pengaruh umur pindah tanam dan jumlah bibit per …repository.utu.ac.id/340/1/i-v (2).pdf · 2017....
Post on 21-Jan-2021
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER LUBANG TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN
TANAMAN PADI (Oryza sativa L.)
SKRIPSI
OLEH
MUHAMMAD AMIN 09C10407157
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH - ACEH BARAT
2015
PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER LUBANG TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN
TANAMAN PADI (Oryza sativa L.)
SKRIPSI
OLEH
MUHAMMAD AMIN 09C10407157
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada
Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH - ACEH BARAT
2015
LEMBARAN PENGESAHAN
Judul : Pengaruh Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Per Lubang Tanam Terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi (Oryza sativa L.)
Nama Mahasiswa : Muhammad Amin
NIM : 09C10407157
Jurusan : Agroteknologi
Menyetujui, Komisi pembimbing
Pembimbing Utama, Muhammad Jalil, SP, MP NIDN 0115068302
Pembimbing Anggota, Diswandi Nurba, S.TP, M. Si NIDN 0128048202
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian Ir. Rusdi Faizin, M. Si NIP. 19630811 199203 1 001
Ketua Program Studi Agroteknologi Jasmi, SP, M.Sc NIDN 0127088002
Tanggal Lulus : 05 Desember 2014
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi/tugas akhir dengan judul :
Pengaruh Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Per Lubang Tanam Terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi (Oryza sativa L.)
Yang disusun oleh: Nama : MUHAMMAD AMINN I M : 09C10407157Fakultas : PertanianProgram Studi : Agroteknologi
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 05 Desember 2014 dandinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.
SUSUNAN DEWAN PENGUJI :
1 Muhammad Jalil, SP, MP
Pembimbing I/ Ketua TIM Penguji
2 Diswandi Nurba, S.TP, M.Si
Pembimbing II
3 Mita Setyowati, SP, M.Sc
Penguji Utama
4 Ir. H. T. Sarwanidas, M.Si
Penguji Anggota
Meulaboh, 05 Desember 2014
Ketua Prodi Agroteknologi,
Jasmi, SP, M.Sc
Sepercik ilmu telah Engkau karuniakan kepadaku, hanya saja
aku mengetahui sebagian
“sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat
habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat
kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”.
Dengan iringan do’amu hari ini telah ku gapai cita
dan harapkan. Ayah….hari ini ku
Lelahmu menanti keberhasilanku, do’
menjadikan aku tegar, hingga ku dapatkan hidup dengan penuh kesabaran
yang tersisa dariku selain terus berdo’a dan berusaha untuk selalu bisa
Dengan penuh keikhlasan dan segenap kasih sayang yang diiringi
tulusnya do’a, kupersembahkan k
Ibunda tercinta Tibidah
dan Abangku Muhammad Latif.
melimpahkan rahmat dan
Terimakasih yang tak terhingga ku ucapkan kepada rekan
selalu setia dalam mengisi hari
kepada kekasihku tercinta Adinda Siti Maulida Nova, SP. Terimakasih semuanya
karena telah menjagaku dalam iringan do’amu, kasih sayang dan keikhlasanmu yang
tiada berujung masanya sehingga senantiasa memberiku semangat untuk lebih maju ke
depan dan menyongsong hari depan yang cerah,,,,,,,,
Persembahanku
Ya Allah…..
Sepercik ilmu telah Engkau karuniakan kepadaku, hanya saja
aku mengetahui sebagian kecil dari yang Engkau miliki sebagaimana firman
“sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh
habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun
kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”. (Al-Kahfi : 109)
Ayahanda.......
o’amu hari ini telah ku gapai cita-citaku yang engkau amanahkan
an. Ayah….hari ini ku buktikan segala usahamu, terima
Do’aku selalu mengiringi langkahmu.......
Ibunda.......
Lelahmu menanti keberhasilanku, do’amu membuat aku semangat, kasih sayangmu
menjadikan aku tegar, hingga ku dapatkan hidup dengan penuh kesabaran
yang tersisa dariku selain terus berdo’a dan berusaha untuk selalu bisa
membahagiakanmu.......
Dengan penuh keikhlasan dan segenap kasih sayang yang diiringi
tulusnya do’a, kupersembahkan karya tulis ini kepada Ayahanda M.
Tibidah juga kepada orang-orang yang kusayangi Kakakku Nurullah
Muhammad Latif. Terimakasih atas do’anya, semoga Allah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya untuk kita semua, Amin Ya Rabbal
’Alamin…….
asih yang tak terhingga ku ucapkan kepada rekan-rekan seperjuangan yang
selalu setia dalam mengisi hari-hariku; H. TR. Malikul berserta keluarga
kepada kekasihku tercinta Adinda Siti Maulida Nova, SP. Terimakasih semuanya
karena telah menjagaku dalam iringan do’amu, kasih sayang dan keikhlasanmu yang
tiada berujung masanya sehingga senantiasa memberiku semangat untuk lebih maju ke
dan menyongsong hari depan yang cerah,,,,,,,, Thank’s for Attention.
Muhammad Amin
Sepercik ilmu telah Engkau karuniakan kepadaku, hanya saja
kecil dari yang Engkau miliki sebagaimana firman-Mu :
kalimat Tuhanku, sungguh
kalimat Tuhanku, meskipun
Kahfi : 109)
citaku yang engkau amanahkan
buktikan segala usahamu, terimakasih ayah
kasih sayangmu
menjadikan aku tegar, hingga ku dapatkan hidup dengan penuh kesabaran, tiada lagi
yang tersisa dariku selain terus berdo’a dan berusaha untuk selalu bisa
Dengan penuh keikhlasan dan segenap kasih sayang yang diiringi
M. Ubat dan
Kakakku Nurullah
, semoga Allah
, Amin Ya Rabbal
rekan seperjuangan yang
berserta keluarga, terspesial
kepada kekasihku tercinta Adinda Siti Maulida Nova, SP. Terimakasih semuanya
karena telah menjagaku dalam iringan do’amu, kasih sayang dan keikhlasanmu yang
tiada berujung masanya sehingga senantiasa memberiku semangat untuk lebih maju ke
Thank’s for Attention.
Muhammad Amin, SP
iii
RINGKASAN
MUHAMMAD AMIN “Pengaruh Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Per Lubang Tanam Terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi (Oryza sativa L.)” (dibawah bimbingan Muhammad Jalil sebagai pembimbing utama dan Diswandi Nurba sebagai pembimbing anggota).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur pindah dan jumlah bibit per lubang tanam terhadap pertumbuhan tanaman padi, serta nyata tidaknya interaksi kedua faktor tersebut.
Penelitian ini dilaksanakan di Gampong Blang Baro Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya mulai dari tanggal 10 Januari sampai dengan 08 Mei 2014.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa benih padi varietas Ciherang, pupuk Urea, SP-36, KCl, Insektisida Poksindo dan Fungisida Dithane M-45. Sedangkan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitik, hand traktor, parang, cangkul, hand spayer, meteran, jaring dan alat tulis menulis.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 4 x 3, dengan 3 ulangan. Faktor yang diteliti meliputi umur pindah tanam yang terdiri empat taraf, yaitu 10, 15, 20 dan 25 HSS. Faktor Jumlah bibit terdiri atas 3 taraf, yaitu : 1, 2 dan 3 bibit per lubang tanam.
Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman dan jumlah anakan per rumpun umur 15, 30 dan 45 HST, jumlah anakan produktif dan umur berbunga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur pindah tanam berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah anakan umur 15 dan 45 HST, berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur 15, 30 dan 45 HST, jumlah anakan per rumpun umur 30 HST, umur berbunga dan jumlah anakan produktif per rumpun. Pertumbuhan tanaman padi terbaik di jumpai pada umur pindah tanam 10 HSS.
Jumlah bibit berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah anakan umur 15 HST, berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur 15, 30 dan 45 HST, jumlah anakan per rumpun umur 30 dan 45 HST, umur berbunga dan jumlah anakan produktif per rumpun. Pertumbuhan tanaman padi terbaik di jumpai pada penggunaan 1 bibit per lubang tanam. Terdapat interaksi yang sangat nyata antara umur pindah tanam dan jumlah bibit per lubang tanam terhadap jumlah anakan umur 15 HST dan terdapat interaksi yang nyata terhadap jumlah anakan umur 45 HST. Jumlah anakan terbaik dijumpai umur pindah tanam 10 HSS dengan 3 bibit per lubang tanam dan pada umur pindah tanam 10 HSS dengan 1 bibit per lubang tanam.
UCAPPAN TERIMA KASIHH
Puj
penulis te
Pindah
Pertumbu
janjungan
dari alam
Uc
1. Mu
S.T
bim
2. Ir.
Um
pra
Pe
3. Ay
pen
me
Ak
amal dan
Amin.
uji syukur k
elah dapat
Tanam d
uhan Tana
alam Nabi
kebodohan
capan terima
uhammad J
TP. M.Si. se
mbingan sam
Rusdi Faiz
mar dan C
asarana sel
rtanian Uni
yahanda da
ngorbanan
enyelesaikan
khirnya den
bantuan m
ke hadirat A
menyelesa
dan Jumla
man Padi (
Besar Muh
ke alam ya
a kasih penu
Jalil, SP. MP
elaku pemb
mpai selesa
zin, M.Si. se
Civitas Ak
lama penul
iversitas Teu
an Ibunda,
dan do
n studi.
ngan segala
mereka men
Allah SWT,
aikan skrip
ah Bibit
(Oryza sativ
hammad SA
ang berilmu
, karena den
psi dengan
Per Lub
va L.)”. Sel
AW yang tel
pengetahua
ngan limpa
judul “Pe
bang Tan
lawat beririn
ah membaw
an.
ahan rahmat
engaruh U
nam Terh
ng salam ke
wa umat ma
t-Nya
Umur
hadap
epada
anusia
ulis sampaikan kepadaa :
P. selaku pe
bimbing ang
ainya penuli
embimbing
ggota yang t
isan skripsi
utama dan
telah memb
ini.
Diswandi N
beri masukan
Nurba
n dan
elaku Dekan
ademika y
lis terdafta
uku Umar.
n Fakultas P
yang telah
ar sebagai
Pertanian U
menyediak
mahasiswa
Universitas T
kan sarana
a pada Fak
Teuku
a dan
kultas
serta sauda
orongan s
kerendahan
ndapat bala
ara-saudarak
emangat
n hati penu
asan yang
Meu
ku atas doa
sehingga
ulis berharap
setimpal d
ulaboh, M
Penuli
a, kasih sa
penulis
p semoga s
dari Allah S
Maret 2015
is
ayang,
dapat
segala
SWT.
iv
v
DAFTAR ISI
RINGKASAN ................................................................................................ iii UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................ iv DAFTAR TABEL ......................................................................................... v DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. viii
I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1 1.2. Tujuan Penelitian ............................................................................ 3 1.3. Hipotesis ......................................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 4
2.1. Botani Tanaman Padi ...................................................................... 4 2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Padi ........................................................ 6 2.3. Pertumbuhan Tanaman Padi ........................................................... 7 2.4. Umur Pindah Bibit ........................................................................ 9 2.5. Jumlah Bibit .................................................................................... 10
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN ........................................... 11
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 11 3.2 Bahan dan Alat Penelitian .............................................................. 11 3.3 Rancangan Percobaan ..................................................................... 12 3.4 Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 14 3.5 Pengamatan ..................................................................................... 16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 17
4.1. Pengaruh Umur Pindah Tanam ....................................................... 17 4.2. Pengaruh Jumlah Bibit..................................................................... 22 4.3. Interaksi .......................................................................................... 27
V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 30 5.1. Kesimpulan ..................................................................................... 30 5.2. Saran ............................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 31 LAMPIRAN ................................................................................................... 33 RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... 46
vi
DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman
1. Susunan kombinasi perlakuan antara umur pindah dan jumlah bibit per lubang tanam .............................................................................................. 12
2. Rata-rata tinggi tanaman padi umur 15, 30 dan 45 HST pada berbagai umur pindah tanam .................................................................................... 17
3. Rata-rata jumlah anakan per rumpun umur 15, 30 dan 45 HST pada
berbagai umur pindah tanam ..................................................................... 18 4. Rata-rata umur berbunga pada berbagai umur pindah tanam .................... 20
5. Rata-rata jumlah anakan produktif pada berbagai umur pindah tanam ..... 21
6. Rata-rata tinggi tanaman padi umur 15, 30 dan 45 HST pada berbagai
jumlah bibit ............................................................................................... 22
7. Rata-rata jumlah anakan per rumpun umur 15, 30 dan 45 HST pada berbagai jumlah bibit ................................................................................. 23
8. Rata-rata umur berbunga pada berbagai jumlah bibit ................................ 25
9. Rata-rata jumlah anakan produktif pada berbagai jumlah bibit ............... 26
10. Rata-rata jumlah anakan per rumpun umur 15 dan 45 HST pada
berbagai umur pindah tanam dan jumlah bibit .......................................... 27
vii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Teks Halaman 1. Pengolahan lahan dan membuat plot.......................................................... 43
2. Lahan yang sudah siap tanam .................................................................... 43
3. Penanaman ................................................................................................ 43 4. Lahan siap tanam ....................................................................................... 44
5. Pengamatan jumlah anakan umur 15 HST ................................................. 44
6. Pengamatan tinggi tanaman umur 15 HST ................................................ 44
7. Pengamatan umur 30 HST ......................................................................... 45
8. Pemeliharaan ............................................................................................. 45
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Teks Halaman 1. Rata-rata Tinggi Tanaman Padi pada Berbagai Umur Pindah Tanam dan
Jumlah Bibit Perlubang Tanam Umur 15 HST (cm) ............................... 33
2. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Padi pada Berbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam Umur 15 HST ..................... 33
3. Rata-rata Tinggi Tanaman Padi pada Berbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam Umur 30 HST (cm) ................................ 34
4. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Padi pada Berbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam Umur 30 HST ...................... 34
5. Rata-rata Tinggi Tanaman Padi pada Berbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam Umur 45 HST (cm) ............................... 35
6. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Padi pada Berbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam Umur 45 HST ..................... 35
7. Rata-rata Jumlah Anakan Per Rumpun Tanaman Padi pada Berbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam Umur 15 HST (anakan) ............................................................................ 36
8. Analisis Ragam Jumlah Anakan Per Rumpun Tanaman Padi pada Berbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam Umur 15 HST ............................................................................................ 36
9. Rata-rata Jumlah Anakan Per Rumpun Tanaman Padi pada Berbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam Umur 30 HST (anakan) ............................................................................. 37
10. Analisis Ragam Jumlah Anakan Per Rumpun Tanaman Padi pada Berbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam Umur 30 HST ............................................................................................ 37
11. Rata-rata Jumlah Anakan Per Rumpun Tanaman Padi pada Berbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam Umur 45 HST (anakan) ..................................................................................................... 38
ix
12. Analisis Ragam Jumlah Anakan Per Rumpun Tanaman Padi pada Berbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam Umur 45 HST ............................................................................................ 38
13. Rata-rata Umur Berbunga Tanaman Padi pada Berbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam (hari) ............. 39
14. Analisis Ragam Umur Berbunga Tanaman Padi pada Berbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam .................................. 39
15. Rata-rata Jumlah Anakan Produktif Per Rumpun Tanaman Padi pada Berbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam ....... 40
16. Analisis Ragam Jumlah Anakan Produktif Per Rumpun Tanaman Padi pada Berbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam ....................................................................................................... 40
17. Deskripsi varietas ...................................................................................... 41
18. Bagan percobaan ....................................................................................... 42
19. Foto-foto Kegiatan ................................................................................... 43
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Padi (Oryza sativa L.) merupakan bahan pangan pokok sebagian besar
masyarakat Indonesia. Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya,
manusia berusaha memenuhi kebutuhan primer yaitu makan. Seiring tingginya
laju pertumbuhan penduduk, kebutuhan akan beraspun semakin meningkat
(Humaedah et al., 2010). Beras adalah salah satu bahan makanan yang
mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya
terkandung bahan yang mudah diubah menjadi energi.
Padi termasuk genus Oryza yang meliputi lebih kurang 25 spesies, padi
merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian kuno
berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Bukti
sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina) sudah dimulai
pada 3.000 tahun SM. Fosil butir padi dan gabah ditemukan di Hastinapur Uttar
Pradesh India sekitar 100-800 SM. Selain Cina dan India, beberapa wilayah asal
padi adalah, Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos, Vietnam.
Berdasarkan tempat tumbuh dan karakteristiknya tanaman padi dapat
digolongkan kedalam 3 tipe yaitu Indica, Japonica dan Javanica. Penggolongan
varietas ini didasarkan kepada morfologi, aspek fisiologis dan daya adaptasi
terhadap lingkungan. Berdasarkan daya adaptasinya “Japonica” merupakan padi
yang umumnya hidup dan diusahakan di daerah beriklim subtropis, sedangkan
padi “Javanica” umumnya adalah padi yang hidup di pulau Jawa dengan bulir
yang merupakan bentuk intermediate dari Indica dan Japonica (Anonymous,
1992).
1
2
Kebutuhan beras setiap tahun mulai bertambah, seiring dengan laju
pertumbuhan penduduk. Pada tahun 2002 penduduk Indonesia berjumlah 210 juta
jiwa dan produksi padi mencapai 51,4 juta ton gabah kering giling (Anonymous,
2003). Dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata 1,7 % pertahun dan
kebutuhan per kapita sebanyak 134 kg, maka pada tahun 2005 Indonesia harus
mampu menghasilkan padi sebanyak 78 juta ton untuk mencukupi kebutuhan
beras nasional (Abdullah, 2004).
Salah satu faktor terpenting yang menentukan tinggi rendahnya produksi
padi adalah mutu benih baik serta umur bibit yang sesuai. Umur bibit sangat
menentukan jumlah anakan per rumpun sehingga akan membentukan anakan
produktifnya lebih banyak. Dalam upaya meningkatkan produksi padi dan
pendapatan petani yaitu dengan cara pola tanam salah satunya penggunaan umur
bibit dan jumlah bibit yang ditanam per lubang tanam.
Penggunaan umur bibit yang masih muda (5-15 hari) sangat beresiko
karena masih lemah dan perakaran yang belum kuat namun berpotensi anakan dan
pertumbuhan tanaman yang tinggi, sedangkan umur bibit yang jauh lebih tua
(> 25 hari) akan menurunkan produksi (Siregar, 1981). Pada umumnya petani
memindahkan bibit dari persemaian ke tempat penanaman padi atau sawah
berkisar antara umur 21-25 hari (Prasetiyo, 2002). Secara umum jarak tanam dan
umur bibit pada padi sawah diketahui berpengaruh terhadap pertumbuhan maupun
hasil padi sawah. Walaupun demikian umur bibit dan jarak tanam yang optimum
masih belum diketahui dengan tepat, oleh karena itu penelitian mengenai jarak
tanam dan umur bibit masih sangat penting untuk dilakukan.
Selain itu, upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi adalah
teknik budidaya secara baik, diantaranya adalah jumlah bibit yang ditanam per
3
lubang tanam. Sistem budidaya secara konvensional umumnya memakai bibit
3 - 7 bibit per lubang tanam sehingga terjadi persaingan unsur hara serta ruang
gerak untuk perkembangan akar dan anakan kurang stabil yang pada akhirnya
produktivitas rendah (Uphoff, 2001).
Hasrizart (2008) mengungkapkan bahwa metode penanaman padi dengan
pemakaian bibit yang lebih sedikit yaitu satu bibit per lubang tanam mampu
memberikan hasil panen yang jauh lebih tinggi dari pada metode tradisional
menanam 3 bibit per lubang tanam. Penelitian ini juga sejalan dengan metode SRI
(System Rice off Intensification) yang menerapkan teknologi penanaman satu bibit
per lubang tanam dengan umur 7 hari setelah semai memberikan jumlah anakan
lebih banyak bila dibandingkan dengan penanaman konvensional 7 bibit per
lubang.
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas maka perlu
dilakukan penelitian untuk mengetahui umur pindah tanam dan jumlah bibit per
lubang tanam yang tepat agar diperoleh pertumbuhan tanaman padi yang baik.
I.2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur pindah tanam
dan jumlah bibit per lubang tanam terhadap pertumbuhan tanaman padi, serta
nyata tidaknya interaksi kedua faktor tersebut.
I.3. Hipotesis
1. Umur pindah tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman padi.
2. Jumlah bibit per lubang tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman padi.
3. Terdapat interaksi antara umur pindah tanam dan jumlah bibit per lubang
tanam terhadap pertumbuhan tanaman padi.
II. T
Morfologi
INJAUAN PUSTAKA
2.1. Botani Tanaman Padi
2.1.1. Sistematika
Menurut Suparyono dan Agus (1993), tanaman padi merupakan tanaman
semusim yang berupa rumput - rumputan yang dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Class : Monocotyledone
Ordo : Poales
Famili : Gramineae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa L.
2.1.2.
Akar adalah bagian tanaman yang berfungsi menyerap air dan zat
makanan serta unsur hara dari dalam tanah. Pertumbuhan akar pada padi dimulai
dari proses perkecambahan benih. Akar yang pertama muncul yaitu akar tunggang
kemudian setelah 5 - 6 hari akan tumbuh akar serabut. Akar ini hanya dapat
menembus lapisan tanah bagian atas/lapisan olah tanah yaitu berkisar antara
10 - 12 cm. Pada umur 30 hari setelah tanam, akar akan dapat menembus hingga
kedalaman 18 cm dan pada umur 50 hari akar sudah mulai dapat menembus
lapisan tanah di bawahnya (sub soil) yaitu berkisar 25 cm (Anonymous, 1990).
4
5
Batang padi itu terdiri dari susunan beberapa ruas. Tiap-tiap dimulai dan
diakhiri dengan buku. Pada setiap buku nampaklah satu mata atau sukma. Letak
mata itu pada batang tanaman adalah silih berganti. Fungsi mata ini adalah
penting karena setiap mata yang tampak pada batang akan menghasilkan satu
anakan. Anakan muncul pada batang utama dalam urutan yang bergantian.
Anakan primer tumbuh dari buku terbawah dan muncul anakan sekunder. Anakan
ini pada gilirannya akan menghasilkan anakan tersier (Siregar, 1981).
Daun padi mula-mula muncul pada saat perkecambahan dan dinamakan
coleoptil. Coleptile keluar dari benih yang disebar dan akan memanjang terus
sampai ke permukaan air. Setelah coleoptile membuka, maka akan diikuti dengan
keluarnya daun pertama, daun kedua dan seterusnya hingga mencapai puncak
yang disebut daun bendera. Sedangkan daun terpanjang biasanya terdapat pada
daun ketiga. Daun bendera merupakan daun yang lebih pendek dari pada daun
yang di bawahnya, namun lebih lebar dari pada daun sebelumnya (Grist, 1960).
Bunga padi secara keseluruhan disebut malai. Malai terdiri dari 8 – 10
buku yang menghasilkan cabang – cabang primer selanjutnya menghasilkan
cabang – cabang sekunder. Dari buku pangkal malai akan muncul hanya satu
cabang primer, tetapi dalam keadaan tertentu buku tersebut dapat menghasilkan
2 – 3 cabang primer. Jumlah cabang setiap malai berkisar antara 15 - 20 buah dan
setiap malai bisa mencapai 100 - 120 bunga (Tobing et al., 1995).
Gabah atau buah padi adalah ovary yang telah masak, bersatu dengan
lemma dan palea. Buah ini merupakan hasil penyerbukan dan pembuahan yang
mempunyai yang terdiri dari embrio (lembaga), endosperm dan bekatul
(Anonymous, 1990).
6
Biji ditempati oleh sebagian besar endoperm yang mengandung aleuro
yakni butir-butir yang mengandung protein terdapat pada vacuola. Endosperm
umumnya terdiri atas zat tepung yang terdiri dari selaput protein, gula, lemak, dan
zat organik (Luh, 1991).
2.2. Syarat Tumbuh
2.2.1. Iklim
Tanaman padi akan berproduksi dengan baik di daerah yang berhawa
panas dan banyak mengandung uap air. Tanaman padi membutuhkan curah hujan
berkisar 200 mm/bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan. Sedangkan
curah hujan yang dikehendaki pertahun sekitar 1500 - 2000 mm. Tanaman padi
dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi. Di dataran rendah padi
dapat tumbuh pada ketinggian 0 – 650 m dpl dengan temperatur 22,5 0C – 26,5 0C
sedangkan di dataran tinggi padi dapat tumbuh baik pada ketinggian antara
650 – 1.500 m dpl dan membutuhkan temperatur berkisar 18,7 0C – 22,5 0C
(Anonymous, 1990).
Temperatur sangat mempengaruhi pengisian biji padi. Temperatur yang
rendah dan kelembaban yang tinggi pada waktu pembungaan akan mengganggu
proses pembuahan yang mengakibatkan gabah menjadi hampa. Hal ini terjadi
akibat tidak membukanya bakal biji. Temperatur yang rendah pada waktu bunting
juga dapat menyebabkan rusaknya pollen dan menunda pembukaan tepung sari
(Luh, 1991).
7
2.2.2. Tanah
Tidak semua jenis tanah cocok untuk dijadikan areal persawahan. Hal ini
dikarenakan tidak semua jenis tanah dapat dijadikan lahan tergenang air. Padahal
dalam sistem tanah sawah, lahan harus tetap tergenang air agar kebutuhan air
tanaman padi tercukupi sepanjang musim tanam. Oleh karena itu, jenis tanah yang
sulit menahan air (tanah dengan kandungan air pasir tinggi) kurang cocok untuk
dijadikan lahan persawahan. Sebaliknya, tanah yang sulit dilewati air (tanah
dengan kandungan lempung tinggi) cocok untuk dibuat lahan persawahan.
Tanah yang baik untuk areal persawahan ialah tanah yang mampu
memberikan kondisi tumbuh tanaman padi. Kondisi yang baik untuk
pertumbuhan tanaman padi sangat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu posisi
topografi yang berkaitan dengan kondisi hidrologi, porositas tanah yang rendah
dan tingkat keasaman tanah yang netral, sumber air alam, serta modifikasi sistem
alam oleh kegiatan manusia (Suprayono dan Setyono, 1997).
Padi dapat tumbuh baik pada tanah yang ketebalan lapisannya atasnya
antara 18 - 22 cm dengan pH tanah berkisar antara 4 – 7. Pada lapisan tanah atas
untuk pertanian pada umumnya mempunyai ketebalan antara 10 - 30 cm dengan
warna tanah coklat sampai kehitam-hitaman, tanah tersebut gembur. Sedangkan
kandungan air dan udara di dalam pori-pori tanah masing-masing
25 % (Anonymous, 1990).
2.3. Pertumbuhan Tanaman Padi
Tumbuhan padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang
yang tersusun dari beberapa ruas. Tanaman padi membentuk rumpun dengan
anakannya, biasanya anakan akan tumbuh pada dasar batang. Pembentukan
8
anakan terjadi secara tersusun yaitu pada batang pokok atau batang - batang utama
akan tumbuh anakan pertama, anakan kedua tumbuh pada batang bawah anakan
pertama, anakan ketiga tumbuh pada buku pertama pada batang anakan kedua dan
seterusnya. Semua anakan memiliki bentuk yang serupa dan membentuk
perakaran sendiri (Luh, 1991).
Batang padi tersusun dari rangkaian ruas – ruas dan diantara ruas yang
satu dengan ruas yang lainnya dipisahkan oleh satu buku. Ruas batang padi
didalamnya berongga dan bentuknya bulat, dari atas ke bawah ruas buku itu
semakin pendek. Ruas yang terpendek terdapat dibagian bawah dari batang dan
ruas – ruas ini praktis tidak dapat dibedakan sebagai ruas – ruas yang berdiri
sendiri. Sumbu utama dari batang dibedakan dari bagian pertumbuhan embrio
yang disertai pada coleopotil pertama (Grist, 1960).
Pada buku bagian bawah dari ruas tanaman padi tumbuh daun pelepah
yang membalut ruas sampai buku bagian atas. Tepat pada buku bagian atas ujung
dari daun pelepah memperlihatkan percabangan dimana cabang yang terpendek
menjadi ligula (lidah) daun, dan bagian yang terpanjang dan terbesar menjadi
daun kelopak yang memiliki bagian auricle pada sebelah kiri dan kanan. Daun
kelopak yang terpanjang dan membalut ruas yang paling atas dari batang disebut
daun bendera. Tepat dimana daun pelepah teratas menjadi ligula dan daun
bendera, di situlah timbul ruas yang menjadi bulir padi (Siregar, 1981).
Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga.
Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari ada
6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai dua
kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik dengan dua buah kepala
9
putik yang berbentuk malai dengan warna pada umumnya putih atau ungu
(Anonymous, 1983).
Pada dasar bunga terdapat ladicula (daun bunga yang telah berubah
bentuknya). Ladicula berfungsi mengatur dalam pembuahan palea, pada waktu
berbunga menghisap air dari bakal buah, sehingga mengembang. Pengembangan
ini mendorong lemma dan palea terbuka (Hasyim, 2000).
2.4. Umur Pindah Bibit
Keberhasilan pengelolaan suatu tanaman dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Taslim et al., (1985) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman diantaranya adalah teknik budidaya. Salah satu usaha yang diterapkan
antara lain melalui penggunaan umur bibit muda. Penanaman bibit dapat
dilakukan dengan cara tanam pindah maupun tanam benih langsung. Cara tanam
pindah lebih banyak diterapkan di lapangan karena memiliki beberapa
keuntungan.
Menurut Vergara (1985) cara tanam (pindah) lebih tahan terhadap rebah
karena pangkal tanaman lebih kuat tertambat dalam tanah dari pada tabur
langsung. Keuntungan lain cara tanam pindah bahwa bibit lebih cepat melekat
dengan tanah, sehingga apabila turun hujan bibit tetap ditempatnya. Letak benih
yang satu dengan lainnya lebih teratur karena ada pengaturan jarak tanam. Adanya
jarak tanam antara dua bibit dengan sendirinya akan mempunyai ukuran yang
lebih seragam (Siregar, 1981).
Umur bibit pindah tanam harus tepat dan sesuai untuk mengantisipasi
perkembangan akar yang umumnya berhenti pada umur 42 hari setelah semai,
sementara jumlah anakan produktif akan mencapai maksimal pada umur 49 - 50
10
hari sesudah semai (Thangaraj dan Toole, 1985). Di Indonesia sejak lama
dianjurkan menanam bibit berumur 3 minggu, dengan tinggi sekitar 22 - 25 cm
(Utomo dan Nazarudin, 2007).
2.5. Jumlah Bibit
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi adalah teknik
pengelolaan secara baik, diantaranya adalah jumlah bibit yang ditanam per lubang
tanam. Sistem budidaya secara konvensional umumnya memakai bibit 3 - 7 bibit
per lubang tanam sehingga terjadi persaingan unsur hara serta ruang gerak untuk
perkembangan akar dan anakan kurang stabil yang pada akhirnya produktivitas
rendah (Uphoff, 2001).
Hasrizart (2008) mengungkapkan bahwa metode penanaman padi dengan
pemakaian bibit yang lebih sedikit yaitu satu bibit perlubang tanam mampu
memberikan hasil panen yang jauh lebih tinggi dari pada metode tradisional
menanam 3 bibit per lubang tanam. Penelitian ini juga sejalan dengan metode SRI
(System Rice off Intensification) yang menerapkan teknologi penanaman 1 bibit
per lubang tanam dengan umur 7 hari setelah semai memberikan jumlah anakan
lebih banyak bila dibandingkan dengan penanaman konvensional 7 bibit per
lubang.
11
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Gampong Blang Baro Kecamatan Kuala
Kabupaten Nagan Raya mulai dari tanggal 10 Januari sampai dengan 08 Mei
2014.
3.2. Bahan dan Alat
1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Benih
Benih padi yang digunakan adalah varietas Ciherang yang diproduksi oleh
PT. Pertani (persero).
b. Pupuk
Pupuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk Urea sebanyak
250 kg ha-1 (375 gr plot-1), SP 36 sebanyak 100 kg ha-1 (150 gr plot-1) dan KCl
sebanyak 50 kg ha-1 (75 gr plot-1).
c. Pestisida
Insektisida yang digunakan dalam penelitian ini adalah Poksindo,
Fungisida yang digunakan adalah Dithane M-45, masing-masing disediakan
sebanyak 200 ml/l air-1.
2. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitik,
hand traktor, parang, cangkul, hand spayer, meteran, jaring dan alat tulis menulis.
12
3.3. Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 4 x 3, dengan 3 ulangan. Faktor
yang diteliti meliputi umur pindah tanam dan jumlah bibit per lubang tanam.
Faktor Umur Pindah Tanam (U) terdiri atas 4 taraf, yaitu :
U1 = 10 HSS (Hari Setelah Semai)
U2 = 15 HSS (Hari Setelah Semai)
U3 = 20 HSS (Hari Setelah Semai)
U4 = 25 HSS (Hari Setelah Semai)
Faktor Jumlah Bibit Per Lubang Tanam (B) terdiri atas 3 taraf, yaitu :
B1 = 1 Bibit per lubang tanam
B2 = 2 Bibit per lubang tanam
B3 = 3 Bibit per lubang tanam
Dengan demikian tedapat 12 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan
maka tedapat 36 unit perlakuan. Susunan kombinasi perlakuan dapat dilihat
pada Tabel .1
Tabel 1. Susunan kombinasi perlakuan antara umur pindah tanam dan jumlahbibit per lubang tanam.
No. Kombinasi PerlakuanUmur Pindah (Hari
Setelah Semai)Jumlah Bibit per lubang
tanam (Bibit)
1.2.3.4.
U1 B1
U2B1
U3B1
U4B1
10152025
1111
5.6.7.8.
U1 B2
U2 B2
U3 B2
U4 B2
10152025
2222
9.10.11.12.
U1B3
U2 B3
U3 B3
U4 B3
10152025
3333
13
Model Matematis yang digunakan adalah:
Yijk = + i + Uj + Bk + (UB)jk + ijk
Keterangan:
Yijk = Nilai pengamatan untuk faktor umur pindah tanam taraf ke-j, faktor
jumlah bibit taraf ke-k dan ulangan ke-i
= Nilai tengah umum
i = Pengaruh ulangan ke-i ( i = 1,2 dan 3)
Uj = Pengaruh faktor umur pindahtanam ke-j ( j = 1,2, 3 dan 4)
Bk = Pengaruh faktor jumlah bibitper lubang tanam ke-k ( k = 1,2 dan 3)
(UB)jk = Interaksi umur pindah tanam dan jumlah bibit pada taraf umur pindah
ke-j, taraf jumlah bibit ke-k
ijk = Galat percobaan untuk ulangan ke-i, faktor umur pindah taraf ke-j,
faktor jumlah bibit taraf ke-k.
Apabila uji F menunjukkan pengaruh yang nyata maka akan dilanjutkan
dengan uji lanjutan yaitu Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Dengan
persamaan sebagai berikut:
BNT 0,05 = t 0,05;dbgටଶ்
Dimana :
BNT 0,05 = Beda Nyata Terkecil pada taraf 5 %
t 0,05dbg = Nilai baku t pada taraf 5 %; derajat bebas galat
KT g = Kuadrat tengah galat
r = Jumlah ulangan.
14
3.4. Pelaksanaan Penelitian
1. Perlakuan dan penyemaian benih
Sebelum penyemaian benih masukkan dalam goni kecil, dan dilakukan
perendaman dengan air bersih selama 12 jam kemudian ditiriskan. Benih
dikecambahkan selama 2 hari. Setelah berkecambah benih tersebut ditabur ke
lahan persemain yang telah disiapkan terlebih dahulu. Media persemaian benih
yang digunakan langsung disemai pada lahan sawah. pemberian pupuk pada
persemaian hanya diberikan pupuk Urea sebanyak 1 kg.
2. Pengolahan tahan
Pengolahan tanah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
menggunakan hand traktor dengan cara dibajak atau dicangkul, 3 hari sebelum
dilakukan pembajakan lahan terlebih dahulu digenangi air untuk melunakkan
tanah. Pengolahan pertama dilakukan untuk membalikkan tanah, selanjutnya
sawah digenangi air lagi selama 3-4 hari, selang beberapa hari kemudian diadakan
pembajakan kedua untuk meratakan tanah. Kemudian dibuat plot dengan ukuran
3 x 5 m. Dengan jarak antar plot 50 cm, selanjutnya dilakukan pelumpuran dan
lahan siap ditanam.
3. Pemindahan bibit
Pemindahan bibit dilakukan pada umur 10, 15, 20 dan 25 Hari Setelah
Semai (HSS). Bibit yang dipindahkan harus tepat dan sesuai perlakuan, untuk
mengantisipasi perkembangan akar yang umumnya berhenti pada umur 42 Hari
Setelah Semai (HSS).
15
4. Penanaman
Penanaman diawali dengan pencabutan bibit di persemaian dengan umur
bibit sesuai dengan perlakuan. Penanaman dilakukan dengan jumlah bibit setiap
lubang tanam yaitu 1 bibit, 2 bibit, dan 3 bibit per lubang tanam dengan jarak
25 cm x 25 cm. Keadaan lahan saat tanam bentuk berlumpur. Tanaman yang
diambil sebagai tanaman sampel adalah 10 rumpun dalam satu plot.
5. Pemupukan
Pemupukan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pupuk Urea
diberikan 2 kali, pertama sebagai pupuk dasar sebanyak 150 kg ha-1 (225 gr
plot-1), SP-36 100 kg ha-1 (150 gr plot-1) dan KCl 50 kg ha-1 (75 gr plot-1). Pupuk
tersebut diberikan pada saat tanam. Sedangkan pupuk susulan adalah pupuk Urea
100 kg ha-1 (150gr plot-1) diberikan waktu tanaman berumur 35 HST
(Anonymous, 1990).
6. Pemeliharaan
Adapun pemeliharaan tanaman padi yang dilakukan meliputi :
a. Pengairan
Pengairan dilakukan dengan cara dialirkan air melalui saluran irigasi ke
saluran drainase yang dibagikan ke areal persawahan.
b. Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada umur 1 Minggu Setelah Tanam (MST),
dengan bibit yang sama pada tanaman yang mati.
c. Penyiangan gulma
Penyiangan gulma dilakukan terhadap rumput-rumput liar yang tumbuh
disekitar tanaman padi. Penyiangan gulma dilakukan dengan cara mencabut
rumput-rumput menggunakan tangan atau cangkul kecil. Penyiangan dilakukan
16
2 kali yaitu pada umur 20 HST dilakukan penyiangan pertama dan pada umur
42 HST dilakukan penyiangan kedua.
3.5. Pengamatan
Adapun peubah - peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi tanaman diamati pada umur 15, 30 dan 45 HST. Pengukuran
dilakukan mulai dari pangkal batang tanaman sampai ujung daun tertinggi dengan
menggunakan meteran dalam satuan cm.
2. Jumlah Anakan Per Rumpun
Pengamatan jumlah anakan dilakukan pada umur 15, 30 dan 45 HST
dengan menghitung jumlah anakan per rumpun.
3. Umur Berbunga
Pangamatan umur berbunga dihitung dari hari pertama tanam sampai
keluar malai sebanyak 80 % dari populasi tanaman per satu percobaan.
4. Jumlah Anakan Produktif Per Rumpun
Pengamatan jumlah anakan produktif dilakukan pada saat panen dengan
menghitung jumlah anakan produktif per rumpun.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengaruh Umur Pindah Tanam
Hasil uji F pada analisis ragam (lampiran bernomor genap 2 sampai
dengan 16) menunjukkan bahwa umur pindah tanam berpengaruh sangat nyata
terhadap jumlah anakan umur 15 dan 45 HST, berpengaruh tidak nyata terhadap
tinggi tanaman umur 15, 30 dan 45 HST, jumlah anakan perumpun umur 30 HST,
umur berbunga dan jumlah anakan produktif per rumpun.
4.1.1. Tinggi Tanaman
Rata-rata tinggi tanaman padi umur 15, 30 dan 45 HST pada berbagai
umur pindah tanam dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Rata-rata tinggi tanaman padi umur 15, 30 dan 45 HST pada berbagai umur pindah tanam
Umur Pindah Tanam (hari setelah semai)
Tinggi Tanaman (cm) 15 HST 30 HST 45 HST
10 HSS (U1) 30.53 58.28 68.90 15 HSS (U2) 31.23 58.34 67.71 20 HSS (U3) 30.98 54.73 65.14 25 HSS (U4) 30.83 56.61 67.07 Tabel 2 menunjukkan bahwa tanaman tertinggi umur 15 dan 30 HST
dijumpai pada umur pindah tanam 15 HSS (U2) sedangkan pada umur 45 HST
dijumpai pada umur pindah tanam 10 HSS (U1) meskipun secara statistik
menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya.
Dari berbagai umur pindah tanam yang dicobakan, tanaman tertinggi umur
15 dan 30 HST dijumpai pada umur pindah tanam 15 HSS sedangkan pada umur
45 HST dijumpai pada umur pindah tanam 10 HSS. Hal ini diduga karena pada
17
18
umur pindah yang masih muda akan membuat tanaman lebih cepat pulih dan
mampu beradaptasi cepat dengan lingkungan sehingga proses pertumbuhan
tanaman kearah yang lebih baik. Umur pindah tanam dengan bibit muda relatif
mempunyai pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan umur pindah
tanam lebih tua. Hal ini sejalan dengan pendapat Vergara (1985) yang
menjelaskan bahwa umur pindah dengan bibit muda lebih cepat beradaptasi
dengan lingkungan karena akar tanaman lebih cepat menyesuaikan diri dengan
tanah dibandingkan dengan bibit tua yang sudah mempunyai akar lebih panjang.
4.1.2. Jumlah Anakan Per Rumpun
Rata-rata jumlah anakan per rumpun umur 15 dan 45 HST pada berbagai
umur pindah tanam setelah diuji dengan BNT0,05 pada berbagai umur pindah
tanam dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Rata-rata jumlah anakan per rumpun umur 15 dan 45 HST pada berbagai umur pindah tanam
Umur Pindah Tanam (hari setelah semai)
Jumlah Anakan Per Rumpun (Batang) 15 HST 45 HST
10 HSS (U1) 7.22 a 33.41 b 15 HSS (U2) 8.01 b 31.85 a 20 HSS (U3) 8.18 b 29.77 a 25 HSS (U4) 8.40 b 29.99 a
BNT 0.05 0.55 1.65 Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama berbeda
tidak nyata pada taraf 5% (uji BNT ). Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah anakan per rumpun terbanyak umur
15 HST dijumpai pada umur pindah tanam 25 HSS (U4) yang berbeda nyata
dengan umur pindah tanam 10 HSS (U1) namun berbeda tidak nyata dengan umur
pindah tanam 15 HSS (U2) dan umur pindah tanam 20 HSS (U3). Sedangkan umur
19
ambar 1. Jumlah Anakan Per Rumpun dengan Berbagai Umur Pindah Tanam
Gambar 1 menunjukkan bahwa jumlah anakan per rumpun tanaman padi
umur 15 meningkat pada umur pindah tanam 25 HSS (U4), umur 30 dan 45 HST
meningkat pada umur pindah tanam 10 HSS (U1) dan menurun pada umur pindah
tanam 20 HSS (U3).
Dari berbagai umur pindah tanam yang dicobakan, meningkatnya jumlah
anakan per rumpun dijumpai pada umur pindah tanam 25 HSS (U4) dan umur
pindah tanam 10 HSS (U1). Hal ini diduga umur pindah tanam yang lebih muda
dapat meningkatkan jumlah anakan dan berpengaruh pada pertumbuhan maupun
hasil tanaman padi. Hal ini sesuai yang dikemukakan (Anonymous, 2009) bahwa
penanaman bibit muda memiliki beberapa keunggulan, antara lain tanaman dapat
tumbuh lebih baik dengan jumlah anakan cenderung lebih banyak dan perakaran
45 HST jumlah anakan per rumpun terbanyak dijumpai pada umur pindah tanam
10 HSS (U1) yang berbeda nyata dengan umur pindah tanam 15 HSS (U2), 20
HSS (U3) dan 25 HSS (U4). Hubungan antara jumlah anakan per rumpun pada
berbagai umur pindah tanam umur 15 dan 45 HST dapat dilihat pada Gambar 1.
7,22 8,01 8,18 8,40
33,41 30,20 29,77 29,99
0,005,00
10,0015,0020,0025,0030,0035,0040,00
10 15 20 25
Jum
lah
Ana
kan
Per
Rum
pun
(Bat
ang)
Umur Pindah Tanam (Hari Setelah Semai)
15 HST45 HST
GUmur 15 dan 45 HST.
20
4.1.3. Umur Berbunga
rbunga pada berbagai umur pindah tanam dapat dilihat
pada T
ta umur berbunga pada berbagai umur pindah tanam
bibit berumur kurang dari 15 hari lebih cepat beradaptasi dan cepat pulih dari
cekaman lingkungan akibat dipindahkan dari persemaian ke lahan pertanaman.
Secara umum, sistem tanam dan umur bibit pada tanaman padi sawah diketahui
berpengaruh terhadap pertumbuhan maupun hasil padi sawah.
Rata-rata umur be
abel 4.
Tabel 4. Rata-ra
Umur Pindah Tanam (hari setelah semai) Umur Berbunga (Hari)
10 HSS (U ) 1 64.94 15 HSS (U2) 65.11 20 HSS (U3) 64.66 25 HSS (U4) 64.86 Tabel 4 menunjukkan bahwa umur berbunga dijumpai pada umur pindah
tanam
tanam yang dicobakan, umur berbunga tercepat
dijump
20 HSS (U3) meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata dengan perlakuan lainnya.
Dari berbagai umur pindah
ai pada umur pindah tanam 20 HSS (U3). Hal ini diduga umur pindah
tanam yang lebih muda tanaman tidak mengalami stagnasi yang lama dimasa
pemindahan dari tempat persemain ke lahan pertanaman. Gani (2002) dan
Anonymous (2003) menyatakan bahwa dengan menggunakan bibit yang muda
akan mempersingkat waktu stagnasi bibit di lapangan, sehingga umur berbunga
dan umur panen dapat lebih dipercepat dibanding dengan penggunaan bibit yang
lebih tua. Hal ini disebabkan penggunaan bibit dengan umur muda (20 HSS)
21
mempunyai tingkat adaptasi yang lebih cepat dibanding dengan yang lebih tua
(25 HSS).
4.1.4. Jumlah Anakan Produktif
uktif pada berbagai umur pindah tanam dapat
dilihat
lah anakan produktif pada berbagai umur pindah tanam
Rata-rata jumlah anakan prod
pada Tabel 5.
Tabel 5. Rata-rata jum
Umur Pindah Tanam (hari setelah semai) Jumlah Anakan Produktif
10 HSS (U ) 1 25.29 15 HSS (U2) 23.11 20 HSS (U3) 23.57 25 HSS (U4) 23.76 Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah anakan produktif dijumpai pada umur
pindah
yang dicobakan, jumlah anakan
produk
tanaman seperti
akar, batang, dan daun dapat mencerminkan produktivitas tanaman. Berbeda
tanam 10 HSS (U1) meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan
yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya.
Dari berbagai umur pindah tanam
tif terbanyak dijumpai pada umur pindah tanam 10 HSS (U1). Hal ini
diduga tanaman lebih banyak pertumbuhan anakan sejak pertama pindah lapang
dan membutuhkan banyak energi pada masa pemulihan. Kondisi ini berpengaruh
pada laju pertumbuhan vegetatif yang relatif lebih rendah sehingga jumlah anakan
produktif menurun. Hal ini sesuai dengan pendapat Masdar (2006) yang
menyatakan tingkat laju pertumbuhan tanaman yang rendah akan menurunkan laju
pertumbuhan hasil dan distribusi bahan kering dari daun ke biji.
Distribusi akumulasi bahan kering pada bagian-bagian
22
dengan
4.2. Pengaruh Jumlah Bibit
Hasil uji F pada analisis ragam (lampiran bernomor genap 2 sampai
jumlah bibit berpengaruh sangat nyata terhadap
jumlah
4.2.1. Tinggi Tanaman
Rata-rata tinggi tanaman padi umur 15, 30 dan 45 HST pada berbagai
ada Tabel 6.
Tabel 6jumlah bibit
Tinggi Tanaman (cm)
bibit umur 10 dan 15 hari, bibit umur 20 dan 25 hari sudah terpisah dari
biji dan tidak mempunyai cadangan makanan lagi saat dilakukan pindah lapang.
dengan 16) menunjukkan bahwa
anakan umur 15 HST, berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman
umur 15, 30 dan 45 HST, jumlah anakan perumpun umur 30 dan 45 HST, umur
berbunga dan jumlah anakan produktif per rumpun.
jumlah bibit dapat dilihat p
. Rata-rata tinggi tanaman padi umur 15, 30 dan 45 HST pada berbagai
Jumlah Bibit Lubang Tanam (Bibit) 15 HST 30 HST 45 HST
1 bibit (B1) 31.00 56.53 67.12 2 bibit (B2) 30.89 57.28 67.25 3 bibit (B3) 30.79 57.17 67.25
T njukkan bah aman tertinggi umur 15 HST dijumpai
pada 1 b lubang tana tanaman tertinggi umur 30 dan 45 HST
dijump
an tertinggi
umur 30 dan 45 HST dijumpai pada 2 bibit (B2) per lubang tanam. Hal ini diduga
abel 6 menu wa tan
ibit (B1) per m dan
ai pada 2 bibit (B2) per lubang tanam meskipun secara statistik
menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya.
Dari berbagai jumlah bibit yang dicobakan, meningkatkan tinggi tanaman
umur 15 HST dijumpai pada 1 bibit (B1) per lubang tanam dan tanam
23
karena
4.2.2. Jumlah Anakan Per Rumpun
Rata-rata jumlah anakan per rumpun umur 15 HST pada berbagai jumlah
bibit setelah diuji dengan BNT0,05 dan jumlah anakan per rumpun 45 HST pada
Tabel 7.
Tabel 7jumlah bibit per lubang tanam.
pada penggunaan bibit yang terlalu sedikit akan lebih baik untuk
pertumbuhan tanaman karena lebih rendah persaingan dalam penyerapan unsur
hara dibandingkan dengan penggunaan bibit yang terlalu banyak. Hal ini sejalan
dengan pendapat Uphoff (2001) yang menyatakan bahwa sistem budidaya secara
konvensional umumnya memakai 3 - 7 bibit per lubang tanam sehingga terjadi
persaingan unsur hara serta ruang gerak untuk perkembangan akar dan anakan
kurang stabil yang pada akhirnya produktivitas rendah.
berbagai jumlah bibit dapat dilihat pada
. Rata-rata jumlah anakan per rumpun umur 15 dan 45 HST pada berbagai
Jumlah Bibit Lubang Tanam (Bibit)
Jumlah Anakan Per Rumpun (Batang) 15 HST 45 HST
1 bibit (B1) 7.57 a 31.69 2 bibit (B2) 7.83 a 30.35 3 bibit (B3) 8.47 b 30.48
BNT 0.05 0.63 - Ke kuti oleh sama pada bari a berbeda
taraf 5% ). T njukkan bahwa anakan umur 15 H mpai pada
3 bibit (B ng tanam yang berbeda nyata dengan penggunaan 1 bibit (B1)
per lubang ta am. Umur 45 HST dijumpai pada
1 bibit
terangan : Angka yang diia pada
huruf yang T
s yang samtidak nyat (uji BN
abel 7 menu jumlah ST diju
3) per luba
nam dan 2 bibit (B2) per lubang tan
(B1) per lubang tanam meskipun secara statistik tidak menunjukkan
perbedaan yang nyata dengan perlakuan lainnya. Hubungan antara jumlah anakan
24
Gambar 2. Jumlah Anakan Per Rumpun dengan Berbagai Jumlah Bibit per lubang
tanam Umur 15 HST.
Gambar 2 menunjukkan bahwa jumlah anakan per rumpun tanaman padi
eningkat pada pemakaian 1 bibit (B1) per lubang tanam dan menurun pada
pemakaian 2 bibit (B2) per lubang tanan.
Dari berbagai jumlah bibit yang dicobakan, meningkatnya jumlah anakan
per rumpun dijumpai pada penanaman 3 bibit per lubang tanam. Hal ini diduga
karena penggunaan bibit yang lebih sedikit akan meningkatkan jumlah anakan per
rumpun lebih banyak sehingga hasil panen meningkat dan tidak boros akan
penggunaan bibit per lubang tanam. Hasrizart (2008) menyatakan bahwa cara
penanaman padi dengan pemakaian bibit yang lebih sedikit yaitu 1 bibit per
lubang tanam mampu memberikan hasil panen yang jauh lebih tinggi dari pada
cara tradisional menanam 3 bibit per lubang tanam secara nyata kebutuhan bibit
lebih banyak serta persaingan unsur hara yang dibutuhkan lebih tinggi.
per rumpun dengan berbagai jumlah bibit umur 15 dan 45 HST dapat dilihat pada
Gambar 2.
7,57
7,83
8,47
8,28,408,60
Rum
pun
7,007,207,407,607,808,00
0
1 2 3Jum
lah
Ana
kan
Per
(Bat
ang)
Jumlah Bibit Per Lubang Tanam (Batang)
umur 15 meningkat pada pemakaian 3 bibit (B3) per lubang tanam, umur 45 HST
m
25
rbunga pada berbagai jumlah bibit per lubang tanam.
Lub
4.2.3. Umur Berbunga
Rata-rata umur berbunga pada berbagai jumlah bibit per lubang tanam
dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Rata-rata umur be
Jumlah Bibit ang Tanam (Bibit) Umur Berbunga (hari)
1 bibit (B1) 64.97 2 bibit (B ) 2 64.84 3 bibit (B3) 64.87
an bahwa umu a pemakaian
2 bibit ( g tanam meskipun secara stat nunjukkan perbedaan
yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya.
anyak menyinari pada tanaman padi
sehingg
Tabel 8 menunjukk r berbunga dijumpai pad
B ) per luban2 istik me
Dari berbagai jumlah bibit yang dicobakan, umur berbunga tercepat
dijumpai pada pemakain 2 bibit (B2) per lubang tanam. Hal ini diduga tanaman
yang lebih sedikit cahaya matahari lebih b
a pertumbuhan dan umur berbunga lebih cepat dibandingkan dengan
penggunaan bibit yang terlalu banyak. Selain itu tinggi rendahnya pertumbuhan
tanaman dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal merupakan faktor yang dipengaruhi oleh sifat genetik atau sifat
turunan seperti umur tanaman, morfologi tanaman, daya hasil, kapasitas
menyimpan cadangan makanan, ketahanan terhadap penyakit dan lain-lain.
Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor lingkungan, seperti iklim, tanah dan
faktor biotik (Gardner et al., 1991). Disamping itu, penggunaan bibit sebanyak
1 batang/rumpun memberikan jumlah anakan yang relatif lebih sama dibanding
dengan menggunakan bibit sebanyak 2 batang/rumpun, sehingga dengan tingkat
26
keseragaman tanaman yang relatif lebih baik tersebut menyebabkan umur
berbunga dan panen juga relatif lebih cepat dan lebih seragam.
4.2.4. Jumlah Anakan Produktif
Rata-rata jumlah anakan produktif pada berbagai jumlah bibit per lubang
tanam dapat dilihat pada Tabel 9.
produktif pada berbagai jumlah bibit per rumpun.
J Jumlah Anakan Produktif
Tabel 9. Rata-rata jumlah anakan
umlah Bibit Per Lubang Tanam (Bibit)
1 bibit (B1) 24.79 2 bibit (B2) 23.38 3 bibit (B3) 23.62
n bahwa jum i dijumpai
pada pe bibit (B1) per lubang tanam ipun secara statistik
menunju an yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya.
per rumpun
lebih b
Tabel 9 menunjukka lah anakan produktif tertingg
nanaman 1 mesk
kkan perbeda
Dari berbagai jumlah bibit yang dicobakan, jumlah anakan produktif
terbanyak dijumpai pada pemakaian 1 bibit (B1) per lubang tanam. Hal ini diduga
pengunaan bibit yang lebih sedikit akan meningkatkan jumlah anakan
anyak sehingga jumlah anakan produktif juga lebih banyak maka produksi
tanaman padi meningkat. Hal ini sejalan dengan pendapat Suriapermana et al.
(1990) bahwa padi yang ditanam dengan bibit yang sedikit atau dalam bentuk
tegel jumlah anakan lebih banyak. Karena penggunaan bibit yang lebih sedikit
memberikan kondisi yang sama pada setiap tanaman padi untuk mendapat ruang
dan sinar matahari secara optimum, sehingga jumlah anakan produktif mencapai
pada tingkat maksimal.
27
n bahwa terdapat interaksi yang sangat nyata terhadap
ur 15 HST. Berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan
45 HST
4.3.1. Jumlah Anakan
Rata-rata jumlah anakan per rumpun umur 15 dan 45 HST pada berbagai
umur pindah tanam dan jumlah bibit setelah diuji dengan BNT0,05 dapat dilihat
Tabel berbagai umur pindah tanam dan jumlah bibit per lubang tanam.
BNT 0.05
4.3. Interaksi
Hasil uji F pada analisis ragam (lampiran bernomor genap 2 sampai
dengan 16) menunjukka
jumlah anakan um
, namun berpengaruh tidak nyata terhadap perlakuan lainnya.
pada Tabel 10.
10. Rata-rata jumlah anakan per rumpun umur 15 dan 45 HST pada
Umur Pindah Tanam
Jumlah Bibit Per lubang tanam (bibit) 1 bibit 2 bibit 3 bibit
15 HST 1.10
U1 7.30 b 8.00 b 10.43 d U2 7.13 a 8.43 b 9.23 c U3 7.23 ab 6.13 a 8.20 b U 7.60 b 7.97 b 7.77 b 4
45 HST 3.30
U1 36.50 cd 29.77 a 28.63 a U2 32.83 bc 30.37 a 29.17 a U3 30.90 ab 30.63 a 28.77 a U4 30.47 a 30.03 a 32.03 b
Keterangan : Angka yang hur sama pada baris yang sama berbeda sangat nyata pada taraf 5% (uji BNT ).
el 1 enun hwa j akan ur 15 HST
dijumpai pada 10 (U an 3
yang berbeda nyata dengan perlakuan lain. Umur 45 HST dijumpai pada umur
pindah
diikuti oleh uf yang
Tab 0 m jukkan ba umlah an per rumpun um
umur pindah tanam 1) HSS d bibit (B3) per lubang tanam
tanam 15 (U2) HSS dan 1 bibit (B1) yang berbeda nyata dengan perlakuan
lain. Hubungan antara jumlah anakan per rumpun dengan berbagai umur pindah
tanam dan jumlah bibit umur 15 dan 45 HST dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4.
28
Gambar 3. Jumlah Anakan Per Rumpun dengan Berbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit per rumpun Umur 15 dan 45 HST.
Gambar 4. Jumlah Anakan Per Rumpun dengan Berbagai Umur Pindah Tanam
dan Jumlah Bibit per rumpun Umur 15 dan 45 HST.
Gambar 3 dan 4 menunjukkan bahwa jumlah anakan per rumpun tanaman
padi umur 15 HST meningkat pada umur pindah tanam 10 (U1) HSS dan
pindah tanam 10 HSS dan pemakaian 1 bibit (B1) per lubang tanam dan menurun
pada u
7,307,13 7,23 7,60
8,008,43 7,97
9,23
8,208,00
10,00
11,00Pe
r 1
5 H
ST
6,13
10,43
7,77
5,00
6,00
7,00
9,00
U1 U2 U3 U4
Jum
lah
Ana
kan
R
umpu
n um
ur
Umur Pindah Tanam (HSS)
B1
B2
B3
36,50
32,83
30,90 3029,77 30,3732,03
32,50
45
HST
,47
30,63 30,0328,63 29,17 28,77
25,00
27,50
30,00
35,00
37,50
40,00
U1 U2 U3 U4 Jum
lah
Ana
kan
Per
Rum
pun
umur
Umur Pindah Tanam (HSS)
B1
B2
B3
pemakaian 3 bibit (B3) per lubang tanam, umur 45 HST meningkat pada umur
mur pindah tanam 25 (U4) HSS dan 2 bibit (B2) per lubang tanam.
29
ST umur
pindah tanam
lapang, semakin sedikit jumlah phyllochron yang dihasilkan,
sedang
Dari berbagai umur pindah tanam dan jumlah bibit yang dicobakan,
meningkatnya jumlah anakan per rumpun dijumpai pada umur pindah tanam
10 HSS dengan 1 bibit per lubang tanam. Pada pengamatan 15 dan 45 H
10 HSS dan 1 bibit per lubang tanam mampu meningkatkan jumlah
anakan padi karena bibit muda dan jumlah bibit yang sedikit memiliki
kemampuan beradaptasi yang lebih baik dibandingkan dengan bibit tua sehingga
tanaman dapat tumbuh lebih baik. Umur pindah tanam lapang dan jumlah bibit
sangat berpengaruh terhadap produksi padi. Semakin cepat bibit dipindahkan
kelapang maka akan semakin cepat periode bibit beradaptasi dengan lingkungan
baru sehingga semakin cepat perkembangan anakan dan akar. Perakaran bibit
berumur kurang dari 15 hari lebih cepat beradaptasi dan cepat pulih dari cekaman
akibat dipindahkan dari persemaian ke lahan pertanaman (Anonymous, 2009).
Selain itu, jumlah anakan padi juga berkaitan dengan periode pembentukan
phyllochron.
Phyllochron adalah periode muncul satu set batang, daun dan akar yang
muncul dari dasar tanaman dan perkecambahan selanjutnya. Semakin tua bibit
dipindah ke
kan semakin muda bibit dipindahkan, semakin banyak jumlah phyllochron
yang dihasilkan sehingga anakan yang dapat dihasilkan juga semakin banyak
(Sunadi, 2008).
30
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Umur pindah tanam berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah anakan
umur 15 dan 45 HST, berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman
umur 15, 30 dan 45 HST, jumlah anakan per rumpun umur 30 HST, umur
berbunga dan jumlah anakan produktif per rumpun. Pertumbuhan tanaman
padi terbaik dijumpai pada umur pindah tanam 10 HSS.
2. Jumlah bibit berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah anakan umur
15 HST, berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur 15, 30 dan
45 HST, jumlah anakan per rumpun umur 30 dan 45 HST, umur berbunga
dan jumlah anakan produktif per rumpun. Pertumbuhan tanaman padi
terbaik dijumpai pada penggunaan 1 bibit per lubang tanam.
3. Terdapat interaksi yang sangat nyata antara umur pindah tanam dan jumlah
bibit per lubang tanam terhadap jumlah anakan umur 15 HST dan terdapat
interaksi yang nyata terhadap jumlah anakan umur 45 HST. Jumlah anakan
terbaik dijumpai umur pindah tanam 10 HSS dengan 3 bibit per lubang
tanam dan pada umur pindah tanam 10 HSS dengan 1 bibit per lubang
tanam.
5.2. Saran
Untuk mendapatkan pertumbuhan yang baik dianjurkan penggunaan umur
pindah tanam 10 HSS dan penggunaan 1 bibit per lubang tanam. Perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk penggunaan umur pindah tanam dan penggunaan
bibit terhadap tanaman padi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah B. 2004. Pengenalan VUTB Fatmawati dan VUTB lainnya. Panduan Pelatihan Pemasyarakatan dan Pengembangan Padi Varietas Unggul Baru. Balai Penelitian Tanaman Padi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Anonymous, 1990. Budidaya Tanaman Padi. Kanisius, Jakarta.
, 2003. Statistik Indonesia 2009. Badan Pusat Statistik, Jakarta.
,2009. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah Irigasi. Departemen Pertanian, Jambi.
,1983. Pedoman Bercocok Tanam Padi Palawija Sayur – sayuran. Departemen Pertanian Satuan Pengendali BIMAS, Jakarta.
Basri A, Ir. M.Si, Iskandar T. Ir.M.Si, Khalid J. Ir, Nasir Ali M.Ir. 2010. Petunjuk Praktis Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah. Balai pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Aceh.
Gardner, F. P. R. B. Pearce, and R. L. Mitchell, 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Terjemahan oleh: Herawati Susilo. University of Indonesia Press, Jakarta. 428 hlm.
Hasrizart, I., 2008. Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Padi Sawah.http://repository.usu.ac. id/handle/123456789/386 (diakses Januari 2011).
Hasyim, H. 2000. Padi. FP-USU Press, Medan.
Humaedah U, Sundari, S, Astuti , Y Trisedyowati . 2010. Usaha Tani denganPendekatan PTT. Pusat Pengembangan Penyuluhan Pertanian, Jakarta.
Luh, B.S., 1991. Rice Production, Volume I. Published by Van Nostrand Reinhold, New York.
Masdar. 2006. Pengaruh Jumlah Bibit Per Titik Tanam Dan Umur Bibit Terhadap Pertumbuhan Reproduktif Tanaman Padi Pada Irigasi Tanpa Penggenangan. Jurnal Dinamika Pertanian 21 (2) : 121-126.
Prasetiyo, Y.T. 2002. Budidaya Padi Sawah TOT ( Tanpa Olah Tanah). Kanisius. Yogyakarta, 59 hal.
Grist, D.H., 1960. Rice Formerly Agricultural Economist, Colonial Agricultural Service, Malaya. Longmans Green and Co Ltd : London.
31
32
Siregar, H. 1981. Budidaya Tanaman Padi di Indonesia. Sastra Hudaya, Bogor. 318 hal.
Suparyono dan A. Setyono. 1993. Padi. Penebar Swadaya, Jakarta.
.1997. Mengatasi Permasalahan Budidaya Padi. Cetakan I. Penebar Swadaya, Jakarta.
Taslim, Haerudin dan A.M. Fagi. 1985. Ragam Budidaya Padi. In: M. Ismunadji, S. Partohardjono, M. Syam, A.Widjono (Eds.). Padi I. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian Pusat Penelitian da Pengembangan Tanaman Bogor, Bogor.
Thangaraj, M., and J.C. Toole. 1985. Root behavior, field and laboratory studies for rice and nonrice crops. In Soil Physics and Rice. International Rice Research Institute, Los Banos, Laguna, Philippines.
Tobing, M.P.L, Ginting, O. Ginting, S dan R.K Damanik, 1995. Agronomi Tanaman Makanan I. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Uphoff N. 2001. Oppurtunities for raising yields by changing management practices: The system of rice intensification in Madagascar: Agroecological Innovation: Increasing roof prodction With Participatory Development.
Utomo, M dan Nazaruddin. 2007. Bertanam Padi Sawah Tanpa Olah Tanah. Penebar Swadaya, Jakarta. 48 hal.
Vergara, B.S. 1975. Tumbuh dan perkembangan tanaman padi, 1-32 hal. Dalam H. Suseno (Ed). S. Harran dan S. Sudiatso (Penerjemah). Fisiologi Tanaman Padi (Bahan dari IRRI). Fakultas Pertanian, IPB, Bogor. 51 hal.
,1985. Komponen Hasil, Unsur-Unsur yang Mempengaruhi HasilPadi. Dewan Redaksi Bhatara (Penerjemah). Bhatara Karya Aksara, Jakarta. 47 hal. Terjemahan dari : A Farmer’s Primer on Growing Rice.
33
Lampiran 1. Rata-rata Tinggi Tanaman Padi pada Berbagai Umur Pindah Tanamdan Jumlah Bibit Perlubang Tanam Umur 15 HST (cm).
PerlakuanUlangan
Total RerataI II III
U1 B1 30.20 30.40 32.00 92.60 30.87
U2 B1 30.00 29.70 31.70 91.40 30.47
U3 B1 30.10 30.40 30.30 90.80 30.27
U4 B1 30.50 29.90 34.00 94.40 31.47
U1 B2 31.40 30.60 33.10 95.10 31.70
U2 B2 29.50 32.10 30.00 91.60 30.53
U3 B2 27.30 32.60 32.00 91.90 30.63
U4 B2 29.50 31.80 31.40 92.70 30.90
U1 B3 29.40 34.50 30.30 94.20 31.40
U2 B3 30.80 32.40 29.90 93.10 31.03
U3 B3 30.30 31.20 30.00 91.50 30.50
U4 B3 31.20 31.40 30.30 92.90 30.97
Total 360.20 377.00 375.00 1112.20 -Ȳ = 30,89
Lampiran 2. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Padi pada Berbagai Umur PindahTanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam Umur 15 HST.
SumberKeragaman
dB JK KT F Hit.F. Tabel
0.05 0.01
Blok 2 14.04 7.02 3.32 tn 3.44 5.72
U 3 2.30 0.77 0.36 tn 3.05 4.82
B 2 0.26 0.13 0.06 tn 3.44 5.72
B x U 6 4.00 0.67 0.32 tn 2.55 3.76
Acak 22 46.52 2.11 - - -
Total 35 67.12 - - - -KK = 4,71 %
Keterangan :
tn = Tidak nyata
34
Lampiran 3. Rata-rata Tinggi Tanaman Padi pada Berbagai Umur Pindah Tanamdan Jumlah Bibit Perlubang Tanam Umur 30 HST (cm).
PerlakuanUlangan
Total RerataI II III
U1 B1 53.30 55.00 66.20 174.50 58.17
U2 B1 59.00 56.40 63.70 179.10 59.70
U3 B1 51.00 58.30 61.60 170.90 56.97
U4 B1 56.20 58.60 61.80 176.60 58.87
U1 B2 51.50 57.90 65.80 175.20 58.40
U2 B2 54.90 64.00 54.40 173.30 57.77
U3 B2 48.30 55.90 54.90 159.10 53.03
U4 B2 49.50 63.00 53.60 166.10 55.37
U1 B3 50.40 61.00 56.00 167.40 55.80
U2 B3 61.80 48.30 58.00 168.10 56.03
U3 B3 60.40 47.40 59.20 167.00 55.67
U4 B3 55.50 58.00 60.90 174.40 58.13
Total 651.80 683.80 716.10 2051.70 -Ȳ = 56,99
Lampiran 4. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Padi pada Berbagai Umur PindahTanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam Umur 30 HST.
SumberKeragaman
dB JK KT F Hit.F. Tabel
0.05 0.01
Blok 2 172.27 86.14 3.21 tn 3.44 5.72
U 3 78.56 26.19 0.98 tn 3.05 4.82
B 2 4.00 2.00 0.07 tn 3.44 5.72
B x U 6 33.00 5.50 0.21 tn 2.55 3.76
Acak 22 589.93 26.81 - - -
Total 35 877.77 - - - -KK = 9,09 %
Keterangan :
tn = Tidak nyata
35
Lampiran 5. Rata-rata Tinggi Tanaman Padi pada Berbagai Umur Pindah Tanamdan Jumlah Bibit Perlubang Tanam Umur 45 HST (cm).
PerlakuanUlangan
Total RerataI II III
U1 B1 63.20 55.00 66.20 184.40 61.47
U2 B1 59.00 56.40 63.70 179.10 59.70
U3 B1 51.00 58.30 61.60 170.90 56.97
U4 B1 56.20 58.60 61.80 176.60 58.87
U1 B2 51.50 57.90 65.80 175.20 58.40
U2 B2 54.90 64.00 54.40 173.30 57.77
U3 B2 48.30 55.90 54.90 159.10 53.03
U4 B2 49.50 63.00 53.60 166.10 55.37
U1 B3 50.40 61.00 56.00 167.40 55.80
U2 B3 61.80 48.30 58.00 168.10 56.03
U3 B3 60.40 47.40 59.20 167.00 55.67
U4 B3 55.50 58.00 60.90 174.40 58.13
Total 661.70 683.80 716.10 2061.60 -Ȳ = 57,27
Lampiran 6. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Padi pada Berbagai Umur PindahTanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam Umur 45 HST.
SumberKeragaman
dB JK KT F Hit.F. Tabel
0.05 0.01
Blok 2 124.75 62.38 2.26 tn 3.44 5.72
U 3 112.19 37.40 1.36 tn 3.05 4.82
B 2 0.21 0.10 0.00 tn 3.44 5.72
B x U 6 56.38 9.40 0.34 tn 2.55 3.76
Acak 22 606.43 27.56 - - -
Total 35 899.96 - - - -KK = 9,17 %
Keterangan :
tn = Tidak nyata
36
Lampiran 7. Rata-rata Jumlah Anakan Per Rumpun Tanaman Padi padaBerbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang TanamUmur 15 HST (anakan).
PerlakuanUlangan
Total RerataI II III
U1 B1 7.60 7.60 6.70 21.90 7.30
U2 B1 7.50 7.50 6.40 21.40 7.13
U3 B1 7.70 7.70 6.30 21.70 7.23
U4 B1 8.20 8.20 6.40 22.80 7.60
U1 B2 8.90 8.90 6.20 24.00 8.00
U2 B2 8.70 8.70 7.90 25.30 8.43
U3 B2 5.70 5.70 7.00 18.40 6.13
U4 B2 8.40 8.40 7.10 23.90 7.97
U1 B3 10.90 10.90 9.50 31.30 10.43
U2 B3 8.90 8.90 9.90 27.70 9.23
U3 B3 8.40 8.40 7.80 24.60 8.20
U4 B3 7.80 7.80 7.70 23.30 7.77
Total 98.70 98.70 88.90 286.30 -Ȳ = 7,95
Lampiran 8. Analisis Ragam Jumlah Anakan Per Rumpun Tanaman Padi padaBerbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang TanamUmur 15 HST.
SumberKeragaman
dB JK KT F Hit.F. Tabel
0.05 0.01
Blok 2 5.34 2.67 6.35 ** 3.44 5.72
U 3 7.09 2.36 5.63 ** 3.05 4.82
B 2 5.15 2.58 6.14 ** 3.44 5.72
B x U 6 27.27 4.55 10.83 ** 2.55 3.76
Acak 22 9.24 0.42 - - -
Total 35 54.09 - - - -KK = 8, 15 %
Keterangan :
** = Sangat Nyata
37
Lampiran 9. Rata-rata Jumlah Anakan Per Rumpun Tanaman Padi padaBerbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang TanamUmur 30 HST (anakan).
PerlakuanUlangan
Total RerataI II III
U1 B1 35.80 55.00 66.20 157.00 52.33
U2 B1 59.00 56.40 63.70 179.10 59.70
U3 B1 51.00 58.30 61.60 170.90 56.97
U4 B1 56.20 58.60 61.80 176.60 58.87
U1 B2 51.50 57.90 65.80 175.20 58.40
U2 B2 54.90 64.00 54.40 173.30 57.77
U3 B2 48.30 55.90 54.90 159.10 53.03
U4 B2 49.50 63.00 53.60 166.10 55.37
U1 B3 50.40 61.00 56.00 167.40 55.80
U2 B3 61.80 48.30 58.00 168.10 56.03
U3 B3 60.40 47.40 59.20 167.00 55.67
U4 B3 55.50 58.00 60.90 174.40 58.13
Total 634.30 683.80 716.10 2034.20 -Ȳ = 56,51
Lampiran 10. Analisis Ragam Jumlah Anakan Per Rumpun Tanaman Padi padaBerbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit PerlubangTanam Umur 30 HST.
SumberKeragaman
dB JK KT F Hit.F. Tabel
0.05 0.01
Blok 2 282.91 141.46 3.64 * 3.44 5.72
U 3 59.07 19.69 0.51 tn 3.05 4.82
B 2 37.35 18.67 0.48 tn 3.44 5.72
B x U 6 71.60 11.93 0.31 tn 2.55 3.76
Acak 22 853.79 38.81 - - -
Total 35 1304.72 - - - -KK = 11,02 %
Keterangan :
* = Nyatatn = Tidak nyata
38
Lampiran 11. Rata-rata Jumlah Anakan Per Rumpun Tanaman Padi padaBerbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang TanamUmur 45 HST (anakan).
PerlakuanUlangan
Total RerataI II III
U1 B1 38.80 40.30 30.40 109.50 36.50
U2 B1 32.30 35.00 31.20 98.50 32.83
U3 B1 28.80 33.50 30.40 92.70 30.90
U4 B1 28.10 33.80 29.50 91.40 30.47
U1 B2 28.80 31.30 29.20 89.30 29.77
U2 B2 29.40 35.40 26.30 91.10 30.37
U3 B2 28.80 35.50 27.60 91.90 30.63
U4 B2 28.90 33.70 27.50 90.10 30.03
U1 B3 25.80 32.40 27.70 85.90 28.63
U2 B3 29.80 31.90 25.80 87.50 29.17
U3 B3 29.10 31.40 25.80 86.30 28.77
U4 B3 33.40 31.60 31.10 96.10 32.03
Total 362.00 405.80 342.50 1110.30 -Ȳ = 30,84
Lampiran 12. Analisis Ragam Jumlah Anakan Per Rumpun Tanaman Padi padaBerbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang TanamUmur 45 HST.
SumberKeragaman
dB JK KT F Hit.F. Tabel
0.05 0.01
Blok 2 175.16 87.58 23.11 ** 3.44 5.72
U 3 80.07 26.69 7.04 ** 3.05 4.82
B 2 13.11 6.56 1.73 tn 3.44 5.72
B x U 6 61.66 10.28 2.71 * 2.55 3.76
Acak 22 83.37 3.79 - - -
Total 35 413.37 - - - -KK = 6,31 %
Keterangan :
** = Sangat Nyatatn = Tidak nyata* = Nyata
39
Lampiran 13. Rata-rata Umur Berbunga Tanaman Padi pada BerbagaiUmur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam (hari).
PerlakuanUlangan
Total RerataI II III
U1 B1 65.00 65.90 65.90 196.80 65.60
U2 B1 63.60 65.30 65.20 194.10 64.70
U3 B1 63.90 64.90 64.80 193.60 64.53
U4 B1 65.30 65.20 65.50 196.00 65.33
U1 B2 65.10 65.10 65.00 195.20 65.07
U2 B2 63.50 65.30 66.00 194.80 64.93
U3 B2 64.60 63.80 65.10 193.50 64.50
U4 B2 64.70 64.40 65.10 194.20 64.73
U1 B3 64.80 64.40 65.00 194.20 64.73
U2 B3 63.20 64.70 65.40 193.30 64.43
U3 B3 63.70 65.20 65.70 194.60 64.87
U4 B3 64.00 65.90 65.90 195.80 65.27
Total 771.40 780.10 784.60 2336.10 -Ȳ = 64,89
Lampiran 14. Analisis Ragam Umur Berbunga Tanaman Padi pada BerbagaiUmur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam.
SumberKeragaman
dB JK KT F Hit.F. Tabel
0.05 0.01
Blok 2 7.50 3.75 11.41 ** 3.44 5.72
U 3 0.97 0.32 0.99 tn 3.05 4.82
B 2 0.10 0.05 0.16 tn 3.44 5.72
B x U 6 3.27 0.55 1.66 tn 2.55 3.76
Acak 22 7.23 0.33 - - -
Total 35 19.09 - - - -KK = 0,88 %
Keterangan :
** = Sangat Nyatatn = Tidak nyata
40
Lampiran 15. Rata-rata Jumlah Anakan Produktif Per Rumpun Tanaman Padipada Berbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah BibitPerlubang Tanam.
PerlakuanUlangan
Total RerataI II III
U1 B1 30.50 22.20 25.60 78.30 26.10
U2 B1 21.90 25.90 27.40 75.20 25.07
U3 B1 21.20 26.20 26.70 74.10 24.70
U4 B1 20.20 24.10 26.40 70.70 23.57
U1 B2 17.60 22.90 25.30 65.80 21.93
U2 B2 23.70 24.70 23.10 71.50 23.83
U3 B2 23.60 29.90 23.00 76.50 25.50
U4 B2 21.50 24.20 24.10 69.80 23.27
U1 B3 21.10 21.00 23.70 65.80 21.93
U2 B3 23.90 25.00 23.10 72.00 24.00
U3 B3 22.80 25.30 21.70 69.80 23.27
U4 B3 22.60 22.10 27.30 72.00 24.00
Total 270.60 293.50 297.40 861.50 -Ȳ = 23,93
Lampiran 16. Analisis Ragam Jumlah Anakan Produktif Per Rumpun TanamanPadi pada Berbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah BibitPerlubang Tanam.
SumberKeragaman
dB JK KT F Hit.F. Tabel
0.05 0.01
Blok 2 34.94 17.47 2.56 tn 3.44 5.72
U 3 24.12 8.04 1.18 tn 3.05 4.82
B 2 13.67 6.84 1.00 tn 3.44 5.72
B x U 6 16.40 2.73 0.40 tn 2.55 3.76
Acak 22 150.23 6.83 - - -
Total 35 239.36 - - - -KK = 10,29 %
Keterangan :
tn = Tidak nyata
43
Foto-foto Kegiatan
Gambar 1. Pengolahan lahan
dan membuat plot.
Gambar 2. Lahan yang sudah
Siap tanam.
Gambar 3. Penanaman.
44
Gambar 4. Lahan Siap Tanam.
Gambar 5. Pengamatan jumlah
anakan umur15 HST.
Gambar 6. Pengamatan tinggi
tanaman umur 15
HST.
45
Gambar 7. Pengamatan
umur 30 HST.
Gambar 8. Pemeliharaan
41
Lampiran 17. Deskripsi Varietas
CIHERANG
Nomor Seleksi : S3383-1d-Pn-41–3-1
Asal Persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/3* IR19661-131-3-1//4* IR64
Golongan : Cere
Umur Tanaman : 116-125 hari
Bentuk Tanaman : Tegak
Tinggi Tanaman : 107-115 cm
Anakan Produktif : 14-17 batang
Muka daun : Kasar pada sebelah bawah
Posisi Daun : Tegak
Daun Bendera : Tegak
Bentuk Gabah : Panjang ramping
Warna Gabah : Kuning bersih
Kerontokan : Sedang
Kerebahan : Sedang
Tekstur Nasi : Pulen
Kadar Amilosa : 23%
Bobot 1000 Butir : 27-28 g
Rata – Rata Produksi : 6 t/ha
Potensi Hasil : 8,5 t/ha
Ketahanan Terhadap : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3-:
Hama Penyakit Tahan terhadap bakteri hawar daun (HDB) strain III,IV
Anjuran tanam : Baik ditanam di lahan sawah irigasi rendah sampai 500
m dpl.
Pemulia : Tarjat T, Z. A. Simanullang, E. Sumadi dan Aan A.
Daradjat.
Dilepas Tahun : 2000
Sumber : (Basri et al., 2010).
42
BAGAN PERCOBAAN
BLOK I BLOK II BLOK III
U3B2 U3B3 U1B2
U3B3 U1B3 U2B3
*
U1B1 U1B2 U2B1
U3B1 U3B2 U3B2
U4B3
U1B3 U4B1
U2B1 U2B2 U3B1
U4B2 U3B1 U4B1
U2B2 U1B1 U2B2
U4B1 U4B2 U1B1
U4B2
U4B3 U4B3
U2B3 U2B3 U3B3
U1B2 U2B1 U1B3
Keterangan : Jarak antar Blok = 30 cm
Jarak antar Ulangan = 50 cm
46
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Gampong Blang Baro Kecamatan Kuala Kabupaten
Nagan Raya pada tanggal 22 Oktober 1988 putra dari Bapak M. Ubat dan Ibu
Tibidah. Penulis merupakan anak ke Tiga dari Tiga bersaudara.
Pada tahun 2001 penulis lulus dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Pulo Ie
kemudian pada tahun 2004 penulis lulus dari Sekolah Madrasah Tsanawiyah
Swasta (MTsS) 1 Kuala. Pada tahun 2007 penulis lulus dari Sekolah Pertanian
Pembangunan (SPP-SPMA) Negeri Saree Aceh dan pada tahun 2009 penulis
diterima sebagai mahasiswa Universitas Teuku Umar pada Jurusan Budidaya
Pertanian Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Meulaboh, Aceh
Barat.
top related