evaluasi output kegiatan pengembangan sumber …

17
How to cite: Fitriyah, Lailatul dan Agam Marsoyo (2021) Evaluasi Output Kegiatan Pengembangan Sumber-Sumber Air Untuk Irigasi Air Permukaan Di Kabupaten Lamongan. Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia. 6(4). http://dx.doi.org/10.36418/syntax-literate.v6i4.2316 E-ISSN: 2548-1398 Published by: Ridwan Institute Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia pISSN: 2541-0849 e-ISSN : 2548-1398 Vol. 6, No. 4, April 2021 EVALUASI OUTPUT KEGIATAN PENGEMBANGAN SUMBER-SUMBER AIR UNTUK IRIGASI AIR PERMUKAAN DI KABUPATEN LAMONGAN Lailatul Fitriyah dan Agam Marsoyo Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Indonesia Email: [email protected] dan [email protected] Abstract The action of water source development for surface water irrigation is needed for a region with high amounts of surface water during the rainy season, which caused flooding, and no surface water reservoirs for the dry season, which causing drought and crop failure as in Lamongan regency. The development of water sources for surface water irrigation is consists of four sub-activities: construction of "embung", construction of "dam parit", construction of long storage, and construction of "sumur panthek". The expected result of the implementation of water source development activities for surface water irrigation is to increase the water availability to increase planting area and production. The purpose of this study is to evaluate the development activities of water sources for surface water irrigation using the criteria of evaluation as relevance, effectivity, and sustainability. The method used was descriptive qualitative with observations and live interviews. The results obtained from this study were the criteria of relevance successfully but depending on the disposition and location of activities. While the effectiveness of water source development activities for surface water irrigation is achieved, but not for the sustainability because there is a decrease in the quality of output or volume of buildings that causes the effectiveness of activities to decrease. Keywords: evaluation; surface of source water Abstrak Kegiatan pengembangan sumber-sumber air untuk irigasi air permukaan dibutuhkan untuk daerah dengan jumlah air permukaan yang tinggi ketika musim penghujan sehingga menyebabkan banjir serta tidak ada penampungan air permukaan untuk musim kemarau sehingga mengalami kekeringan dan menyebabkan puso atau gagal panen seperti di wilayah Kabupaten Lamongan. Kegiatan pengembangan sumber-sumber air untuk irigasi air permukaan terdisi dari empat subkegiatan yaitu pembangunan embung, pembangunan dam parit, pembangunan long storage serta pembangunan sumur panthek. Hasil yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan pengembangan sumber-sumber air untuk irigasi air permukaan adalah untuk meningkatkan ketersediaan air sehingga dapat meningkatkan luas tanam dan meningkatkan produksi yang selanjutnya dapat meningkatkan pendapatan petani. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kegiatan pengembangan sumber-sumber air untuk irigasi air permukaan dengan

Upload: others

Post on 22-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI OUTPUT KEGIATAN PENGEMBANGAN SUMBER …

How to cite: Fitriyah, Lailatul dan Agam Marsoyo (2021) Evaluasi Output Kegiatan Pengembangan Sumber-Sumber Air Untuk Irigasi Air Permukaan Di Kabupaten Lamongan. Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia.

6(4). http://dx.doi.org/10.36418/syntax-literate.v6i4.2316 E-ISSN: 2548-1398 Published by: Ridwan Institute

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849

e-ISSN : 2548-1398

Vol. 6, No. 4, April 2021

EVALUASI OUTPUT KEGIATAN PENGEMBANGAN SUMBER-SUMBER

AIR UNTUK IRIGASI AIR PERMUKAAN DI KABUPATEN LAMONGAN

Lailatul Fitriyah dan Agam Marsoyo

Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Email: [email protected] dan [email protected]

Abstract

The action of water source development for surface water irrigation is needed for a

region with high amounts of surface water during the rainy season, which caused

flooding, and no surface water reservoirs for the dry season, which causing

drought and crop failure as in Lamongan regency. The development of water

sources for surface water irrigation is consists of four sub-activities: construction

of "embung", construction of "dam parit", construction of long storage, and

construction of "sumur panthek". The expected result of the implementation of

water source development activities for surface water irrigation is to increase the

water availability to increase planting area and production. The purpose of this

study is to evaluate the development activities of water sources for surface water

irrigation using the criteria of evaluation as relevance, effectivity, and

sustainability. The method used was descriptive qualitative with observations and

live interviews. The results obtained from this study were the criteria of relevance

successfully but depending on the disposition and location of activities. While the

effectiveness of water source development activities for surface water irrigation is

achieved, but not for the sustainability because there is a decrease in the quality of

output or volume of buildings that causes the effectiveness of activities to decrease.

Keywords: evaluation; surface of source water

Abstrak

Kegiatan pengembangan sumber-sumber air untuk irigasi air permukaan

dibutuhkan untuk daerah dengan jumlah air permukaan yang tinggi ketika musim

penghujan sehingga menyebabkan banjir serta tidak ada penampungan air

permukaan untuk musim kemarau sehingga mengalami kekeringan dan

menyebabkan puso atau gagal panen seperti di wilayah Kabupaten Lamongan.

Kegiatan pengembangan sumber-sumber air untuk irigasi air permukaan terdisi dari

empat subkegiatan yaitu pembangunan embung, pembangunan dam parit,

pembangunan long storage serta pembangunan sumur panthek. Hasil yang ingin

dicapai dari pelaksanaan kegiatan pengembangan sumber-sumber air untuk irigasi

air permukaan adalah untuk meningkatkan ketersediaan air sehingga dapat

meningkatkan luas tanam dan meningkatkan produksi yang selanjutnya dapat

meningkatkan pendapatan petani. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi

kegiatan pengembangan sumber-sumber air untuk irigasi air permukaan dengan

Page 2: EVALUASI OUTPUT KEGIATAN PENGEMBANGAN SUMBER …

Evaluasi Output Kegiatan Pengembangan Sumber-Sumber Air untuk Irigasi Air

Permukaan Di Kabupaten Lamongan

Syntax Literate, Vol. 6, No. 4, April 2021 1791

menggunakan kriteria evaluasi yaitu relevansi, efektivitas dan keberlanjutan.

Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan observasi dan

wawancara langsung di lapangan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah

pada kriteria relevansi berhasil namun bergantung pada disposisi dan lokasi

kegiatan, sedangkan efektivitas kegiatan pengembangan sumber – sumber air untuk

irigasi air permukaan berhasil namun untuk keberlanjutan tidak tercapai karena ada

penurunan kualitas output atau volume bangunan yang menyebabkan keefektifan

kegiatan mengalami penurunan.

Kata Kunci: efektivitas; evaluasi; keberlanjutan; relevansi; sumber-sumber air

permukaan

Pendahuluan

Sejak dikeluarkannya UU No. 32 tahun 2014 tentang pemerintah daerah, maka

secara tertulis sistem otonomi daerah dimulai. Otonomi daerah memberikan

kewenangan sepenuhnya dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk

mengatur wilayah atau daerahnya sendiri. Tujuan utama dari otonomi daerah adalah

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal daerahnya (Saragih, 2017). Salah

satu peningkatan kesejahteraan lokal daerah adalah dengan menerapkan kebijakan

dalam pengembangan ekonomi lokal wilayah tersebut. Banyak pakar yang menyatakan

bahwa ada dua strategi utama dalam mencapai tujuan dari pengembangan ekonomi

lokal yaitu dengan peningkatan pendapatan masyarakat serta dengan perluasan

kesempatan kerja (Saragih, 2017).

Kabupaten Lamongan berada di wilayah di Provinsi Jawa Timur yang merupakan

Pusat Kegiatan Nasional (PKN) serta Kawasan Strategis Nasional Gerbangkertasusila

plus Malang sebagai pusat ekonomi nasional (RT/RW Pemerintah Kabupaten

Lamongan tahun 2011-2031). Sedangan dalam RPJMD Propinsi Jawa Timur tahun

2019-2024 Kabupaten Lamongan masuk dalam wilayah pengembangan Labanegoro

(Lamongan, Tuban dan Bojonegoro) yang mempunyai tingkat kemiskinan dan

pengangguran yang tinggi meskipun sektor industri sudah masuk dalam wilayah

tersebut. Jika dilihat dari subsektor PDRB, maka sektor tanaman pangan merupakan

sektor unggulan di Kabupaten Lamongan. Hal ini dibuktikan dengan Kabupaten

Lamongan menjadi penghasil produksi padi terbesar di Jawa Timur (BPS Kabupaten

Lamongan, 2020). Namun demikian terdapat permasalahan-permasalahan yang menjadi

penghambat perencanaan pembangunan di Kabupaten Lamongan, seperti bencana banjir

dan kekeringan yang selalu melanda setiap tahun serta masih banyaknya lahan kritis di

Kabupaten Lamongan sebesar 3.957 Ha pada tahun 2019 (Kabupaten Lamongan, 2019).

Dalam mewujudkan tujuan pembangunan serta mengatasi permasalahan di lapangan,

maka dilaksanakan program pengembangan sarana prasarana pertanian yang salah satu

kegiatannya adalah pengembangan sumber-sumber air untuk irigasi air permukaan

dengan subkegiatan pembangunan embung, dam parit, long storage dan sumur panthek.

Pelaksanaan kegiatan ini untuk mendukung peningkatan pendapatan petani dengan

Page 3: EVALUASI OUTPUT KEGIATAN PENGEMBANGAN SUMBER …

Lailatul Fitriyah dan Agam Marsoyo

1792 Syntax Literate, Vol. 6, No. 4, April 2021

meningkatkan produksi pertanian melalui peningkatan produkstivitas serta penambahan

luas tanam (ekstensifikasi).

Salah satu strategi dalam peningkatan taraf hidup masyarakat dengan peningkatan

pendapatan masyarakat pedesaan terutama pertanian dapat dilakukan dengan

penggunaan teknologi dan inovasi terutama untuk sektor pertanian dengan lahan kecil,

kebijakan kelembagaan dan harga serta beradaptasi dengan peluang dan hambatan yang

baru dengan peningkatan nilai tambah hasil pertanian (Todaro & C.Smith, 2011).

Teknologi dalam pengembangan ekonomi wilayah terutama untuk meningkatkan

kesejahteraan sudah dimodelkan oleh Cobb Douglas (Pramono & Suminar, 2019),

dimana jika terdapat sumberdaya yang melimpah namun PDRB yang dihasilkan rendah

bisa jadi hal ini disebabkan oleh faktor teknologi, baik teknologi yang melekat pada

sumberdaya manusia seperti keterampilan, manajemen serta wirausaha maupun

teknologi yang berupa infrastruktur. Kegiatan pengembangan sumber-sumber air untuk

irigasi air permukaan merupakan kegiatan pembangunan infrastruktur dasar untuk

irigasi pertanian. Pernah dilakukan penelitian tentang dampak dibangunnya embung

terhadap kesejahteraan petani, yang hasilnya menunjukkan bahwa terdapat dampak

sosial dalam pembangunan dan pemanfaatan embung. Dampak ini dikaji dengan aspek

fisik lingkungan, ekonomi, sosial budaya dan kelembagaan yang ternyata hasilnya

berbanding lurus dengan kesejahteraan petani (Dangnga, 2019).

Kabupaten Lamongan sendiri mempunyai luas lahan pertanian yang cukup besar

seluas 87.990 Ha lahan sawah serta 61.814 Ha lahan pertanian non sawah yang terdiri

dari sawah tambak, ladang dan tadah hujan (Dinas Tanaman Pangan, 2019). Data PDRB

sektor pertanian, perikanan dan kehutanan menjadi yang tertinggi namun pertumbuhan

PDRB nya cukup rendah yaitu hanya sekitar 1% dari tahun 2015 ke 2019 (BPS

Kabupaten Lamongan, 2019). Selain itu jika melihat data nilai tukar petani (NTP) yang

menjadi indikator kesejahteraan petani sebelum dan sesudah pelaksanaan terjadi

peningkatan namun untuk sektor tanaman pangan, hortikultura serta perkebunan justru

berada di bawah 100 berkisar 96 hingga 99 (BPS Kabupaten Lamongan, 2020). Hal ini

berarti kesejahteraan petani tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan kurang

sejahtera. Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan pengembangan sumber-sumber air

untuk irigasi air permukaan dalam mendukung tujuan pembangunan kabupaten

lamongan diperlukan evaluasi.

Evaluasi adalah melakukan perbandingan perencanaan kegiatan dengan

pelaksanaannya atau membandingkan tujuan program dengan tujuan yang sudah dicapai

(Sugiyono, 2018). Selain itu tugas evaluasi mempunyai dua tugas utama yaitu

mengetahui dampak yang ditimbulkan serta mengetahui keberhasilan atau

ketidakberhasilan dari pelaksanaan kebijakan tersebut dalam mencapai tujuan dan

sasaran serta menyelesaikan masalah-masalah yang dirumuskan dengan menggunakan

kriteria yang sudah ditetapkan (Winarno, 2014).

Beberapa kriteria evaluasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu kriteria

relevansi yang digunakan untuk melihat kesesuaian kegiatan dengan aspirasi kebutuhan

masyarakat serta kesesuaian kegiatan dengan tujuan program atau kebijakan diatasnya

Page 4: EVALUASI OUTPUT KEGIATAN PENGEMBANGAN SUMBER …

Evaluasi Output Kegiatan Pengembangan Sumber-Sumber Air untuk Irigasi Air

Permukaan Di Kabupaten Lamongan

Syntax Literate, Vol. 6, No. 4, April 2021 1793

(Bappenas RI, 2017). Selain itu relevansi juga digunakan untuk melihat apakah kegiatan

konsisten untuk mencapai tujuannya. Penggunaan kriteria efektivitas dalam mengetahui

ketercapaian hasil dengan target dan manfaat yang diinginkan kegiatan pengembangan

sumber-sumber air untuk irigasi air permukaan sedangkan kriteria keberlanjutan

digunakan untuk mengetahui adanya manfaat positif jangka panjang yang dirasakan

setelah pelaksanaan kegiatan atau setelah tidak adanya intervensi dari pemerintah

(Bappenas RI, 2017). Belum pernah dilakukan penelitian dengan fokus evaluasi

menggunakan kriteria Bapenas, penelitian yang sudah pernah dilakukan tentang

sumber-sumber air permukaan seperti (Dethan, Bunganaen, & Messah, 2015) juga

pernah melakukan penelitian evaluasi kinerja pada prasarana pertanian berupa embung.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja embung Oeltua yang terletak

di Desa Oeltua Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang. Penelitian lainnya tentang

evaluasi kapasitas tampungan embung Bisok Bokah yang dilakukan oleh (Rosadi,

Gusman, Saidah, Humairo, & Budianto, 2019), penelitian ini dilakukan untuk

melakukan studi terhadap embung Bisok Bokah dengan melakukan simulasi elevasi

puncak spillway embung. Dari hal tersebut dapat disimpulkan tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengevaluasi output kegiatan pengembangan sumber-sumber air untuk

irigasi air permukaan dengan menggunakan kriteria relevansi, efektivitas dan

keberlanjutan.

Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk metoda evaluasi yang bersifat deskriptif kualitatif

(Sugiyono, 2010), karena peneliti melakukan eksplorasi secara mendalam terhadap

program, kejadian, proses dan aktivitas dari suatu masyarakat (Cresswell, 2017).

Penelitian evaluasi kegiatan pengembangan sumber-sumber air untuk irigasi air

permukaan juga menggunakan alur pemikiran deduktif, dengan mendalami beberapa

teori kemudian menyimpulkan variable-variabel untuk melihat, mengkaji dan menguji

kenyataan yang ada di lapangan. Variabel-variabel pada penelitian ini berasal dari

dokumen teknis kegiatan pengembangan embung pertanian tahun 2018 dari Dirjen

Sarana Prasarana Pertanian serta Kerangka kerja logis Program pengembangan sarana

prasarana pertanian Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan. Dari

dokumen tersebut didapatkan variabel pada tabel 1 berikut.

Tabel 1

Variabel penelitian Kriteria Variabel Indikator

Relevansi Syarat lokasi Luas lahan pertanian yang memanfaatkan seluas ≥ 25 Ha

Efektivitas Standar output Volume Kegiatan pengembangan sumber – sumber air

minimal 500 m3

Keberlanjutan Kualitas output Volume Kegiatan pengembangan sumber – sumber air

minimal 500 m3

Peran serta

masyarakat

Peran masyarakat dalam pengelolaan dan pemeliharaan

Sumber: Peneliti, 2020

Page 5: EVALUASI OUTPUT KEGIATAN PENGEMBANGAN SUMBER …

Lailatul Fitriyah dan Agam Marsoyo

1794 Syntax Literate, Vol. 6, No. 4, April 2021

Lokasi penelitian berada di seluruh wilayah Kabupaten Lamongan terutama

wilayah yang mendapat bantuan dari kegiatan pengembangan sumber-sumber air untuk

irigasi air permukaan. Unit analisis penelitian ini adalah kegiatan pengembangan

sumber-sumber air untuk irigasi air permukaan pada tahun 2018 dan 2019 berupa

subkegiatan pada kegiatan pengembangan sumber-sumber air untuk irigasi air

permukaan yaitu embung, dam parit, long storage dan sumur panthek, dengan jumlah

seperti pada tabel 2 berikut.

Tabel 2

Jumlah unit analisis penelitian Unit analisis Jumlah (unit)

Embung 16

Dam Parit 15

Long Storage 48

Sumur Panthek 5

Sumber: Penulis, 2021

Pengumpulan data dengan observasi dan pengukuran langsung di lapangan serta

dokumentasi selain itu juga dilakukan wawancara secara mendalam kepada narasumber

yaitu kelompok tani atau aparat desa yang menerima bantuan serta melaksanakan

kegiatan pengembangan sumber-sumber air untuk irigasi air permukaan. Selain untuk

pengumpulan data, wawancara juga dilakukan untuk triangulasi data. Proses analisis

data sebagai berikut.

1. Analisis hasil wawancara pada kriteria relevansi mencari kata kunci yaitu “luas

lahan yang memanfaatkan” atau “… dimanfaatkan oleh lahan seluas”. Selain itu

analisis hasil wawancara juga dilakukan untuk mengetahui proses usulan kegiatan,

jika kegiatan berasal dari usulan masyarakat melalui musrenbang maka dapat

dikatakan kegiatan tersebut relevan. Analisis hasil wawancara dilakukan dengan

mencari kata kunci yaitu “berasal dari poktan sendiri”. Selanjutnya dari perolehan

data di lapangan, jika luas lahan yang memanfaatkan lebih besar atau sama dengan

25 Ha, maka subkegiatan tersebut dapat dikatakan berhasil. Jika jumlah subkegiatan

yang berhasil lebih dari 50% maka kriteria relevansi disimpulkan berhasil, jika

jumlah subkegiatan yang berhasil sama dengan 50% maka dilakukan wawancara

kepada narasumber yang lebih kompeten untuk menentukan keberhasilan kriteria.

2. Pada kriteria efektivitas, data diperoleh dengan wawancara kepada narasumber.

Analisis hasil wawancara dilakukan dengan mencari kata “volumenya dulu”,

“tingginya dulu”, “ini lebarnya dulu” dan “dulu debitnya” kemudian dilakukan

cross-check dengan laporan kegiatan. Jika volume sub kegiatan lebih dari atau sama

dengan 500 m3 maka subkegiatan tersebut disimpulkan berhasil. Kriteria efektivitas

berhasil jika jumlah subkegiatan yang memenuhi variabel pada kriteria efektivitas

sebesar lebih dari 50%. Jika sama dengan 50% maka dilakukan wawancara kepada

narasumber yang lebih berkompeten.

Page 6: EVALUASI OUTPUT KEGIATAN PENGEMBANGAN SUMBER …

Evaluasi Output Kegiatan Pengembangan Sumber-Sumber Air untuk Irigasi Air

Permukaan Di Kabupaten Lamongan

Syntax Literate, Vol. 6, No. 4, April 2021 1795

3. Sedangkan pada kriteria keberlanjutan, pada variabel kualitas output data diperoleh

dari hasil wawancara pada kriteria efektivitas (volume) yang kemudian dilakukan

pengukuran langsung untuk mengetahui volume pada saat ini serta dikuatkan

dengan hasil wawancara dengan narasumber. Analisis hasil wawancara dilakukan

dengan mencari kalimat “volumenya sekarang, tingginya sekarang, dan lebarnya

sekarang”. Volume saat ini, jika lebih besar atau sama dengan 500m3 maka dapat

disimpulkan subkegiatan tersebut berhasil. Pada variabel kedua yaitu peran serta

masyarakat data diperoleh dengan hasil wawancara dengan narasumber yang

selanjutnya dianalisis dengan mencari kata atau kalimat seperti “ada

pemeliharaan”, “kita lakukan pemeliharaan”, “pemeliharaan dengan swadaya”.

Jika ada pemeliharaan maka indikator dianggap berhasil. Namun jika hanya ada

pengelolaan dan tidak ada pemeliharaan maka indikator dianggap tidak berhasil.

Kriteria keberlanjutan dianggap berhasil jika kedua variabel berhasil, jika salah satu

variabel tidak berhasil maka dilakukan wawancara kepada narasumber yang lebih

kompeten untuk menyimpulkan.

Hasil dan Pembahasan

A. Evaluasi Kegiatan Pengembangan Sumber-Sumber Air Untuk Irigasi Air

Permukaan Dengan Kriteria Relevansi

Berdasarkan dokumen teknis pengembangan embung pertanian tahun 2018

dari Dirjen Sarana Prasarana Pertanian Kementrian Pertanian, ada syarat luas lahan

yang minimal yang dapat memanfaatkan yaitu sumber-sumber air permukaan harus

dapat dimanfaatkan minimal 25 Ha lahan pertanian. Semakin luas lahan pertanian

yang memanfaatkan maka semakin relevan kegiatan pengembangan sumber-

sumber air untuk irigasi air permukaan dalam mendukung peningkatan produksi

serta peningkatan pendapatan petani. Pada kriteria relevansi, setelah

mengumpulkan data dengan wawancara, maka selanjutnya analisis dilakukan pada

hasil wawancara tersebut. Hasil analisis perolehan data di lapangan pada kegiatan

pengembangan sumber-sumber air untuk irigasi air permukaan seperti pada tabel 3

berikut.

Tabel 3

Hasil analisis data pada kriteria relevansi Variabel Indikator subkegiatan Hasil

Syarat

Lokasi

Luas lahan

pertanian yang

memanfaatkan

minimal 25 Ha

Pembangunan embung 62,5% Berhasil

Pembangunan dam parit 100% Berhasil

Pembangunan long

storage

97% Berhasil

Pembangunan sumur

panthek

0% Tidak

berhasil

Sumber: Analisis Penulis, 2020

Terdapat tiga subkegiatan yang mengalami keberhasilan pada kriteria

relevansi, hal ini berarti terdapat lebih dari 50% jumlah subkegiatan yang dapat

Page 7: EVALUASI OUTPUT KEGIATAN PENGEMBANGAN SUMBER …

Lailatul Fitriyah dan Agam Marsoyo

1796 Syntax Literate, Vol. 6, No. 4, April 2021

dimanfaatkan oleh luas lahan lebih dari 25 Ha. Namun pendisposisi-an subkegiatan

kepada kelompok tani dilakukan tanpa memperhatikan tujuan awal dari program

yaitu peningkatan produksi untuk meningkatkan pendapatan petani. Keberhasilan

kriteria relevansi juga dikarenakan subkegiatan berasal dari usulan masyarakat atau

kelompok tani melalui musrenbang seperti pengertian relevansi menurut (Bappenas

RI, 2017) yaitu kesesuaian antara tujuan atau hasil kebijakan dengan aspirasi atau

kebutuhan masyarakat. Hal ini seperti pada subkegiatan dam parit, meskipun

subkegiatan dam parit diusulkan oleh kelompok tani namun pemanfaatan dam parit

tidak untuk meningkatkan produksi tetapi untuk menangani permasalahan banjir di

wilayah Bonorowo yang terdiri dari Kecamatan Karanggeneng, Kalitengah, Turi,

Karangbinangun, Kalitengah, Glagah, dan Deket yang merupakan wilayah banjir

setiap musim penghujan di Kabupaten Lamongan. Sedangkan wilayah Bonorowo

merupakan wilayah sawah tambak yang hanya melakukan sau kali tanam padi pada

musim kemarau. Masyarakat di wilayah Bonorowo lebih memanfaatkan lahan

pertanian untuk perikanan tambak.

Sedangkan pada pembangunan embung, meskipun berhasil namun hampir

setengah dari embung yang sudah terbangun tidak relevan, tidak relevannya embung

akibat pendisposisi-an kegiatan yang tidak memperhatikan potensi wilayahnya.

Tidak berhasilnya kriteria relevansi juga diakibatkan pemanfaatan embung lebih

digunakan untuk konsumsi rumah tangga dan terbatas untuk lahan pertanian.

Pengambilan air pada embung yang digunakan untuk rumah tangga dibatasi untuk

pengairan lahan pertanian, pembatasan biasanya dilakukan dengan penjadwalan atau

pelarangan penggunaan pompa air untuk pengambilan.

Pada subkegiatan sumur panthek keseluruhan subkegiatan tidak relevan, selain

luas lahan yang memanfaatkan cukup sempit namun juga diakibatkan kegiatan yang

dilaksanakan sudah tidak lagi dibutuhkan, seperti sumur panthek yang terbangun di

wilayah Poktan Santoso II (Desa Maduran, Kecamatan Maduran) yang merupakan

daerah irigasi Bengawan Solo, pengusulan sumur panthek diakibatkan pernah terjadi

kekeringan pada tahun 2017 yang menyebabkan Bengawan Solo mengalami

kekeringan namun pembangunan sumur panthek baru dilaksanakan tahun 2018

sehingga sumur panthek sudah tidak digunakan lagi karena pengairan Bengawan

Solo masih cukup mampu. Selain itu sumur panthek dibangun pada wilayah sawah

tadah hujan yang sebagian besar petani sudah memiliki sumur panthek pribadi,

sehingga pemanfaatan sumur panthek subkegiatan dari dinas jarang dimanfaatkan.

Dari hasil analisis, keberhasilan kegiatan selain adanya peran serta masyarakat

dalam proses perencanaan juga proses pendisposisian kegiatan dari Dinas ke

kelompok tani terutama pada pemilihan kelompok tani yang memerlukan bantuan

kegiatan pengembangan sumber-sumber air untuk irigasi air permukaan. Jika

mengacu pada makna disposisi menurut (Subarsono, 2020) bahwa disposisi adalah

watak, perilaku, komitmen serta sifat demokratis. Pada kriteria relevansi diperlukan

sifat demokratis dari dinas terutama pada proses pendisposisian sehingga tidak ada

kegiatan yang didisposisikan pada kelompok tani yang tidak membutuhkan. Jika

Page 8: EVALUASI OUTPUT KEGIATAN PENGEMBANGAN SUMBER …

Evaluasi Output Kegiatan Pengembangan Sumber-Sumber Air untuk Irigasi Air

Permukaan Di Kabupaten Lamongan

Syntax Literate, Vol. 6, No. 4, April 2021 1797

melihat hasil analisis deskriptif (Sugiyono, 2015) kemudian disimpulkan bahwa

relevansi kegiatan pengembangan sumber-sumber air untuk irigasi air permukaan

dapat dikatakan berhasil.

B. Evaluasi kegiatan pengembangan sumber-sumber air untuk irigasi air

permukaan dengan kriteria efektivitas

Hasil yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan pembangunan sumber-

sumber air untuk irigasi air permukaan adalah adanya ketersediaan air terutama

untuk musim kemarau sehingga dapat menambah luas tanam dengan mengurangi

jumlah lahan kritis dan mengurangi lahan bero pada musim kemarau serta

mengurangi lahan yang terkena puso akibat kekurangan air.

Efektivitas kegiatan pengembangan sumber-sumber air untuk irigasi air

permukaan dapat dilihat dari jumlah kegiatan yang terbangun, terutama terbangun

pada wilayah sawah tadah hujan dan sawah ladang yang membutuhkan air pada

musim kemarau. Jika melihat dari hasil peta sebaran kegiatan pada gambar 1 dapat

dilihat bahwa kegiatan pengembangan sumber-sumber air tidak hanya tersebar di

wilayah sawah tadah hujan dan sawah ladang namun juga di wilayah sawah irigasi

serta sawah tambak.

Pembangunan dam parit pada wilayah sawah tambak tidak terlalu efektif dalam

mendukung peningkatan produksi pertanian. Sawah tambak dalam satu tahun lebih

banyak dimanfaatkan untuk sektor perikanan selain itu dam parit pada lahan sawah

tambak lebih digunakan untuk mempermudah pengaturan air serta untuk

mempermudah transportasi sungai dengan menggunakan perahu. Hal ini juga

terjadi pada subkegiatan pembangunan sumur panthek yang meskipun dibangun

pada lahan sawah ladang serta irigasi namun pemanfaatannya kurang efektif untuk

mendukung ketersediaan air disebabkan hanya mampu dimanfaatkan oleh luas

lahan yang sedikit tidak lebih dari 6 Ha. Hal ini terutama pada sumur panthek yang

terbangun pada wilayah sawah irigasi yang tidak dimanfaatkan. Sedangkan embung

yang terbangun pada lahan sawah irigasi lebih dimanfaatkan untuk embung desa

sehingga pemanfaatannya lebih untuk konsumsi rumah tangga daripada untuk

pertanian. Namun demikian ada beberapa embung yang dibangun untuk

memrehabilitasi embung desa yang digunakan untuk pengairan sawah seperti

embung di Desa Kedungpring, Kecamatan Kedungpring. Pemanfaatan embung di

Desa Kedungpring juga tidak dibatasi, dikarenakan volumenya yang sangat besar

serta hanya digunakan untuk pengairan lahan pertanian, bahkan dapat dimanfaatkan

oleh desa lain di Kecamatan Kedungpring yang masuk dalam daerah irigasi

embung Desa Kedungpring.

Masih adanya kegiatan yang pendisposisiannya tidak mempertimbangkan

lokasi dan kebutuhan dari masyarakat sangat mempengaruhi keefektivitasan dari

kegiatan pengembangan sumber-sumber air untuk irigasi air permukaan dalam

mengatasi permasalahan-permasalahan di lapangan serta mencapai tujuan yang

diinginkan. Sehingga diperlukan komitmen dari dinas serta kelompok tani untuk

Page 9: EVALUASI OUTPUT KEGIATAN PENGEMBANGAN SUMBER …

Lailatul Fitriyah dan Agam Marsoyo

1798 Syntax Literate, Vol. 6, No. 4, April 2021

mendukung keberhasilan dalam pencapaian tujuan, hal ini sesuai dengan makna

disposisi menurut (Subarsono, 2020).

Gambar 1 Peta sebaran lokasi kegiatan pengembangan sumber-sumber air untuk

irigasi air permukaan

(Sumber: Analisis Penulis, 2020)

Namun untuk subkegiatan long storage jika dilihat dari lokasi sudah cocok

dibangun meskipun di bangun pada lahan sawah irigasi. Long storage dibangun

dengan membuat saluran serta pintu air penahan, saluran-saluran long storage

merupakan cabang dari saluran irigasi ataupun sungai sehingga dapat dimanfaatkan

terutama untuk menjangka lahan sawah irigasi yang tidak mampu terjangkau oleh

jaringan irigasi. Namun sebagian Long storage terbangun pada lahan pertanian

yang memiliki kemiringan lebih dari 3% sehingga mengakibatkan long storage

mengalami kerusakan seperti pada peta di gambar 2. Sumber air long storage

berasal dari air hujan atau sumber air. Pada long storage yang dibangun pada lahan

pertanian yang mempunyai kemiringan lebih dari 3% menyebabkan saluran long

Page 10: EVALUASI OUTPUT KEGIATAN PENGEMBANGAN SUMBER …

Evaluasi Output Kegiatan Pengembangan Sumber-Sumber Air untuk Irigasi Air

Permukaan Di Kabupaten Lamongan

Syntax Literate, Vol. 6, No. 4, April 2021 1799

storage yang hanya terbangun dengan pengerukan tanah mengalami kerusakan

akibat tidak mampu menahan lairan air hujan dari sumber air yang berada

diatasnya.

Gambar 2 Lokasi pembangunan long storage berdasarkan ketinggian

(Sumber: Analisis penulis, 2020)

Sedangkan hasil perolehan data di lapangan yang dilakukan dengan

pengukuran untuk mengetahui volume awal embung dan diperkuat dengan

dokumen perencanaan kegiatan serta wawancara diperoleh hasil seperti dapat

dilihat pada tabel 3 berikut.

Tabel 3

Hasil analisis data di lapangan variabel standar output

Variabel Indikator Subkegiatan Hasil

Standar

Output

Volume

minimal

500 m3

Pembangunan embung 81,25% Berhasil

Pembangunan dam parit 33% Tidak

berhasil

Pembangunan long storage 96% Berhasil

Page 11: EVALUASI OUTPUT KEGIATAN PENGEMBANGAN SUMBER …

Lailatul Fitriyah dan Agam Marsoyo

1800 Syntax Literate, Vol. 6, No. 4, April 2021

Sumur Panthek 0% Tidak

berhasil

Sumber: Analisis Penulis, 2020

Jika melihat hasil analisis data pada variabel standar output terdapat beberapa

subkegiatan yang tidak memenuhi target indikator. Pada subkegiatan embung

kriteria efektivitas berhasil meskipun ada beberapa embung yang tidak mengalami

keberhasilan terutama pada embung yang dibangun pada tanah yang berporous

(berpori). Embung yang terbangun pada lahan berporous (berpori) seharusnya

dibuat dengan sistem geomembran sehingga dapat menampung lebih banyak air

hujan. Namun kondisi di lapangan sebagian besar embung tidak dibangun dengan

geomembrane, sehingga tidak dapat menampung volume yang lebih besar. Sistem

geomembran seperti pada gambar 3, sedangkan kondisi embung yang tidak mampu

menampung air seperti pada gambar 4.

Gambar 3 Sistem geomembran pembangunan embung

(Sumber: Kementrian Pertanian)

Gambar 4 Kondisi embung yang tidak mampu menampung air hujan

(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2020)

Page 12: EVALUASI OUTPUT KEGIATAN PENGEMBANGAN SUMBER …

Evaluasi Output Kegiatan Pengembangan Sumber-Sumber Air untuk Irigasi Air

Permukaan Di Kabupaten Lamongan

Syntax Literate, Vol. 6, No. 4, April 2021 1801

Semakin besar volume yang tertampung pada kegiatan pengembangan

sumber-sumber air untuk irigasi air permukaan, maka semakin luas lahan yang dapat

memanfaatkan. Selain itu, semakin besar volume atau lebih dari 500 m3, maka

kegiatan tidak hanya dapat dimanfaatkan sebagai tambahan pengairan pada musim

tanam kedua, namun juga dapat digunakan untuk mengurangi lahan kritis atau lahan

bero sehingga dapat menambah luas tanam dengan menambah pola tanam sehingga

dapat meningkatkan produksi pertanian.

Namun ada faktor eksternal yang mendukung efektifnya kegiatan

pengembangan sumber-sumber air untuk irigasi permukaan selain faktor teknis

diatas adalah faktor cuaca dan lokasi pembangunan. Semakin tinggi curah hujan

maka semakin lama pula sumber-sumber air permukaan mampu menyimpan air.

Begitu juga sebaliknya semakin rendah curah hujan, meskipun dengan volume yang

besar sumber-sumber air permukaan tidak mampu menahan air. Faktor eksternal

yang kedua adalah lokasi pembangunan, sumber-sumber air lebih dimanfaatkan

pada lahan sawah tadah hujan dan ladang serta sebagian sawah irigasi untuk

menambah pengairan terutama pada lahan sawah irigasi yang tidak tercapai oleh

jaringan irigasi. Namun sebagian kegiatan dilaksanakan pada lahan sawah yang

tidak berpotensi, seperti lahan sawah tambak yang lebih berpotensi di sektor

perikanan. Dari hasil analisis deskriptif pada kriteria efektivitas kegiatan

pengembangan sumber-sumber air untuk irigasi air permukaan dapat dikatakan

berhasil.

C. Evaluasi kegiatan pengembangan sumber-sumber air untuk irigasi air

permukaan dengan kriteria keberlanjutan

Keberlanjutan menurut (Bappenas RI, 2017) adalah sejauh mana tujuan atau

hasil yang diinginkan tercapai setelah tidak adanya campur tangan dari pemerintah.

Jika melihat pengertian keberlanjutan tersebut, maka pada kriteria keberlanjutan

yang dianalisa dengan menggunakan hasil observasi serta wawancara dengan

variabel volume pada kondisi saat ini untuk mengetahui keberlanjutan dari kegiatan

pengembangan sumber-sumber air untuk irigasi air permukaan. Jika volume pada

kegiatan mengalami penurunan artinya kegiatan mengalami ketidakberlanjutan

sehingga tidak ada manfaat positif jangka panjang yang dirasakan. Hasil analisis

perolehan data di lapangan seperti pada tabel 4 berikut.

Tabel 4

Hasil analisis data kriteria keberlanjutan Variabel Indikator Subkegiatan Hasil

Kualitas

output

Volume

minimal

500m3

Pembangunan embung 62,5% Berhasil

Pembangunan dam parit 20% Tidak berhasil

Pembangunan long storage 78% Berhasil

Pembangunan sumur panthek 100% Tidak berhasil

Sumber: Analisis Penulis, 2020

Page 13: EVALUASI OUTPUT KEGIATAN PENGEMBANGAN SUMBER …

Lailatul Fitriyah dan Agam Marsoyo

1802 Syntax Literate, Vol. 6, No. 4, April 2021

Jika dibandingkan dengan volume pada kondisi awal atau setelah dibangun

pada tabel 3, maka keseluruhan kegiatan mengalami penurunan volume air yang

mampu ditampung. Misalnya jumlah subkegiatan embung yang bervolume minimal

500 m3 sebanyak 81,25% dari total seluruh embung yang terbangun namun pada

kondisi saat ini volume embung yang memenuhi variabel kualitas output hanya

sebesar 62,5%. Hal ini berarti jumlah embung yang mengalami penurunan volume

sebanyak 18,75% dari seluruh total embung yang bervolume minimal 500m3.

Kondisi kegiatan pengembangan sumber sumber air yang tidak mengalami

keberlanjutan seperti gambar 5 berikut.

(a) Embung (b) Long storage

Gambar 5 Kondisi sumber-sumber air permukaan yang tidak mengalami

keberlanjutan

(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2020)

Pada variabel kualitas output, sebagian besar kegiatan mengalami penurunan

kualitas output artinya sebagian besar mengalami penurunan volume. Kondisi ini

diakibatkan tidak adanya peran serta masyarakat dalam pengelolaan dan

pemeliharaan oleh masyarakat terutama kelompok tani. Dalam hal pemeliharaan

kelompok tani lebih mengandalkan bantuan anggaran dari pemerintah untuk

melakukan pemeliharaan.

“Kalau ditanya ada pemeliharaan atau tidak, ya, nunggu bantuan dari Dinas

mbak. Kemarin kita mengusulkan ke desa minta bantuan dana desa untuk

pemeliharaan embung ini, tapi tidak ditanggapi”. (Bapak Darmo, Sekretaris Poktan

Tani Langgeng (Desa Mendogo Ngimbang), wawancara tanggal 15 September)

Dari hasil wawancara dengan salah satu narasumber tersebut, sebagian besar

kelompok tani mengandalkan bantuan anggaran dari pemerintah untuk melakukan

pemeliharaan sehingga petani tidak melakukan pemeliharaan. Pengaruh peran serta

masyarakat dalam pemeliharaan yang menyebabkan penurunan kualitas output dapat

Page 14: EVALUASI OUTPUT KEGIATAN PENGEMBANGAN SUMBER …

Evaluasi Output Kegiatan Pengembangan Sumber-Sumber Air untuk Irigasi Air

Permukaan Di Kabupaten Lamongan

Syntax Literate, Vol. 6, No. 4, April 2021 1803

dilihat pada hasil analisis perolehan data di lapangan seperti pada tabel 5 berikut.

Semakin besar presentase peran masyarakat dalam pemeliharaan maka semakin

sedikit bangunan (kegiatan) yang mengalami penurunan volume seperti pada

subkegiatan pembangunan long storage. Pada pembangunan long storage terdapat

64% kelompok tani dari seluruh kelompok tani yang mendapat bantuan long storage

melakukan pemeliharaan sehingga jumlah long storage yang mengalami penurunan

volume dari kondisi awal hanya sebesar 18% dari jumlah long storage yang

bervolume minimal 500m3.

Tabel 4

Hasil analisis data kriteria keberlanjutan Variabel Indikator Subkegiatan Hasil

Peran serta

masyarakat

Peran

masyarakat

dalam

pengelolaan

dan

pemeliharaan

Pembangunan embung 44% Tidak

berhasil

Pembangunan dam parit 53% Berhasil

Pembangunan long storage 64% Berhasil

Pembangunan sumur

panthek

0% Tidak

berhasil

Sumber: Analisis Penulis, 2020

Jika melihat hasil analisis pada tabel 5 dapat diketahui bahwa peran serta

masyarakat dalam pengelolaan dan pemeliharaan sangat kecil. Meskipun pada

kegiatan dam parit serta long storage berhasil namun bernilai sangat kecil antara

50% hingga 60%. Selain peran serta masyarakat, penurunan volume atau kualitas

output sumber sumber air permukaan juga diakibatkan pengaruh cuaca. Dengan

demikian kriteria keberlanjutan pada kegiatan pengembangan sumber-sumber air

untuk irigasi air permukaan disimpulkan tidak berhasil.

Kesimpulan

Kesimpulan penelitian evaluasi output kegiatan pengembangan sumber-sumber air

untuk irigasi air permukaan yaitu pada kriteria relevansi, kegiatan yang berasal dari

aspirasi masyarakat cenderung lebih berhasil atau lebih relevan. Sedangkan pada

kriteria efektivitas disimpulkan bahwa kegiatan efektif dalam menyelesaikan masalah

kekeringan serta mendukung peningkatan luas tanam, namun hal ini tergantung pada

cuaca serta kesesuaian lokasi pelaksanaan kegiatan. Kesesuaian lokasi kegiatan dengan

melakukan disposisi pelaksanaan kegiatan tidak hanya memperhatikan kebutuhan petani

namun juga disesuaikan dengan permasalahan-permasalahan yang ada di lapangan serta

potensi yang dimiliki. Sementara itu pada kriteria keberlanjutan dapat disimpulkan

ketidakberhasilan. Penyebab utama ketidakberhasilan akibat tidak adanya peran serta

masyarakat dalam pengelolaan dan pemeliharaan. Peran serta masyarakat ini sangat

penting dilakukan terutama dalam pemeliharaan agar tidak terjadi penurunan kualitas

output kegiatan yang menyebabkan efektivitas kegiatan menurun sehingga kegiatan

pengembangan sumber-sumber air untuk irigasi air permukaan tidak mampu

mendukung tujuan dan sasaran pembangunan pada Rencana Pembangunan Jangka

Page 15: EVALUASI OUTPUT KEGIATAN PENGEMBANGAN SUMBER …

Lailatul Fitriyah dan Agam Marsoyo

1804 Syntax Literate, Vol. 6, No. 4, April 2021

Menengah Daerah Kabupaten Lamongan tahun 2016-2021. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa kegiatan pengembangan sumber-sumber air untuk irigasi air permukaan relevan,

efektif namun tidak mengalami keberlanjutan sehingga permasalahan banjir dan

kekeringan masih terjadi di Kabupaten Lamongan.

Page 16: EVALUASI OUTPUT KEGIATAN PENGEMBANGAN SUMBER …

Evaluasi Output Kegiatan Pengembangan Sumber-Sumber Air untuk Irigasi Air

Permukaan Di Kabupaten Lamongan

Syntax Literate, Vol. 6, No. 4, April 2021 1805

BIBLIOGRAFI

Bappenas RI. (2017). Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 1 Tahun 2017 Tentang

Pedoman Evaluasi Pembangunan Nasional. Jakarta. Google Scholar

BPS Kabupaten Lamongan. (2019). Data PDRB Kabupaten Lamongan 2019.

Kabupaten Lamongan.

BPS Kabupaten Lamongan. (2020a). Data Nilai Tukar Petani Kabupaten Lamongan

Tahun 2015 -2019. Kabupaten Lamongan.

BPS Kabupaten Lamongan. (2020b). Data Produksi dan Produktivitas Padi. Kabupaten

Lamongan.

Cresswell, J. W. (2017). Research Design : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed (Edisi Ketiga). Yogyakarta: Pustaka Belajar. Google Scholar

Dangnga, Muhammad Siri. (2019). Dampak Pembangunan Embung Bagi Usaha Tani

Padi Sawah Tadah Hujan. Galung Tropika, 8(3), 224–234. Google Scholar

Dethan, Yulianthi, Bunganaen, Wilhelmus, & Messah, Yunita A. (2015). Evaluasi

Kinerja Embung Oeltua. Jurnal Teknik Sipil, 4(1), 105–118. Google Scholar

Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan. (2019). Laporan Statistik Lahan.

Lamongan: Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan.

Pramono, R. Widod. Dwi, & Suminar, Ratna Eka. (2019). Ekonomi Wilayah untuk

Perencanaan Tata Ruang. Yogyakarta: Deepublish. Google Scholar

Rosadi, Gusman, Saidah, Humairo, & Budianto, M. Bagus. (2019). Evaluasi Kapasitas

Tampungan Embung Bisok Bokah. Konstruksi, Manajemen.

Saragih, Rufdiantho. (2017). Perencanaan Wilayah dan Pengembangan Ekonomi Lokal

Berbasis Pertanian. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Google Scholar

Subarsono. (2020). Analisis Kebijakan Publik : Konsep, Teori dan Aplikasi (cetakan

IX). Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Subarsono, A. G. (2020). Analisis kebijakan publik: konsep, teori dan aplikasi. Pustaka

Pelajar. Google Scholar

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta. Google Scholar

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Evaluasi. Yogyakarta: CV. Alfabeta. Google

Scholar

Sugiyono, Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R&D.

Alfabeta Bandung. Google Scholar

Page 17: EVALUASI OUTPUT KEGIATAN PENGEMBANGAN SUMBER …

Lailatul Fitriyah dan Agam Marsoyo

1806 Syntax Literate, Vol. 6, No. 4, April 2021

Timur, Pemerintah Provinsi Jawa. (2011). RTRW Propinsi Jawa Timur 2011 -2031.

Todaro, & C.Smith, Stephen. (2011). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi ke

sebelas. Jakarta: Erlangga. Google Scholar

Winarno, Budi. (2014). Kebijakan Publik : Teori , Proses dan Studi Kasus. Yogyakarta:

CAPS (Center of Academic Publishing Service).

Copyright holder:

Lailatul Fitriyah dan Agam Marsoyo (2021)

First publication right:

Journal Syntax Literate

This article is licensed under: