case saia

Upload: dian-destriyanah

Post on 07-Apr-2018

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/4/2019 case saia..

    1/31

    1

    BAB I

    LAPORAN KASUS

    I. 1. Identifikasi

    Nama : Ny. A

    Usia : 39 tahun

    Jenis kelamin : Perempuan

    Pekerjaan : Ibu rumah tangga

    Status : Menikah

    Agama : Islam

    Alamat : Tebat Baru Ilir, Pagaralam

    MRS : 29 Mei 2011

    I. 2. Anamnesis

    Keluhan utama:

    Timbul benjolan sebesar kepalan tangan orang dewasa di payudara kanan sisi

    luar atas.

    Riwayat pejalanan penyakit:

    Sekitar 7 bulan SMRS pasien mengeluh timbul benjolan berukuran kira-kira

    sebesar kelereng pada payudara kanan sisi atas luar yang bertambah besar

    sampai saat ini hingga berukuran kepalan tangan orang dewasa. Warna kulit

    lebih merah dari sekitarnya, terasa nyeri, dan pasien tidak berobat. Tidak ada

    benjolan di tempat lain.

    Sekitar 2 minggu SMRS, pasien mengeluh terdapat borok pada benjolan yang

    mengeluarkan darah, dan kulit payudaranya seperti jeruk purut, lalu pasien

    berobat ke RSUD Pagaralam, dan dirawat.

    1 hari SMRS, benjolan tersebut mengeluarkan darah lebih banyak, dan nyeri

    bertambah hingga menganggu aktivitas penderita. Tidak ada pengeluaran

    cairan dari puting susu. Tidak ada benjolan di tempat lain. Tidak ada demam.

  • 8/4/2019 case saia..

    2/31

    2

    Pasien juga mengeluh sesak napas, nafsu makan menurun, mual, dan berat

    badan turun. Nyeri perut (-), sakit kuning (-), nyeri tulang (-). Karena keluhan

    tidak berkurang, pasien dirujuk ke RSUP Muhammad Hoesin Palembang

    Riwayat menstruasi :

    Haid pertama kali pada umur 15 tahun, siklus teratur setiap 28 hari, lama haid 6

    hari, jumlah perdarahan saat haid dalam batas normal (ganti pembalut sekitar

    2-3 kali per hari).

    Riwayat perkawinan, kehamilan, dan menyusui :

    Pasien menikah pada umur 25 tahun dan belum pernah melahirkan.

    Riwayat penggunaan KB :

    Pasien mengaku tidak pernah menggunakan KB

    Riwayat penyakit dahulu:

    Riwayat penyakit yang sama sebelumnya disangkal.

    Riwayat penyakit lainnya disangkal.

    Riwayat penyakit dalam keluarga:

    Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal.

    I. 3. Pemeriksaan Fisik

    STATUS GENERALISATA tgl 9 Juni 2011

    Keadaan umum : tampak sakit berat

    Kesadaran : compos mentis

    TD : 140/90 mmHg

    Nadi : 97x/menit

    RR : 28x/menit

    T : 36,5C

    Mata : konjungtiva pucat (+/+), sklera ikterik (-/-)

  • 8/4/2019 case saia..

    3/31

    3

    y Pupil : Isokor, Refleks cahaya (+/+)Kelenjar getah bening :

    y Leher : tidak ada kelainany Aksila : lihat status lokalis

    Thoraks :

    y Pulmo :o Inspeksi : pergerakan dinding dada statis dan dinamis

    simetris

    o Palpasi : stem fremitus hemithoraks dextra melemaho Perkusi : redup pada hemithorax dextra, sonor pada

    hemithorax sinistra

    o Auskultasi: vesikuler hemithoraks kanan melemah, vesikulerhemithoraks kiri (+) normal

    y Cor : BJ normal, HR 97x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)Abdomen : tidak ada kelainan

    Ekstremitas atas : tidak ada kelainan

    Ekstremitas bawah : tidak ada kelainan

  • 8/4/2019 case saia..

    4/31

    4

    STATUS LOKALIS

    Regio mamma dextra :

    Inspeksi : tampak benjolan berukuran kepalan tangan orang dewasa, warna

    merah bercampur kuning dan hijau, peau de orange (+), nipple

    discharge (-)

    Palpasi : teraba massa tumor soliter dengan konsistensi keras, permukaan

    berbenjol-benjol, batas tidak tegas, terfiksir, nyeri tekan (+),

    ukuran 15x12x12 cm.

    Regio Aksila dextra :

    Inspeksi : tidak terlihat adanya benjolan

    Palpasi : teraba nodul soliter, kenyal, permukaan rata, dapat digerakkan,

    ukuran 1x1x1cm

    I. 4. Pemeriksaan Penunjang

    Laboratorium

    Dilakukan pada tanggal 29 Mei 2011

    Hb : 4,5 g/dL ( : 12 16)

    Ht : 17 vol% (37 43)Leukosit : 25.700/mm3 (5.000 10.000)

    LED : 110 mm/jam (< 15)

    Trombosit : 615.000/mm3 (200.000-500.000)

    Diff. Count : 0/3/0/85/8/4

  • 8/4/2019 case saia..

    5/31

    5

    Pemeri imi li i l i

    reum : 30 mg/ (15-39)

    Kreati i : 1,0 mg/ (0,6-1,0)

    Protei total : 6,4 g/ l (6,0-7,8)

    Al umi : 3,4 g/ l (3,5-5,0)

    Globuli : 3,0 g/ l

    SGOT : 137 u/l (

  • 8/4/2019 case saia..

    6/31

    6

    I. 6. Diagnosis Klinis

    y Tumor mamma dextra suspek ganas yang menginfiltrasi kulit dan dindingdada, berekstensi ke KGB regional ipsilateral, dan terdapat metastasis

    jauh (paru). (Stadium IV T4cN1M1)

    I. 7. Tatalaksana

    y Transfusi PRCy Chest Tubey Biopsi insisiy Kemoterapi

    I. 8. Prognosis

    Quo ad vitam : malam

    Quo ad fungsionam : malam

  • 8/4/2019 case saia..

    7/31

    7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    1.1. Anatomi Payudara

    Glandula mammae terletak pada fasia pektoris yang meliputi dinding

    anterior dada. Pada anak-anak dan pria glandula mammae rudimenter. Pada

    wanita setelah pubertas glandula mammae membesar dan dianggap berbentuk

    sferis. Pada wanita dewasa muda galandula mammae terletak di atas costa II

    sampai VI dan rawan costanya dan terbentang dari pinggir lateral sternum

    sampai linea axillaris media. Pinggir lateral atasnya meluas samapi sekitar

    bawah m.pectoralis major dan masuk ke axilla. Pada bagian lateral atas yang

    keluar ke arah aksila membentuk penonjolan yang disebut penonjolan Spencer

    atau ekor payudara1.

  • 8/4/2019 case saia..

    8/31

    8

    Setiap payudara terdiri atas 12-20 lobulus kelenjar yang masing-

    masing mempunyai saluran ke papilla mammae, yang disebut duktus

    laktiferus. Di antara kelenjar susu dan fasia pektoralis, juga diantara kulit dan

    kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Di antara lobulus tersebut

    ada jaringan ikat yang disebut ligamentum Cooper yang memberi rangka

    untuk payudara2.

    Pendarahan payudara terutama berasal dari cabang a.perforantes

    anterior dari a.mamaria interna, a.thoracalis lateralis yang bercabang dari

    a.axillaris, dan beberapa a.intercostalis1,2.

    Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan

    n.intercostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri diurus oleh saraf simpatik.

    Ada beberapa saraf lagi yang perlu diingat sehubungan dengan paralisis dan

    mati rasa pasca bedah, yakni n.interkostobrakialis dan n.cutaneus brachius

    medialis yang mengurus sensibilitas daerah axilla dan baian median lengan

    atas. Pada diseksi axilla, saraf ini sedapat mungkin disingkirkan sehingga

    tidak terjadi mati rasa di daerah tersebut2.

  • 8/4/2019 case saia..

    9/31

    9

    Saraf n.pectoralis yang mengurus m.pectoralis mayor dan minor, n.

    Thoracodorsalis yang mengurus m.latissimus dorsi, dan n.thoracalis longus

    yang mengurus m.serratus anterior sedapat mungkin dipertahankan pada

    mastektomi dengan diseksi axilla1,2

    .

    Penyaliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke axilla, sebagian

    lagi ke kelenjar parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial dan

    ada pula penyaliran yang ke kelenjar interpectoralis. Pada axilla terdapat rata-

    rata 50 ( berkisar antara 10-90) buah kelenjar getah bening yang berada di

    sepanjang arteri dan vena brachialis. Saluran limfe dari seluruh payudara

    menyalir ke kelompok anterior axilla, kelompok sentral axilla, kelenjar axilla

    bagian dalam, yang lewat sepanjang v.axillaris dan yang berlanjut langsung ke

    kelenjar servikal bagian kaudal dalam di fosa supraklavikuler. Jalur limfe

    lainnya berasal dari daerah sentral dan medial yang selain menuju ke kelenjara

    sepanjang pembuluh mamaria interna, juga menuju ke axilla kontralateral, ke

    m.rectus abdominis lewat ligamentum falsiparum hepatis ke hati, pleura dan

    payudara kontralateral2.

    2.2 Fisiologi Payudara

    Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi oleh

    hormon. Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui

    masa pubertas, masa fertilitas sampai ke klimakterium, dan menopause.

    Sejak pubertas pengaruh estrogen dan progesteron yang diproduksi

    ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus

    berkembang dan timbulnya asinus.

    Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan siklus

    menstruasi. Sekitar hari ke-8 haid, payudara jadi lebih besar dan pada

    beberapa hari sebelum haid berikutnya terjadi pembesaran maksimal.

    Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama

    beberapa hari menjelang haid, payudara menjadi tegang dan nyeri

  • 8/4/2019 case saia..

    10/31

    10

    sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan.

    Pada waktu itu, pemeriksaan foto mammpgraphy tidak berguna karena

    kontras kelenjar terlalu besar. Begitu haid mulai, semuanya berkurang.

    Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui. Pada

    kehamilan, payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus

    alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru. Sekresi hormon prolaktin

    dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel

    alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting

    susu2,3.

    2.3 Kanker Payudara

    2.3.1 Epidemiologi

    Karsinoma payudara pada wanita menduduki tempat nomor dua

    setelah karsinoma serviks uterus. Di Indonesia berdasarkan Pathological

    Based Registration kanker payudara mempunyai insidens relatif 11,5%.

    Diperkirakan di Indonesia mempunyai insidens minimal 20.000 kasus baru

    pertahun; dengan kenyataan bahwa lebih dari 50% kasus masih berada

    dalam stadium lanjut.

    Kurva insidens-usia bergerak naik terus sejak usia 30 tahun.

    Kanker ini jarang sekali ditemukan pada wanita usia di bawah 20 tahun.

    Angka tertingi terdapat pada usia 45-66 tahun. Insidens karsinoma

    mammae pada lelaki hanya 1% dari kejadian pada perempuan4.

    2.3.2 Etiologi dan Faktor Resiko

    Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun

    beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian

    kanker payudara, yaitu2,3 :

    1. Jenis KelaminHanya 1% dari seluruh kejadian kanker payudara yang terdapat

    pada laki-laki.

    2. Usia

  • 8/4/2019 case saia..

    11/31

    11

    Insidens menurut usia naik seiring bertambahnya usia. Kejadian

    kanker payudara meningkat pada usia di atas 35 tahun.

    3. GenetikDua tumor suppressor gene, BRCA1 dan BRCA2 berperan

    dalam risiko munculnya kanker payudara pada wanita. Mutasi pada

    BRCA1 berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara

    mencapai 50%-85% pada wanita. Laki-laki dengan mutasi BRCA1

    tidak mengalami peningkatan risiko kanker payudara, tetapi terjadi

    peningkatan risiko kanker prostat dan kanker kolon. Wanita yang

    mengalami mutasi pada BRCA2 memiliki risiko yang sama dengan

    mutasi BRCA1 untuk terjadinya kanker payudara.

    4. Reproduksi dan HormonalMenarke yang cepat dan menopause yang lambat ternyata

    disertai dengan peninggian risiko. Usia menarke yang lebih dini

    yakni di bawah 12 tahun meningkatkan resiko kanker payudara

    sebanyak 3 kali, sedangkan usia menopause yang lambat yaitu

    diatas usia 55 tahun meningkatkan resiko sebanyak 2 kali lipat.

    Risiko terhadap karsinoma mammae lebih rendah pada wanita

    yang melahirkan anak pertama pada usia lebih muda. Laktasi tidak

    mempengaruhi risiko. Kemungkinan risiko meninggi terhadap

    adanya kanker payudara pada wanita yang menelan pil KB dapat

    disangkal berdasarkan penelitian yang dilakukan selama puluhan

    tahun.

    5. Diet.Diet lemak hewani seperti makanan cepat saji dan makanan

    yang digoreng meningkatkan resiko kanker payudara dua kali

    lipat5.

    6. Virus.Pada air susu ibu ditemukan (partikel) virus yang sama dengan

    yang terdapat pada air susu tikus yang menderita karsinoma

  • 8/4/2019 case saia..

    12/31

    12

    mammae. Akan tetapi, peranannya sebagai faktor penyabab pada

    manusia tidak dapat dipastikan.

    7. Sinar ionisasi,Pada hewan coba terbukti adanya peranan sinar ionisasi sebagai

    faktor penyebab kanker payudara. Dari hasil penelitian

    epidemiologi setelah ledakan bom atom atau penelitian pada

    setelah pajanan sinar rontgen, peranan sinar ionisasi sebagai faktor

    penyebab pada manusia lebih jelas.

    8. Riwayat pernah menderita kanker payudara atau ovariumRiwayat pernah menderita kanker payudara kontralateral

    meningkatkan resiko 3-9 kali lipat, sedangkan riwayat pernah

    menderita kanker ovarium meningkatkan resiko 3-4 kali lipat.

    2.3.3 Manifestasi Klinis

    Pasien biasanya datang dengan keluhan benjolan atau massa di

    payudara, rasa sakit, keluar cairan dari puting susu, timbulnya kelainan

    kulit (dimpling, kemerahan, ulserasi, peau deorange), pembesaran

    kelenjar getah bening, atau tanda metastasis jauh. Setiap kelainan pada

    payudara harus dipikirkan ganas sebelum dibuktikan tidak .

    Perubahan pada kulit yang biasa terjadi adalah :

    1. Tanda dimpling. Ketika tumor mengenai ligamen glandula mammae,

    ligamen tersebut akan memendek hingga kulit setempat menjadi

    cekung, yang disebut dengan tanda lesung

    2. Perubahan kulit jeruk (peau deorange). Ketika vasa limfatik subkutis

    tersumbat sel kanker, hambatan drainase limfe menyebabkan udem

    kulit, folikel rambut tenggelam ke bawah tampak sebagai tanda kulit

    jeruk

    3. Nodul satelit kulit. Ketika sel kanker di dalam vasa limfatik subkutis

    masing-masing membentuk nodul metastasis, di sekitar lesi primer

    dapat muncul banyak nodul tersebar, secara klinis disebut tanda satelit

  • 8/4/2019 case saia..

    13/31

    13

    4. Invasi, ulserasi kulit. Ketika tumor menginvasi kulit, tampak perubahan

    berwarna merah atau merah gelap. Bila tumor bertambah besar, lokasi

    itu dapat menjadi iskemik, ulserasi membentuk bunga terbalik, ini

    disebut tanda kembang kol

    5. Perubahan inflamatorik. Secara klinis disebut karsinoma mammae

    inflamatorik, tampil sebagai keseluruhan kulit mammae berwarna

    merah bengkak, mirip peradangan, dapat disebut tanda peradangan.

    Tipe ini sering ditemukan pada kanker payudara waktu hamil atau

    laktasi2,3,5.

    Perubahan papilla mammae pada karsinoma mammae adalah2,3 :

    1. Retraksi, distorsi papilla mammae. Umumnya akibat tumor menginvasijaringan subpapilar

    2. Sekret papilar (umumnya sanguineus). Sering karena karsinoma papilardalam duktus besar atau tumor mengenai duktus besar

    3. Perubahan eksematoid. Merupakan manifestasi spesifik dari kankereksematoid (Paget disease). Klinis tampak areola, papilla mammae

    tererosi, berkrusta, sekret, deskuamasi, sangat mirip eksim.

    Pembesaran kelenjar limfe regional. Pembesaran kelenjar limfe aksilar

    ipsilateral dapat soliter maupun multipel, pada awalnya mobile, kemudian

    dapat saling berkoalesensi atau adhesi dengan jaringan sekitarnya. Dengan

    perkembangan penyakit, kelenjar limfe supraklavikular juga dapat menyusul

    membesar. Yang perlu diperhatikan adalah ada sebagian sangat kecil pasien

    kanker payudara hanya tampil dengan limfadenopati aksilar tapi tak teraba

    massa mammae, ini disebut sebagai karsinoma mammae tipe tersembunyi.

    Adanya gejala metastasis jauh :

    1. Otak : nyeri kepala, mual, muntah, epilepsi, ataksia, paresis, paralisis2. Paru : efusi, sesak nafas3. Hati : kadang tanpa gejala, massa, ikterus obstruktif

  • 8/4/2019 case saia..

    14/31

    14

    4. Tulang : nyeri, patah tulang

    2.3.4. Klasifikasi

    Kanker payudara sedikit lebih sering mengenai payudara kiri daripada

    kanan. Pada sekitar 4 % pasien ditemukan tumor bilateral atau tumor sekuensial di

    payudara yang sama. Lokasi tumor di dalam payudara adalah sebagai berikut3 :

    Kuadran luar atas 38,5%

    Bagian sentral 29%

    Kuadran luar bawah 14,2%

    Kuadran dalam atas 14,2%

    Kuadran dalam bawah 5%

    Kanker payudara dibagi menjadi kanker yang belum menembus membran

    basal (noninvasif) dan kanker yang sudah (invasif). Bentuk utama karsinoma

    payudara dapat diklasifikasikan sebagai berikut2,3 :

    A. Noninvasif1. Karsinoma duktus in situ (DCIS; karsinoma intraduktus)2. Karsinoma lobulus in situ (LCIS)

    B. Invasif(infiltratif)1. Karsinoma duktus invasif (not otherwise specified; NOS; tidak dirinci

    lebih lanjut)

    2. Karsinoma lobulus invasif3. Karsinoma medularis4. Karsinoma koloid (karsinoma musinosa)5. Karsinoma tubulus6. Tipe lain

    Dari tumor-tumor ini, karsinoma duktus invasif merupakan jenis tersering.

    2.3.5. Prosedur Diagnostik6I. Pemeriksaan Klinis

    1. Anamnesisa. Keluhan di payudara atau ketiak dan riwayat penyakitnya :

  • 8/4/2019 case saia..

    15/31

    15

    1) Benjolan2) Kecepatan tumbuh3) Rasa sakit4) Nipple discharge5) Nipple retraksi dan sejak kapan6) Krusta pada aerola7) Kelainan kulit: dimpling, peau dorange, ulserasi, venectasi8) Perubahan warna kulit9) Benjolan ketiak10)Edema lengan

    b. Keluhan di tempat lain berhubungan dengan metastase :1) Nyeri tulang (vertebra, femur)2) Rasa penuh di ulu hati3) Batuk4) Sesak5) Sakit kepala hebat, dll

    c. Faktor-faktor resiko1) Usia penderita2) Usia melahirkan anak pertama3) Punya anak atau tidak4) Riwayat menyusui5) Riwayat menstruasi6) Riwayat pemakaian obat hormonal7) Riwayat keluarga sehubungan dengan kanker payudara dan

    kanker lain

    8) Riwayat pernah operasi tumor payudara atau tumor ginekologik9) Riwayat radiasi dinding dada

    2. Pemeriksaan fisika. Status generalis

  • 8/4/2019 case saia..

    16/31

    16

    b. Status lokalis1) Payudara kanan dan kiri harus diperiksa2) Massa tumor : lokasi, ukuran, konsistensi, permukaan, bentuk

    dan batas tumor, jumlah tumor, terfixasi atau tidak ke jaringan

    mamma sekitar kulit, m.pectoralis dan dinding dada.

    3) Perubahan kulit : kemerahan, dimpling, edema, nodul satelit,peau dorange, ulserasi

    4) Nipple : tertarik, erosi, krusta, discharge5) Status kelenjar getah bening : jumlah, ukuran, konsistensi,

    terfixir satu sama lain atau jaringan sekitar pada kelenjar

    getah bening axilla, infraklavikula, dan supraklavikula

    6) Pemeriksaan pada daerah yang dicurigai metastasis : paru,tulang, hepar, otak

    II. Pemeriksaan Radiodiagnostik/Imaging1. Recommended

    a. USG Payudara dan Mammografi untuk tumor 3 cmb. Foto thoraxc. USG Abdomen

    2. Optional/Atas Indikasia. Bone scanning atau dan bone survey, bilamana sitologi atau klinis

    sangat mencurigai pada lesi > 5 cm

    b. CT ScanIII. Pemeriksaan Fine Needle Aspiration Biopsy

    Sitologi dilakukan pada lesi yang secara klinis dan radiologis curiga

    ganas.

    IV. Pemeriksaan Histopatologik (Gold Standard Diagnostik)Pemeriksaan histopatologik dilakukan dengan potong beku

    dan/parafin. Bahan pemeriksaan histopatologi diambil melalui :

    1. Core biopsy2. Biopsy eksisional untuk tumor ukuran < 3 cm

  • 8/4/2019 case saia..

    17/31

    17

    3. Biopsy incisional untuk tumor operable ukuran > 3cm sebelumoperasi definitif, dan inoperable.

    4. Specimen mastektomi disertai dengan pemeriksaan kelenjar getahbening

    Pemeriksaan imunostatika : ER, PR, c-erb B-2 (HER-2 neu),

    cathepsin-D, p53 (situasional).

    V. LaboratoriumRutin dan pemeriksaan kimia darah sesuai dengan perkiraan

    metastasis.

    2.3.6. Klasifikasi Stadium TNM (UICC/AJCC) 2002Stadium kanker payudara ditentukan berdasarkan TNM system dari

    UICC/AJCC tahun 2002 adalah sebagai berikut2:

    T = ukuran tumor primer

    Ukuran T secara klinis, radiologis dan mikroskopis adalah sama. Nilai T

    dalam cm, nilai paling kecil dibulatkan ke angka 0,1 cm.

    N = kelenjar getah bening regional

    M = metastasis jauh

    Tx

    T0

    Tis

    Tis (DCIS)

    Tis (LCIS)

    Tis (Pagets)

    T1

    T1mic

    T1a

    T1b

    T1c

    T2

    T3

    T4

    Tumor primer tidak dapat dinilai

    Tidak terdapat tumor primer

    Karsinoma in situ

    Ductal carcinoma in situ

    Lobular carcinoma in situ

    Penyakit paget pada puting tanpa adanya tumor

    Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya 2 cm

    Adanya mikroinvasi ukuran 0,1 cm

    Tumor dengan ukuran lebih dari 0,1 cm - 0,5 cm

    Tumor dengan ukuran lebih dari 0,5 cm - 1 cm

    Tumor dengan ukuran lebih dari 1 cm -i 2 cm

    Tumor dengan ukuran diameter > 2 cm 5 cm

    Tumor dengan ukuran diameter > 5 cm

    Ukuran tumor berapapun dengan ekstensi langsung ke

    dinding dada/kulit

  • 8/4/2019 case saia..

    18/31

    18

    T4a

    T4b

    T4c

    T4d

    Ekstensi ke dinding dada tidak termasuk otot pectoralis

    Edema (termasuk peau dorange), ulserasi, nodul satelit,

    pada kulit yang terbatas pada 1 payudara

    Mencakup kedua hal diatas (T4a+T4b)

    Mastitis karsinomatosa

    Nx

    N0

    N1

    N2

    N2a

    N2b

    N3

    N3a

    N3b

    N3c

    Kelenjar getah bening regional tidak dapat dinilai (telah

    diangkat)

    Tidak terdapat metastasis kelenjar getah bening regional

    Metastasis ke kelenjar getah bening regional axilla

    ipsilateral, mobil

    Metastasis ke kelenjar getah bening regional axilla

    ipsilateral, terfiksir, berkonglomerasi, atau adanya

    pembesaran kelenjar getah bening mammaria interna

    ipsilateral tanpa adanya metastasis ke kelenjar getah

    bening axilla

    Metastasis ke kelenjar getah bening regional axilla

    ipsilateral, terfiksir, berkonglomerasi, atau melekat ke

    struktur lain

    Metastasis hanya ke kelenjar getah bening mammaria

    interna ipsilateral secara klinis dan tidak terdapat

    metastasis pada axilla

    Metastasis pada kelenjar getah bening infraklavikular

    ipsilateral dengan atau tanpa metastasis kelenjar getah

    bening axila atau klinis terdapat metastasis pada kelenjargetah mammaria interna ipsilateral klinis dan metastasis

    pada kelenjar getah bening axilla, atau metastasis pada

    kelenjar getah bening supraklavikular ipsilateral dengan

    atau tanpa metastasis pada kelenjar getah bening

    axilla/mammaria interna

    Metastasis ke kelenjar getah bening infraklavikular

    ipsilateral

    Metastasis ke kelenjar getah bening mammaria interna

    dan kelenjar getah bening axilla

    Metastasis ke kelenjar getah bening supraklavikularMx

    M0

    M1

    Metastasis jauh belum dapat dinilai

    Tidak terdapat metastasis jauh

    Terdapat metastasis jauh

    Grup Stadium

  • 8/4/2019 case saia..

    19/31

    19

    Stadium 0 Tis N0 M0

    Stadium I T1 N0 M0

    Stadium II A T0 N1 M0

    T1 N1 M0

    T2 N0 M0

    Stadium II B T2 N1 M0

    T3 N0 M0

    Stadium III A T0 N2 M0

    T1 N2 M0

    T2 N2 M0

    T3 N1 M0

    T3 N2 M0

    Stadium III B T4 N0 M0

    T4 N1 M0

    T4 N2 M0

    Stadium III C Any T N3 M0

    Stadium IV Any T Any N M1

    2.3.7. TatalaksanaModalitas Terapi

    1. Terapi lokal-regionalTerapi ini dimaksudkan untuk kanker payudara yang masih

    operable. Pilihan jenis operasi untuk tumor primer meliputi breast-

    conserving surgery dengan terapi radiasi, mastektomi dengan rekonstruksi,

    dan mastektomi.

    Breast-conserving treatment (BCT) terdiri dari pengangkatan

    tumor primer dengan lumpektomi dan penggunaan radiasi dosis sedang

    untuk menghilangkan sel kanker yang masih tersisa. Terapi radiasi,

    sebagai bagian dari breast-conserving therapy, berupa external-beam

  • 8/4/2019 case saia..

    20/31

    20

    radiation therapy (EBRT) ke seluruh lapang payudara dengan dosis 45-50

    Gy dengan dosis harian terbagi 1,8-2,0 Gy selama lima minggu.

    Mastektomi terdiri dari Simple Mastektomy, Extended Simple

    Mastektomy, Radical Mastektomy, dan Modified Radical Mastektomy.

    Simple Mastektomy adalah suatu tindakan operasi dengan mengangkat

    seluruh jaringan payudara termasuk papilla , areola mammae dan kulit.

    Extended Simple Mastektomy adalah tindakan operasi simple mastektomy

    dengan pengangkatan KGB axilla Level I. Radical Mastektomy adalah

    suatu tindakan operasi dengan mengangkat seluruh jaringan payudara

    termasuk papilla, areola mammae ,kulit serta otot pectoralis mayor dan

    minor,serta KGB axilla level I dan II. Modified Radical Mastektomy

    adalah suatu tindakan operasi dengan mengangkat seluruh jaringan

    payudara termasuk papilla dan areola mammae beserta KGB axilla I dan

    II,dengan mempertahankan otot pectoralis mayor dan minor.

    Untuk pasien dengan mastektomi total, operasi rekonstruksi dapat

    dilakukan bersamaan dengan mastektomi (immediate reconstruction) atau

    di lain waktu (delayed reconstruction). Kontur payudara dapat diperbaiki

    dengan penanaman implan artifisial (berisi salin) atau otot rektus

    abdominis atau jenis flap lain. Jika implan salin digunakan, tissue

    expander dimasukkan di antara otot pektoralis. Salin diinjeksi pada

    ekspander untuk meregangkan jaringan selama beberapa minggu atau

    bulan sampai volume yang diinginkan tercapai. Ekspander tersebut

    kemudian digantikan oleh implan permanen. Pada rekonstruksi payudara,

    terapi radiasi dapat dilakukan pada dinding dada dan limfonodi regional

    untuk tujuan adjuvant atau untuk terapi pada rekurensi lokal. Terapi

    radiasi pada rekonstruksi payudara dapat berpengaruh pada kosmetik, dan

    dapat meningkatkan insidens fibrosis kapsular, nyeri, atau kebutuhan

    untuk mengeluarkan implan.

    Terapi radiasi biasa dilakukan setelah breast-conserving surgery.

    Terapi radiasi juga diindikasikan untuk pasien postmastektomi. Tujuan

  • 8/4/2019 case saia..

    21/31

    21

    utama terapi radiasi adjuvant adalah untuk menghilangkan sisa sel kanker

    sehingga mengurangi kejadian rekurensi2,7.

    2. Terapi adjuvant sistemik1). Terapi hormonal

    Pada kanker payudara dengan reseptor estrogen positif stadium

    awal, terapi hormonal berperan penting dalam terapi adjuvant, sebagai

    terapi tunggal maupun kombinasi dengan kemoterapi. Terapi hormonal

    berfungsi menrunkan kemampuan estrogen untuk merangsang

    mikrometastasis atau sel kanker dorman2,7.

    a) TamoxifenTamoxifen merupakan selective estrogen receptor

    modulator (SERM), yang mengikat dan menghambat reseptor

    estrogen di payudara. Sebagai antagonis reseptor, tamoxifen efektif

    untuk wanita premenopause dan postmenopause. Tamoxifen

    memiliki efek stimulasi reseptor estrogen di jaringan lain, seperti

    tulang dan endometrium.

    b) Aromatase inhibitor (AI)AI berfungsi menghambat aromatase, suatu enzim yang

    berperan dalam mengubah hormon-hormon steroid menjadi

    estrogen. Aromatase ditemukan di lemak tubuh, kelenjar adrenal,

    dan jaringan payudara, termasuk sel tumornya. Aromatase

    merupakan sumber estrogen penting pada wanita postmenopause

    dan mungkin dapat menjadi alasan obesitas meningkatkan risiko

    kanker payudara pada wanita postmenopause. AI tidak

    memengaruhi produksi estrogen ovarium, sehingga hanya efektif

    pada wanita postmenopause7.

    2) Kemoterapi adjuvantKombinasi regimen kemoterapi yang biasa digunakan adalah

    taxotere, adriamisin, siklofosfamid (TAC) tiap 21 hari sebanyak 6

  • 8/4/2019 case saia..

    22/31

    22

    siklus; Adriamisin, siklofosfamid, paclitaxel (TAC) tiap 21 hari

    sebanyak 4 siklus; 5-FU, epirubisin, siklofosfamid (FEC) tiap 21 hari

    sebanyak 6 siklus; 5-FU, adriamisin, siklofosfamid (FAC) tiap 21 hari

    sebanyak 4 siklus; siklofosfamid, metotreksat, 5-FU (CMF) setiap 28

    hari sebanyak 6 siklus; taxotere, siklofosfamid (TC) tiap 21 hari

    sebanyak 4 siklus; taxotere, carboplatin, trastuzumab (TCH) tiap 21

    hari sebanyak 6 siklus2,7.

    3) Kemoterapi preoperatifSecara umum, terapi preoperatif telah berhasil dalam

    downstaging tumor, baik mengurangi ukuran tumor maupun

    mengurangi jumlah limfonodi aksilaris yang terkena tumor. Sangat

    jarang terjadi tumor tetap progresif selama terapi preoperatif, dan

    jumlah wanita yang bisa menjalani operasi semakin bertambah2,7.

    Pilihan Terapi6

    1. Kanker Payudara Stadium 0Dilakukan :

    - BCS (Breast Conserving Surgery)- Mastektomi simpel

    Terapi definitif pada T0 tergantung pada pemeriksaan blok parafin, lokasi

    didasarkan pada hasil pemeriksaan imaging

    Indikasi BCS

    - T : 3cm- Pasien menginginkan mempertahankan payudaranya

    b. Kanker Payudara Stadium Dini/OperabelDilakukan :

    - BCS- Mastektomi Radikal

  • 8/4/2019 case saia..

    23/31

    23

    - Mastektomi Radikal Modifikasi

    Terapi adjuvant :

    - Dibedakan pada keadaan : Node (-) atau Node (+)- Pemberiannya tergantung dari :

    o Node (+)/(-)o ER/PRo Usia premenopause atau postmenopause

    - Dapat berupa:o Radiasio Kemoterapio Terapi hormonal

    Terapi adjuvant pada Nodes Negatif (KGB histopatologi negatif)

    Menopausal Status Hormonal Receptor High Risk

    Premenopause ER (+)/PR (+)

    ER (-)/PR (-)

    Ke + Tam/Ov

    Ke

    Postmenopause ER (+)/PR (+)

    ER (-)/PR (-)

    Tam + Kemo

    Ke

    Old Age ER (+)/PR (+)

    ER (-)/PR (-)

    Tam + Kemo

    Ke

    Terapi adjuvant pada Nodes Positif (KGB histopatologi positif)

    Menopausal Status Hormonal Receptor High Risk

    Premenopause ER (+)/PR (+)

    ER (-) dan PR (-)

    Ke + Tam/Ov

    Ke

    Postmenopause ER (+)/PR (+)

    ER (-) dan PR (-)

    Tam + Kemo

    Ke

    Old Age ER (+)/PR (+)ER (-) dan PR (-)

    Tam + KemoKe

    High Risk Group

    - Umur < 40 tahun- High grade

  • 8/4/2019 case saia..

    24/31

    24

    - ER/PR negatif- Tumor progresif- High thymidin index

    Terapi Adjuvant

    Radiasi

    Diberikan pada keadaan :

    - Setelah tindakan operasi terbatas (BCS)- Tepi sayatan dekat (TT2)/ tidak bebas tumor- Tumor sentral/medial- KBG (+) dengan ekstensi ekstrakapsular

    Kemoterapi

    Kemoterapi : kombinasi CAF (CEF), CMF, AC

    Kemoterapi adjuvant : 6 siklus

    Kemoterapi paliatif : 12 siklus

    Kemoterapi neoadjuvant :3 siklus pra terapi primer ditambah 3 siklus pasca

    terapi primer

    Terapi hormonal

    - Additif : pemberian TamoxivenBila : ER (-), PR (+)

    ER (+), PR (-) (menopause tanpa pemeriksaan ER dan PR)

    - Ablatif : ovarektomi bilateralApabila :

    o Tanpa pemeriksaan reseptoro Premanopauseo Menopause 1-5 tahun dengan efek estrogen (+)o Perjalanan penyakitslow growingandintermediate growing

  • 8/4/2019 case saia..

    25/31

    25

    c. Kanker Payudara LocallyAdvanced(lokal lanjut)- Operable LocallyAdvanced

    o simple mastektomi + radiasi kuratif + kemoterapi adjuvant +terapi hormonal

    - Ino perable LocallyAdvancedo Radiasi kuratif + kemoterapi + terapi hormonalo Radiasi + operasi + kemoterapi + terapi hormonalo Kemoterapi neoadjuvant + operasi + kemoterapi + radiasi + terapi

    hormonal

    d. Kanker Payudara Lanjut Metastasis JauhTerapi untuk penyakit sistemik bertujuan paliatif. Tujuan terapi tersebut

    termasuk peningkatan kualitas hidup dan pemanjangan hidup. Terapi

    untuk kanker payudara metastasis biasanya melibatkan terapi hormonal

    dan/atau kemoterapi dengan atau tanpa trastuzumab. Terapi radiasi

    dan/atau operasi dapat diindikasikan untuk pasien dengan metastasis

    simtomatik yang terbatas

    Rehabilitasi dan Follow up6

    Rehabilitasi

    y Pro operatif : latihan bernafas dan batuk efektify Pasca operatif :

    Hari 1-2:

    - Latihan lingkup gerak sendi untuk siku pergelangan tangan dan jari lengandaerah yang dioperasi

    - Untuk sisi sehat latihan lingkup gerak sendi lengan secara penuh- Untuk lengan atas bagian operasi latihan esometrik- Latihan relaksasi otot leher dan thoraks- Aktif mobilisasi

  • 8/4/2019 case saia..

    26/31

    26

    - Latihan lingkup gerak sendi untuk bahu sisi operatif (bertahap)- Latihan relaksasi- Aktif dalam sehari-hari dimana sisi operasi tidak dibebani- Bebas gerakan- Edukasi untuk mempertahankan lingkup gerak sendi dan usaha untuk

    mencegah/menghilangkan timbulnya lymphedema

    Follow up

    y Tahun 1 dan 2 kontrol tiap 2 bulany Tahun 3 5 kontrol tiap 3 bulany Setelah tahun ke 5 kontrol tiap 6 bulan

    y Pemeriksaan fisik : tiap kali kontroly Foto thorax : tiap 6 bulany Lab, marker :tiap 2-3 bulany Mammografi kontra lateral : tiap tahun atau ada indikasiy USG Abdomen/Hepar : tiap 6 bulan atau ada indikasiy Bone scanning : tiap 2 tahun atau ada indikasi

    2.3.8. Prognosis1. Stadium kanker

    Semakin dini semakin baik prognosisnya.

    Stadium8 Angka kelangsungan hidup 5 tahun

    0 93%I 88%

    IIA 81%IIB 74%

    IIIA 67%

    IIIB 41%

    IV 15%

    2. Tipe histopatologi

  • 8/4/2019 case saia..

    27/31

    27

    CIS (Carsinoma In Situ) mempunyai prognosis yang lebih baik

    dibandingkan invasif.

    3. Reseptor hormon

    Kanker yang mempunyai reseptor (+) dengan hormon memiliki prognosis

    lebih baik. 8

    2.3.9. PencegahanBerbagai upaya harus dilakukan untuk menimbulkan kesadaran bagi

    para wanita akan kesehatannya seperti melakukan deteksi dini kanker payudara

    dengan melakukan SADARI (Periksa Payudara Sendiri). SADARI sangat penting

    karena 85% benjolan di payudara ditemukan oleh pasien sendiri. SADARI

    merupakan pemeriksaan yang murah, aman dan sederhana, sebaiknya dilakukan

    sejak usia 20 tahun. SADARI dapat dilakukan setelah selesai masa haid karena

    pengaruh hormon estrogen dan progesteron rendah dan kelenjar payudara saat itu

    dalam keadaan tidak membengkak sehingga lebih mudah meraba adanya benjolan

    atau kelainan. Teknik SADARI :

    1. Pada waktu mandi

    Periksalah payudara pada waktu mandi karena perabaan tangan lebih sensitif

    pada kulit yang basah. Telapak tangan digerakkan dengan lembut ke setiap bagian

    dari masing-masing payudara. Gunakan tangan kanan untuk memeriksa payudara

    kiri dan sebaliknya.

    2. Pada waktu bercermin

    Perhatikan payudara dengan lengan di samping badan. Selanjutnya angkat

    tangan di atas kepala. Cari setiap perubahan bentuk dari masing-masing payudara

    dan papala mammae. Kemudian letakkan telapak tangan pada pinggang dan tekan

    ke bawah dengan kuat untuk memfleksikan otot dinding dada.

    3. Pada waktu berbaring

    Untuk memeriksa payudara kanan, letakkan bantal kecil atau handuk yang

    dilipat di bawah bahu kanan. Letakkan tangan kanan anda di belakang kepala,

    gerakan ini akan menyokong jaringan payudara agar lebih tinggi dari dada.

    Dengan tangan kiri dan posisi jari tangan yang dirapatkan. Buatlah gerakan

  • 8/4/2019 case saia..

    28/31

    28

    melingkar dengan tekanan lembut sesuai arah jarum jam. Mulai pada bagian atas

    paling luar dari payudara kanan di jam 12, kemudian digerakkan ke arah jam 1,

    gerakan diteruskan sampai kembali ke jam 12.

    Tonjolan dari jaringan yang keras pada lengkung bawah dari masing-masing

    payudara adalah normal. Lalu gerakan diteruskan ke arah sentral payudara kanan

    sampai papila mamma kanan (setrifugal). Pemeriksaan gerakan melingkar ini

    dilakukan sampai 3 kali. Lalu periksa payudara kiri seperti pada payudara kanan.

    Terakhir periksa papilla mammae, dengan memeras secara lembut. Setiap sekret,

    jernih atau berdarah segera diberitahukan ke dokter2,3.

    American Cancer Society dalam Breast Cancer Screening menganjurkan

    untuk melakukan upaya sebagai berikut :

    - Wanita > 20 tahun; melakukan SADARI setiap bulan- Wanita 20-40 tahun ; setiap 3 tahun memeriksakan diri ke dokter- Wanita > 40 tahun ; setiap 1 tahun memeriksakan diri ke dokter- Wanita 35-40 tahun ; dilakukan base line mammografi- Wanita < 50 tahun ; konsul ke dokter untuk kepentingan mammografi- Wanita > 50 tahun ; setiap tahun mammografi kalau bisa3

    BAB III

    ANALISIS KASUS

    Ny. A, 39 tahun, datang dengan keluhan benjolan di payudara kanan,

    mengindikasikan benjolan tersebut berasal dari payudara. Benjolan muncul sejak

    7 bulan SMRS, awalnya seukuran kelereng kemudian makin lama makin

    membesar hingga sekarang ukurannya sebesar kepalan tangan orang dewasa,

    mengindikasikan bahwa benjolan tersebut membesar menjadi lebih dari dua kali

    lipat dalam waktu 200 hari sehingga dapat dicurigai bahwa benjolan tersebut

    adalah suatu keganasan. Benjolan tersebut terasa nyeri, yang mengindikasikan

    bahwa benjolan tersebut dapat bersifat jinak maupun ganas, sehingga kecurigaan

  • 8/4/2019 case saia..

    29/31

    29

    adanya suatu keganasan tidak dapat disingkirkan. Terdapat borok, perdarahan

    pada benjolan, dan gambaran kulit payudara seperi jeruk purut pada 2 minggu

    SMRS mengindikasikan bahwa tumor sudah menginfiltrasi kulit. Keluhan sesak

    napas yang timbul pada 1 hari SMRS mengindikasikan bahwa kemungkinan

    sudah terdapat metastasis pada paru dan pleura.

    Usia pasien dan riwayat belum pernah melahirkan pada pasien merupakan

    salah satu faktor resiko kanker payudara, sehingga kecurigaan suatu keganasan

    pada payudara tidak dapat disingkirkan. Riwayat penyakit yang sama dalam

    keluarga disangkal, mengindikasikan kemungkinan tidak ada faktor genetik

    terhadap kejadian tumor payudara pada pasien.

    Pada pemeriksaan fisik pada regio mammae dextra ditemukan massa

    tumor soliter dengan konsistensi keras, permukaan berbenjol-benjol, batas tidak

    tegas, terfiksir, nyeri tekan (+), ukuran 15x12x12 cm. Disimpulkan bahwa

    penyakit yang diderita pasien ini adalah suatu pembesaran kelenjar.

    Pada regio aksila dextra ditemukan nodul soliter, kenyal, permukaan rata,

    dapat digerakkan, ukuran 1x1x1cm , padahal pada anamnesis penderita

    menyangkal terdapat benjolan di tempat lain. Hal ini dapat disebabkan karena

    ukuran nodul yang masih kecil sehingga tidak disadari penderita. Terdapatnya

    nodul ini mengindikasikan telah terjadi infiltrasi sel-sel tumor ke kelenjar getah

    bening regional, sehingga dapat disimpulkan bahwa tumor ini merupakan suatu

    keganasan.

    Pada foto rontgen Thorax, didapatkan tanda coin lession dan efusi pleura,

    yang mengindikasikan bahwa terdapat metastasis jauh ke paru.

    Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan nilai Hb dan Ht turun, hal ini

    dapat disebabkan karena penyakit yang diderita telah berlangsung lama (kronis).

    Tingginya nilai leukosit dapat disebabkan adanya proses inflamasi pada tumor

    payudara pasien. Pada pasien ini belum dilakukan USG abdomen, sehingga belum

    diketahui ada atau tidaknya metastasis jauh ke hati. Bone Scanning juga dapat

    dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya metastasis jauh ke tulang.

  • 8/4/2019 case saia..

    30/31

    30

    Gold Standard untuk diagnosis tumor payudara adalah Pemeriksaan

    Histopatologik. Pada kasus ini, ukuran tumor sudah melebihi 3 cm, sehingga

    dapat dilakukan biopsi insisi untuk mengetahui grading tumor.

    Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang

    yang telah dilakukan os disimpulkan menderita tumor mammae dextra suspek

    ganas yang menginfiltrasi kulit dan dinding dada, berekstensi ke KGB regional

    ipsilateral, dan terdapat metastasis jauh (paru) (Stadium IV T4cN1M1) namun

    untuk lebih pastinya harus dilakukan biopsi insisi untuk menentukan jenis

    penatalaksanaan yang tepat untuk kasus ini. Namun biopsi insisi belum dilakukan

    karena keadaan umum pasien masih buruk yang ditandai Hb dan Ht yang rendah

    dan adanya efusi pleura. Karena itu pada pasien ini dilakukan perbaikan keadaan

    umum dengan pemberian transfusi PRC dan pemasangan Chest Tube. Apabila

    pasien sudah lebih stabil dan memenuhi persyaratan operasi, maka dapat

    dilakukan biopsi insisi, dan selanjutnya rencana kemoterapi.

    Prognosis quo ad vitam penderita ini adalah malam dan quo ad functionam

    penderita ini juga malam, karena berdasarkan epidemiologi pasien dengan tumor

    mammae suspek ganas stadium IV, 5 years survival rate nya hanya 15%.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Snells R.S., 2006. Anatomi Klinik, Edisi 6, EGC, Jakarta.2. Sjamsuhidayat, R. 2010. Buku AjarIlmu Bedah Sjamsuhidajat-de Jong,

    Edisi 3, EGC, Jakarta.

    3. Staf Pengajar Bagian Ilmu Bedah FKUI. 2010. Kumpulan Kuliah IlmuBedah. Binarupa Aksara, Jakarta.

    4. Tim Penanggulangan & Pelayanan Kanker Payudara Terpadu ParipurnaR.S Kanker Dharmais. 2003.Penatalaksanaan KankerPayudara Terkini,

    edisi 1, Pustaka Obor, Jakarta.

  • 8/4/2019 case saia..

    31/31

    31

    5. Schwartz, S I. 2005. Principle ofSurgery. The Mac Grow Hill Company,United States of America.

    6. Albar, Z.A., dkk. 2004. Protokol PERABOI 2003. SMF Ilmu BedahUNPAD, Bandung

    7. Swart R. 2010. Breast cancer.(http://emedicine.medscape.com/article/283561 Diakses tanggal 9 Juni

    2011)

    8. American Cancer Society. 2011. Breast Cancer.(http://www.cancer.org/Cancer/BreastCancer/OverviewGuide/breast-

    cancer-overview-survival-rates Diakses tanggal 13 Juni 2011)