarkan analisis kombinasi hasil  inspeksi  lapangan,  evaluasi  instrumentasi dan  analisis  stabilitas  lereng  akibat  pengaruh gempa. Apabila ditinjau dari tingkat kepentingan awal bendungan, Idam =87,00, berarti kondisinya aman  dan  tidak  perlu  ada  tindak  lanjut. Bendungan  masih  tetap  aman  dan  dapat beroperasi dengan baik.    

Meskipun  tidak  terlihat  tanda‐tanda kerawanan  bendungan  yang  mengkhawatirkan, namun dianjurkan: 1) Melakukan  evaluasi  hasil  inspeksi  lapangan 

dan  pemantauan  instrumen  bendungan secara  periodik,  agar  dapat  diketahui perilaku dan kinerja bendungan dari waktu ke waktu dan dapat dievaluasi stabilitas dan keamanan bendungannya. 

2) Apabila  terlihat  adanya  tanda‐tanda  yang mengkhawatirkan,  sebaiknya  hal‐hal  yang dikemukakan  pada  butir  1),  harus  lebih 

ditingkatkan  sesuai  dengan  pedoman  yang berlaku untuk keamanan bendungan.      

Hal  ini merupakan  salah  satu  upaya  dalam menjaga dan  memelihara  perilaku  dan  kinerja,  serta  tingkat keamanan bendungan.  KESIMPULAN  

Berdasarkan  hasil  analisis  dan  evaluasi penelitian tersebut di atas, disimpulkan: 1) Hasil  inspeksi  lapangan  yang  diverifikasi 

dengan  evaluasi  pemantauan  instrumen Bendungan  Manggar,  menunjukkan  nilai parameter  kondisi  lapangan  CF1  sampai dengan CF9 cukup tinggi (antara 7 dan 8).  

2) Secara keseluruhan rembesan mempunyai pola perubahan yang menurun pada hampir semua V­notch  yang  diamati.  Kecuali  pada  V­notch‐1 ada peningkatan sebesar 0,3  liter/s dari  tahun 2005  sampai  dengan  tahun  2006,  dan  0,2 liter/s  dari  tahun  2006  sampai  dengan  tahun 2007  saat  elevasi  +6,2  m  setiap  tahunnya. Peningkatan  ini  cukup  kecil  dan  mengalami penurunan.  Ini  berarti,  tidak  ada  tanda‐tanda bahaya erosi buluh. 

3) Dari  grafik  histeresis  hubungan  antara  elevasi air  pisometer  dan  elevasi  air  waduk, menunjukkan  elevasi  muka  air  pisometer umumnya  cenderung  turun  dan  naik  yang bervariasi  antara  0,5  m  ‐  2  m.  Perubahan  ini relatif  kecil  dan  tidak  mempengaruhi perubahan  koefisien  permeabilitas  material urugan,  sehingga  tidak  terjadi  bahaya  erosi buluh. 

4) Dari  perhitungan  tingkat  kepentingan  awal bendungan (Idam) dengan metode indeks risiko, nilainya  cukup  rendah  (Idam  =87,00),  berarti risikonya  rendah  jika  mengalami  kegagalan. Oleh  karena  itu,  tidak  diperlukan  tidak  lanjut dan bendungan bisa beroperasi dengan baik.  

5) Nilai  keamanan Bendungan Manggar  (Naman) = 76,80  sehingga  klasifikasinya  termasuk memuaskan  (Naman  >  75),  serta  indeks  risiko total (IRtot) = 20,18.  

6) Bendungan  masih  stabil  dan  aman  terhadap kondisi beban normal (biasa) dan beban gempa T = 100 tahun maupun T = 5000 (atau 10000) tahun. Berarti, tidak perlu ada tindak lanjut.  Hasil  evaluasi  tersebut  diharapkan  dapat 

menjadi  acuan,  untuk  mengetahui  dan  menilai perilaku, kinerja dan keamanan Bendungan Manggar.    UCAPAN TERIMA KASIH

Page 16: PERILAKU DAN KEAMANAN BENDUNGAN MANGGAR, …

204

Terima kasih diucapkan kepada Saudara Ir. Theo F.  Najoan,  M.  Eng.  atas  kerja  sama,  saran  dan masukan  data  untuk  pengkajian  ini,  beserta rekan‐rekan  yang  telah  membantu  dalam pelaksanaan penelitian ini.   DAFTAR PUSTAKA Andersen, G.R.,  Chouinard,  L.E.,  Bouvier,  C.J.  and 

Back,  W.E.,  1999.  Ranking  Procedure  on Maintenance  Tasks  for  Monitoring  of Embankment  Dams.  J.  Geotech.  and Geoenvir.  Engrg.  ASCE,  125  (4),  247‐259, Apr. 1999.  

Andersen, G.R.,  Chouinard,  L.E., Hover, W.H.  and Cox, C.W., 2001. Risk Indexing Tool to Assist in  Prioritizing  Improvements  To  Embank‐ment Dam  Inventories.  J.Geotech&Geoenvir Engrg. ASCE, 127(4), 325‐334, Apr. 2001. 

Andersen,  G.R.,  Cox,  C.W,  Chouinard,  L.E.,  and Hover,  W.H.,  2001a.  Prioritization  of  Ten Embankment  Dams  According  to  Physical 

Deficiencies.  J.  Geotech.  and  Geoenvir.  Engrg. ASCE, 127 (4), 335‐345, Apr. 2001. 

Departemen  Kimpraswil,  2002.  Pedoman  Metode Analisis  dan  Cara  Pengendalian  Rembesan  Air untuk Bendungan Tipe Urugan. RSNI M‐02‐2002. 

Departemen  Kimpraswil,  2002a.  Pedoman  Metode Stabilitas  Lereng  Statik Bendungan  Tipe Urugan. RSNI M‐03‐2002. 

Departemen  Kimpraswil,  2004.  Pedoman  Analisis Stabilitas  Bendungan  Tipe Urugan  akibat  Beban Gempa. Pd T‐14‐2004‐A Kep Men Kimpraswil No: 260/ KPTS/M/2004, Jakarta, tgl. 10 Mei 2004. 

Puslitbang  Sumber  Daya  Air,  2008.  Penelitian  Evaluasi Keamanan  Bendungan  di  Kalimantan,  Sulawesi dan  Batam. Desember  2008,  Laporan  Penelitian No:PW  0302/02/La  –  BHGK/2008,  Satker Puslitbang SDA. 

Soetjiono,  C.  dan  Najoan,  T.F.,  1993.  Instrumentasi Geoteknik dalam Evaluasi Keamanan Bendungan Tipe  Urugan.  Jurnal  Litbang  Pengairan No.26/1993; ISSN 0215‐1111.