sim tesis bab iv

Upload: moh-mujib

Post on 30-May-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    1/54

    95

    BAB IV

    LAPORAN HASIL PENELITIAN

    Dengan mengacu pada fokus penelitian maka bab ini akan dipaparkan data

    dan temuan-temuan penelitian. Adapun paparan data dan temuan penelitian yang

    diperoleh untuk masing-masing fokus penelitian adalah sebagai berikut:

    A. Gambaran Obyek Penelitian1. Sejarah berdirinya Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro Kras

    Kediri

    Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Negeri Kanigoro (MTsN)

    Kanigoro Kras Kediri bermulai dari didirikan SMP Islam Swasta Kanigoro

    Kras Kediri yang didirikan pada tanggal 1 Agustus 1964 oleh :

    a. Bapak H. Said bin H. Kusnanb. Bapak H. Raisc. Bapak H. Nur Hasand. Bapak H. Abdul Manane. Bapak Asribf. Bapak Masyhurig. Bapak H. Mundir

    Mulai tahun 1965 tokoh-tokoh tersebut merubah SMP Islam menjadi

    Madrasah Tsanawiyah yang administrasi dan kurikulumnya disesuaikan

    dengan tuntunan dan bimbingan dari Departemen Agama Kabupaten Kediri,

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    2/54

    96

    mulai tahun 1966 digabungkan dengan Yayasan Pesantren Sabilil Mustaqim

    (YPSM) yang berpusat di Takeran. Agar pendidikan tersebut lebih lancar serta

    pengurusannya lebih stabil dan pendidikannya lebih bermutu dan atas

    dukungan dan usaha Yayasan Pesantren Sabilil Mustaqim (YPSM) yang

    berpusat di Takeran Madiun, maka pada tanggal 27 Juli 1967 dengan SK dari

    Menteri Agama Republik Indonesia No. 96 tahun 1967 statusnya berubah

    menjadi Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro.

    Periodesasi Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Kanigoro

    sebagaimana hasil wawancara dengan Kepala Tata Usaha dapat dilihat pada

    tabel berikut:

    Tabel 4.1

    Periodisasi Kepala Sekolah119

    No Nama Periode

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    Maskup, BA

    R. Moh. Abror, B.Sc.

    Drs. Widojo Atmodjo

    Drs. H. Maksum

    Zainal Fanani, BA

    Mustadji, BA

    Drs. H. Karim

    1967

    1967 1978

    1978 1991

    1991 1994

    1994 1998

    1998 2001

    2001 2004

    119 Sudirman, Wawancara pada hari Senin, tanggal 25 Mei 2009

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    3/54

    97

    8.

    9.

    Drs. H. Choironi

    Moh. Amak Burhanudin, M.Pd.I

    2004 2008

    2008 - sekarang

    2. Letak Geografi Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro Kras KediriMadrasah Tsanawiyah Negeri Kanigoro adalah lembaga pendidikan

    yang terletak di suatu desa yaitu Desa Kanigoro Kecamatan Kras

    Kabupaten Kediri, walaupun berada di desa namun sangat strategis karena

    bertepatan berada di lingkungan pondok pesantren Hidayatul Mubtadiin

    Kanigoro, juga dekat dengan jalur transportasi yang menghubungkan Kediri

    Tulungagung. Adapun jarak MTsN Kanigoro dari wilayah sekitarnya sebagai

    berikut:

    a. Dari Kecamatan Kras ke Timur 4 Km.b. Dari Kabupaten Kediri 20 Kmc. Dari Ibu Kota Propinsi Jawa Timur 150 Km

    3. Sarana dan PrasaranaKeadaan sarana dan prasarana yang dimiliki MTsN Kanigoro Kras

    Kediri sebagaimana hasil wawancara penulis dengan Kepala Tata Usaha

    sebagaimana pada tabel berikut:

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    4/54

    98

    Tabel 4. 2

    Keadaan Sarana dan Prasarana MTsN Kanigoro Kras - Kediri120

    No Nama sarana dan prasarana Jumlah Keterangan

    1 Ruang kepala sekolah 1 Baik

    2 Ruang tata usaha 1 Baik

    3 Ruang guru 1 Baik

    4 Ruang kelas 22 Baik

    5 Ruang lab 2 Baik

    6 Ruang UKS 1 Baik

    7 Ruang perpustakaan 1 Baik

    8 Mushola 1 Baik

    9 Lapangan olah raga 1 Baik

    10 Sanggar pramuka 1 Baik

    11 pos satpam 1 Baik

    12 Ruang Musik 1 Baik

    13 Komputer 40 Baik

    14 Bangku 420 Baik

    15 Kursi 1200 Baik

    16 Koperasi sekolah 1 Baik

    17 TV pembelajaran 1 Baik

    120 Sudirman, Wawancara pada hari Senin, tanggal 25 Mei 2009

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    5/54

    99

    18 Radio pembelajaran 1 Baik

    19 Ruang BP dan PKM 1 Baik

    20 Ruang Osis 1 Baik

    21 Kamar mandi / wc 16 Baik

    22 Kantin 2 Baik

    4. Struktur Organisasi MTsN Kanigoro secara OprasionalUntuk mengetahui lebih lanjut stuktur organisasi MTsN Kanigoro

    Kras Kediri dapat dilihat bagan sebagai betikut:

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    6/54

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    7/54

    101

    Berdasarkan pada struktur di atas dapat dijelaskan bahwa dengan

    adanya kelengkapan pembagian tugas jabatan di MTsN Kanigoro Kras

    Kediri, maka dapat mendukung dan memperlancar berjalannya proses belajar

    mengajar yang baik serta dengan adanya komunikasi dan kerjasama antar

    karyawan juga dapat memperlancar berjalannya pendidikan.

    5. Keadaan guru, Pegawai, dan Siswaa. Keadaan Guru dan Pegawai MTsN Kanigoro

    Yang dimaksud guru disini adalah pendidik yang secara

    administrasi bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan, dalam

    hal ini adalah guru yang mengajar di MTsN Kanigoro Kras Kediri.

    Jumlah guru pada saat penelitian di lakukan melalui observasi

    sebagaimana dalam tabel berikut:

    Tabel 4.3

    Keadaan Guru MTsN Kanigoro Kras Kediri Tahun 2008/2009120

    No N A M AMATA

    PELAJARAN

    1 2 3

    1 Moh. Amak Burhanudin, M.Pd.I : Bimbingan & Konseling

    2 Ahmad Dardiri, BA : Aqidah Akhlak

    3 Drs. Imam Sururi : Matematika

    4 Dra. Sri Rejeki : IPA Biologi

    5 Irma Astutik, S.Pd. : IPA Biologi

    120Observasi peneliti pada hari Selasa, tanggal 26 Mei 2009

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    8/54

    102

    6 Titik Lailatul M., S.Ag. : Fiqih

    7 Dra. Eny Khususiyati : Bhs. Inggris

    8 Khafidz Suyuti, BA : Bhs. Inggris

    9 Mukayin, S.Pd. : Fiqih

    10 Sigit Prawata, S.Pd. : PKN

    11 Dra. Rustiani Hanifah : Matematika

    12 Dra. Mambaul Jazilah, M.Pd.I : Bhs. Arab

    13 Hari Subagyo, S.Pd. : Penjas

    14 Endang Muaimatul L.S., S.Pd. : Bhs. Inggris

    15 Eny Nafiatin, S.Pd., M.Pd.I : Matematika

    16 Dra. Anjar : Bhs. Indonesia

    17 Dra. Yueni Dwi Budi Alinta : Kertakes

    18 Dra. Weny Puspita A.S. : IPS Sejarah

    19 Ayu Dwi Wulandari, S.Ps.I : Bimbingan & Konseling

    20 Maspuah, S.Pd. : IPS Ekonomi

    21 Moh. Mujib Zunari, S.Ag. : Tekinfokom & Bhs. Arab

    22 Choirul Azhar, S.Ag. : SKI

    23 Drs. Djumari : PKN

    24 Novi Yuniarni, S.Pd. : IPS Geografi

    25 Moch. Nurhadi, S.Ag. : Quran Hadits

    26 Siti Jubaidah, S.Pd. : Matematika

    27 Sudarmaji : IPA Biologi

    28 Imam Mahmudi, S.Pd.I : Bhs. Arab

    29 Kholid Tuhaika, S.Ag. : Fiqih, Quran Hadits

    30 Supriyadi, S.Ag. : Aqidah Akhlak

    31 Susiati, S.Ag. : Quran Hadits

    32 Saiful Ali, S.Ag., M.Fil.I : SKI dan Bhs. Inggris

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    9/54

    103

    33 Badik Susanto, S.Pd. : Matematika

    34 Eny Yuroida, S.Pd. : Matematika

    35 Anny Jauharoh, S.Pd. : IPA Fisika

    36 Elvi Riana, S.Pd. : Bhs. Inggris

    37 Susi Mardiyati, S.Pd. : Bhs. Indonesia

    38 Komarodin, S.Pd. : Penjas

    39 Moh. Ali Imron, S.Ag. : SKI & Aqidah Akhlak

    40 Imam Asrori, S.Pd.I : Fiqih & Tekinfokom

    41 Sri Hartini, S.Pd. : IPS Ekonomi

    42 Munip, S.Pd. : PKN & Bhs. Jawa

    43 Dra. Rachmawati E.W. : Bhs. Indonesia

    44 Nikmatul Rohmah, S.Pd. : Bhs. Indonesia

    45 Enik Zuliana : Tekninfokom

    46 Saiful Zais S.Pd. : IPS Geografi

    47 M. Mustaqim, S.Pd. : Kertakes

    48 Erma Lutfiana, SE. : IPS Ekonomi

    49 Peny Widyaningrum, S.Pd. : IPA Fisika & IPA Kimia

    50 Siti Rukana, S.Ps.I : Bimbingan & Konseling

    51 Nurul Arifah, S.Pd. : Bimbingan & Konseling

    52 Siti Nurin Nadhofah, S.S. : Bhs. Inggris

    53 Zusfar Ilham Hani, S.Kom. : Tekinfokom

    54 Miftahun Nurul Huda, S.Kom. : Tekinfokom

    55 Asih Switanti, S.Pd. : IPA Fisika & IPA Kimia

    56 Nina Candrawati, S.Pd. : Bimbingan & Konseling

    57 Setyawati, S.Pd. : Bhs. Indonesia

    58 H. Abbas Sofwan, SHI, LLM. : Bhs. Arab

    59 Mahayana S. Adibrata, S.Pd. : Matematika

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    10/54

    104

    60 Henry Yunianto, S.Pd. : Penjas

    TABEL 4.4

    Personalia Tata Usaha121

    No Nama Keterangan

    1 Sudirman, SH. Kepala T.U

    2 Suryani Bendahara

    3 Miftahun Nurhuda Administrasi Kepegawaian

    4 Kuni Fitriani Administrasi Kesiswaan

    5 Moch. Shohibul Anwar Administrasi Umum

    6 Dra. Rustiani Hanifah Bendahara BOS

    7 Mukayin, S.Pd. Bendahara Umum

    8 Ahmad Dardiri, BA Bendahara Komite

    9 Anas Fauzi Perpustakaan

    10 Iwan Hermawan Teknisi

    11 Achyar Pesuruh

    12 Kusnan Pesuruh

    13 Masud Pesuruh

    14 Mustakim Satpam

    15 Abdul Kholiq, SHI Administrasi Umum

    16 Eka Wahyu P., A.Md.Kep Perawat UKS

    17 Anis Hudzaifah, S.Pd. KOPSIS

    18 Endang Muaimatul LM, S.Pd Pembina Lab. Bhs. Inggris

    121Observasi peneliti pada hari Selasa, tanggal 26 Mei 2009

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    11/54

    105

    19 Penny Widyaningrum, S.Pd. Pembina Lab. IPA

    20 Zusfar Ilham Hani, S.Kom. Pembina Lab. Komputer

    21 Saiful Ali, S.Ag., M.Fil.I Pembina OSIS

    22 Choirul Azhar, S.Ag Pembina PMR/Pramuka

    23 Moh. Mujib Zunari, S.Ag. Pembina Lab. Bhs. Arab

    b. Keadaan Siswa MTsN KanigoroSiswa-siswi MTs Kanigoro Kras Kediri berasal dari penjuru Kota

    baik region Jawa Timur maupun dari luar Jawa Timur. Mengingat MTs

    adalah sekolah yang memuat mata pelajaran umun dan agama, sehingga

    untuk efektifitas dalam proses belajar mengajar dan untuk memperdalam

    wawasan agama banyak siswa yang berdomisili di pondok pesantren yang

    berdekatan dengan madrasah tersebut.

    Selain mengikuti materi kurikulum, para siswa juga banyak

    mengikuti kegiatan ekstra kurikuler yang ada di MTsN Kanigoro seperti:

    KIR, PMR, Pramuka, Seni Musik, Pidato, MTQ, Komputer, Bola Voly,

    Tenis Meja dan bela diri.

    Mengenai jumlah siswa-siswi MTsN Kanigoro Kras Kediri pada

    tahun ajaran 2008/2009 mencapai 892. Hal ini dapat dilihat dari hasil

    observasi peneliti sebagaimana pada tabel berikut ini:

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    12/54

    106

    Tabel 4.5

    Keadaan Siswa MTsN Kanigoro Kras Kediri Tahun 2008/2009122

    Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

    VII 152 244 320

    VIII 140 226 297

    IX 159 216 275

    Total 451 686 892

    B. Pemaparan Data1. Konsep Sistem Informasi Manajemen dalam pengembangan Sistem

    Akademik di MTsN Kanigoro

    Sistem Informasi Manajemen merupakan unsur vital bagi efektifitas

    lembaga pendidikan. Karena berjalan atau tidaknya sebuah lembaga

    pendidikan sangat bergantung kepada pengelolaan sistem informasi.

    Pengelolaan Sistem Informasi yang baik dapat membantu kelancaran dan

    keberhasilan semua urusan pengaturan dan pengelolaan madrasah secara

    formal kepada atasannya dan secara informal kepada masyarakat yang telah

    menitipkan anak didiknya. Sistem Informasi yang dikelola dengan prinsip-

    prinsip manajemen, baik planning, organizing, directing dan controlling,

    diharapkan dengan sendirinya dapat mengelola sistem akademik kearah yang

    lebih baik.

    122Observasi peneliti pada hari Selasa, tanggal 26 Mei 2009

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    13/54

    107

    Sistem Informasi Manajemen (SIM) mengandung banyak tafsir,

    sehingga setiap orang akan berbeda dalam memahaminya. Salah satu

    sebabnya ialah tidak ada ukuran yang baku tentang apa Sistem Informasi

    Manajemen (SIM) dan Manajemen Sistem Informasi (MSI) itu. Oleh karena

    itu untuk menjawab apakah Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan

    Manajemen Sistem Informasi (MSI) mempunyai pengertian yang sama.

    Perbedaan latar belakang seseorang, sudut pandang dan profesi seseorang

    sangat berpengaruh dalam menentukan pengertian Sistem Informasi

    Manajemen (SIM) dan Manajemen Sistem Informasi (MSI). Hal ini terungkap

    dalam hasil wawancara dengan Kepala Madrasah sebagai berikut:

    Ya secara umum bisa dikatakan bahwa SIM itu artinya sangat

    beragam, antara satu orang dan yang lainnya akan sulit untuk

    diketemukan. Persoalannya setiap orang yang ditanya apa SIM itumempunyai latar belakang, sudut pandang dan pekerjaan atau bahkan

    yang lainnya yang itu semua akan sangat berpengaruh dalam memaknai

    SIM itu.123

    Pembantu Kepala Madrasah bidang Kurikulum juga menambahkan

    pula:

    Kalau semua orang anda beri pertanyaan apa SIM itu. Maka secara

    keseluruhan akan menjawab sesuai dengan keberadaannya, baikkeberadaan sosial, pendidikan, maupun lingkungan dan latar belakangnya.

    Misalnya anda bertanya SIM kepada ahli komputer yang setiap hari

    bekerja untuk memproses informasi dalam mengambil keputusan. Maka

    jawaban yang akan anda dapat pasti akan berbeda dengan ketika anda

    bertanya apa itu SIM kepada seorang Profesor yang setiap harinya

    123Amak Burhanudin, Wawancara pada hari Senin, tanggal 08 Juni 2009.

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    14/54

    108

    bergelut pada dunia manajemen pendidikan yang mengelola pekerjaaninformasi. Dan seterusnya124

    Namun demikian, ada kriteria umum yang disepakati tentang apa

    SIM itu. Yakni bahwa terdapat keseragaman dalam pemakaian istilah Sistem

    Informasi Manajemen. Ada orang menyebut Management of Information

    Systems, atau bahkan ada yang menyebut Information Systems saja,

    kesemuanya kurang lebih membahas persoalan-persoalan yang sama.

    Kebanyakan orang Indonesia menggunakan istilah Sistem Informasi

    Manajemen (SIM). Ada beberapa orang yang menggunakan istilah

    Manajemen Sistem Informasi (MSI), dengan maksud untuk lebih

    menekankan sisi manajemennya, bukan teknologi informasinya. Tetapi

    sebagian besar orang agaknya sudah lebih terbiasa dengan istilah Sistem

    Informasi Manajemen (SIM) ini.

    Hal ini disampaikan oleh Pembantu Kepala Madrasah bidang

    Kesiswaan pada wawancara sebagai berikut:

    Bila orang mengatakan suatu madrasah telah menerapkan Sistem

    Informasi Manajemen, maka bisa dimaknai bahwa pengelolaan sistem

    informasinya dengan menggunakan prinsip manajemen, pelayanan

    gurunya baik, pengambilan keputusannya cepat dan sebagainya demikianpula sebaiknya. Untuk menandai penerapan sistem informasi manajemen,

    orang memberi simbol-simbol dengan julukan-julukan tertentu, seperti

    sekolah unggulan dalam ITnya, sekolah berbasis komputer dan lain-

    lain.125

    124Mambaul Jazilah, Wawancara pada hari Senin, tanggal 08 Juni 2009.

    125Moch. Nurhadi, Wawancara pada hari Rabu, tanggal 16 Juni 2009.

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    15/54

    109

    Hal senada juga disampaikan oleh Pembantu Kepala Madrasah

    bidang Penelitian dan Pengembangan Madrasah yang menyatakan bahwa:

    SIM itu biasanya dimaknai oleh banyak orang sebagai sesuatu yang

    teratur, sistem informasi yang bagus dan sebagainya. Dan sebaliknya,

    sesuatu dianggap tidak teratur ketika sesuatu itu tidak mempunyai sistem

    informasi yang teratur, tidak mempunyai tujuan yang terprogram,

    pengambilan keputusan yang lambat dan sebagainya. Sehingga gambaranyang umum disepakati bersama bahwa SIM itu bermakna pengelolaan

    tentang kebaikan dan keindahan atau bermakna sesuatu yang ideal.126

    Demikian juga bahwa madrasah itu menerapkan SIM atau tidak

    dilihat dari bagaimana kualitasnya. Kalau dikatakan menerapkan SIM,

    pengelolaan akademiknya mesti baik, pelayanan yang prima, laku di dunia

    kerja, bisa menciptakan kerja dan lain-lain, yang serba bernilai baik atau

    sebaliknya. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan Kepala

    Madrasah yang menyatakan:

    Sama halnya dengan perguruan tinggi, bahwa madrasah dikatakanmenerapkan SIM dalam mengelola akademik. Madrasah bisa dikatakan

    berhasil dalam penerapan SIM ketika pengelolaan bidang akamiknya baik,

    laku di dunia kerja, bisa menciptakan pekerjaan dan lain sebagainya.Sedangkan orang akan mengklaim madrasah tidak berhasil dalam penerapan

    SIM ketika pengelolaan bidang akademiknya kurang baik, bingung harus

    bagaimana setelah mendapatkan informasi, hanya bisa menerima informasi

    tanpa berpikir bagaimana mereka dapat mengelola pekerjaan informasi

    dengan baik.127

    Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro paham terhadap

    kebutuhan SIM ini. Bagi MTsN Kanigoro penerapan SIM madrasah bisa

    dilihat dari rumusan visi dan misinya, yang kemudian visi dan misi tersebut

    126Eny Nafiatin, Wawancara pada hari Sabtu, tanggal 30 Mei 2009.

    127Moh. Amak Burhanudin, Wawancara pada hari Senin, tanggal 08 Juni 2009.

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    16/54

    110

    diwujudkan dalam proses pendidikan yang akan dilakukan. Tiap Madrasah

    mempunyai visi dan misi sendiri-sendiri, yang sudah pasti satu sama lain

    berbeda. Demikian juga penerapan SIM yang akan dicapai. Hasil wawancara

    peneliti dengan Kepala Madrasah menyebutkan:

    Pada dasarnya penerapan SIM MTsN Kanigoro bisa dilihat darirumusan visi dan misinya. Kemudian dari visi dan misi tersebut MTsN

    Kanigoro mewujudkannya dalam kegiatan pendidikannnya yang

    merupakan sintesis antara tradisi pesantren dan sekolah umum. MTsNKanigoro berusaha dengan maksimal melalui model pendidikan semacam

    ini, diharapkan akan lahir madrasah yang berkualitas dicintai oleh Allahdan masyarakat. Karena ciri utama madrasah demikian adalah tidak saja

    menguasai disiplin ilmu masing-masing sesuai dengan pilihannya, tetapi

    juga menguasai al-Quran dan Hadis sebagai sumber utama ajaran

    Islam.128

    Berdasarkan prinsip manajemen, maka Top Manajemen Madrasah

    Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro bersama-sama seluruh jajaran

    manajemen bawahannya menyusun visi dan misi MTsN Kanigoro. Dari Visi

    MTsN Kanigoro adalah sebagai lembaga pendidikan Islam, melalui kegiatan

    pendidikan dan pengajaran, mampu menciptakan madrasah yang berkualitas

    dicintai Allah dan masyarakat.129

    Sedangkan Misi MTsN Kanigoro adalah sebagai berikut:130

    a. Menciptakan manajemen yang sehat.b. Menciptakan budaya disiplin yang tinggi.

    128Ibid.

    129 Pedoman Pendidikan Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro 2008-2009,

    (Kanigoro: MTsN Kanigoro, 2008), hal. 4130

    Ibid.

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    17/54

    111

    c. Menyediakan guru yang profesional.d. Merencanakan, menyusun, melaksanakan dan menganalisis program.e. Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai.f. Menyediakan anggaran yang memadai.g. Meningkatkan iman dan taqwa.h. Meningkatkan akhlaqul karimah.i. Mempererat tali silaturrahim.

    Dari Visi dan Misi tersebut di atas, ada kata-kata yang

    menggambarkan penerapan Sistem Informasi Manajemen yakni: berkualitas,

    dicintai Allah, dicintai masyarakat, manajemen yang sehat, disiplin, guru yang

    profesional, merencanakan, menyusun, melaksanakan dan menganalisis

    program, sarana dan prasarana yang memadai, menyediakan anggaran yang

    memadai, peningkatan iman dan taqwa, bermoral dan silaturrahim.

    Secara umum orang akan memaknai kata tersebut dengan tafsir yang

    mengandung kebaikan, yakni penerapan SIM yang diharapkan. Jadi kata ini

    mengandung makna universal, artinya siapa saja akan sepakat dengan

    pengembangan akademik berciri manajemen yang sehat, merencanakan,

    menyusun, melaksanakan dan menganalisis program, sarana dan prasarana

    yang memadai, menyediakan anggaran yang memadai seperti yang

    diharapkan itu, yang bermoral, yang unggul, yang toleran dan sebagainya.

    Oleh karena itu, makna SIM seperti ini diartikan sebagai SIM yang bersifat

    mutlak, yang seharusnya begitu, yang das sollen. Sebagaimana hasil

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    18/54

    112

    wawancara dengan Pembantu Kepala Madrasah bidang Humas yang

    menyatakan:

    Secara substantif kata manajemen yang sehat, merencanakan,

    menyusun, melaksanakan dan menganalisis program, sarana dan prasarana

    yang memadai, menyediakan anggaran yang memadai, dan lain

    sebagainya itu bersifat mutlak. Karena semua itu mengandung makna

    kebaikan sehingga mutlak diharapkan131

    Pembantu Kepala Madrasah bidang Kesiswaan juga menambahkan:

    Karena sifatnya yang sangat abstrak, maka meskipun semua orang

    sangat sulit untuk membuat kriteria tertentu yang bersifat universal.Makna kata manajemen yang sehat misalnya, itu seperti apa wujudnya.

    Ukuran manajemen yang sehat itu, untuk satu orang berbeda dengan orang

    lain. Masyarakat yang satu berbeda dengan masyarakat yang lain.

    Lembaga yang satu akan berbeda dengan lembaga yang lain. Apalagiditinjau dari sudut agama. Islam berbeda dengan Agama lain. Oleh karena

    itu ukuran sistem akademik bermanajemen yang sehat, yang direncanakan,

    menyusun, melaksanakan dan menganalisis program, pasti ukurannya

    berbeda antara satu madrasah yang satu dengan madrasah yang lain.

    Belum lagi, apabila semua sebutan itu menjadi satu sebagai ciri yangharus dimiliki oleh sistem akademiknya.

    132

    Apa yang disebutkan dalam Visi Misi Madrasah Tsanawiyah Negeri

    (MTsN) Kanigoro, masih bersifat absolut, yang seharusnya begitu, masih

    bersifat das sollen. Jadi makna sistem akademik seperti yang tertuang dalam

    visi misi itu masih pengembangan akademik dalam arti absolut, yang

    universal sifatnya. Maksudnya semua orang akan setuju, bila pengembangan

    akademik seperti itu, karena semuanya mengandung makna yang baik. Hal ini

    sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Koordinator team pengembangan

    Sistem Informasi Manajemen Madrasah :

    131Hari Subagio, Wawancara pada Sabtu, tanggal 16 Mei 2009.

    132Ibid.

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    19/54

    113

    Dalam setiap visi misi sebuah lembaga banyak terkandung kata-katayang masih bersifat absolut, tak terkecuali dari visi dan misi MTsN

    Kanigoro. Ya yang pasti setiap orang akan sepakat, bahkan akan sangat

    sepakat kalau pada akhirnya pengelolaan akademik MTsN Kanigoro dapat

    tercover sebagaimana termuat dalam visi misinya.133

    Namun demikian, karena perbedaan sudut pandang, kepentingan dan

    karakteristik lembaga, maka terjadi perbedaan ukuran dan kriteria seperti apa

    wujud dari SIM yang dikehendaki itu. Manajemen yang sehat itu seperti apa,

    yang direncanakan itu bagaimana, dan sebagainya. Untuk itu, maksud SIM

    dalam arti absolut, tidak bisa digunakan untuk mengukur pengembangan

    akademik. Sehingga MTsN Kanigoro memaknai SIM dalam arti relatif. Yaitu

    relatif menurut apa yang dikehendaki MTsN Kanigoro. Bagi MTsN makna

    SIM dalam arti relatif inilah yang digunakan dalam pengembangan sistem

    akademik untuk kualitas lulusan yang dihasilkannya Hal ini terlihat dari hasil

    wawancara peneliti dengan Kepala Madrasah:

    Kita akan sulit menentukan bermanajemen yang sehat, yang

    direncanakan, menyusun, melaksanakan dan menganalisis program ituseperti apa, bagaimana, dan sebagainya. Untuk itu, makna SIM dalam arti

    absolut, tidak bisa digunakan untuk mengukur kualifikasi sistem

    akademik. MTsN Kanigoro memaknai SIM dalam arti relatif. Relatif

    menurut yang dikehendaki masing-masing lembaga.134

    Pembantu Kepala Madrasah bidang Kesiswaaan menambahkan :

    Bahwa dalam rangka pengembangan sistem akademik, MTsN

    Kanigoro harus menerapkan SIM yang dikehendaki seperti apa, sesuai

    dengan kebijakan SIM, standar SIM dan manual SIM yang telah disahkan

    oleh pimpinan lembaga dan selanjutnya ketiga dokumen ini digunakan

    133Akoh Istifa, Wawancara pada hari Sabtu, tanggal 30 Mei 2009

    134Moh. Amak Burhanudin, Wawancara pada hari Senin, tanggal 08 Juni 2009.

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    20/54

    114

    sebagai acuan dan pedoman dalam pengembangan sistem akademik. Agarbisa menjamin tiap langkah dalam proses pendidikan, maka dibuatlah

    manual prosedur yang mengatur alur kegiatan apa saja yang harus dilalui

    dengan bukti rekaman kegiatan terkait. Dengan bukti rekaman kegiatan

    ini, setelah diadakan audit internal, lembaga berani mengatakan, bahwa

    pengembangan sistem akademik dapat dijamin seperti yang dijanjikan

    dalam standar SIM.135

    Seperti yang dijanjikan dalam standar SIM, MTsN Kanigoro dengan

    academic exxelence yang diselenggarakan menerapkan pengembangan bidang

    akademik yang berhubungan dengan sebagai berikut: (1) Menguasai bahasa

    Arab, (2) Menguasai bahasa Inggris, (3) Berwawasan Nasional, regional dan

    global, (4) Mengembangkan kegiatan pembelajaran berbasis komputer, (5)

    Mengelola administrasi akademik berbasis IT, (6) Mengelola raport siswa dan

    daftar nilai harian berbasis IT, (7) Trampil memanfaatkan IT (Information

    Technology) dalam kegiatan pembelajaran, (8) Mengembangkan budaya dan

    tradisi IT dalam segala bidang kegiatan, (9) Mampu memanfaatkan dan

    menghayati pengalaman hidup selama di Madrasah, (10) Memiliki etos

    belajar sepanjang hayat.136

    Ada beberapa kompetensi yang agak mudah diukur seperti no 1, no

    2, no 7, akan tetapi kompetensi yang lain, masih abstrak dan perlu dirumuskan

    lebih rinci, sehingga dapat diukur dan direkam kegiatannya.

    135Moch. Nurhadi, Wawancara pada hari Sabtu, tanggal 16 Mei 2009.

    136Tim Penyusun SIM MTsN, Implementasi Sistem Informasi Manajemen Madrasah

    Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro, : Team Pengembangan MTsN Kanigoro, 2008), hal. 34. Lihat

    jugaMateri Pelatihan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan MTsN Kanigoro, 2008 hal 35.

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    21/54

    115

    Oleh karena itu, agar Sistem Informasi Manajemen dapat diterapkan,

    maka perlu indikator-indikator keberhasilan yang operasional dari masing-

    masing kompetensi. Indikator-indikator inilah yang akan dimasukkan dalam

    manual prosedur yang akan direkam sebagai bukti penerapan Sistem

    Informasi Manajemen. Sehingga stakeholder dan customers menjadi lebih

    mantap akan keberadaan SIM yang dijaminkan. Sebagaimana hasil

    wawancara dengan Pembantu Kepala Madrasah bidang Penelitian dan

    Pengembangan Madrasah :

    Dalam sistem informasi manajemen, ada suatu ukuran yang harus

    bisa diketahui. Sama halnya dengan kompetensi yang disebutkan standarSIM MTsN Kanigoro, ia harus dapat diukur dan direkam kegiatannya.

    Sehingga MTsN Kanigoro memerlukan indikator-indikator keberhasilan

    yang operasional dari masing-masing kompetensi. Indikator-indikator

    inilah yang akan dimasukkan dalam manual prosedur yang akan direkam

    sebagai bukti pengembangan bidang akademik. Sehingga stakeholder dancustomers menjadi lebih mantap akan keberadaan SIM yang diterapkan

    137

    Pengembangan Akademi tersebut di atas akan berbeda dengan Sistem

    Akademik madrasah lainnya. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:138

    MTsN Kanigoro Madrasah Lain

    a) Menguasai bahasa Arab.

    b) Menguasai bahasa Inggris.

    c) Berwawasan Nasional, regional

    dan global.

    a) Tidak sama.

    b) Sama.

    c) Tidak sama.

    137Eny Nafiatin, Wawancara hari Sabtu, tanggal 30 Mei 2009.

    138Dokumentasi tentang Sistem Informasi Manajemen di Madrasah Tsanawiyah Negeri

    Kanigoro

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    22/54

    116

    d) Mengembangkan kegiatan

    pembelajaran berbasis komputer.

    e) Mengelola administrasi akademik

    berbasis IT.

    f) Mengelola raport siswa dan daftar

    nilai harian berbasis IT.

    g) Trampil memanfaatkan IT

    (Information Technology).

    h) Mengembangkan budaya dan

    tradisi berbasis IT.

    i) Mampu memanfaatkan dan

    menghayati pengalaman hidup

    selama di Madrasah.

    j) Memiliki etos belajar sepanjang

    hayat.

    d) Tidak sama.

    e) Tidak Sama

    f) Tidak sama.

    g) Tidak sama.

    h) Tidak Sama.

    i) Sama.

    j) Sama.

    Dalam merencanakan dan menerapkan SIM, MTsN Kanigoro harus

    diketahui betul tingkat apa yang ingin diraihnya. SIM yang dikehendaki

    MTsN Kanigoro tidak perlu meliputi semua model SIM yang sudah

    dikemukakan oleh para tokoh. Tergantung dari tujuannya, MTsN Kanigoro

    dapat memilih model-model SIM yang mana yang perlu mendapat tekanan.

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    23/54

    117

    Untuk tahap awal, MTsN Kanigoro menekankan pada SIM sebagai

    pengambilan keputusan secara cepat. Sebagaimana dinyatakan oleh Ketua

    team pengembangan Sistem Informasi Manajemen MTsN Kanigoro :

    Mengutip Raymond McLeod bahwa SIM dikelompokkan menjadi

    empat yaitu (1) SIM sebagai pengolahan transaksi (Expert System), (2)

    SIM sebagai pendukung manajemen (Work Group Support System), (3)SIM sebagai pendukung keputusan (Decision Support System), (4) SIM

    sebagai pendukung pimpinan (Exscutive Support System). Dan pada tahap

    awal ini MTsN Kanigoro menekankan pada yang nomor tiga, yaitu SIMsebagai pendukung keputusan. Karena berusaha meraih semua model SIM

    malah mungkin menyebabkan kesulitan sedemikian rupa, sehingga tidakada tindakan konkrit yang dapat dilaksanakan.139

    Dari hasil observasi peneliti juga didapatkan beberapa data terkait

    dengan konsep sistem informasi manajemen yang dianut Madrasah

    Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro. Data itu bisa dituliskan sebagai

    berikut:

    Pada waktu itu, hari Rabu tanggal 3 Juni 2009 pada saat penelitiberada diruang TU guna membina data mengenai kegiatan akademik

    MTsN Kanigoro, pada saat itu, karena kepala TU sedang keluar secara

    tidak sengaja peneliti melihat kepala madrasah sedang berdiri disebelahsalah satu pegawai administrasi. Dan pada saat itu kepala madrasah

    bertanya seputar tugas yang dikerjakan oleh pegawai tersebut, apakah ada

    masalah. Kemudian kepala madrasah memberikan pengarahan mengenai

    tugas tersebut.140

    Senada dengan data di atas, peneliti juga mendapatkan data serupa

    ketika peneliti mulai masuk lebih dalam terkait pencarian data obyek

    penelitian:

    139Akoh Istifa, Wawancara pada hari Sabtu, tanggal 30 Mei 2009

    140Observasi, pada hari Rabu, tanggal 3 Juni 2009

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    24/54

    118

    Pada hari Rabu tanggal 17 Juni 2009 peneliti berusaha mengamatikegiatan guru dalam menginput data nilai harian, nilai blok, nilai

    semester, analisis hasil ulangan harian, ternyata peneliti mendapati bahwa

    guru telah menginput data tersebut ketika di dalam kelas kemudian

    dipindahkan ke dalam computeryang di sediakan oleh madrasah di ruang

    guru.141

    Penerapan sistem informasi manajemen, terutama yang berupa

    produksi jasa atau pelayanan, sulit untuk dimengerti, sehingga orang

    melihatnya sebagai pembororosan waktu dan tidak efisien, apalagi penerapan

    sistem informasi manajemen itu hanya ikut-ikutan tanpa persiapan yang

    masak. Akhirnya banyak terjadi suatu lembaga terbentur pada suatu sistem

    informasi manajemen yang sulit ditangani dan tidak memajukan lembaga

    dalam mencapai tujuannya.

    Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro merupakan institusi

    pendidikan yang memposisikan sebagai industri jasa, yaitu institusi yang

    memberikan pelayanan (service) sesuai apa yang diinginkan pelanggan

    (customers).142

    Pelayanan atau jasa yang diberikan tentu harus berupa sesuatu

    yang bermutu, yang bisa memberikan kepuasan pada customers, baikinternal

    customers maupun exsternal customers.

    Sistem Informasi Manajemen di Madrasah Tsanawiyah Negeri

    (MTsN) Kanigoro dirancang melalui tahap-tahap yang dirangkai dalam suatu

    proses sebagai berikut :

    141Observasi, pada hari Rabu, tanggal 17 Juni 2009

    142Tim Penyusun SIM, Implementasi Sistem Informasi Manajmen MTsN Kanigoro Kras

    Kediri, hal. 2.

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    25/54

    119

    a. Top Manajement(Kepala) Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigorobersama-sama seluruh jajaran manajemen bawahannya menyusun visi dan

    misi MTsN Kanigoro.

    Pada tahap awal ini MTsN Kanigoro melalui Top manajementdan

    seluruh jajaran manajemen bawahannya menyusun visi dan Misi MTsN

    Kanigoro. MTsN Kanigoro menyadari bahwa mutu suatu lembaga

    pendidikan bisa dilihat dari rumusan visi dan misinya, yang kemudian visi

    dan misi tersebut diwujudkan dalam proses pendidikan yang akan

    dilakukan.

    Ya jelas, bahwa setiap lembaga harus punya visi dan misi. Di

    MTsN Kanigoro visi misi dibentuk atas empat unsur, yakni sejarah,

    preferensi masa kini dari para pengelola dan manajemen atau

    organisasi, lingkungan pengguna lulusan dan sumber daya organisasi.

    Kami dan seluruh jajaran manajemen bawahan, mulai dari Kepala dansemua stake holder merumuskan visi misi MTsN Kanigoro dengan

    memeperhatikan keempat unsur tersebut.143

    Hal senada disampaikan oleh pembantu kepala madrasah bidang

    kurikulum :

    .tidak sekedar visi dan misi saja yang dirumuskan oleh kepala dan

    bawahannya, tetapi sekaligus tujuan MTsN Kanigoro dengan menggunakan

    strategi penyusunan yang telah ditentukan, yakni: Visi MTsN Kanigoroharus merupakan cita-cita bersama yang dapat menjadi sumber inspirasi,

    motivasi dan kekuatan pembimbing yang merasuki pikiran dan tindakan

    segenap pihak yang berkepentingan, Visi MTsN Kanigoro harus merupakan

    cita-cita yang dapat memberika inspirasi bagi segenap pihak yang

    berkepentingan untuk bertindak, Visi harus memuat tujuan dan ruang

    lingkup kerja yang khas,..dan visi seharusnya dirumuskan berdasarkan

    masukan dari berbagai fihak yang berkepentingan. Sedemikiam juga dengan

    143Moh. Amak Burhanudin, Wawancara pada hari Senin, tanggal 08 Juni 2009.

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    26/54

    120

    misi dan tujuan MTsN Kanigoro .. Top Management (Kepala, wakilkepala madrasah, pembantu kepala madrasah, Kepala Bagian dan

    sebagainya) harus mensosialisasikan visi dan misi serta tujuan MTsN ini ke

    seluruh jajaran manajemen bawahan, guru dan karyawan serta pelanggan

    dan stakeholders Madrasah Tsanawiyah Negeri Kanigoro144

    b. Berdasarkan visi dan misi MTsN Kanigoro tersebut, Madrasah TsanawiyahNegeri (MTsN) Kanigoro menentukan KSPM (Kebijakan, Standar,

    Pedoman dan Manual Mutunya).

    Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro menyadari bahwa

    penerapan sistem informasi manajemen suatu lembaga pendidikan bisa

    dilihat dari rumusan visi dan misinya, yang kemudian visi dan misi tersebut

    diwujudkan dalam proses pendidikan yang akan dilakukan. Akan tetapi apa

    yang disebutkan dalam visi misi Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN)

    Kanigoro, masih bersifat absolut dan masih bersifat das sollen. Jadi makna

    pengembangan akademik seperti yang tertuang dalam visi misi itu masih

    pengembangan dalam arti absolut, yang universal sifatnya. Maksudnya

    semua orang akan setuju, bila pengembangan akademik seperti itu, karena

    semuanya mengandung makna yang baik.

    Untuk itu, pengembangan akademik dalam arti absolut, tidak bisa

    digunakan untuk mengukur kualifikasi sistem informasi manajemen.

    Sehingga MTsN Kanigoro memaknai sistem informasi manajemen dalam

    arti relatif. Yaitu relatif menurut apa yang dikehendaki MTsN Kanigoro,

    144Mambaul Jazilah, Wawancara pada hari Jumat, tanggal 24 Juli 2009.

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    27/54

    121

    melalui KSPM (Kebijakan, Standar, Pedoman dan Manual SIMnya). Hal

    ini sebagaimana diungkapkan oleh Ketua SIM:

    Ya kalau SIM itu bersifat absolut ya cukup sulit, karena SIM yang

    diterapkan oleh lembaga akan pasti berbeda dengan SIM yang

    diharapkan oleh pelanggan dan stakeholders. Untuk itu setelah Top

    manajemen dan manajemen bawahan merumuskan visi misi, lembaga

    (MTsN) melalui coordinator SIM merelatifkan SIM dalam bentuk visimisi tersebut dengan membuat KSPM, yakni Kebijakan, Standar,

    Pedoman dan Manual SIM yang pada akhirnya disahkan oleh Kepala dan

    Pembantu Kepala Madrasah.145

    Koordinator Bidang Sistem Informasi Manajemen menambahkan:

    Standar SIM MTsN Kanigoro adalah batas atau ambang SIM

    minimal yang harus dipenuhi atau dicapai oleh MTsN Kanigoro. StandarSIM MTsN Kanigoro akan selalu mengacu pada visi MTsN Kanigoro

    yang akan selalu ditingkatkan seiring dengan perkembangan dan harapan

    dari stakeholders.146

    Sebagaimana wawancara dengan Pembantu Kepala Madrasah

    bidang Penelitian dan Pengembangan Madrasah :

    SIM Pendidikan bagi MTsN Kanigoro dipahami sebagai pencapaian

    tujuan yang telah ditetapkan oleh lembaga pendidikan di dalam rencana

    Strategisnya (kebijakan Akademik) atau kesesuaian dengan StandarAkademik yang telah ditentukan147

    Dan konsekuensi dari pengertian ini, maka sebagai tolok ukur

    pengembangan akademik bagi MTsN Kanigoro ialah harus telah

    mempunyai ketentuan tentang kebijakan Akademik dan Standar Akademik

    yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan pendidikannya.

    145Akoh Istifa, Wawancara pada hari Sabtu, tanggal 30 Mei 2009.

    146Zusfar Ilham Hani, Wawancara pada hari Rabu, tanggal 24 Juni 2009.

    147Eny Nafiatin, wawancara pada hari Sabtu, tanggal 27 Juni 2009.

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    28/54

    122

    Ketua pengembangan SIM menambahkan bahwa:

    sedangkan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan dipahami

    sebagai program untuk pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan koreksi

    sebagai tindakan penyempurnaan atau peningkatan mutu yang

    berkelanjutan dan sistematis terhadap semua aspek (sarana/prasarana,

    pengelola, kepemimpinan, masukan, proses pengelolaan, keluaran dan

    dampak) lembaga pendidikan sesuai dengan kebijakan Akademik dan

    Standar Akademik yang telah ditetapkan, dan dalam rangkameyakinkan tentang kesempurnaan pencapaian standar kompetensi

    lulusan yang telah dinyatakan dalam visi, misi, tujuan dan proses

    pendidikan menengah kepada semua pihak eksternal dan internal,pengelola, semua pimpinan lembaga terkait, organisasi profesi, dan

    masyarakat pengguna yang lebih luas.148

    Sistem Informasi Manajemen pendidikan seperti yang tersebut di

    atas adalah sangat sempurna dan ideal, dan baru dilaksanakan oleh

    Lembaga Pendidikan yang sudah maju dan komplit perlengkapannya.

    Namun demikian, tidak berarti bahwa upaya pengembangan akademik

    Pendidikan Menengah menunggu sampai kelengkapan Lembaga tersebut

    lengkap. Justru itu pengelola lembaga pendidikan bisa menempuh strategi

    prioritas bagian mana yang diupayakan untuk dijamin lebih dulu. Dan

    secara bertahap bergiliran ke bagian yang lain. Dan di MTsN Kanigoro,

    yang didahulukan adalah bagian yang langsung menyentuh proses kualitas

    yaitu bagian proses pelaksanaan kegiatan akademik, yang dinamakan

    pengembangan proses pembelajaran. Sebagaimana diungkapkan oleh

    Pembantu Kepala Madrasah bidang Kurikulum :

    Dan pada prakteknya pada tahun 2004-2008 MTsN Kanigoro ---

    dalam pengembangan akademiknya----, melakukan beberapa langkah

    148Akoh Istifa, Wawancara pada hari Rabu, tanggal 17 Juni 2009

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    29/54

    123

    antara lain; perumusan the Body of Knowledge, pengembangankurikulum dan akreditasi (program studi dan institusi).149

    Terkait dengan kondisi obyektif lembaga pendidikan, dimensi yang

    akan diterapkan Sistem Informasi Manajemennya dipilih secara prioritas,

    sesuai dengan kemampuannya yang tersedia. Untuk MTsN Kanigoro yang

    didahulukan ialah dimensi proses terutama proses pembelajaran.

    Ya harus dipilih secara prioritas, mana yang harus didahulukan danmana yang diakhirkan. Di MTsN Kanigoro dimensi proses pembelajaran

    yang didahulukan150

    c. Pembuatan dokumen-dokumen tentang Manual SIM, Sasaran SIM tiap unit,Manual Prosedur tiap unit, dan Instruksi Kerja tiap unit dibuat dan disahkan

    untuk diimplementasikan.

    Setelah Dokumen tingkat Top Manajemen (Kebijakan, Standar,

    Pedoman dan Manual SIM) telah dibuat, pada gilirannya setiap unit

    membuat dokumen-dokumen tentang Manual SIM, Sasaran SIM, Manual

    Prosedur, dan Instruksi Kerja tiap unit. Sebagaimana diungkapkan oleh

    Pengurus Komite :

    Ya setelah Madrasah membuat Dokumen-dokumen, mulai

    Kebijakan, Standar, Pedoman dan Manual SIM kemudian ini

    dilanjutkan oleh tingkat Unit. Setiap unit membuat dokumen-dokumenpenting tersebut dengan fasilitator SIM. Saat ini semuanya masih

    dsalam tahap perencanaan151

    Hal senada juga diungkapkan oleh Sekertaris pengembangan SIM :

    149Mambaul Jazilah, Wawancara pada hari Senin tanggal 8 Juni 2009.

    150Ibid.

    151Ibrahim, Wawancara pada hari Senin, tanggal 22 Juni 2009.

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    30/54

    124

    Belum.untuk tahap awal ini kami mulai dengan memberikanarahan dan pendampingan. Sebenarnya sudah dari awal kami mulai

    melakukan pendampingan perumusan dokumen, tetapi pada

    kenyataannya dokumen juga belum terumuskan.152

    d. MTsN Kanigoro menyelenggarakan Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) darihasil temuan evaluasi pelaksanaan sistem informasi manajemen.

    Setelah MTsN Kanigoro mengevaluasi pelaksanaan sistem jaminan

    mutu melalui pemenuhan status ideal (benchmarking) secara berkelanjutan,

    pada tahap perancangan selanjutnya adalah dengan menyelengarakan Rapat

    Tinjauan Manajemen (RTM) dari hasil temuan Audit Mutu Internal, ini

    dilakukan dalam rangka mencarikan jalan pemecahan dari hasil temuan

    Audit Mutu Internal tersebut. Sebagaimana yang dikemukakan oleh

    Koordinator Bidang Pengembangan dan Pelaksanaan Jaminan Mutu:

    Di MTsN Kanigoro ini penerapan SIM kan bertolak pada penerapan

    SIM pada proses. Setelah dokumen-dokumen madrasah ditetapkan,

    disusul dengan dokumen-dokumen di bawahnya setelah itu dilaksanakanoleh elemen di MTsN. La.pada tahap selanjutnya MTsN butuh yang

    namanya evaluasi dari proses pelaksanaan tadi, mulai monitoring,

    pengukuran dan evaluasi diri, serta audit mutu internal. Dari hasil temuan-temuan nanti akan dibawa ke sdalam Rapat Tinjauan Manajemen untuk

    dicarikan solusi pemecahannya153

    Hal senada juga disampaikan oleh Koordinator Bidang Pengembangan

    SIM:

    RTM pada dasarnya merupakan tahapan perencanaan setelah evaluasi

    pelaksanaan sistem dilakukan. Kendala yang terjadi dalam proses kegiatan

    di jurusan, program studi dan unit secara khusus serta kesalahan-kesalahan

    umum yang dilakukan dalam proses pelaksanaan sistem yang ditemukan

    152Saiful Ali, Wawancara pada hari Senin, tanggal 29 Juni 2009.

    153Kasiram, Wawancara tanggal 28 Juli 2007.

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    31/54

    125

    dari audit internal kemudian dilaporkan, untuk kemudian dicari solusinyapada RTM ini.154

    Dari hasil RTM tersebut akan diputuskan apakah dilakukan tindakan

    koreksi (jika terjadi kesalahan dalam pelaksanaan) atau perbaikan Sistem

    Informasi Manamen (SIM) (jika kelemahan ditemukan pada sistem).

    Perbaikan Sistem Informasi Manajemen tersebut dilakukan dengan

    memperbaiki Kebijakan, Standar, Manual Mutu, Manual Prosedur, Instruksi

    Kerja atau Sistem Pelaksanaan. Sebagaimana diungkapkan oleh Ketua

    Pengembangan SIM MTsN:

    Setelah itu akan dilanjutkan pada upaya perbaikan, yakni dari hasil

    RTM akan diputuskan apakah dilakukan tindakan koreksi atau perbaikan

    Sistem Manajemen Mutu (SMM). Perbaikan Sistem Manajemen Mutu

    tersebut dilakukan dengan memperbaiki Kebijakan, Standar, Manual Mutu,

    Manual Prosedur, Instruksi Kerja atau Sistem Pelaksanaan. Demikian siklusberputar secara terus menerus dengan menekankan pengembangan secara

    terus menerus (continuous Improvement) dengan menunjukkan praktek

    terbaik pada seluruh pelaksanaan proses.155

    2. Kendala yang dihadapi dalam penerapan Sistem Informasi Manajemendalam pengembangan Sistem Akademik di MTsN Kanigoro

    Menerapkan Sistem Informasi Manajemen (SIM) memiliki

    konsekuensi menentang kemapanan, apalagi menerapkannya. Ada

    kecenderungan bahwa staf pada umumnya menentang perubahan, terutama

    bila perubahan itu mempermasalahkan kinerja mereka. Upaya peningkatan

    154Akoh Istifa, Wawancara pada hari Selasa, tanggal 23 Juni 2009.

    155Ibid.

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    32/54

    126

    mutu memerlukan komitmen waktu, usaha dan biaya yang lebih banyak.

    Merancang dan melaksanakan sistem penjaminan mutu bukan merupakan

    suatu tindakan yang dimulai pihak manajemen untuk dilaksanakan oleh

    seluruh lapisan dan hirarki dalam organisasi begitu saja. Upaya ini melibatkan

    kerjasama seluruh staf dengan arahan, kepemimpinan dan komitmen yang

    sungguh-sungguh dari pihak manajemen serta alokasi sumber daya yang

    memadai untuk mencapai mutu yang dikehendaki mahasiswa dan pihak yang

    berkepentingan. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Kepala Madrasah:

    Merancang dan menerapkan Sistem Informasi Manajemen (SIM) pada

    dasarnya bukan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh pihak topmanajemen saja, bukan dari kami (Kepala Madrasah) saja yang kemudian

    secara serta merta menginstruksikan kepada para bawahannya untuk

    melakukannya. Akan tetapi kegiatan ini dirancang dan dilaksanakan oleh

    semua pihak yang ada di lembaga ini (MTsN), dan tentunya dengan

    arahan dan komitmen dari pihak manajemen.156

    Ketua team pengembangan Sistem Informasi Manajemen Madrasah

    menambahkan:

    Ya itu perlu proses, karena setidaknya penerapan SIM ini memerlukan

    waktu yang lama serta alokasi sumber daya yang memadai untukmengembangkan bidang akademik yang dikehendaki siswa dan pihak

    yang berkepentingan.157

    Dalam skala kompleksitas kelembagaannya, beberapa hambatan yang

    ditemui dari penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM) di MTsN

    Kanigoro, yaitu:

    156Moh. Amak Burhanudin, Wawancara pada hari Kamis, tanggal 25 Juni 2009.

    157Akoh Istifa, Wawancara pada hari Selasa, tanggal 23 Juni 2009.

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    33/54

    127

    a. Minimnya pengetahuan para staf MTsN kanigoro terkait Sistem InformasiManajemen (SIM).

    Tuntutan sistem informasi manajemen setiap lembaga

    pendidikan sudah menjadi kebutuhan di era globalisasi sekarang ini.

    Penerapan SIM tidak akan bisa jalan tanpa dukungan seluruh elemen di

    madrasah tersebut, dari tingkat teratas sampai pada level terbawah, dari

    kepala madrasah sampai tukang sapu.

    Di MTsN Kanigoro, para staf dan elemen lembaga tidak semuanya

    tahu dan paham akan penerapan SIM ini. Meskipun bisa dikatakan bahwa

    tidak semua staf dan elemen MTsN Kanigoro yang tahu dan paham akan

    konsep ini. Hasil wawancara dengan Wakil Ketua team pengembangan

    SIM Madrasah menyatakan:

    Ya itu dia.bahwa itulah salah satu kelemahan di MTsN Kanigoro

    dalam rangka proses penerapan SIM. Masih minimnya pengetahuanpara staf MTsN Kanigoro terkait Sistem Informasi Manajemen (SIM)

    menjadikan top manajemen MTsN harus segera mengadakan sosialisasi

    melalui lembaga terkait. Karena kalau tidak sesegera diatasi maka akanmenimbulkan kesulitan tersendiri bagi lembaga, misalnya dalam proses

    penerapan SIM secara khusus.158

    Dari hasil observasi peneliti juga didapatkan beberapa data terkait

    minimnya pengetahuan para staf MTsN Kanigoro terkait Sistem Informasi

    Manajemen (SIM). Data itu bisa dituliskan sebagai berikut:

    Pada waktu itu, tanggal 16 Mei 2009 peneliti mulai masuk di lokasi

    penelitian secara formal. Saat pertama kali masuk ke lokasi penelitian,

    peneliti agak mengalami kebingungan. Karena peta penelitian yang

    158Uzfar, Wawancara pada hari Sabtu, tanggal 13 Juni 2009.

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    34/54

    128

    selama ini peneliti bayangkan jauh berubah dibanding ketika tahun2007 kemarin peneliti mengadakan penelitian dalam rancangan

    penerapan SIM. Ini dimaklumkan karena kondisi MTsN saat ini sedang

    mengadakan pembangunan lokasi kantor dan gedung baru bertingkat

    tiga, sehingga lokasi perkantorannya juga mengalami pergantian secara

    total. Pada saat itu pula peneliti juga mulai mengalami kebingungan

    konseptual, karena pikiran awal yang peneliti bawa dari rumah ternyata

    juga dimentahkan dengan realitas staf tertentu yang jauh dari

    memuaskan. Peneliti juga menggumam dalam hati kok beda yapelayanannya dengan tahun yang kemarin ?.159

    Senada dengan data di atas, peneliti juga mendapatkan data serupa

    ketika peneliti mulai masuk lebih dalam terkait pencarian data obyek

    penelitian:

    Senin tanggal 8 Juni 2009, peneliti memasuki lokasi penelitian denganharapan mendapatkan data sesuai yang diharapkan. Dengan berbekal

    surat ijin penelitian dari manajemen lembaga yang diteliti penulis

    dengan sangat berhati-hati mengutarakan maksudnya untuk

    mendapatkan data kepegawaian dan data guru di Bagian Kepegawaian.

    Pada tahap awal, peneliti disambut dengan baik oleh salah satu staf dikantor tersebut dengan menanyakan surat ijin dari lembaga. Setelah

    staf tersebut mengiyakan,.belum lama ia mengucapkan iya giliran

    salah satu staf menanyakan kepada peneliti terkait surat menyurat sertaketerkaitan penelitian dengan bagian kepegawaian. Dengan sangat

    berhati-hati peneliti menjelaskan kepada dia, akan tetapi apa yang

    peneliti sampaikan dengan bahasa santun tersebut malahdipertanyakan dengan argumentasi anak kecil Yang lebih lucu staf

    tersebut malah menyalahkan kantor bagian lain di lembaga, yang lebih

    naifnya menyalahkan salah satu top manajerdi lembaga tersebut.160

    b. Masih minimnya kesadaran dan komitmen para staf (pimpinan, guru, dankaryawan) MTsN Kanigoro dalam upaya penerapan Sistem Informasi

    Manajemen (SIM).

    159Observasi Peneliti pada hari Selasa, tanggal 16 Juni 2009.

    160Ibid.

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    35/54

    129

    Meskipun tidak semuanya staf MTsN Kanigoro mempunyai

    karakter seperti di atas, tetapi dalam upaya untuk menciptakan sebuah

    kultur (budaya) penerapan SIM akan sangat berpengaruh. Jikalau

    kesadaran akan peningkatan penerapan SIM tidak segera dimiliki oleh

    semua elemen lembaga, maka lambat jargon Sistem Informaai Manajemen

    (SIM) akan cuma menjadi slogan belaka. Dan sebaliknya, apabila

    kesadaran dan komitmen ini sudah dimiliki serta tertanam sejak dini pada

    setiap individu lembaga, maka lambat laun budaya penerapan SIM akan

    segea tercipta. Sebagaimana dikemukakan oleh Koordinator Bidang

    Pengembangan dan Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Madrasah:

    Ada dua alasan pokok yang bisa dikemukakan, pertama bahwa

    MTsN Kanigoro sudah bertekad dan berjanji untuk mengembangkan

    bidang akademiknya berkualifikasi sebagai madrasah yang dicintaiAllah dan masyarakat. Untuk lebih konkritnya, janji ini dituangkan

    dalam visi dan misi MTsN Kanigoro, bahwa: MTsN Kanigoro

    mennciptakan madrasah yang memiliki 4 kekuatan pokok yaitu;keluasan ilmu dan kematangan professional. Alasan kedua ialah bahwa

    di era globalisasi ini, MTsN Kanigoro telah mengubah paradigma

    lama menjadi paradigma baru. Paradigma lama menyatakan bahwasegala sesuatu yang berkaitan dengan kualitas madrasah ditentukan

    menurut kehendak Madrasah yang bersangkutan, akan tetapi

    paradigma baru ini menyatakan, bahwa kualitas madrasah diukur

    dengan kepuasan pelanggan. Pelanggan akan terpuaskan jika

    Madrasah bisa menerapkan SIM dalam melayani bidang akademiknyaseperti yang telah ditentukan (dijanjikan) pada saat pelanggan (orang

    tua) memasukkan anaknya ke MTsN Kanigoro. Itu semua yang harus

    segera ditanamkan pada individu lembaga ini.161

    c. Terbatasnya dana yang tersedia terkait penerapan Sistem InformasiManajemen (SIM).

    161Akoh Istifa, Wawancara pada hari Selasa, tanggal 30 Juni 2009.

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    36/54

    130

    Dalam upaya penerapan SIM dalam pengembangan bidang

    akademik, kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro selalu

    mendorong para bawahannya untuk mengikuti sejumlah kegiatan

    pendidikan seperti seminar, penataran, lokakarya dan diklat. Namun

    begitu dalam pelaksanaannya, ada sedikit kendala mengenai ketersediaan

    dana. Apalagi kalau penataran, pelatihan/seminar diadakan oleh

    lembaga/instansi lain dan diadakan di luar kota, tentunya membutuhkan

    dana yang tidak sedikit. Sebagaimana disampaikan oleh kepala madrasah:

    Ya...memang keterbatasan dana juga merupakan salah satu

    kendala dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan seperti penataran,seminar dan pelatihan. Apalagi kalau misalnya kegiatan tersebut

    diadakan di luar kota, maka tentunya akan membutuhkan dana

    yang tidak sedikit....162

    Hal senada juga disampaikan oleh waka Sarpras:

    Ketersediaan dana merupakan salah satu kendala dalampengikutsertaan para tenaga kependidikan kesejumlah kegiatan

    pendidikan seperti seminar, pelatihan ataupun diklat walaupun

    juga ada kendala lain selain dana dalam pelaksanaannya.....163

    3. Pemecahan masalah dari penerapan Sistem Informasi Manajemen dalampengembangan Sistem Akademik di MTsN Kanigoro

    Melihat beberapa kendala di atas, asumsi dasar yang digunakan

    MTsN Kanigoro untuk mengatasi kendala yang ditemui dalam penerapan SIM

    ini adalah bahwa penerapan SIM memerlukan kekuatan riil, berupa cita-cita

    162Moh. Amak Burhanudin, Wawancara pada hari Sabtu, tanggal 13 Juni 2009

    163Sigit Prawata, Wawancara pada hari Rabu, tanggal 10 Juni 2009

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    37/54

    131

    yang melahirkan etos atau semangat gerak, manajemen dan pendanaan.

    Semua kekuatan itu dapat bersumber dari dalam atau yang biasa disebut

    dengan faktor internal maupun yang bersumber dari luar atau faktor eksternal.

    Atas dasar pandangan itu, maka strategi yang dikembangkan ialah

    bagaimana menumbuhkembangkan etos, mengoperasionalkan manajemen dan

    menggali dana yang diperlukan.164

    a. Mengoperasionalisasikan ManajemenInti manajemen adalah kemampuan mengelola, menggerakkan dan

    memanfaatkan seluruh kekuatan yang dimiliki secara maksimal untuk

    meningkatkan mutu pendidikan di MTsN Kanigoro sebagai lembaga

    pendidikan Islam unggulan. Sebagaimana disampaikan oleh Kepala

    Madrasah:

    Pengembangan manajemen dilakukan melalui pendekatan holistik, yaitu

    yang dapat menyentuh berbagai aspek yang meliputi: Pertama,

    Pengembangan aspek material, moral spiritual dan emosional.Pengembangan aspek material berupa peningkatan kesejahteraan dan

    kualitas hidup; aspek moral spiritual dikembangkan melalui kegiatan

    pengalaman keagamaan, seperti melakukan shalat berjamaah di masjid,

    pembudayaan puasa Senin Kamis, khatmil Quran, dan sebagainya. Aspek

    emosional ini dapat dikembangkan melalui sentuhan individu maupun

    kelompok. Kedua, pengembangan profesional. Pengembangan iniberupaya meningkatkan kadar keilmuan, keahlian dan keterampilan SDMyang dimiliki. Ketiga, pengembangan program pendidikan.

    Pengembangan ini berupaya membuka program-program pendidikan yangresponsif terhadap kebutuhan dan perkembangan masyarakat. Ketiga,

    pengembangan organisasi/kelembagaan. Pengembangan ini berupaya

    memberikan pelayanan yang mudah, ramah, cepat, dan meninggalkan

    kesan birokratis yang berbelit-belit. Keempat, pengembangan silaturrahmi.

    164Hari Subagiao, . Wawancara pada hari Rabu, tanggal 17 Juni 2009

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    38/54

    132

    Pengembangan ini berupaya menumbuhkembangkan silaturrahmi antarawarga besar sivitas akademika, orang tua/wali murid dan masyarakat yang

    terlibat dalam pengembangan SIM MTsN Kanigoro. 165

    b. Menumbuhkembangkan Etos SDMPertanyaan dasar yang perlu dijawab adalah bagaimana

    menumbuhkan partisipasi sehingga penerapan SIM di MTsN Kanigoro ini

    menjadi milik bersama seluruh warga MTsN Kanigoro. Pemahaman dan

    kesadaran seperti ini dipandang strategis dikembangkan dengan alasan

    bahwa penerapan SIM pada intinya adalah peningkatan partisipasi secara

    menyeluruh dan terus menerus. Artinya, setiap orang yang terikat dengan

    komitmen penerapan SIM ini memiliki obsesi mengembangkan diri dan

    lingkungannya yang tidak mengenal berhenti dan pembatasan-pembatasan

    apa saja. Sebagaimana dikemukakan oleh Kepala Madrasah:

    Penerapan SIM di MTsN Kanigoro ini harus menjadi milik

    bersama seluruh eleman warga MTsN Kanigoro. Pemahaman dan

    kesadaran seperti ini harus dikembangkan dengan alasan bahwapenerapan SIM pada intinya adalah peningkatan partisipasi secara

    menyeluruh dan terus menerus dari semua pihak tersebut. Artinya,

    setiap orang yang terikat dengan komitmen penerapan SIM ini memiliki

    obsesi mengembangkan diri dan lingkungannya yang tidak mengenal

    berhenti dan pembatasan-pembatasan di sekitarnya.166

    Pengembangan SDM MTsN Kanigoro dipandang sebagai

    persoalan inti atau sine qua non terhadap perkembangan lainnya, baik

    yang menyangkut pengembangan secara fisik, akademik dan juga

    165Amak Burhanudin, Wawancara pada hari Selasa, tanggal 16 Juni 2009.

    166Amak Burhanudin, Wawancara pada hari Selasa, tanggal 16 Juni 2009.

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    39/54

    133

    pendanaan. Semua itu akan berhasil dikembangkan jika lembaga ini

    memiliki tenaga yang berkualitas. Lembaga Pendidikan Islam akan

    menjadi besar jika memiliki kekuatan SDM yang cakap, penuh dedikasi,

    ikhlas beramal, berwawasan luas, proaktif terhadap persoalan

    lingkungannya dan memiliki visi ke depan. Atas dasar pemikiran ini maka

    SDM-lah yang justru selayaknya dipandang sebagai harta yang hakiki

    oleh sebuah lembaga MTsN Kanigoro. Sebagaimana disampaikan oleh

    Ketua Team pengembangan SIM Madrasah:

    Kita yang ada di MTsN Kanigoro merasa terpanggil untuk keluar

    dari kemelut turunnya mutu pendidikan kita. Pengembangan SDMMTsN Kanigoro dipandang sebagai persoalan inti terhadap

    perkembangan lainnya, baik yang menyangkut pengembangan secara

    fisik, akademik dan juga pendanaan. Semua itu akan berhasil

    dikembangkan jika lembaga ini memiliki tenaga yang berkualitas.

    Atas dasar pemikiran ini maka SDM-lah yang justru selayaknyadipandang sebagai harta yang hakiki oleh sebuah lembaga.

    167

    Persoalan selanjutnya adalah bagaimana mengembangkan

    partisipasi dan mengembangkan kualitas tenaga manusia. Lebih lanjut

    Kepala Madrasah juga mengemukakan jawaban yang dapat diajukan

    sementara ini adalah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

    Jalan yang kami rasa cukup relevan ya dengan melakukan dialogterbuka mengenai penerapan SIM dari hati ke hati secara terus

    menerus, menugaskan kepada mereka melakukan studi banding ke

    berbagai sekolah yang sudah maju, menyelenggarakan workshop dari

    para ahli, memberikan peran-peran sesuai dengan minat dan

    kemampuan masing-masing pendidik dan tenaga kependidikan.168

    167Akoh Istifa, Wawancara pada hari Sabtu, tanggal 13 Juni 2009.

    168Amak Burhanudin, Wawancara pada hari Sabtu, tanggal 13 Juni 2009.

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    40/54

    134

    c. Membangun budaya penerapan SIM dan penguasaan IT.Membangun budaya SIM berpangkal pada penanaman nilai

    budaya baru yang dinginkan. Pada setiap masyarakat atau community nilai

    budaya baru yang akan dibangun berbeda satu sama lain, sesuai dengan

    cita-cita luhur yang akan dicapai bersama. Semakin cocok nilai-nilai yang

    akan dibangun itu dengan nilai-nilai yang dicita-citakan, orang akan

    makin puas dan semakin gigih ikut ambil bagian dalam gerakan

    pembangunan tersebut. Inilah nilai budaya yang disebut budaya

    berkualitas atau quality culture.

    Agar MTsN Kanigoro bisa membangun sebuah gerakan

    penguasaan IT seperti yang dmaksud di atas, maka ada empat unsur yang

    mendorong atau mempengaruhi pengembangan organisasi, yaitu :169

    1) Manusia/perilaku; Aktivitas organisasi ditentukan oleh interaksiantar individu atau antar kelompok, norma-norma informal, persepsi,

    peran, pemimpin, konflik dalam kelompok, dan sebagainya. Perilaku

    organisasi dalam banyak hal juga ditentukan oleh perilaku kelompok

    dan perilaku individu.

    2) Teknologi, yaitu Teknologi dapat diartikan sebagai tindakan yangdilakukan oleh orang terhadap objek dengan atau tanpa alat bantuan

    perkakas atau alat mekanis, untuk mengadakan perubahan tertentu

    169Wahyudi Kumorotomo, Sistem Informasi, 111

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    41/54

    135

    dalam objek tersebut. Secara luas teknologi juga bisa berarti penerapan

    pengetahuan untuk melaksanakan pekerjaan.

    3) Tugas (task), yaitu Efisiensi organisasi dapat dicapai denganmenyusun tugas dan pekerjaan secara sistematis. Konsepsi inilah yang

    mendasari sistem pembagian kerja fungsional atau spesialisasi

    menurut jenis pekerjaan.

    4) Struktur. Struktur dipergunakan untuk mengendalikan organisasidan membedakan bagian-bagiannya guna mencapai tujuan bersama.

    Yang dimaksud struktur adalah penetuan rentang kendali, pelimpahan

    wewenang, formalisasi, dan sebagainya, yang membuat aktivitas

    organisasi berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

    Disamping itu, agar MTsN Kanigo bisa membangun sebuah

    penerapan Sistem Informasi Manajemen seperti yang dmaksud di atas,

    maka ada sejumlah nilai budaya yang harus dimiliki oleh setiap personil

    MTsN Kanigoro yaitu sebagai berikut:170

    1) Were All in Together, yaitu kebersamaan antara lembaga, stakeholders dan customer. Keberhasilan upaya lembaga tergantung

    bagaimana kelompok-kelompok individu bekerja bersama

    mensukseskan tercapainya tujuan organisasi. Untuk itu perlu

    dibentuk Tim dan Team Works serta membangun kesetiaan para

    anggota (seperti guru dan karyawan MTsN Kanigoro).

    170Tim Penyusun SIM, Implementasi Sistem............................,hal. 80

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    42/54

    136

    2) No Subordinates or Superior Allowwed, yaitu suatu suasana kerjayang tidak bersifat atasan bawahan, akan tetapi pimpinan dan

    anggota saling bekerjasama, bantu membantu, saling mebutuhkan

    untuk tujuan bersama. Bagi tim yang sudah mapan, bisa dilepas

    sendiri tanpa keterlibatan pimpinan lembaga.

    3) Open, Honest Communication is Vital, yaitu keterbukaan dankejujuran dalam berkomunikasi merupakan hal vital antara

    Pimpinan Lembaga, Stakeholders dan Customers. Untuk itu, perlu

    dibangun budaya empathy dan listening, bagi siapa saja yang

    terlibat.

    4) Every One Can Acces All Kind of Information are Needed. Setiaporang harus bisa mengakses semua bentuk informasi yang mereka

    butuhkan. Meskipun pekerjaan dilakukan berdasarkan hierarchies,

    tetapi harus tetap berfokus pada team, processes dan projecks.

    Adapun informasi bisa disebarkan luaskan lewat modern computer

    technology of networking, yang ternyata sangat mudah dan cepat.

    Dalam hal ini, harus dihindari semua bentuk spekulasi dan jangan

    membatasi informasi, yang seharusnya bisa diakses oleh semua

    pihak.

    Focus on Procceses. Proses adalah gambaran bagaimana

    sesuatu kegiatan itu dikerjakan dari awal sampai selesai. Penitik

    beratan pada proses, bukan pada materi atau pada produk adalah untuk

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    43/54

    137

    membangun pemahaman, pengertian, pengetahuan kepada semua

    pihak tentang seluk beluk suatu kegiatan sehingga setiap orang yang

    terlibat akan dapat mengikuti dan melakukan kegiatan tersebut dengan

    benar dan sekaligus dapat mengontrol bila ada kesalahan dalam

    pelaksanaannnya. Seperti kegiatan registrasi, perkuliahan, ujian dan

    sebagainya.

    Nilai-nilai tersebut di atas bila telah menjadi milik setiap

    personal, maka nilai-nilai tersebut bisa membantu lembaga, karyawan

    dan manajer untuk secara sungguh-sungguh memperhatikan kekuatan

    mereka sendiri. Akan tetapi, tetap menampilkan kesederhanaan,

    terbuka dan segala tindakan selalu berpusat pada apa yang seharusnya

    mereka lakukan yaitu bagaimana bekerja lebih baik untuk memenuhi

    kebutuhan customers.

    Budaya penerapan SIM seperti ini sudah mulai bergaung di

    MTsN Kanigoro. Para Guru sudah berlomba untuk sesegera

    menguasai IT sekaligus menyelesaikan program S-2 nya. Karya ilmiah

    Guru sudah bermunculan, proposal penelitian tindakan kelas sudah

    diperebutkan. Demikian juga para karyawan, sudah jauh lebih baik

    penampilan dan etos kerjanya. Dengan demikian membangun budaya

    penerapan SIM tidak sesulit seperti pada saat sebelum menerapkan

    SIM di MTsN Kanigoro dahulu. Untuk memperkuat tumbuhnya

    budaya penerapan SIM, perlu dimulai dengan sebuah gerakan

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    44/54

    138

    penguasaann IT yang melibatkan seluruh unit, lembaga, atau

    stakeholder dengan tujuan pokok bagaimana supaya semuanya dapat

    menerapkan SIM dalam segala bidang, sehingga diharapkan dapat

    mengambil keputusan secara cepat, tepat, efesien dan efektif.

    C. Temuan Penelitian1. Berkaitan dengan Konsep Sistem Informasi Manajemen (SIM) dalam

    pengembangan bidang Akademik di Madrasah Tsanawiyah Negeri

    (MTsN) Kanigoro

    Berdasarkan paparan data sebelumnya dapat dikemukakan

    bahwa MTsN Kanigoro menyadari bahwa konsep SIM mengandung banyak

    tafsir, yang mengakibatkan setiap orang akan berbeda dalam memahaminya.

    Sehingga untuk menjawab apakah madrasah itu menerapkan Sistem Informasi

    Manajemen (SIM) atau tidak sulit untuk memperoleh pendapat yang sama.

    Meskipun demikian, ada kriteria umum yang disepakati tentang

    konsep SIM itu. Yakni bahwa madrasah itu dikatakan menerapkan SIM, pasti

    madrasah itu memberikan pelayanan yang baik atau mengandung makna yang

    baik. Sebaliknya madrasah itu dikatakan tidak menerapkan SIM, bila

    madrasah itu mempunyai pelayanan yang kurang baik atau mengandung

    makna yang kurang baik.

    Bagi MTsN Kanigoro penerapan SIM di madrasah bisa dilihat dari

    rumusan visi dan misinya, yang kemudian visi dan misi tersebut diwujudkan

    dalam proses pendidikan yang akan dilakukan. Tiap lembaga pendidikan

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    45/54

    139

    mempunyai visi dan misi sendiri-sendiri, yang sudah pasti satu sama lain

    berbeda. Demikian juga penerapan SIM yang akan dicapai.

    Akan tetapi apa yang tertuang dalam Visi Misi Madrasah

    Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro, masih bersifat absolut, yang

    seharusnya begitu, masih bersifat das sollen. Artinya bahwa semua orang

    akan setuju, bila pengembangan bidang akademik seperti itu, karena

    semuanya mengandung makna yang baik. Sehingga SIM dalam arti absolut

    tersebut harus dirumuskan menjadi SIM dalam arti relatif, yaitu sesuai apa

    yang dikehendaki oleh MTsN Kanigoro.

    Seperti yang dijanjikan dalam standar penerapan SIM, MTsN

    Kanigoro dengan academic exxelence yang diselenggarakan menjanjikan ciri-

    ciri pengembangan akademik sebagai berikut: (1) Menguasai bahasa Arab, (2)

    Menguasai bahasa Inggris, (3) Berwawasan Nasional, regional dan global, (4)

    Mengembangkan kegiatan pembelajaran berbasis komputer, (5) Mengelola

    administrasi akademik berbasis IT, (6) Mengelola raport siswa dan daftar nilai

    harian berbasis IT, (7) Trampil memanfaatkan IT (Information Technology)

    dalam kegiatan pembelajaran, (8) Mengembangkan budaya dan tradisi IT

    dalam segala bidang kegiatan, (9) Mampu memanfaatkan dan menghayati

    pengalaman hidup selama di Madrasah, (10) Memiliki etos belajar sepanjang

    hayat.

    Agar pengembangan bidang akademik dapat dilaksanakan, maka

    perlu indikator-indikator keberhasilan yang operasional dari masing-masing

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    46/54

    140

    kompetensi. Indikator-indikator inilah yang akan dimasukkan dalam manual

    prosedur yang akan direkam sebagai bukti pengembagnan bidang akademik.

    Sehingga stakeholder dan customers menjadi lebih mantap akan keberadaan

    bidang akademik yang dikembangkan.

    Dalam merencanakan dan menerapkan SIM MTsN Kanigoro harus

    diketahui betul tingkat apa yang ingin diraihnya. Penerapan SIM yang

    dikehendaki MTsN Kanigoro tidak perlu meliputi semua dimensi penerapan

    SIM yang sudah dikemukakan oleh para tokoh SIM. Tergantung dari

    tujuannya, MTsN Kanigoro dapat memilih dimensi-dimensi SIM yang mana

    yang perlu mendapat tekanan. Untuk tahap awal, MTsN Kanigoro

    menekankan pada SIM sebagai pengambil keputusan secara cepat.

    Temuan mengenai Konsep SIM yang dianut oleh Madarah

    Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro dapat dilihat dalam gambar.

    SIM

    MTsN Kanigoro

    Visi Misi

    MTsN Kanigoro Relatif Ciri-ciri

    Akademik

    Absolut

    Proses

    Gambar 4.2. Konsep SIM yang dianut oleh MTsN Kanigoro.

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    47/54

    141

    Sistem Informasi Manajemen di Madrasah Tsanawiyah Negeri

    (MTsN) Kanigoro dirancang melalui tahap-tahap yang dirangkai dalam suatu

    proses sebagai berikut :

    a. Top Manajement (Kepala) Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN)Kanigoro bersama-sama seluruh jajaran manajemen bawahannya

    menyusun visi dan misi MTsN Kanigoro.

    b. Berdasarkan visi dan misi MTsN Kanigoro tersebut, MadrasahTsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro menentukan KSPM (Kebijakan,

    Standar, Pedoman dan Manual Mutunya).

    c. Pembuatan dokumen-dokumen tentang Manual SIM, Sasaran SIM tiapunit, Manual Prosedur tiap unit, dan Instruksi Kerja tiap unit dibuat dan

    disahkan untuk diimplementasikan.

    2. Berkaitan dengan kendala yang dihadapi dari penerapan SistemInformasi Manajemen dalam pengembangan bidang Akandemik di

    Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro

    Paparan data yang kedua menunjukkan bahwa dalam sebuah proses,

    tidak ada satupun yang bisa berjalan secara sempurna, tak terkecuali dalam

    proses penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM) di MTsN Kanigoro.

    Upaya penerapan SIM memerlukan komitmen waktu, usaha dan biaya yang

    lebih banyak. Penerapan SIM dalam pengembangan bidang akademik bukan

    merupakan suatu tindakan yang dimulai pihak manajemen untuk dilaksanakan

    oleh seluruh lapisan dan hirarki dalam organisasi begitu saja. Upaya ini

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    48/54

    142

    melibatkan kerjasama seluruh staf dengan arahan, kepemimpinan dan

    komitmen yang sungguh-sungguh dari pihak manajemen serta alokasi sumber

    daya yang memadai untuk menerapkan SIM yang dikehendaki siswa dan

    pihak yang berkepentingan.

    Beberapa hambatan yang ditemui dari proses penerapan Sistem

    Informasi Manajemen (SIM) di MTsN Kanigoro, yaitu:

    a. Minimnya pengetahuan para staf MTsN Kanigoro terkait penerapanSistem Informasi Manajemen (SIM).

    Tuntutan pengembangan bidang akademik setiap lembaga

    pendidikan sudah menjadi kebutuhan di era globalisasi dan informasi

    sekarang ini. Penerapan SIM dalam pengembangan bidang akademik tidak

    akan bisa jalan tanpa dukungan seluruh elemen di lembaga pendidikan

    tersebut, dari tingkat teratas sampai pada level terbawah, dari kepala

    madarasah sampai tukang sapu.

    Di MTsN Kanigoro, para staf dan elemen lembaga tidak semuanya

    tahu dan paham akan konsep SIM dalam pengembangan bidang akademik

    ini. Meskipun bisa dikatakan bahwa tidak semua staf dan elemen MTsN

    Kanigoro yang tahu dan paham akan konsep ini.

    b. Masih minimnya kesadaran dan komitmen para staf (pimpinan, guru, dankaryawan) MTsN Kanigoro dalam upaya penerapan SIM.

    Meskipun tidak semuanya staf MTsN Kanigoro mempunyai

    karakter seperti di atas, tetapi dalam upaya untuk menciptakan sebuah

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    49/54

    143

    kultur (budaya) penerapan SIM dan gerakan penerapan IT akan sangat

    berpengaruh. Jikalau kesadaran akan penerapan SIM tidak segera dimiliki

    oleh semua elemen lembaga, maka lambat jargon penerapan Sistem

    Informasi Manajemenn (SIM) akan cuma menjadi slogan belaka. Dan

    sebaliknya, apabila kesadaran dan komitmen ini sudah dimiliki serta

    tertanam sejak dini pada setiap individu lembaga, maka lambat laun

    budaya penerapan SIM akan segea tercipta.

    c. Terbatasnya dana yang tersedia terkait penerapan Sistem InformasiManajemen (SIM).

    Dalam upaya penerapan SIM dalam pengembangan bidang

    akademik, kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro selalu

    mendorong para bawahannya untuk mengikuti sejumlah kegiatan

    pendidikan seperti seminar, penataran, lokakarya dan diklat. Namun

    begitu dalam pelaksanaannya, ada sedikit kendala mengenai ketersediaan

    dana. Apalagi kalau penataran, pelatihan/seminar diadakan oleh

    lembaga/instansi lain dan diadakan di luar kota, tentunya membutuhkan

    dana yang tidak sedikit.

    Temuan mengenai kendala yang ditemui dari proses penerapan Sistem

    nformasi Manajemen (SIM) di Madarasah Tsanawiyah Negeri (MTsN)

    Kanigoro dapat dilihat dalam gambar berikut:

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    50/54

    144

    Gambar 4.3Kendala proses penerapan Sistem Informasi Manajemen di MTsN Kanigoro.

    3. Berkaitan efektivitas pemecahan masalah dari penerapan SistemInformasi Manajemen (SIM) dalam pengembangan bidang Akademik di

    Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro

    Paparan data terakhir menunjukkan adanya beberapa hambatan di atas,

    menjadikan asumsi dasar bagi MTsN Kanigoro untuk mengadakan efektifitas

    pemecahan masalah yang ditemui dalam penerapan SIM ini. MTsN Kanigoro

    menyadari bahwa pengembangan SIM memerlukan kekuatan riil, berupa cita-

    cita yang melahirkan etos atau semangat gerak, manajemen dan pendanaan.

    Semua kekuatan itu dapat bersumber dari dalam atau yang biasa disebut

    dengan faktor internal maupun yang bersumber dari luar atau faktor eksternal.

    Atas dasar pandangan itu, maka strategi yang dikembangkan oleh

    MTsN Kanigoro dengan menumbuhkembangkan etos, mengoperasionalkan

    manajemen dan menggali dana yang diperlukan. Selain itu juga MTsN

    Minimnya pengetahuan para staf MTsN Kanigoro

    terkait Sistem Informasi Manajemen.

    Kendala

    Minimnya kesadaran dan komitmen para staf (pimpinan, guru,

    dan karyawan) MTsN Kanigoro dalam penerapan SIM

    Terbatasnya danya untuk penerapan SIM di MTsN

    Kanigoro.

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    51/54

    145

    Kanigoro mengupayakan beberapa strategi antara lain:

    Menumbuhkembangkan etos SDM, mengoperasionalisasikan manajemen, dan

    membangun budaya dan gerakan penerapan SIM. Atas dasar pandangan itu,

    maka strategi yang dikembangkan ialah bagaimana menumbuhkembangkan

    etos, mengoperasionalkan manajemen dan menggali dana yang diperlukan.

    Agar MTsN Kanigoro bisa menerapkan Sistem Informasi Manajemen

    (SIM) dalam pengembangan akademik seperti yang dmaksud di atas, maka

    ada empat unsur yang mendorong atau mempengaruhi pengembangan

    organisasi, yaitu :171

    a. Manusia/perilaku; Aktivitas organisasi ditentukan oleh interaksi antarindividu atau antar kelompok, norma-norma informal, persepsi, peran,

    pemimpin, konflik dalam kelompok, dan sebagainya. Perilaku organisasi

    dalam banyak hal juga ditentukan oleh perilaku kelompok dan perilaku

    individu.

    b. Teknologi; Teknologi dapat diartikan sebagai tindakan yang dilakukanoleh orang terhadap objek dengan atau tanpa alat bantuan perkakas atau

    alat mekanis, untuk mengadakan perubahan tertentu dalam objek tersebut.

    Secara luas teknologi juga bisa berarti penerapan pengetahuan untuk

    melaksanakan pekerjaan.

    171Wahyudi Kumorotomo, Sistem Informasi, 111

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    52/54

    146

    c. Tugas (task); Efisiensi organisasi dapat dicapai dengan menyusun tugasdan pekerjaan secara sistematis. Konsepsi inilah yang mendasari sistem

    pembagian kerja fungsional atau spesialisasi menurut jenis pekerjaan.

    d. Struktur; Struktur dipergunakan untuk mengendalikan organisasi danmembedakan bagian-bagiannya guna mencapai tujuan bersama. Yang

    dimaksud struktur adalah penetuan rentang kendali, pelimpahan

    wewenang, formalisasi, dan sebagainya, yang membuat aktivitas

    organisasi berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

    Temuan mengenai efektifitas pemecahan masalah dalam mengatasi

    kendala proses penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM) di Madrasah

    Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro dapat dilihat dalam gambar berikut:

    Gambar 4.4.

    Efektifitas pemecahan masalah dalam proses penerapan Sistem Informasi

    Manajemen di MTsN Kanigoro.

    Mengoperasionalisasikan manajemen

    Pemecahan

    Masalah Menumbuhkembangkan etos SDM

    Membangun budaya dan gerakan penerapan SIM dan IT.

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    53/54

    147

    Disamping itu, agar MTsN Kanigo bisa membangun sebuah

    penerapan Sistem Informasi Manajemen seperti yang dmaksud di atas, maka

    ada sejumlah nilai budaya yang harus dimiliki oleh setiap personil MTsN

    Kanigoro yaitu sebagai berikut:172

    1. Were All in Together, yaitu kebersamaan antara lembaga, stake holdersdan customer. Keberhasilan upaya lembaga tergantung bagaimana

    kelompok-kelompok individu bekerja bersama mensukseskan tercapainya

    tujuan organisasi. Untuk itu perlu dibentuk Tim dan Team Works serta

    membangun kesetiaan para anggota (seperti guru dan karyawan MTsN

    Kanigoro).

    2. No Subordinates or Superior Allowwed, yaitu suatu suasana kerja yangtidak bersifat atasan bawahan, akan tetapi pimpinan dan anggota saling

    bekerjasama, bantu membantu, saling mebutuhkan untuk tujuan bersama.

    Bagi tim yang sudah mapan, bisa dilepas sendiri tanpa keterlibatan

    pimpinan lembaga.

    3. Open, Honest Communication is Vital, yaitu keterbukaan dan kejujurandalam berkomunikasi merupakan hal vital antara Pimpinan Lembaga,

    Stakeholders dan Customers. Untuk itu, perlu dibangun budaya empathy

    dan listening, bagi siapa saja yang terlibat.

    4. Every One Can Acces All Kind of Information are Needed. Setiap orangharus bisa mengakses semua bentuk informasi yang mereka butuhkan.

    172Tim Penyusun SIM, Implementasi Sistem............................,hal. 80

  • 8/14/2019 Sim Tesis Bab IV

    54/54

    148

    Meskipun pekerjaan dilakukan berdasarkan hierarchies, tetapi harus tetap

    berfokus pada team, processes dan projecks. Adapun informasi bisa

    disebarkan luaskan lewat modern computer technology of networking,

    yang ternyata sangat mudah dan cepat. Dalam hal ini, harus dihindari

    semua bentuk spekulasi dan jangan membatasi informasi, yang seharusnya

    bisa diakses oleh semua pihak.

    5. Focus on Procceses. Proses adalah gambaran bagaimana sesuatukegiatan itu dikerjakan dari awal sampai selesai. Penitik beratan pada

    proses, bukan pada materi atau pada produk adalah untuk membangun

    pemahaman, pengertian, pengetahuan kepada semua pihak tentang seluk

    beluk suatu kegiatan sehingga setiap orang yang terlibat akan dapat

    mengikuti dan melakukan kegiatan tersebut dengan benar dan sekaligus

    dapat mengontrol bila ada kesalahan dalam pelaksanaannnya. Seperti

    kegiatan registrasi, perkuliahan, ujian dan sebagainya.

    Nilai-nilai tersebut di atas bila telah menjadi milik setiap personal,

    maka nilai-nilai tersebut bisa membantu lembaga, karyawan dan manajer

    untuk secara sungguh-sungguh memperhatikan kekuatan mereka sendiri.

    Akan tetapi, tetap menampilkan kesederhanaan, terbuka dan segala tindakan

    selalu berpusat pada apa yang seharusnya mereka lakukan yaitu bagaimana

    bekerja lebih baik untuk memenuhi kebutuhan customers.