asuhan keperawatan pada ibu post partum...

16

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/480/4/STIKESPW_LUTSYA... · 2020. 9. 26. · pada anus yang dapat mengakibatkan hemoroid (Danuatmaja,
Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/480/4/STIKESPW_LUTSYA... · 2020. 9. 26. · pada anus yang dapat mengakibatkan hemoroid (Danuatmaja,

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM DENGAN

MASALAH KEPERAWATAN RISIKO KONSTIPASI

DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG

Lutsya Dea Hapsari, Maria Magdalena Setyaningsih, Sr. Felisitas

Prodi D-III Keperawatan STIKes Panti Waluya Malang

E-mail : [email protected]

ABSTRAK

Post Partum adalah masa dari plasenta lahir sampai organ reproduksi kembali

normal dan terjadi perubahan fisiologis pada sistem pencernaan akibat

menurunnya peristaltik usus yang menyebabkan konstipasi. Desain penelitian ini

menggunakan metode studi kasus terhadap 2 klien dengan tidak memandang

status gravida, usia dan jenis persalinan. Waktu penelitian ini pada bulan Maret

2020. Didapati kedua klien mengalami masalah resiko konstipasi. Pada

kedua klien direncanakan dan dilakukan tindakan keperawatan yang sama,

salah satu tindakan yang diberikan pada klien yaitu menganjurkan klien

melakukan ambulasi dini sesuai jenis persalinannya. Berdasarkan hasil

penelitian didapatkan hasil yang berbeda. Asuhan keperawatan pda klien

pertama telah berhasil dan masalah risiko konstipasi dapat teratasi pada hari

ke-3 karena ambulasi dini yang baik, asupan cairan dan serat yang cukup.

Dan pada klien kedua masalah belum teratasi karena kurangnya ambulasi

dini, asupan serat serta cairan yang tidak adekuat, dan pemeberian lavement

saat sebelum proses persalinan. Diperlukan tindakan keperawatan yang tepat

yaitu edukasi jenis serat dan cairan serta ambulasi dini. Pemberian KIE

tentang pola makan, pola minum, dan ambulasi dini sejak dini dapat

mengurangi masalah resiko konstipasi pada ibu post partum.

Kata Kunci: Post Partum, Risiko Konstipasi

ABSTRACT

Post Partum is the period from birth of the placenta until the reproductive organs

return to normal and physiological changes occur in the digestive system due to

decreased intestinal peristalsis which causes constipation. The design of this

study used the case study method of 2 clients regardless of gravida status, age and

type of delivery. The time of this study was in March 2020. It was found that both

clients experienced constipation risk problems. In both clients planned and

carried out the same nursing action, one of the actions given to the client is to

encourage the client to do early ambulation according to the type of delivery.

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/480/4/STIKESPW_LUTSYA... · 2020. 9. 26. · pada anus yang dapat mengakibatkan hemoroid (Danuatmaja,

Based on the results of the study obtained different results. First client's nursing

care has been successful and the risk of constipation can be resolved on day 3 due

to good early ambulation, adequate fluid and fiber intake. And in the second

client the problem has not been resolved because of the lack of early ambulation,

inadequate fiber and fluid intake, and the lavement given just before delivery.

Appropriate nursing action is needed, namely education of types of fibers and

fluids and early ambulation. Giving education about early eating patterns,

drinking patterns, and early ambulation early can reduce the risk of constipation

in post partum mothers.

Keywords: Post Partum, Risk of Constipation

Pendahuluan

Post partum atau disebut juga

dengan masa peurperium merupakan

masa sesudah melahirkan bayi,

dimulai saat setelah plasenta lahir

sampai dengan pulihnya kembali

organ-organ reproduksi dalam

keadaan normal, seperti sebelum

hamil dalam kurun waktu sekitar 6-8

minggu. Setelah melahirkan, ibu

mengalami banyak perubahan

termasuk perubahan pada sistem

reproduksi, urinaria dan perubahan

pada sistem pencernaan. Salah satu

masalah pada gangguan pencernaan

yakni kesulitan untuk buang air besar

yang disebut dengan risiko konstipasi

(Kumalasari, 2015)

Masalah risiko konstipasi sering

terjadi pada ibu post partum normal

maupun sectio caesarea. Risiko

konstipasi adalah seseorang beresiko

terhadap penurunan frekuensi normal

defekasi yang ditandai dengan gejala

rasa sakit dan rasa tidak nyaman

yang disebabkan karena

terhambatnya pengeluaran sisa-sisa

makanan dan kesulitan buang air

besar disertai dengan pasase feses

yang kering, keras, dan banyak

(Yulianik & Pujiati 2017). Pada ibu

post partum dengan kelahiran normal

konstipasi dipengaruhi oleh kadar

hormon progesteron rendah, hal ini

dapat mengakibatkan sistem kerja

tonus otot bowel tidak normal

sehingga peristaltik usus mengalami

penurunan dan dibutuhkan waktu

sekitar 3-4 hari untuk tonus otot

bowel dan kontraksi otot bowel

kembali normal sehingga pada ibu

post partum cenderung dapat

mengalami konstipasi. Pada proses

persalinan sectio caesarea konstipasi

dapat disebabkan oleh beberapa

faktor antara lain, secara khas terjadi

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/480/4/STIKESPW_LUTSYA... · 2020. 9. 26. · pada anus yang dapat mengakibatkan hemoroid (Danuatmaja,

kelemahan pada abdomen sehingga

dapat menyebabkan motilitas cerna

menurun, efek anastesi, kondisi yang

menunjukkan jumlah kadar hormon

progesteron yang rendah sehingga

mempengaruhi otot polos yang

mengurangi rangsangan pembuluh

darah dan tidak bekerja secara

normal, dengan kondisi ini dapat

menyebabkan gerak tubuh menjadi

berkurang yang dapat mempengaruhi

penurunan gerak peristaltik usus, dan

penggunaan zat besi sebagai

suplemen sehingga meningkatkan

terjadinya resiko konstipasi (Marmi,

2012).

Penulis mendapatkan data dari

menurut Derbyshire dalam Steen

(2013) sekitar 44% ibu post partum

yang mengalami konstipasi. Di

Indonesia data survey nasional tahun

2010 adalah 730.000 dan 3.832.000

persalinan atau sekitar 19,15%.

Berdasarkan survey di Puskesmas

Balowerti Kota Kediri pada Agustus

tahun 2013, dari 10 ibu nifas

didapatkan 6 ibu nifas yang masih

belum bisa buang air besar selama

lebih dari 3 hari setelah persalinan

atau sekitar 60% yang mengalami

masalah pada sistem pencernaan

yaitu konstipasi atau kesulitan buang

air besar dan 4 ibu nifas yang pada

hari ke 3 setelah proses persalinan

sudah bisa buang air besar dengan

konsistensi lunak (DEPKES, 2015).

Dan data dari Rekam Medis RS Panti

Waluya Sawahan Malang tercatat

dalam bulan Januari sampai

Desember 2019 terhitung jumlah

secara keseluruhan terdapat sekitar

105 kasus persalinan normal dan 187

kasus persalinan sectio caesarea

(Rekam Medis RS Panti Waluya

Sawahan Malang, 2019).

Berdasarkan fenomena yang

ditemukan peneliti saat praktik klinik

di RS Panti Waluya Sawahan

Malang pada bulan Maret 2019

terdapat 1 orang klien post partum

umur 27 tahun dengan persalinan

sectio caesarea mengalami masalah

konstipasi. Sebelum dilakukannya

operasi, klien menjalankan puasa

selama 8 jam dan tidak dilakukan

pemberian huknah. Saat pengkajian

klien mengeluh tidak bisa buang air

besar selama lebih dari 3 hari setelah

melahirkan akan tetapi asupan serat

adekuat namun klien tidak terlalu

suka minum dan jarang melakukan

mobilisasi dini sehingga klien

mengalami masalah kesulitan buang

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/480/4/STIKESPW_LUTSYA... · 2020. 9. 26. · pada anus yang dapat mengakibatkan hemoroid (Danuatmaja,

air besar atau konstipasi, klien

merasa perut penuh, begah, terasa

sakit saat mengejan.

Konstipasi pada ibu pasca

melahirkan sering kali terjadi akibat

kontraksi otot yang menyebabkan

peristaltik usus mengalami

penurunan. Selain itu ada faktor lain,

seperti kecemasan ibu akan lepasnya

jahitan pada perineum nyeri yang

dirasakan saat defekasi yang dapat

menyebabkan terjadinya konstipasi.

Konstipasi juga dipengaruhi oleh

kurangnya pengetahuan ibu dan

kekhawatiran lukanya akan terbuka

bila saat buang air besar. Peristaltik

usus secara reguler sangat perlu

dilatih untuk merangsang tonus otot

agar kembali normal. Namun jika

tidak diatasi konstipasi dapat

menimbulkan situasi yang lebih

serius seperti impaksi (fese menjadi

keras dan kering), obstruksi pada

usus, kanker kolon, terjadinya

hemoroid dan terjadinya perdarahan

Post Partum (Yulianik, E. Pujiati,

2017).

Penatalaksanaan pada klien post

partum yang mengalami konstipasi,

sebagai perawat

pertolongan kesehatan yang dapat

diberikan untuk mengantisipasi

masalah eliminasi menurut

Muawanah & Nindya (2016) yaitu

meningkatkan asupan makanan

tinggi serat dapat mengatasi masalah

defekasi pada ibu post partum

karena serat dapat menyerap air lalu

dicerna oleh bakteri yang berada di

saluran pencernaan sehingga

konsistensi feses menjadi lunak.

Selain itu tindakan kolaborasi dengan

tim medis pada klien post partum

dapat dilakukan dengan memberikan

obat pencahar dan gliserin untuk

mengubah konsistensi fases yang

padat menjadi lembek (Dewi dkk,

2014). Apabila kondisi ini tidak

diatasi maka akan menyebabkan

gangguan kontraksi uterus. Jika

kontraksi uterus tidak normal sampai

dengan subinvolusi uterus maka

tidak ada yang mengontrol

pengeluaran cairan vagina dan dapat

menyebabkan perdarahan post

partum. Selain itu juga dapat

berakibat fatal pada system

pencernaan yaitu pelebaran

pembuluh darah anus karena adanya

penekanan saat mengejan sehingga

dapat menyebabkan pembengkakan

pada anus dan timbulnya tonjolan

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/480/4/STIKESPW_LUTSYA... · 2020. 9. 26. · pada anus yang dapat mengakibatkan hemoroid (Danuatmaja,

pada anus yang dapat mengakibatkan

hemoroid (Danuatmaja, et al., 2009).

Oleh karena itu, perawat memegang

peran penting dalam memberikan

asuhan keperawatan kepada ibu post

partum pervaginam dan ibu post

partum section caesarea (SC).

Pemberian intervensi pada ibu post

partum seperti memberikan asupan

nutrisi seimbang dan asupan tinggi

serat karena serat dapat menyerap air

dan mudah dicerna sehingga

konsistensi feses menjadi lunak.,

peningkatan asupan cairan, serta

meningkatkan aktivitas tubuh

mempercepat proses pemulihan

kondisi pasca persalinan. Selain itu

tindakan kolaborasi dengan tim

medis dengan memberikan obat

pencahar untuk mengubah

konsistensi feses yang padat menjadi

lembek. Oleh karena itu peneliti

tertarik untuk melakukan studi kasus

tentang “Asuhan Keperawatan pada

Ibu Post Partum dengan masalah

Keperawatan Risiko Konstipasi di

RS Panti Waluya Sawahan Malang”.

Metode Penelitian

Studi kasus ini merupakan studi

untuk mengeskplorasi masalah

asuhan keperawatan pada ibu post

partum dengan masalah keperawatan

Risiko Konstipasi di Rumah Sakit

Panti Waluya Sawahan Malang,

maka batasan istilah yang digunakan

oleh penulis yaitu :

1. Klien post partum normal maupun

section caesarea tanpa

memandang usia, jenis persalinan,

status gravida dan dengan atau

tanpa adanya penggunaan

lavement sebelumnya.

2. Perubahan pola BAB (riwayat

BAB: klien biasa BAB setiap hari,

dan belum BAB 2-3 hari).

3. Pengeluaran feses lama dan sulit.

4. Peristaltic usus menurun (bising

usus <5 x/menit) untuk persalinan

normal, dan untuk persalinan SC

saat efek anastesi klien hilang

sekitar 6 jam setelah operasi.

5. Adanya perasaan tekanan pada

rectum.

6. Mengejan saat defekasi.

Penelitian dilakukan selama 3 hari

terhadap masing-masing klien

dengan menggunakan teknik

pengumpulan data berupa

wawancara, observasi, pemeriksaan

fisik, dan studi dokumen.

Dicantumkan etika yang mendasari

penyusunan studi kasus, terdiri dari :

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/480/4/STIKESPW_LUTSYA... · 2020. 9. 26. · pada anus yang dapat mengakibatkan hemoroid (Danuatmaja,

1. Informed Consent (persetujuan

menjadi klien)

2. Anonymity (tanpa nama)

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Hasil

Pada studi kasus ini didapatkan hasil

sebagai berikut :

1. Pengkajian

Pada tanggal 09 Maret 2020 pukul

09.15 Sectio Caesarea dengan

indikasi oligo + post date, klien

mengalami oligohidramnion saat

kelahiran anak kedua secara

section caesarea dengan usia

kehamilan 41-42 minggu. Klien

dilakukan tindakan operasi sectio

caesarea dengan anestesi regional

pada pukul 10.15 WIB dan

kembali ke ruangan pukul 12.25

WIB. Klien terpasang infus RL

1000cc/24jam dan kateter

menetap. Klien mengatakan saat

dirumah klien mempunyai

kebiasaan BAB teratur setiap hari

setiap pagi, dan saat sebelum ke

RS paginya klien sudah BAB.

Saat dirumah sakit, klien belum

BAB dan bising usus klien

5x/menit. Klien tidak

mengkonsumsi obat percahar.

Klien mengatakan BAB terakhir

pagi hari sebelum MRS pada 9

Maret 2020 pada pukul 07.00.

Klien masih dalam pengaruh efek

anastesi, klien sudah mampu

mobilisasi miring kanan dan kiri

di atas tempat tidur. Aktivitas

klien masih dibantu oleh keluarga

dan perawat..

Klien 2 MRS pada tanggal 11

Maret 2020 Pukul 22.30 WIB

dengan keluhan kenceng-kenceng

dan saat diperiksa sudah tahap

pembukaan lengkap. Klien masuk

ke ruang VK dengan persalinan

normal partus dan mulai dipimpin

untuk bersalin oleh bidan. Klien

mendapatkan hecting (#) karena

ruptur spontan. Klien mengatakan

kebiasaan BAB di rumah 1-

2x/hari saat hamil. Saat

pengkajian, klien belum BAB dan

belum berkeinginan untuk BAB,

bising usus klien 8x/menit. Klien

BAB terakhir saat sebelum proses

persalinan dengan bantuan

lavement. Klien mengatakan

masih sedikit lelah karena proses

persalinan. Aktivitas klien

dilakukan diatas tempat tidur dan

dibantu oleh keluarga dan perawat

2. Diagnosa Keperawatan

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/480/4/STIKESPW_LUTSYA... · 2020. 9. 26. · pada anus yang dapat mengakibatkan hemoroid (Danuatmaja,

Berdasarkan hasil pengkajian

pada klien 1 ditegakkan diagnosa

keperawatan Risiko konstipasi

berhubungan dengan efek agen

farmakologis (anestesi),

sedangkan pada klien 2

ditegakkan diagnosa keperawatan

Risiko konstipasi berhubungan

dengan penurunan motilitas

gastrointestinal.

3. Rencana Keperawatan

Pada klien 1 dan 2 telah

ditetapkan rencana keperawatan

sesuai dengan tinjauan pustaka

yaitu, pada klien 1 melakukan

pengkajian pada sistem

pencernaan, mengajarkan klien

untuk meningkatkan kemampuan

ambulasi dini secara bertahap,

mengkaji pola asupan serat dan

cairan klien, anjurkan klien

mengkonsumsi air putih serta

sayur banyak serat untuk

mencegah kostipasi dan

memberikan edukasi untuk

mengatasi ketakutan defekasi dan

jenis serat untuk di konsumsi.

Pada klien 2 yaitu, kaji sistem

pencernaan klien, kaji pola asupan

serat dan cairan klien, anjurkan

klien mengkonsumsi air putih

serta sayur banyak serat untuk

mencegah kostipasi dan berikan

edukasi untuk mengatasi

ketakutan defekasi dan jenis serat

untuk di konsumsi, membantu

klien untuk meningkatkan

kemampuan ambulasi dengan

benar dan memberi edukasi untuk

meningkatkan kebersihan area

genetalia.

4. Implementasi Keperawatan

Pada klien 1 terdapat 13 intervensi

yang direncanakan dan 11

intervensi yang dapat dilakukan.

Pada klien 2 terdapat 12 intervensi

yang direncanakan dan 10

intervensi yang dapat dilakukan.

Pada kedua klien dilakukan

implementasi tambahan di luar

rencana keperawatan yang telah

ditetapkan untuk membantu klien

segera pulih kembali.

5. Evaluasi Keperawatan

Pada klien 1 dan klien 2 dilakukan

asuhan keperawatan selama 3 hari

berturut-turut. Terdapat perbedaan

pada kedua klien dimana pada

klien 1 dilakukan asuhan

keperawatan selama 3 hari di

ruang rawat inap dengan hasil

masalah dapat teratasi, klien

mampu buang air besar dengan

tidak mengejan. Sedangkan pada

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/480/4/STIKESPW_LUTSYA... · 2020. 9. 26. · pada anus yang dapat mengakibatkan hemoroid (Danuatmaja,

klien 2 dilakukan asuhan

keperawatan selama 2 hari

diruang rawat inap dan pada hari

ketiga klien diperbolehkan

pulang, perawatan pada hari

ketiga dilakukan kunjungan

rumah dengan hasil masalah

belum teratasi, klien mengeluh

belum buang air besar, perut

terasa begah dan penuh.

Pembahasan

1. Pengkajian

Pada klien 1 melahirkan secara

sectio caesarea dengan anestesi

regional. Klien diindikasikan

melakukan persalinan secara

sectio caesarea karena klien

mengalami oligohidromnion dan

bayi lahir melewati tanggal tafsir

41-42 minggu. Klien terpasang

kateter mulai tanggal 09-03-2020

pukul 12.15 WIB. Saat dilakukan

pemeriksaan fisik terutama pada

pemeriksaan abdomen: terdapat

bekas luka operasi, tinggi fundus

uteri setinggi pusat, auskultasi

bising usus terdengar 5x/menit.

Dan saat pengkajian klien

mengatakan belum BAB. Klien

mengatakan saat dirumah dan saat

hamil mempunyai kebiasaan BAB

setiap hari, BAB terakhir klien

pagi hari pukul 07.00 saat

sebelum masuk rumah sakit pukul

09.15. Kondisi ini sesuai dengan

teori Siti dkk (2013) yang

mengatakan pada Sectio Saecarea

bising usus belum terdengar dan

lemah pada hari pertama setelah

operasi. Efek anastesi post Sc

mengakibatkan kerja otot bowel

menurun dan mempengaruhi

peristaltic usus serta feses tertahan

didalam usus. Sehingga hal ini

dapat menyebabkan risiko

konstipasi. Pada klien 2

melahirkan secara normal partus

dengan kelahiran anak pertama.

Dengan usia kehamilan 40

minggu, bayi berjenis kelamin

perempuan dengan BB 3445 gram

dan PB 49 cm. Ketuban jernih

plasenta lahir spontan dan

lengkap, terdapat luka jahitan

jelujur pada perineum. Klien baru

bisa BAK setelah 2,5 jam pasca

persalinan dengan urin berwarna

kuning bercampur dengan darah

(lokhea) dan klien mengatakan

nyeri saat BAK. Saat dilakukan

pengkajian fisik pada abdomen,

tidak terdapat bekas luka, TFU

setinggi pusat, kontraksi uterus

baik, bising usus 8x/menit, serta

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/480/4/STIKESPW_LUTSYA... · 2020. 9. 26. · pada anus yang dapat mengakibatkan hemoroid (Danuatmaja,

ibu mengatakan bahwa terakhir

buang air besar 2 hari yang lalu,

saat sebelum melahirkan klien

dilakukan lavement dan saat

pengkajian belum BAB. Hal

tersebut sesuai dengan teori

Marmi (2012) pada post partum

persalinan normal, hormone

progesterone rendah dapat

mengakibatkan sistem kerja otot

panggul menurun dan peristaltic

usus mengalami penurunan. Serta

rasa ketakutan akan luka jahitan

terbuka saat BAB sehingga terjadi

penumpukan fases dan

terhambatnya pengeluaran fases

dapat menyebabkan risiko

konstipasi.

2. Diagnosa Keperawatan

Pada klien 1 ditegakkan diagnosa

Risiko konstipasi berhubungan

dengan efek agen farmakologis

(anestesi), menurut teori Marmi

(2012) kondisi ini dapat

menyebabkan gerak tubuh

menjadi berkurang yang dapat

mempengaruhi penurunan gerak

peristaltik usus. Pada klien 2

ditegakkan diagnosa Risiko

konstipasi berhubungan dengan

penurunan motilitas

gastrointestinal, hal ini sesuai

dengan teori Marmi (2012) sistem

kerja tonus otot bowel tidak

normal sehingga peristaltik usus

mengalami penurunan, selain itu

juga terdapat faktor psikologis

pada ibu pasca melahirkan normal

takut akan rasa nyeri pada jahitan

dan takut akan jahitan terbuka saat

buang air besar.

3. Rencana Keperawatan

Pada klien 1 intervensi yang telah

direncanakan sesuai denga teori

Tim Pokja SLKI DPP PPNI

(2018) yaitu dengan

mengidentifikasi penyebab dan

factor resiko konstipasi,

memonitor tanda dan gejala

konstipasi, menganjurkan

mengkonsumsi asupan cairan

sesuai kebutuhan 1500-2000cc,

menganjurkan untuk melakukan

mibilisasi dini, menganjurkan

menghindari konsumsi kopi,

minuman alcohol. Pada klien 2

intervensi yang telah

direncanakan sesuai denga teori

Tim Pokja SLKI DPP PPNI

(2018) yaitu dengan

menganjurkan melakukan

mobilisasi dini untuk memulihkan

otot, menganjurkan untuk minum

air putih 1500-2000cc perhari,

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/480/4/STIKESPW_LUTSYA... · 2020. 9. 26. · pada anus yang dapat mengakibatkan hemoroid (Danuatmaja,

menganjurkan mengkonsumsi

makanan tinggi serat tidak

mengejan saat BAB. Menurut

Bulechek dkk (2016) yaitu

membasuh perineum dengan air

hangat dan menjaga kebersihan

daerah genetalia. Intervensi yang

telah direncanakan bagi kedua

pasien telah sesuai dengan teori

menurut Agustina(2013), yang

mengatakan menlakukan ambulasi

dini membantu memulihkan otot

yang tereggang dan mencegah

kosntipasi, Selain itu, juga

intervensi yang diberikan juga

sesuai dengan teori Kyle (2011).

4. Implementasi Keperawatan

Pada klien 1 terdapat 13 intervensi

yang direncanakan dan 11

intervensi yang dapat dilakukan.

Pada klien 2 terdapat 12 intervensi

yang direncanakan dan 10

intervensi yang dapat dilakukan.

Pada kedua klien dilakukan

implementasi tambahan di luar

rencana keperawatan yang telah

ditetapkan untuk membantu klien

segera pulih kembali. Hal di atas

sesuai dengan teori Mitayani

(2012) yang menyatakan bahwa

dengan melakukan implementasi

sesuai dengan kondisi dan

keadaan klien diharapkan dapat

memenuhi kebutuhan klien.

Implementasi mencakup tindakan

mandiri maupun tindakan

kolaborasi yang dilakukan untuk

memberikan asuhan keperawatan

pada klien yang ditetapkan.

5. Evaluasi Keperawatan

Pada klien 1 dan klien 2 dilakukan

asuhan keperawatan selama 3 hari

berturut-turut. Terdapat perbedaan

pada kedua klien dimana pada

klien 1 dilakukan asuhan

keperawatan selama 3 hari di

ruang rawat inap dengan hasil

masalah dapat teratasi, klien

mampu buang air besar dengan

tidak mengejan. Sedangkan pada

klien 2 dilakukan asuhan

keperawatan selama 2 hari

diruang rawat inap dan pada hari

ketiga klien diperbolehkan

pulang, perawatan pada hari

ketiga dilakukan kunjungan

rumah dengan hasil masalah

belum teratasi, klien mengeluh

belum buang air besar, perut

terasa begah dan penuh. Hal

tersebut sesuai teori Mitayani

(2012) yang menyebutkan bahwa

Evaluasi merupakan hasil dari

perkembangan klien dengan

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/480/4/STIKESPW_LUTSYA... · 2020. 9. 26. · pada anus yang dapat mengakibatkan hemoroid (Danuatmaja,

berpedoman kepada tujuan dan

kriteria hasil yang ingin dicapai.

Menurut teori Muawanah (2016)

serat mampu meningkatkan

fungsi bowel karena serat mampu

mengabsorbsi bakteri yang berada

dalam saluran cerna, dan

mengkonsumsi air putih mampu

mengatasi konstipasi karena air

putih merubah konsistensi tinja

menjadi lebih lembek.

Kesimpulan

Asuhan Keperawatan pada Ibu Post

Patum dengan Masalah Keperawatan

Resiko Konstipasi di Rumah Sakit

Panti Waluya Malang dan didapatkan

hasil bahwa asuhan yang telah

diberikan terhadap 2 klien, pada

klien 1 telah berhasil dan masalah

resiko konstipasi dapat teratasi dan

pada klien 2 masalah belum teratasi.

Hal tersebut dibuktikan dengan

respon dari klien 1 yang tidak

mengalami resiko konstipasi, klien

mampu menjelaskan kembali

mengenai resiko konstipasi pada ibu

post partum, serta dapat menjelaskan

kembali penanganan serta

pencegahan jika terjadi resiko

konstipasi. Sedangkan pada klien 2

dibuktikan dengan klien mengeluh

perut begah, tidak nyaman dan

mengeluh belum berkeinginan BAB,

klien mampu menjelaskan kembali

mengenai resiko konstipasi dan

menerapkan penanganan resiko

konstipasi.

Daftar Pustaka

Agustina, Putri. 2013. Efektivitas

Ambulasi Dini Pada

Percepatan Pola Buang Air

Besar Pada Ibu Nifas Di

Ruang Sakura RSUD dr.

Soetomo Trenggalek. STIKes

Surya Mitra Husada

Ambarwati, 2010. Asuhan

Kebidanan Nifas. Yogyakarta:

Mitra Cendikia.

Lestari, P. S. 2013. Asuhan

Keperawatan pada Post

Partum. Jurnal Ilmiah

Kebidanan.

Marmi. Asuhan Keperawatan pada

masa nifas Peuperium Care.

Pustaka Pelajar.

Yogyakarta.2012.91.

Mitayani, 2012. Asuhan

Keperawatan Maternitas.

Jakarta: Salemba Medika.

Muawanah. 2016. Hubungan Asupan

Serat dan Cairan dengan

Kejadian Konstipasi pada Ibu

Pasca Melahirkan.

Department Gizi Kesehatan,

Unair Surabaya. Media Gizi

Indonesia.

PPNI, Tim Pokja SIKI DPP, 2018.

Standar Intervensi

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/480/4/STIKESPW_LUTSYA... · 2020. 9. 26. · pada anus yang dapat mengakibatkan hemoroid (Danuatmaja,

Keperawatan Indonesia.

Jakarta: DPP PPNI

Sitti, S.,dkk.2013.Asuhan Kebidanan

pada Masa Nifas, Jakarta:

Salemba Medika.

Solehati, Tetti., 2015. Konsep &

Aplikasi Relaksasi dalam

Keperawatan Maternitas.

Bandung: PT. Refika Aditama.

Sulistyawati, 2010. Asuhan

Kebidanan pada Ibu Nifas.

Yogyakarta: Gosyen

Publishing

Turawa, E.B., 2015. Interventions for

Preventing Post Partum

Constipations. Pubmed.

Winarsih, Kanti. 2013. Pelaksanaan

Mobilisasi Dini Pada Klien

Paska Seksio Sesarea. Jurusan

Keperawatan Poltekkes

Kemenkes Jakarta III. Jkep.

Vol. 1 No 1 November 2013,

hlm 77-78

Yulianik, E. Pujiati. Resiko

Konstipasi pada ibu Post

Partum. RSUD Kartini Jepara.

Edisi 2014.

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/480/4/STIKESPW_LUTSYA... · 2020. 9. 26. · pada anus yang dapat mengakibatkan hemoroid (Danuatmaja,
Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/480/4/STIKESPW_LUTSYA... · 2020. 9. 26. · pada anus yang dapat mengakibatkan hemoroid (Danuatmaja,
Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/480/4/STIKESPW_LUTSYA... · 2020. 9. 26. · pada anus yang dapat mengakibatkan hemoroid (Danuatmaja,