asuhan keperawatan pada ibu post partum …repository.stikespantiwaluya.ac.id/246/4/stikes_dwi...
TRANSCRIPT
1
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM DENGAN
KETIDAKEFEKTIFAN PEMBERIAN ASI DI
RS PANTI WALUYA SAWAHAN
Dwi Kusharini, Maria Magdalena Setyaningsih, Sr. Felisitas A Sri S
Prodi D-III Keperawatan, STIKes Panti Waluya Malang
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Post partum merupakan masa untuk menyusui bayi, apabila dalam proses menyusui mengalami permasalah, maka timbul masalah ketidakefektifan dalam menyusui. Penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post Partum Dengan Ketidakefektifan Pemberian ASI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2019 dengan desain penelitian studi kasus. Responden peneliti ini 2 klien dengan masalah Ketidakefektifan Pemberian ASI dimana klien 1 karena kurangnya pengetahuan tentang cara menyusui bayi yang benar. Pada klien 2 masalah pada bentuk puting dimana bentuk puting sebelah kanan terbenam dan sebelah kiri masuk kedalam. Hasil dari penelitian ini adalah masalah Ketidakefektifan Pemberian ASI pada kedua klien teratasi pada hari ke 3-4. Hal ini ditandai dengan klien merasa puas setelah menyusui,klien dapat melakukan perawatan payudara, klien tidak mengalami nyeri dan pembengkakan pada payudara, klien mengerti cara menyusui yang benar, serta nutrisi bayi terpenuhi ditandai dengan bayi tidur pulas, bayi tidak rewel, bayi memiliki peningkatan berat badan. Melalui pemberian pijat marmet, terapi penarikan puting dengan spuit 10cc dan konsumsi susu kedelai berikut tindakan kolaborasi dengan dokter dapat mengurangi ketidakefektifan pemberian ASI.
Kata kunci: Ibu Post Partum, ASI, Ketidakefektifan Pemberian ASI
ABSTRACT
Post partum is a period for mother breastfeeding a baby, eventually if there are problems in the process of breastfeeding, it appears to be ineffectiveness in breastfeeding. This study aims to implement nursing care for post partum mothers with ineffectiveness of breastfeeding. The design of this study used a case study method with two clients in February 2019. the first client was due to a lack of knowledge how to breastfeed the baby effectively. on the second client the problem happen caused the shape of the nipple where the right nipple drowned and the left nipple inverted. the results of this study with ineffectiveness of breastfeeding on both clients resolved on day 3 to 4. It proven by characterized likely clients feeling satisfied after breastfeeding, clients can perform breast care, clients do not experience pain and swelling in their breast, clients know with rights how to breastfeeding, and fulfilled baby nutrition with mark as the baby sleep well, the baby is not fussy, the baby increase in a body weight, giving a marmot massage, withdrawal nipple therapy with a 10 cc syringe and soy milk consumption along with collaborative action with a doctor can reduce the ineffectiveness of breastfeeding.
keywords: post partum mother, breast milk, ineffective of breastfeeding
2
PENDAHULUAN
Post partum merupakan masa pemulihan alat-
alat reproduksi kembali seperti sebelum hamil
(Marmi, 2014). Salah satu perubahan yang
terjadi pada ibu post partum yaitu pada
payudara dimana kelenjar pituitari akan
mengeluarkan prolaktin, yang membuat
payudara ibu akan memproduksi ASI
(Kristiyanasari, 2011).
Menurut WHO jumlah presentase pemberian
ASI secara eksklusif pada bayi (2016) hanya
sekitar 36% selama periode 2007-2014. Di
Indonesia menurut Riskesdas pada tahun
2017, cakupan pemberian ASI eksklusif
sebesar 35,7% dan di jatim pemberian ASI
eksklusif sebesar 68,08% pada tahun (Pusat
Data dan Informasi Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2018). Menurut Data
Dinas Kesehatan Kota Malang (2014) ibu
yang memberikan ASI eksklusif sebesar
74,57% dari 23.880 jumlah bayi (dikutip
dalam Ida, Nugroho & Arysanthi, 2016).
Berdasarkan hasil rekam edis RS Panti
Waluya Malang dari jumlah ibu post partum
pada bulan Januari tahun 2017 - April tahun
2018 adalah 194 orang dengan pesalinan
normal partus dan SC, sebesar 47,4% ibu post
partum tidak memberikan ASI eksklusif
Permasalah dalam pemberian ASI dapat
ditemukan pada ibu dan bayi, dimana pada ibu
meliputi masalah pada payudara yang
mengalami pembengkakan, puting susu yang
pendek atau terbenam, puting mengalami lecet
saat di hisap bayi pertama kali dimana hal
tersebut dapat terjadi karena kurangnya
pengetahuan ibu tentang cara menyusui bayi
yang benar (Sondakh, 2013). Sedangkan
masalah pada bayi meliputi bayi bingung
dengan puting (nipple confusion),bayi
premature, bayi tidak mau menyusu karena
terdapat masalah pada bayi seperti bayi sering
menangis atau bayi yang sakit (Wiji, 2013)
Masalah ketidakefektifan pemberian ASI
eksklusif jika tidak ditangani akan
menimbulkan permasalahan pada bayi
ataupunM Masalah ketidakefektifan
pemberian ASI eksklusif jika tidak ditangani
akan menimbulkan permasalahan pada bayi
ataupun ibunya, pada bayi berdampak
menurunkan daya tahan tubuh, perkembangan
tubuh dan otak mengalami permasalahan, dan
dapat mengakibatkan meningkatnya angka
kematian bayi (Setyo & Sri, 2011). Pada ibu
dapat timbul berbagai penyakit seperti
mastitis, kanker payudara dan kanker rahim,
penyakit pada jantung, pendarahan post
partum (Dewi & Sunarsi, 2011).
Fenomena yang ditemukan peneliti ketika
praktik klinik di Rumah Sakit Panti Waluya
Malang di ruang AP pada akhir bulan Juni
2017 dimana terdapat 3 ibu post partum yang
berumur 19, 20, 23 tahun dengan
ketidakefektifan pemberian ASI. Pasien
pertama dan kedua mengalami permasalahan
pada bentuk puting susu yang terlalu besar
3
yang membuat bayi sulit untuk menyusu pada
payudara ibu dan ibupun kurang pengetahuan
tentang cara menyusui, sehingga ibu tidak
memberikan ASI melainkan memilih
memberikan susu formula karena ibu
beranggapan ASInya tidak mencukupi
kebutuhan bayi. Pasien ketiga ibu mengeluh
nyeri pada payudara, dan air susu keluar hanya
sedikit meski sudah dihisap oleh bayi, lalu ibu
takut bayinya tidak mendapatkan ASI secara
optimal sehingga ibu memberikan susu
formula sebagai pengganti ASI.
Sebagai perawat, pertolongan kesehatan yang
dapat diberikan adalah memberikan asuhan
keperawatan kepada klien dengan cara
mengajarkan cara menyusui yang benar,
memberikan pijat marmet untuk mengatasi
ketidakefektifan pemberian ASI (Widiastutik
& Rachmawati, 2015)
METODE
Peneliti ini menggunakan metode studi kasus
pada ibu post partum dengan ketidakefektifan
pemberian ASI. Pengambilan data pada klien
1 pada tanggal 06-08 Februari 2019,
sedangkan klien ke 2 pada tanggal 15-18
Februari 2019. Penulis mengumpulkan data
dengan melakukan wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik dan dokumentasi meliputi
pengkajian, analisa data, rencana keperawatan,
impelmentasi dan evaluasi keperawatan
HASIL
1. Pengkajian
Klien l, berusia 28 tahun datang ke IGD
Rumah Sakit Panti Waluya Malang pada
tanggal 06 februari 2019 pukul 03.27 WIB
dengan keluhan keluar cairan dari jalan
lahir berwarna merah muda sedikit keruh
dari pukul 00.30 WIB. Pada pukul 07.00 –
09.00 WIB Klien masih pembukaan 1 dan
ketuban terus ngerembes ± 10 jam,
sehingga dilakukan tindakan operasi Sectio
Caesarea dengan anestesi spinal pada pukul
10.00 WIB dan baru kembali dari kamar
operasi pukul 11.45 WIB saat dilakukan
pemeriksaan fisik terutama pada
pemeriksaan payudara ibu: simetris kan dan
kiri, bentuk puting sangat besar dan
menonjol, hiperpigmentasi pada daerah
areola mammae, tidak ada pembengkakan,
ASI sudah keluar pada sebelah kiri sudah
keluar dan yang kanan belum keluar +/-,
Klien mengatakan baru pertama kali
melahirkan dan tidak tau bagaimana cara
menyusui bayi, pengetahuan klien cara
menyusui bayi dengan menggendong bayi
lalu disusui dan dari ibu klien pun tidak tau
cara menyusui bayi karena ibu klien
sewaktu memiliki bayi langsung diberikan
susu formula. Klien memberikan ASI
secara efektif pada hari kedua dimana
produksi ASI lebih banyak dari pada hari
pertama
Klien 2, berusia 24 tahun datang Klien
masuk rumah sakit pada tanggal 14
4
Februari 2019 pukul 11.53 WIB dengan
keluhan sudah dua hari badan terasa
meriang. Pada pukul 11.30 WIB klien
periksa di BKIA dengan TD:
100/60mmHg, Suhu: 39,2℃, Nadi:
120x/menit, RR: 20x/menit. TFU 3 jari
dibawah pusat dan keluar darah sedikit dari
jalan lahir, lalu ibu disarankan dokter untuk
MRS, sehingga dilakukan tindakan operasi
Sectio Caesarea pada tanggal 15 Februari
2019 dengan anestesi spinal pada pukul
11.00 WIB dan baru kembali dari kamar
operasi pukul 13.30 WIB. Saat dilakukan
pemeriksaan fisik terutama pada
pemeriksaan payudara ibu: simetris kanan
dan kiri permukaan kulit bersih, tidak
terdapat luka, bentuk puting sebelah kanan
terlihat datar dan sebelah kiri terlihat masuk
kedalam dan hal tersebut dapat
mempengaruhi psikologi ibu karena ibu
merasa takut kalau bayinya kesulitan saat
menyusu dan tidak mendapat ASI secara
Ekslusif, ibu memberikan ASI secara
efektif pada hari ketiga karena ibu
memerlukan perawatan khusus dimana
bentuk puting yang sebelah kanan datar dan
yang sebelah kiri masuk ke dalam. ASI
sudah mulai keluar banyak pada hari
ketiga.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian klien 1 dapat
ditegakkan diagnosa keperawatan yaitu
ketidakefektifan pemberian ASI
berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang cara menyusui, pada
klien 2 dapat dapat ditegakkan diagnosa
keperawatan yaitu ketidakefektifan
pemberian ASI berhubungan dengan
Anomali payudara ibu (mis. puting yang
masuk ke dalam)
3. Intervensi Keperawatan
Pada klien 1 dan 2 telah disusun intervensi
sesuai tinjauan teori yaitu intervensi nomor
1 sampai dengan 15 dan untuk klien ke 2
mendapatkan intervensi tambahan yaitu
memberikan terapi tambahan menarik
puting menggunakan spet 10cc dikarenakan
bentuk puting pada klien 2 masuk ke dalam
pada sebelah kanan datar dan sebelah kiri
masuk kedalam.
4. Implementasi Keperawatan
Pada klien 1 dan 2 telah dilakukan tindakan
keperawatan sesuai dengan intervensi
keperawatan yang telah disusun.
5. Evaluasi Keperawatan
Setelah diberikan asuhan keperawatan
selama 3 hari, klien 1 didapatkan hasil
masalah teratasi Sedangkan klien 2
didapatkan hasil masalah teratasi sebagian.
5
PEMBAHASAN
1. Pengkajian
Klien 1 mengalami ketidakefektifan
pemberian ASI karena baru pertama
kali melahirkan dan tidak tau
bagaimana cara menyusui bayi yang
benar, pengetahuan klien cara menyusui
bayi dengan menggendong bayi lalu
disusui dan dari ibu klien pun tidak tau
cara menyusui bayi karena ibu klien
sewaktu memiliki bayi langsung
diberikan susu formula.
Klien 2 mengalami ketidakefektifan
pemberian ASI karena bentuk puting
sebelah kanan terlihat datar dan
sebelah kiri terlihat masuk kedalam
dan hal tersebut dapat mempengaruhi
psikologi ibu karena ibu merasa takut
kalau bayinya kesulitan saat menyusu
dan tidak mendapat ASI secara
Ekslusif, ibu memberikan ASI secara
efektif pada hari ketiga karena ibu
memerlukan perawatan khusus dimana
bentuk puting yang sebelah kanan
datar dan yang sebelah kiri masuk ke
dalam.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian dapat
ditegakkan diagnosa pada klien 1 dapat
didukung dengan data klien baru
melahirkan anak yang pertama dan
masih belum mengetahui cara
menyusui bayi yang benar, bayi
terlihat susah saat menyusu pada ibu
sehingga bayi rewel dan selama
pengkajian urine bayi sangat pekat
dengan frekuensi 4x. Selain itu
diagnosa yang ditegakkan penulis pada
klien 2 dapat didukung dari
pemeriksaan pada payaudara ibu
dimana bentuk puting ibu yang sebelah
kanan terlihat datar dan sebelah kiri
terlihat masuk kedalam, kurangnya
pengetahuan ibu cara menyusui bati
yang benar dan bayi diberikan susu
formula karena ASI belum keluar.
Sesuai dengan teori menurut Tim
Pokja SDKI DPP PPNI (2012) dan
Mulyani (2013) yang mengatakan
bahwa ibu post partum dengan maslah
ketidakefektifan pemberian ASI
berhubungan dengan kurangnyanya
pengetahuan ibu cara menyusui bayi
dengan benar dan masalah pada bentuk
puting yang datar, masuk kedalam.
3. Intervensi Keperawatan
Pada klien 1 dan 2 telah disusun
intervensi sesuai dengan teori, terdapat
15 intervensi yang akan dilakukan
secara mandiri maupun kolaboratif
sesuai dengan kondisi atau keadaan
klien
6
4. Impelmentasi Keperawatan
Pada klien 1 dari 15 intervensi yang
telah direncanakan seluruhnya dilakukan
dalam bentuk tindakan keperawatan,
namun beberapa intervensi dilaksanakan
dengan media penyuluhan karena klien
terjadi ketidakefektifan pemberian ASI.
Pada klien 2 dari 15 intervensi yang
telah direncanakan, semua dapat
dilakukan pada klien 2 dengan beberapa
intervensi dilakukan dengan media
penyuluhan karena klien 2 juga
mengalami ketidakefektifan pemberian
ASI. Perbedaan tindakan yang dilakukan
berdasarkan pada kondisi klien. Pada
klien 2 dilakukan penarikan puting
menggunakan spet 10cc karena klien
mengalami masalah pada bentuk puting,
dimana bentuk puting ibu sebelah kanan
datar dan sebelah kiri masuk kedalam
sedangkan pada klien 1 tidak dilakukan
karena betuk putingnya menonjol.
5. Evaluasi Keperawatan
Setelah diberikan asuhan keperawatan
selama 3-4 hari, pada klien 1 masalah
teratasi pada hari ke 3 sedangkan klien 2
masalah teratasi pada hari ke 4 dan
didapatkan hasil masalah teratasi dengan
mencapai semua kriteria hasil yang telah
di tetapkan. Adapun kreteria hasil
menurut Tim Pokja SLKI DPP PPNI
(2019) dan Mitayani (2012) yaitu, Ibu
menyatakan puas setelah menyusui, ibu
dapat melakukan perawatan payudara,
ibu tidak mengalami nyeri dan
pembengkakan pada payudara, Ibu tahu
cara menyusui yang benar, serta nutrisi
bayi terpenuhi ditandai dengan bayi
tidur pulas, bayi tidak rewel, bayi
memiliki peningkatan berat badan.
Perbedaan ini dikarenakan kondisi klien
yang berbeda saat pengkajian terbukti
dengan data pemeriksaan pada payudara,
pada klien 1 bentuk puting menonjol
dari klien 2 dimana bentuk putting klien
2 sebelah kanan terbenam dan sebelah
kiri inverted nipple (masuk ke dalam),
dan masalah kurangnya pengetahuan
cara menyusui bayi yang benar pada
kedua klien dimana ke dua klien masih
belum memiliki pengalaman menyusui
bayi sebelumnya.
KESIMPULAN
Asuhan Keperawatan pada Ibu Postpartum
dengan Masalah Ketidakefektifan
Pemberian ASI di Rumah Sakit Panti
Waluya Malang telah dilaksanakan dan
pada Klien 1 dan Klien 2 dapat berhasil
dilaksanakan pada klien dan masalah
teratasi.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Vivian Nanny Lia & Sunarsih, Tri. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas.Jakarta: Salembang Medika.
7
Ida, Nugroho & Arysanthi. 2016. Hubungan Status Gizi Terhadap PerkembanganNeurodevelopmental pada Bayi Usia 0-6 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif Di Puskesmas Kedungkandang Malang. Journal MNJ. Vol 02, No. 02, Juli 2016
Kristiyanasari, Weni. 2011. Asi, Menyusui & Sadari. Yogyakarta: Nuha Medika.
Marmi. 2014. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas “Peurperium Care”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mitayani. 2012. Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Selembang Medika.
Setyo & Sri. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sondakh, Jenny J.S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Malang: Erlangga.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Widiastutik, Arifah & Rachmawati. 2015. Pengaruh Teknik Marmet terhadap Kelancaran ASI Susu Ibu dan Kenaikan Berat Badan Bayi. Journal Progam Studi Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang. Vol. 9, No. 4. Mei 2015
Wiji, Rizki Natia. 2013. ASI Dan Panduan Ibu Menyusui.Yogyakarta: Nuha Medika.
8
9
10
11
9
10