uji aktivitas penghambatan enzim alfa-amilase …

60
UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE OLEH DEKOKTA BATANG BROTOWALI (Tinospora crispa L.) Hook. F. & Thomson SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Oleh: Fila Delfia NIM : 168114158 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 24-Nov-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE

OLEH DEKOKTA BATANG BROTOWALI

(Tinospora crispa L.) Hook. F. & Thomson

SECARA IN VITRO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Fila Delfia

NIM : 168114158

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

i

UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE

OLEH DEKOKTA BATANG BROTOWALI

(Tinospora crispa L.) Hook. F. & Thomson

SECARA IN VITRO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Fila Delfia

NIM : 168114158

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang

memelihara kamu”

(1 Petrus 5:7)

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus sumber pengharapan, kekuatan, sukacita dan kasih,

Papa, Mama, Kak Imanuel dan seluruh keluarga besar saya,

Semua sahabat yang selalu mendukung dan mendoakan saya,

Serta almamater saya, Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

vii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala

kebaikan dan kasih setia-Nya yang selalu penulis rasakan hari demi hari, sehingga

penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Uji Aktivitas

Penghambatan Enzim Alfa-Amilase oleh Dekokta Batang Brotowali

(Tinospora crispa L.) Hook.F. & Thomson secara In Vitro” dengan baik.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam

memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang

sudah mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,

dengan tulus hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing skripsi yang selalu

memberikan arahan serta nasihat dalam penelitian maupun penyusunan

naskah skripsi ini.

2. Ibu Dr. Christine Patramurti, Apt., selaku Ketua Program Studi Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc., selaku Kepala laboratorium

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Maywan Haryono, P.hD., Apt., selaku dosen penguji yang selalu

memberikan masukan dan kritik untuk membangun penelitian skripsi ini.

5. Ibu Dr. Erna Tri Wulandari, Apt., selaku dosen penguji skripsi yang selalu

memberikan masukan dan kritik untuk membangun penelitian skripsi ini.

6. Ibu Dina Christin Ayuning Putri M.Sc., Apt., selaku Dosen Pembimbing

Akademik, yang selalu memberikan saran dan bantuan selama perkuliahan

di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

viii

7. Pak Dwi Priyana dan Pak Sarwanto selaku Sekretariat S1 Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma yang selalu membantu dalam pemberian

informasi dan kemudahan selama perkuliahan dari awal hingga akhir.

8. Pak Wagiran, Pak Kayat, Mas Bimo, dan Pak Ketul selaku laboran dan

karyawan yang selalu membantu dan memberikan kemudahan selama

pelaksanaan penelitian skripsi.

9. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma yang selalu membantu dan memberikan dukungan selama

perkuliahan.

10. Keluarga tercinta, Bapak, Ibu dan Kakak yang selalu mendoakan,

menyertai, dan mendukung selama proses perjalanan hidup hingga saat ini.

11. Fetiana Chrismaureen, selaku “team brotowali” serta kawan perjuangan

skripsi yang dari awal penyusunan proposal, penelitian hingga penyusunan

naskah skripsi tanpa lelah memberikan semangat dan saran agar

penyusunan dan penelitian berjalan dengan baik.

12. Teman-teman seperjuangan skripsi lainnya yang tiada henti-hentinya

membantu dan memberikan saran dalam proses penelitian, Maria Cyrilla

Iglesia Adi N, Maria Josephine Vivian Chang, Yohana Trisnawati

Ardiyanti, Ayu P D, Maria Carolina, Agustinus Nara, Oskar Howay dan

Dewi Samura.

13. Sahabat dalam berbagi segala keluh kesah selama perkuliahan, Maya

Samantha Okada, Katarina Noralita Bahar Gumilar, Yohana Trisnawati

Ardiyanti, Elin Nidia Safitri, dan Lenny Setiawan yang selalu memberikan

semangat dan doa selama penyusunan naskah skripsi.

14. Keluarga “Revival Generation” yang selalu mendoakan dan mendukung

dari kejauhan.

15. Sahabat “Lion King” yang selalu menjadi support system dan selalu

memberikan dukungan selama proses penyusunan skripsi ini.

16. Sahabat sekaligus saudara #PBY angkatan 1, yang tanpa lelah

mengirimkan doa dan memberikan dukungan moral serta semangat selama

pengerjaan naskah skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

ix

17. Teman-teman FSMD 2016 yang dengan sangat baik hati memberikan doa,

semangat, perhatian, dan kebersamaan selama berkuliah di Fakultas

Farmasi, sehingga banyak pengalaman berharga yang penulis rasakan.

18. Teman-teman Farmasi angkatan 2016 yang memberikan semangat untuk

terus berjuang selama perkuliahan.

19. Seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

naskah ini, mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis dalam

penyusunan naskah. Maka dari itu, penulis ingin meminta maaf sebesar-besarnya

apabila terdapat kesalahan baik dalam penulisan kata maupun pemilihan kata,

serta banyaknya kekurangan dalam naskah skripsi ini. Penulis juga

mengharapkan adanya kritik dan saran agar naskah ini dapat menjadi lebih baik.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan,

terutama dapat bermanfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan khususnya

dibidang kefarmasian.

Yogyakarta, 17 Juli 2020

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv

HALAMAN KEASLIAN KARYA ..................................................................... v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................................... vi

PRAKATA ........................................................................................................ vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii

ABSTRAK ....................................................................................................... xiv

ABSTRACT ........................................................................................................ xv

PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

METODE PENELITIAN ..................................................................................... 3

HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 12

KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 30

LAMPIRAN ...................................................................................................... 34

BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel I. Perhitungan Nilai RF Serbuk................................................................. 18

Tabel II. Perhitungan Nilai RF Ekstrak .............................................................. 18

Tabel III. Nilai Persen Inhibisi Acarbose ............................................................ 22

Tabel IV. Nilai Persen Inhibisi Ekstrak Air Batang Brotowali ............................ 25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hasil Elusi KLT Serbuk Batang Brotowali........................................ 17

Gambar 2. Hasil Elusi KLT Ekstrak Air Batang Brotowali ................................. 18

Gambar 3. Grafik Hubungan Konsentrasi Acarbose dengan Persen Penghambatan

................................................................................................................... 23

Gambar 4. Struktur Acarbose dan Amilum ......................................................... 24

Gambar 5. Grafik Hubungan Konsentrasi Ekstrak Air Batang Brotowali dengan

Persen Penghambatan ................................................................................. 26

Gambar 6. Struktur Borapetosida C .................................................................... 28

Gambar 7. Serbuk dan Ekstrak Air Batang Brotowali ......................................... 36

Gambar 8. Ekstrak Air Serbuk Batang Brotowali ............................................... 36

Gambar 9. Kadar Air Serbuk Batang Brotowali.................................................. 37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Determinasi Serbuk Batang Brotowali................................... 34

Lampiran 2. Certificate of Analysis Alfa-Amilase ............................................... 35

Lampiran 3. Gambar Serbuk dan Ekstrak Air Batang Brotowali ......................... 36

Lampiran 4. Perhitungan Kadar Air Serbuk Batang Brotowali ........................... 37

Lampiran 5. Data Penimbangan Serbuk Batang Brotowali dan % Rendemen ..... 38

Lampiran 6. Data Penimbangan Bahan............................................................... 39

Lampiran 7. Pembuatan Larutan Seri Ekstrak Air Batang Brotowali dan Acarbose

................................................................................................................... 39

Lampiran 8. Tabel Hasil Optimasi Panjang Gelombang Maksimal dan OT ........ 40

Lampiran 9. Pengukuran Absorbansi Ekstrak Air Batang Brotowali dan Acarbose

................................................................................................................... 41

Lampiran 10. Hasil Analisis dengan R Statistik .................................................. 42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

xiv

ABSTRAK

Diabetes Mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolisme yang

ditandai dengan hiperglikemia dan kelainan metabolisme karbohidrat, lemak, dan

protein. Salah satu strategi pengobatan yang dapat dilakukan adalah mengurangi

absorbsi glukosa di gastrointestinal dengan menghambat metabolisme karbohidrat

oleh enzim alfa-amilase. Brotowali merupakan salah satu tanaman yang diduga

memiliki aktivitas penghambatan enzim alfa-amilase. Senyawa yang dipercaya

dapat memberikan efek penghambatan enzim alfa-amilase adalah borapetosida C.

Ekstraksi senyawa menggunakan pelarut air dengan metode dekokta yang

diuapkan sampai menjadi ekstrak kental. Uji aktivitas penghambatan enzim alfa-

amilase dilakukan dengan metode spektrofotometri ultraviolet-visibel pada

panjang gelombang 536 nm. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan,

didapatkan hasil, bahwa terdapat aktivitas penghambatan enzim alfa-amilase oleh

ekstrak air batang brotowali, dilihat dari nilai % penghambatan dan nilai IC50.

Hasil nilai rata-rata persen inhibisi ekstrak pada konsentrasi 4 mg/mL, 8 mg/mL,

15 mg/mL, dan 20 mg/mL masing-masing sebesar 32,46%, 50,53%, 59,91% dan

68,77%. IC50 untuk acarbose sebesar 5,662 ± 0,390 mg/mL, sementara IC50 untuk

ekstrak sebesar 10,348 ± 0,313 mg/mL. Data diolah secara statistik dan

didapatkan perbedaan persen inhibisi yang signifikan P < 0,05 pada setiap

perbedaan konsentrasi ekstrak. Perbedaan signifikan P < 0,05 dengan uji T juga

ditemukan pada perbandingan IC50 acarbose dengan ekstrak.

Kata Kunci: Ekstrak air, batang brotowali, metode dekokta, enzim alfa-amilase,

spektrofotometri ultraviolet –visibel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

xv

ABSTRACT

Diabetes mellitus (DM) is a complication characterized by hyperglycemia

and metabolism abnormality of carbohydrates, fats and proteins. One of the

strategies that can be done is to reduce the absorption of sugar in the

gastrointestinal tract by inhibiting carbohydrate metabolism using the enzyme

alpha-amylase. Brotowali is one of the herbals that is predicted to have an alpha-

amylase enzyme inhibitory activity. The compound is believed to provide an

inhibitory effect on alpha-amylase enzymes are borapetosides C. The brotowali

stem was extracted using decoction method with the water solvent followed by

evaporating to produce a sticky extract. The alpha-amylase enzyme inhibitor

activity determination using ultraviolet-visible spectrophotometry method at a

wavelength of 536 nm. The results showed that there was an inhibitory activity of

the alpha-amylase enzyme by water extract of brotowali stem, seen from the %

inhibitory value and IC50 value. The average value of percent inhibition of water

extract of brotowali stem at concencration of 4 mg/mL, 8 mg/mL, 15 mg/mL and

20 mg/mL were 32,46%, 50,53%, 59,51% and 68,77%, respectively. IC50 for the

acarbose was 5,662 ± 0,390, while IC50 for the extract was 10,348 ± 0,313

mg/mL. The data has been processed statistically and obtained a significant

percent inhibition difference P < 0.05% at each concenctration of the extract. A

significant difference P < 0.05 with the T-test method was also found in the

comparison of IC50 acarbose with the extract.

Keywords: water extract, brotowali stem, decoction method, alpha-amylase

enzyme, ultraviolet-visible spectrophotometry.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

1

PENDAHULUAN

Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolisme yang

ditandai dengan hiperglikemia dan kelainan metabolisme karbohidrat, lemak, dan

protein (Dipiro et al., 2015). Menurut hasil Riskesdas (2018), prevalensi diabetes

melitus berdasarkan pemeriksaan darah pada penduduk usia ≥ 15 tahun pada

tahun 2013 sebesar 6,9% dan meningkat menjadi 10,9% pada tahun 2018.

Menurut data IDF yang dikutip dalam Depkes RI, terdapat 382 juta orang di dunia

sebagai penderita DM pada tahun 2013 dan pada tahun 2035 jumlah tersebut

diperkirakan akan mengalami peningkatan menjadi 592 juta orang (Depkes RI,

2014).

Tiga komponen utama untuk terapi diabetes mellitus adalah obat (insulin

dan agent antidiabetes oral) dan olahraga (Alldredge et al., 2013). Selain tiga

terapi tersebut, upaya pencegahan lain perlu dilakukan untuk menekan jumlah

penderita DM, yaitu dengan memanfaatkan inhibitor alfa-amilase (Pramitasari

dkk., 2017).

Pencernaan karbohidrat dan penyerapan glukosa adalah target yang jelas

untuk kontrol glikemia yang lebih baik setelah makan tinggi karbohidrat. Alfa-

amilase dan alfa–glukosidase adalah enzim kunci yang bertanggung jawab untuk

pencernaan karbohidat menjadi glukosa (Hanhineva et al., 2010). Alfa–amilase

disekresi dari air liur dan pankreas serta mengkatalisasi pembelahan alfa–1,4

ikatan glikosidik untuk mengkonversi polisakarida menjadi oligosakarida yang

lebih kecil seperti maltose, maltotriosa, dan sejumlah alfa–1,4 dan alfa–1,6-

oligoglan. Fragmen–fragment ini selanjutnya akan mengalami degradasi lebih

lanjut oleh alfa–glukosidase yang terletak di perbatasan sekat usus kecil (Trinh et

al., 2016). Degradasi oleh alfa-glukosidase ini akan berubah menjadi glukosa

yang akan diserap memasuki aliran darah, degradasi pati makanan ini berlangsung

dengan cepat dan menyebabkan peningkatan hiperglikemia post prandial (Sudha

et al., 2011).

Masyarakat Indonesia sudah lama menggunakan ramuan obat tradisional

Indonesia sebagai upaya pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

2

perawatan kesehatan. Ramuan obat tradisional Indonesia tersebut dapat berasal

dari tumbuhan, hewan, dan mineral, namun umumnya berasal dari tumbuhan

dengan bentuk sediaan yang paling banyak disukai adalah cairan, diikuti berturut-

turut seduhan/serbuk, rebusan/rajangan, dan bentuk kapsul/pil/tablet (Menteri

Kesehatan RI, 2017).

Brotowali, bratawali, akar aliali atau yang dikenal dengan nama lain

Tinospora crispa (L.) Hook.F. & Thomson merupakan tanaman perdu, merambat

dan telah banyak digunakan untuk pengobatan tradisional di Amerika, India,

Vietnam, Thailand, Malaysia dan Indonesia (Rosidah dkk., 2015). Ekstrak batang

brotowali yang diisolasi mengandung 11 komponen aktif yaitu Borapetosida C, 4-

hydroxybenzaldehyde, β-sitosterol, Liriodenine, Lysicamine,

Dihydrodiscretamine, Columbamine, Magnoflorine, N-formylannonaine, N-

formylnornuciferine, dan N-trans feruloyltyramine. Borapetosida C adalah

senyawa aktif utama dalam ekstrak ini yang dapat menghambat alfa-amilase dan

alfa-glukosidase (Hamid et al., 2015).

Penelitian tentang brotowali telah banyak dilakukan, baik dalam negeri

maupun luar negeri. Senyawa – senyawa yang ditemukan pada batang , daun, akar

dan bunga tumbuhan brotowali dapat menjadi potensi besar ditemukannya

senyawa metabolit sekunder lain yang menarik yang bisa dijadikan obat ataupun

manfaat lainnya. Terutama pada bagian batang yang diinformasikan memiliki

banyak kandungan senyawa metabolit sekunder yang menarik dan belum banyak

diteliti. Selain itu, batang brotowali juga mudah diperoleh dibandingkan daun,

akar dan bunga brotowali (Musdalifa et al., 2014).

Awal mulanya, masyarakat mengenal obat herbal dengan istilah jamu

godog, untuk rebusan simplisia segar dan kering. Perebusan berguna untuk

memindahkan zat-zat berkhasiat ke dalam air. Selain itu dibuat dalam sediaan

dekokta karena dekokta diperuntukkan untuk simplisia nabati yang keras seperti

kayu, batang, dan biji (Sudrajat, 2016).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

3

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Kuswati et al (2017),

dapat diketahui bahwa ekstrak etanol brotowali memiliki aktivitas sebagai

penurun kadar glukosa dalam darah berdasarkan kadar darah puasa pada tikus

yang terinduksi tes toleransi secara oral pada dosis 40,25; 80,5 dan 161 mg/dL

dengan dosis terbaik yaitu dosis 161 mg/kgBB dan berpotensi sebagai antidiabetes

dibandingkan dengan metformin. Selain itu berdasarkan penelitian Hamid et al,

(2015), menyatakan bahwa batang brotowali memiliki aktivitas penghambatan

alfa-amilase yang dilakukan ekstraksi dengan etanol secara perkolasi dan

dianalisis dengan ultra-high performance liquid chromatography-quadrupole

time-of-flight/mass spectrometry (UPLC-QToF/MS). Menurut penelitian Chang.,

(2020) daun salam yang dibuat dalam sediaan ekstrak air (dekokta) dapat

melakukan penghambatan enzim alfa-amilase secara in vitro dengan nilai persen

penghambatan yang dihasilkan untuk konsentrasi 2,5 mg/mL sebesar 36,69%,

konsentrasi 5 mg/mL sebesar 39,12%, konsentrasi 7,5 mg/mL sebesar 40,66%,

dan konsentrasi 10 mg/mL sebesar 46,00%.

Berdasarkan beberapa uraian di atas, peneliti ingin melakukan penelitian

lebih lanjut terhadap batang brotowali (Tinospora crispa L.) Hook.F. & Thomson

sebagai aktivitas penghambatan enzim alfa-amilase secara in vitro yang akan

dibuat dalam bentuk sediaan ekstrak air yaitu dekokta.

METODE PENELITIAN

Alat Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah timbangan analitik (Mettler

Toledo®), spektrofotometer UV-Vis (SHIMADZU) dan kuvet, panci dekokta,

lampu UV (CAGMA), seperangkat alat penyulingan untuk penetapan kadar air

(MTOPS®), penangas air, hot plate,vortex, mortar dan stamper, mikropipet

(SOCOREX), blue tips, yellow dan white tips, chamber, plat silica gel GF254,

kertas saring, cawan porselen, corong buchner, glass firm, serta alat-alat gelas

seperti tabung reaksi, corong, labu ukur, pipet tetes, batang pengaduk, gelas ukur,

sendok, pipet ukur, labu erlenmeyer dan kaca arloji.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

4

Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk

batang brotowali, enzim alfa-amilase (Sigma Aldrich), larutan pembanding

kuersetin, pati kentang, tablet acarbose @50 mg, iodin-iodida, toluen, DMSO

(Dimethyl Sulfoxide), aquabidest, natrium fosfat, natrium klorida, HCl, kloroform,

dan methanol.

Tata Cara Penelitian

Pengumpulan serbuk batang brotowali

Serbuk batang brotowali yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh

dari PT. HRL Internasional, Jawa Timur. Serbuk yang digunakan homogen,

berwarna coklat, bau yang khas, dan memiliki rasa pahit.

Identifikasi serbuk batang brotowali

Identifikasi serbuk batang brotowali dilakukan secara mikroskopis di

Laboratorium Departemen Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah

Mada Yogyakarta.

Penetapan kadar air pada serbuk kering batang brotowali

Menurut Farmakope Herbal Indonesia tahun 2013, penetapan kadar air

dilakukan dengan metode destilasi toluen. Sebanyak 10 gram simplisia kering

batang brotowali dan lebih kurang 200 mL toluen jenuh air dimasukkan kedalam

labu, lalu pasang rangkaian alat. Masukkan toluen jenuh air kedalam tabung

penerima melalui pendingin sampai leher alat penampung. Panaskan labu hati-

hati selama 15 menit. Setelah toluen mulai mendidih, atur penyulingan dengan

kecepatan lebih kurang 2 tetes tiap detik, hingga sebagian besar air tersuling,

kemudian naikkan kecepatan penyulingan hingga 4 tetes tiap detik. Setelah semua

air tersuling, bagian dalam pendingin dicuci dengan toluen jenuh air, sambil

dibersihkan dengan sikat tabung yang disambungkan pada sebuah kawat tembaga

dan telah dibasahi dengan toluen jenuh air. Lanjutkan penyulingan selama 5

menit. Dinginkan tabung penerima hingga suhu ruang. Jika ada tetes air yang

melekat, gosok tabung pendingin dan tabung penerima dengan karet yang

diikatkan pada sebuah kawat tembaga dan dibasahi dengan toluen jenuh air hingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

5

tetesan air turun. Baca volume air setelah air dan toluen memisah sempurna.

Kadar air dihitung dalam % v/b.

(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2013)

Pembuatan ekstrak air batang brotowali

Pembuatan ekstrak air batang brotowali dilakukan dengan cara dekokta.

Serbuk batang brotowali ditimbang sebanyak 10 gram, kemudian dimasukkan

kedalam panci, lalu ditambahkan air sebanyak 100 mL, kemudian dipanaskan di

atas penangas air selama 30 menit, terhitung mulai suhu mencapai 90oC sambil

sekali-kali diaduk, lalu disaring panas dengan kain flannel (Merwanta et al.,

2019). Filtrat hasil dekokta kemudian diuapkan menggunakan cawan porselen di

atas penangas air hingga terbentuk ekstrak kental batang brotowali, kemudian

dicari bobot tetapnya. Selanjutnya, rendemen dihitung dengan menggunakan

rumus:

(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2011)

Uji kualitatif batang brotowali

Uji kandungan fitokimia batang brotowali mengikuti Farmakope Herbal

Indonesia menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT).

Dilakukan penjenuhan bejana sebagai tahap awal pengujian KLT.

Tempatkan kertas saring dalam bejana kromatografi. Tinggi kertas saring 18 cm

dan lebarnya sama dengan lebar bejana. Masukkan larutan fase gerak kloroform

P: methanol P (9:1) sebanyak 20 mL. Tutup kedap dan biarkan kertas saring basah

seluruhnya. Kertas saring harus selalu tercelup ke dalam larutan fase gerak pada

dasar bejana.

Larutan uji KLT serbuk dibuat dengan cara timbang seksama lebih kurang

1 gram serbuk simplisia batang brotowali, rendam sambil diaduk di atas penangas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

6

air dengan 10 mL metanol P selama 10 menit. Masukkan filtrat dalam labu ukur

10 mL tambahkan metanol sampai batas tanda. Larutan pembanding kuersetin 1%

dibuat dengan cara timbang seksama lebih kurang 0,05 mg senyawa pembanding

kuersetin kemudian dilarutkan dalam 5 mL metanol P. Larutan uji KLT ekstrak air

batang brotowali dibuat dengan konsentrasi 4 mg/mL dengan cara menimbang 20

mg ekstrak kemudian dilarutkan dalam metanol P dan dimasukkan dalam labu

ukur 5 mL.

Fase diam yang digunakan adalah plat KLT silica gel GF254 dengan ukuran

panjang 15 cm dan lebar 5 cm, kemudian plat dipanaskan terlebih dahulu dalam

oven pada suhu 100oC selama 5-10 menit. Setelah dipanaskan, plat KLT diberi

tanda untuk menentukan tepat penotolan dan jarak rambat saat elusi. Jarak

penotolan tepi bawah lempeng 2 cm, jarak antara tepi kanan dan kiri lempeng 1,5

dan batas jarak rambat 10 cm. Dilakukan penotolan larutan uji sebanyak 10 µL

dan larutan pembanding kuersetin sebanyak 5 µL, kemudian dibiarkan mengering.

Plat KLT dimasukkan ke dalam bejana tertutup yang telah dijenuhkan dan fase

gerak dibiarkan merambat sampai batas jarak elusi. Plat diangkat dan dikeringkan

lalu bercak diamati dengan sinar tampak ultraviolet pada panjang gelombang 254

nm dan 366 nm. Ukur dan catat jarak tiap bercak dari titik penotolan. Tentukan

harga Rf tiap totolan (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2013).

Uji aktivitas penghambatan enzim alfa-amilase

Uji aktivitas penghambatan enzim alfa-amilase merujuk pada penelitian

Bhutkar et al (2018), Ibrahim et al (2017), dan Tran et al (2013) dengan beberapa

modifikasi.

Pembuatan Larutan Uji

Larutan pati 0,5% dibuat dengan menimbang 0,25 gram pati kentang

kemudian ditambahkan aquabidest sebanyak 50 mL dan dipanaskan selama ±15

menit (sampai mendidih) diatas hot plate. Larutan DMSO 1% dibuat dengan

melarutkan 1 mL DMSO dalam 100 mL aquabidest. Larutan dapar fosfat pH 6,9

dibuat dengan cara menimbang dan mencampurkan 3,28 gram Na Fosfat dan

391,95 mg NaCl dan dilarutkan dalam aquabidest hingga 100 mL. Larutan enzim

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

7

dibuat mencampurkan 0,15 mL enzim alfa-amilase dalam 100 mL dapar fosfat.

Larutan HCl yang digunakan memiliki konsentrasi 1 M dan larutan iodin-iodida.

Larutan seri konsentrasi ekstrak dibuat dalam konsentrasi 4, 8, 15, dan 20

mg/mL. Sebanyak 200 mg ekstrak kental batang brotowali dilarutkan kedalam

labu ukur 10 mL dengan menggunakan DMSO 1%, dihasilkan konsentrasi ekstrak

20 mg/mL (labu 1), diambil sebanyak 7,5 mL dari labu pertama dan dimasukan

labu ukur kedua kemudian ditambah DMSO 1% hingga tanda batas dan

dihasilkan konsentrasi ekstrak 15 mg/mL (labu 2), kemudian diambil 5,33 mL

larutan dari labu kedua dan dimasukkan ke dalam labu ukur ketiga kemudian

ditambah DMSO 1% hingga tanda batas dan dihasilkan konsentrasi ekstrak 8

mg/mL (labu 3), kemudian konsentrasi ekstrak 4 mg/mL dibuat dengan

mengambil sebanyak 5 mL larutan dari labu ketiga dan dimasukkan ke dalam labu

ukur keempat kemudian ditambah DMSO 1% hingga tanda batas.

Larutan seri konsentrasi acarbose dibuat dalam konsentrasi 4, 8, 15, 20

mg/mL. Sebanyak 4 tablet acarbose digerus kemudian dilarutkan ke dalam labu

ukur 10 mL dengan menggunakan aquabidest, dihasilkan konsentrasi acarbose 20

mg/mL (labu 1), diambil sebanyak 7,5 mL dari labu pertama dan dimasukan labu

ukur kedua kemudian ditambah aquabidest hingga tanda batas dan dihasilkan

konsentrasi acarbose 15 mg/mL (labu 2), kemudian diambil 5,33 mL larutan dari

labu kedua dan dimasukkan ke dalam labu ukur ketiga kemudian ditambah

aquabidest hingga tanda batas dan dihasilkan konsentrasi acarbose 8 mg/mL (labu

3), kemudian konsentrasi acarbose 4 mg/mL dibuat dengan mengambil sebanyak

5 mL larutan dari labu ketiga dan dimasukkan ke dalam labu ukur keempat

kemudian ditambah aquabidest hingga tanda batas.

Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan sebelum uji aktivitas

penghambatan enzim alfa-amilase. Larutan uji dibuat dengan mencampurkan

sebanyak 1 mL pati kentang 0,5% ditambah dengan 1 mL sampel ekstrak

konsentrasi terkecil yang digunakan dalam uji penghambatan aktivitas enzim alfa-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

8

amilase yaitu 4 mg/mL. Setelah itu, ditambah 1 mL DMSO 1%, lalu ditambah 1

mL larutan enzim alfa-amilase, kemudian ditambah 1 mL dapar fosfat pH 6,9.

Setelah itu, larutan dihomogenkan dengan menggunakan vortex kemudian

diinkubasi selama 15 menit. Reaksi kemudian dihentikan dengan penambahan 1

mL HCl 1 M dan ditambahkan indikator warna iodin-iodida sebanyak 0,01 mL,

kemudian dihomogenkan lagi menggunakan vortex. larutan uji kemudian dibaca

serapannya di spektrofotometer pada panjang gelombang 400-800 nm. Pengujian

dilakukan sebanyak 3 kali.

Penentuan Optimization Time

Penentuan optimization time dilakukan untuk menentukan waktu optimum

yang dibutuhkan oleh enzim untuk bereaksi dengan menggunakan panjang

gelombang maksimal yang sudah didapatkan sebelumnya. Larutan uji dibuat

dengan mencampurkan sebanyak 1 mL pati kentang 0,5% ditambah dengan 1 mL

sampel ekstrak konsentrasi terkecil yang digunakan dalam uji aktivitas

pengambatan alfa-amilase yaitu 4 mg/mL. setelah itu ditambah 1 mL DMSO 1%,

lalu ditambah 1 mL larutan enzim alfa-amilase, kemudian ditambah 1 mL dapar

fosfat pH 6,9. Setelah itu, larutan dihomogenkan dengan menggunakan vortex lalu

diinkubasi selama 5, 10, 20, 30 menit untuk menentukan waktu optimum enzim

bereaksi. Reaksi kemudian dihentikan dengan penambahan 1 mL HCl 1 M dan

ditambahkan indikator warna iodin-iodida sebanyak 0,01 mL, kemudian

dihomogenkan lagi menggunkan vortex. Larutan uji kemudian dibaca serapannya

menggunkan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 536 nm.

Pengujian Efek Penghambatan Larutan Blanko dan Kontrol Blanko Acarbose

Larutan blanko acarbose dibuat dengan mencampurkan 1 mL pati kentang

0,5% ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 1 mL aquabidest, kemudian

ditambah 1 mL enzim alfa-amilase dan ditambah dengan 2 mL dapar fosfat pH

6,9. Setelah itu larutan dihomogenkan dengan menggunakan vortex lalu

diinkubasi selama 5 menit. Reaksi dihentikan dengan penambahan 1 mL HCl 1 M

dan ditambahkan indikator warna iodin-iodida sebanyak 0,01 mL, kemudian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

9

larutan dihomogenkan lagi dengan menggunakan vortex. Larutan uji kemudian

dibaca serapannya menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang

gelombang 536 nm. Larutan blanko acarbose dibuat replikasi sebanyak 3 kali.

Larutan kontrol blanko acarbose dibuat dengan mencampurkan 1 mL pati

kentang 0,5% ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 1 mL aquabidest,

kemudian ditambah dengan 3 mL dapar fosfat pH 6,9. Setelah itu larutan

dihomogenkan dengan menggunakan vortex lalu diinkubasi selama 5 menit.

Reaksi dihentikan dengan penambahan 1 mL HCl 1 M dan ditambahkan indikator

warna iodin-iodida sebanyak 0,01 mL, kemudian larutan dihomogenkan lagi

dengan menggunakan vortex. Larutan uji kemudian dibaca serapannya

menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 536 nm.

Larutan kontrol blanko acarbose dibuat replikasi sebanyak 3 kali.

Pengujian Efek Penghambatan Larutan Acarbose dan Kontrol Acarbose

Larutan acarbose dibuat dengan mencampurkan 1 mL pati kentang 0,5%

ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambah 1 mL masing-masing larutan seri

acarbose dengan konsentrasi 4, 8, 15, dan 20 mg/mL. Setelah itu, ditambah 1 mL

aquabidest, lalu ditambah 1 mL enzim alfa-amilase, kemudian ditambah 2 mL

dapat fosfat. Larutan kemudian dihomogenkan dengan vortex dan diinkubasi

selama 5 menit. Reaksi dihentikan dengan penambahan 1 mL HCl 1 M dan

ditambahkan indikator warna iodin-iodida sebanyak 0,01 mL, kemudian larutan

dihomogenkan lagi dengan menggunakan vortex. Larutan uji kemudian dibaca

serapannya menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 536

nm. Larutan acarbose dibuat replikasi sebanyak 3 kali.

Larutan kontrol acarbose dibuat dengan mencampurkan 1 mL pati kentang

0,5% ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambah 1 mL masing-masing larutan

seri acarbose dengan konsentrasi 4, 8, 15, dan 20 mg/mL. Setelah itu, ditambah 1

mL aquabidest, lalu ditambah 3 mL dapar fosfat. Larutan kemudian

dihomogenkan dengan vortex dan diinkubasi selama 5 menit. Reaksi dihentikan

dengan penambahan 1 mL HCl 1 M dan ditambahkan indikator warna iodin-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

10

iodida sebanyak 0,01 mL, kemudian larutan dihomogenkan lagi dengan

menggunakan vortex. Larutan uji kemudian dibaca serapannya menggunakan

spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 536 nm. Larutan kontrol

acarbose dibuat replikasi sebanyak 3 kali.

Pengujian Efek Penghambatan Larutan Blanko dan Kontrol Blanko Ekstrak

Larutan blanko ekstrak dibuat dengan mencampurkan 1 mL pati kentang

0,5% ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 1 mL DMSO 1%, kemudian

ditambah 1 mL enzim alfa-amilase dan ditambah dengan 2 mL dapar fosfat pH

6,9. Setelah itu larutan dihomogenkan dengan menggunakan vortex lalu

diinkubasi selama 5 menit. Reaksi dihentikan dengan penambahan 1 mL HCl 1 M

dan ditambahkan indikator warna iodin-iodida sebanyak 0,01 mL, kemudian

larutan dihomogenkan lagi dengan menggunakan vortex. Larutan uji kemudian

dibaca serapannya menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang

gelombang 536 nm. Larutan blanko ekstrak dibuat replikasi sebanyak 3 kali.

Larutan kontrol blanko ekstrak dibuat dengan mencampurkan 1 mL pati

kentang 0,5% ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 1 mL DMSO 1%,

kemudian ditambah dengan 3 mL dapar fosfat pH 6,9. Setelah itu larutan

dihomogenkan dengan menggunakan vortex lalu diinkubasi selama 5 menit.

Reaksi dihentikan dengan penambahan 1 mL HCl 1 M dan ditambahkan indikator

warna iodin-iodida sebanyak 0,01 mL, kemudian larutan dihomogenkan lagi

dengan menggunakan vortex. Larutan uji kemudian dibaca serapannya

menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 536 nm.

Larutan kontrol blanko ekstrak dibuat replikasi sebanyak 3 kali.

Pengujian Efek Penghambatan Larutan Ekstrak dan Kontrol Ekstrak

Larutan ekstrak dibuat dengan mencampurkan 1 mL pati kentang 0,5% ke

dalam tabung reaksi, kemudian ditambah 1 mL masing-masing larutan seri ekstrak

dengan konsentrasi 4, 8, 15, dan 20 mg/mL. Setelah itu, ditambah 1 mL DMSO

1%, lalu ditambah 1 mL enzim alfa-amilase, kemudian ditambah 2 mL dapar

fosfat. Larutan kemudian dihomogenkan dengan vortex dan diinkubasi selama 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

11

menit. Reaksi dihentikan dengan penambahan 1 mL HCl 1 M dan ditambahkan

indikator warna iodin-iodida sebanyak 0,01 mL, kemudian larutan dihomogenkan

lagi dengan menggunakan vortex. Larutan uji kemudian dibaca serapannya

menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 536 nm.

Larutan ekstrak dibuat replikasi sebanyak 3 kali.

Larutan kontrol ekstrak dibuat dengan mencampurkan 1 mL pati kentang

0,5% ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambah 1 mL masing-masing larutan

seri ekstrak dengan konsentrasi 4, 8, 15, dan 20 mg/mL. Setelah itu, ditambah 1

mL DMSO 1%, lalu ditambah 3 mL dapar fosfat. Larutan kemudian

dihomogenkan dengan vortex dan diinkubasi selama 5 menit. Reaksi dihentikan

dengan penambahan 1 mL HCl 1 M dan ditambahkan indikator warna iodin-

iodida sebanyak 0,01 mL, kemudian larutan dihomogenkan lagi dengan

menggunakan vortex. Larutan uji kemudian dibaca serapannya menggunakan

spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 536 nm. Larutan kontrol

ekstrak dibuat replikasi sebanyak 3 kali.

Perhitungan % penghambatan

Perhitungan % penghambatan enzim alfa-amilase oleh sampel ekstrak air

batang brotowali maupun acarbose dapat dihitung dengan menggunkan rumus:

% Penghambatan =

(Elya et al, 2015)

Keterangan:

A1 : Absorbansi blanko – absorbansi kontrol dari blanko

A2 : Absorbansi sampel – absorbansi kontrol dari sampel

Perhitungan IC50

Nilai IC50 dihitung menggunakan persamaan regresi linear, dimana

konsentrasi sampel sebagai sumbu x dan nilai % penghambatan sebagai sumbu y.

Dari persamaan y = a + bx, nilai IC50 dapat dihitung dengan rumus:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

12

(Elya et al, 2015)

Teknik pengumpulan data dan analisis hasil

Analisis data persen penghambatan diukur secara statistik yang diawali

dengan menguji distribusi normalitas dengan uji Shapiro-Wilk dan menguji

homogenitas dengan uji Levene. Apabila data yang didapatkan terdistribusi

normal (nilai P > 0,05), maka dilanjutkan dengan uji One-Way ANOVA, dan

apabila ditemukan perbedaan maka dilanjutkan dengan Post-Hoc Tukey pada taraf

kepercayaan 95%. Sedangkan apabila didapatkan data yang tidak terdistribusi

normal (nilai P < 0,05), maka dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis, dan apabila

ditemukan perbedaan maka dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney pada taraf

kepercayaan 95%. Sedangkan analisis data nilai IC50 dilakukan dengan menguji

distribusi normalitas dengan uji Shapiro-Wilk dan menguji homogenitas dengan

uji Levene, yang kemudian dilanjutkan dengan uji T tidak berpasangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penyiapan Serbuk Batang Brotowali dan Determinasi Serbuk

Bahan yang digunakan berupa serbuk simplisia batang brotowali yang

diperoleh dari PT. HRL Internasional Surabaya, Jawa Timur.

Serbuk simplisia batang brotowali kemudian dilakukan determinasi yang

bertujuan untuk memastikan kebenaran spesies tanaman yang akan digunakan

merupakan spesies dari (Tinospora crispa L.) Hook.F. & Thomson. Hasil

determinasi menyatakan bahwa spesimen serbuk tersebut adalah benar-benar

tanaman Tinospora crispa (L.) Hook.F. & Thomson dari keluarga

menispermaceae (Lampiran 1).

Penetapan Kadar Air pada Serbuk Batang Brotowali

Tujuan penetapan kadar air adalah untuk memberikan batasan minimal

atau rentang tentang besarnya kandungan air di dalam bahan. Kandungan air yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

13

tinggi pada simplisia dapat menjadi media tumbuhnya bakteri dan jamur yang

dapat merusak senyawa yang terkandung di dalam simplisia tersebut. Prinsip

penetapan kadar air adalah pengukuran kandungan air yang berada di dalam

bahan, dilakukan dengan cara yang tepat diantara cara titrasi, destilasi atau

gravimetri (Departemen Kesehatan RI, 2000). Penetapan kadar air dalam serbuk

batang brotowali mengacu pada Farmakope Herbal Indonesia tahun 2013 yaitu

dengan metode destilasi toluen. Kadar air nantinya dihitung dengan menggunakan

rumus berikut:

Volume air yang diperoleh adalah 0,9 mL, dengan bobot serbuk yang

ditimbang adalah 10,0067 gram, sehingga kadar air yang diperoleh adalah

8,994%. Persen kadar air yang baik adalah kurang dari 10% (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, 2011). Maka dari itu, serbuk batang brotowali

yang digunakan dalam penelitian ini dapat dikatakan serbuk yang baik.

Pembuatan Ekstrak Air Serbuk Batang Brotowali

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut

sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Simplisia

yang diekstrak mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa yang

tidak dapat larut seperti serat, karbohidrat dan protein (Departmen Kesehatan RI,

2000).

Ekstraksi serbuk batang brotowali dilakukan dengan cara dekokta.

Dekokta merupakan salah satu metode ekstraksi yang dibuat dengan cara

mengekstraksi sediaan herbal dengan air pada suhu 90oC selama 30 menit (Badan

Pengawas obat dan Makanan, 2010). Sesuai prinsip “like dissolves like”, maka

borapetosida C yang merupakan golongan furanoditerpen glikosida yang bersifat

polar akan sesuai diekstraksi dengan pelarut air yang sama-sama bersifat polar

(Bandiola, 2018). Metode dekokta dipilih karena cocok digunakan untuk bagian

tanaman yang keras seperti akar atau kulit batang tanaman (Azwanida, 2015).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

14

Selain itu, pelarut air dapat digunakan untuk menyari metabolit sekunder berupa

terpenoid yang merupakan jenis senyawa aktif yang ditargetkan untuk uji aktivitas

penghambatan alfa-amilase ini (Tiwari et al, 2011). Pengunaan air sebagai pelarut

ekstraksi memiliki beberapa keuntungan seperti murah, mudah diperoleh, serta

merupakan pelarut universal dan pelarut yang paling aman digunakan (Bandiola,

2018). Diterpen juga termasuk senyawa yang sukar menguap (Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia, 2016), sehingga metode dekokta ini bisa

digunakan untuk mengekstraksi senyawa yang nonvolatil (Zhang et al, 2018).

Serbuk kering batang brotowali ditimbang sebanyak 10 gram dan

disiapkan aquabidest sebanyak 50 mL. Panaskan panci dekokta yang berisi air

diatas hot plate, setelah suhu termometer mencapai 90oC masukkan serbuk dan

aquabidest ke dalam panci terpisah dan letakkan dalam panci pertama yang berisi

air mendidih tadi. Lalu waktu dihitung selama 30 menit sambil sesekali diaduk.

Setelah 30 menit, kemudian disaring diatas kain flannel pada cawan porselen dan

kemudian filtrat diuapkan diatas penangas air sampai terbentuk ekstrak kental.

Ekstrak dibuat dengan tiga kali replikasi. Setelah itu ditimbang hingga

mencapai bobot tetap. Bobot tetap dilakukan untuk memastikan bahwa pelarut

tidak ada lagi didalam ekstrak. Menurut Departemen Kesehatan Republik

Indonesia (2011), bobot tetap dikatakan tercapai apabila perbedaan penimbangan

dua kali berturut-turut setelah dikeringkan selama satu jam tidak lebih dari 0,25%

atau perbedaan penimbangan tidak melebihi 0,5 mg pada penimbangan dengan

timbangan analitik.

Bobot tetap ekstrak kental yang didapatkan pada replikasi pertama adalah

2,4685 gram dan serbuk yang ditimbang sebanyak 10,0008 gram sehingga

didapatkan % rendemen sebesar 24,68%. Pada replikasi kedua, bobot tetap ekstrak

kental yang didapatkan adalah 3,6989 gram dan serbuk yang ditimbang sebanyak

10,0058 gram sehingga didapatkan % rendemen sebesar 36,97%. Sedangkan pada

replikasi ketiga, bobot tetap ekstrak kental yang didapatkan adalah 2,1330 gram

dan serbuk yang ditimbang sebanyak 10,0039 gram, sehingga didapatkan %

rendemen sebesar 21,32%. Rendemen merupakan salah satu parameter mutu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

15

ekstrak yang ditetapkan dengan satuan persen (%), semakin tinggi nilai rendemen

yang dihasilkan menandakan nilai ekstrak yang dihasilkan semakin banyak.

Rendemen suatu ekstrak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya

adalah metode ekstraksi yang digunakan (Wijaya, 2018).

Uji Kandungan Fitokimia Serbuk Batang Brotowali

Pada penelitian ini dilakukan uji kandungan fitokimia pada serbuk maupun

ekstrak air batang brotowali secara kualitatif dengan metode KLT. Tujuan

dilakukan uji kualitatif ini untuk standarisasi serbuk maupun ekstrak air batang

brotowali untuk mengetahui keberadaan kandungan senyawa metabolit yang dapat

dipergunakan sebagai acuan parameter standar mutu.

Kromatografi didefinisikan sebagai prosedur pemisahan zat terlarut oleh

suatu proses migrasi diferensial dinamis dalam sistem yang terdiri dari dua fase,

salah satu diantaranya bergerak secara berkesinambungan dengan arah tertentu

dan didalamnya zat-zat itu menunjukkan perbedaan mobilitas disebabkan adanya

perbedaan dalam adsorbsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau

kerapatan muatan ion. Dengan demikian masing-masing zat dapat

diidentifikasikan atau ditetapkan dengan metode analitik (Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, 2013).

Teknik kromatografi umum membutuhkan zat terlarut terdistribusi

diantara dua fase, satu diantaranya diam (fase diam), yang lainnya bergerak (fase

gerak). Fase gerak membawa zat terlarut melalui media, hingga terpisah dari zat

terlarut lainnya, yang terelusi lebih awal atau lebih akhir. Fase diam dapat

bertindak sebagai zat penjerap, seperti halnya penjerap alumina yang diaktifkan,

silica gel dan resin penukar ion, atau dapat bertindak melarutkan zat terlarut

sehingga terjadi partisi antara fase diam dan fase gerak (Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, 2013).

KLT umumnya lebih banyak digunakan untuk tujuan identifikasi, karena

mudah dan sederhana serta memberikan pilihan fase diam yang lebih luas dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

16

berguna untuk pemisahan masing- masing senyawa secara kuantitatif dari suatu

campuran (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2013).

Lempeng silica yang akan digunakan harus diaktifkan terlebih dahulu

dengan memanaskan lempeng silica dalam oven pada suhu 120oC selama 30

menit. Aktivasi lempeng ditujukkan untuk mengurangi kadar airnya, karena jika

silica masih basah akan sulit menyerap senyawa yang akan dipisahkan.

Temperatur dan lama aktivasi lempeng merupakan faktor penting yang harus

diperhatikan dalam aktivasi lempeng, terlalu pendek waktu aktivasi akan

mengakibatkan tidak sempurnanya penghilangan kelembaban air yang berakibat

lempeng akan memberikan latar belakang yang tidak seragam. Sebaliknya, waktu

aktivasi yang terlalu lama akan menghilangkan air kimia yang terikat yang dapat

merubah sifat fisika kimia lempeng (Wulandari, 2011).

Sesuai dengan acuan Suplemen III, Farmakope Herbal Indonesia tahun

2013, fase diam yang digunakan dalam penelitian ini adalah silica gel GF254 dan

digunakan fase gerak yaitu kloroform P-metanol P dengan perbandingan 9:1.

Larutan pembanding yang digunakan adalah kuersetin 1% dalam metanol P.

Larutan uji serbuk simplisia dibuat dengan melarutakan 1 gram serbuk dalam 10

mL metanol P, sedangkan larutan uji ekstrak air serbuk simplisia dibuat dalam

konsentrasi 4 mg/mL dengan melarutkan 20 mg ekstrak dengan metanol P dalam

labu ukur 5 mL. Volume penotolan yang ditotolkan adalah 10 µL untuk larutan uji

dan 5 µL untuk larutan pembanding. Deteksi yang digunakan adalah deteksi fisik

pada UV 254 nm dan UV 366 nm.

Faktor retardasi (Retardation factor atau Rf) adalah parameter yang

digunakan untuk menggambarkan migrasi senyawa dalam KLT. Nilai Rf

merupakan parameter yang menyatakan posisi noda pada fase diam setelah

dielusi. Penentuan harga Rf analit yaitu membandingkan jarak migrasi noda analit

dengan jarak migrasi fase gerak/ eluen. Harga Rf dapat dihitung sebagai rasio:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

17

(Wulandari, 2011)

Nilai Rf berkisar antara 0 dan 1. Nilai Rf terbaik antara 0,2-0,8 untuk

deteksi UV dan 0,2-0,9 untuk deteksi visibel. Pada Rf kurang dari 0,2 belum

terjadi kesetimbangan antara komponen senyawa dengan fase diam dan fase gerak

sehingga bentuk noda biasanya kurang simetris, sedangkan pada Rf diatas 0,8

noda analit akan diganggu oleh absorbansi pengotor lempeng fase diam yang

teramati pada visualisasi dengan lampu UV (Wulandari, 2011).

Secara kimia tanaman brotowali mengandung alkaloid, diterpenoid,

flavonoid, fenol, lakton dan lignin. Komponen utama yang telah diidentifikasi

aktif adalah terpenoid dan terpenoid glikosida. Senyawa terpenoid glikosida yang

berperan menurunkan serum gula darah pada diabetes tipe kedua adalah

borapetosida C dan borapentol B (Rosidah dkk, 2015). Pada pengujian kualitatif

KLT ini menggunkan pembanding kuersetin untuk mendeteksi keberadaan

kandungan metabolit sekunder sesuai dengan Farmakope Herbal Indonesia tahun

2013.

(A) (B)

Gambar 1. Hasil elusi KLT serbuk batang brotowali dan pembanding

kuersetin pada UV 254 nm (A) dan UV 366 nm (B).

A A

B B

C C

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

18

Tabel I. Perhitungan nilai RF Serbuk

Jarak Bercak (cm) Jarak Elusi (cm) Nilai Rf

Pembanding kuersetin (A) 5,7 cm 10 cm 0,57 cm

Replikasi I serbuk (B) 6,2 cm 0,62 cm

Replikasi II serbuk (C) 6,5 cm 0,65 cm

(A) (B)

Gambar 2. Hasil elusi KLT ekstrak air batang brotowali dengan

pembanding kuersetin pada UV 254 (A) nm dan UV 366 nm (B)

Tabel II. Perhitungan nilai RF Ekstrak

Jarak Bercak

(cm) Jarak Elusi (cm) Nilai Rf

Pembanding kuersetin (A) 2,2 cm

10 cm

0,22 cm

Ekstrak air (B) 1,8 cm 0,18 cm

Ekstrak etanol (C) 1,6 cm 0,16 cm

A A B B C C

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

19

Hasil uji KLT serbuk maupun ekstrak menghasilkan beberapa bercak.

Perbedaan jumlah bercak dikarenakan pada serbuk maupun ekstrak air batang

brotowali memiliki kandungan senyawa metabolit lain, sehingga pada saat elusi

dapat dihasilkan lebih dari satu bercak, sedangkan pada pembanding kuersetin

hanya dihasilkan satu bercak karena kandungan kimia yang terdapat pada

pembanding adalah kandungan murni kuersetin.

Hasil KLT serbuk simplisia menghasilkan nilai Rf untuk standar kuersetin

sebesar 0,57 cm dan untuk serbuk simplisia pada replikasi I menghasilkan nilai Rf

sebesar 0,62 dan untuk serbuk simplisia replikasi II menghasilkan nilai Rf sebesar

0,65 cm. Hasil yang didapatkan pada KLT ekstrak menunjukkan nilai Rf pada

pembanding kuersetin sebesar 0,22 dan untuk ekstrak air menghasilkan nilai Rf

sebesar 0,18 cm.

Hasil bercak pada KLT ekstrak air serbuk simplisia apabila dilihat pada

UV 366 nm bermacam-macam, salah satunya menampilkan warna ungu- merah

muda yang menandakan bahwa batang brotowali mengandung senyawa terpenoid

(Alen et al, 2017). Selain itu, hasil KLT ekstrak air serbuk simplisia menampilkan

hasil beberapa bercak dengan warna yang berbeda, ini menunjukkan bahwa di

dalam ekstrak air serbuk simplisia tersebut terkandung beberapa jenis metabolit

sekunder yang lain selain terpenoid. Hal ini disebabkan karena pelarut yang

digunakan untuk melarutkan ekstrak merupakan pelarut semi polar yang memiliki

gugus polar dan gugus non polar, sehingga dapat menarik analit-analit yang

bersifat polar maupun non polar (Astarina et al, 2013).

Uji Aktivitas Penghambatan Enzim Alfa-Amilase

Human alfa-amilase (HA) adalah sekelompok dua isoenzim yang berbeda,

diproduksi dan dilepaskan terutama dikelenjar ludah yaitu Human Salivary

Amylase (HSA) dan Human Pancreas Amylase (HPA) (Ventura et al., 2017).

Alfa-amilase, enzim saliva atau pankreas memainkan peran penting dalam

pemecahan awal karbohidrat kompleks menjadi molekul sederhana. Modulasi

aktivitas alfa-amilase mempengaruhi pemanfaatan karbohidrat sebagai sumber

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

20

energi dan pemanfaatan yang lebih penting adalah pengurangan karbohidrat

kompleks (De Sales et al., 2012). Pati adalah sumber utama karbohidrat dan

pencernaannya dimulai pada mulut, dimana saliva alfa-amilase memulai hidrolisis

pati sebelum mencapai perut. Setelah pati masuk perut, pankreas alfa-amilase

melengkapi konversi menjadi disakarida dan oligosakarida pendek. Selanjutnya,

alfa-glukosidase usus memecah disakarida menjadi monosakarida (glukosa), yang

mudah diserap melalui sel–sel usus kecil ke aliran darah ( Oboh et al., 2011).

Alfa-amilase mengkatalisasi pembelahan alfa-1,4 ikatan glikosidik untuk

mengkonversi polisakarida menjadi oligosakarida yang lebih kecil seperti maltose,

maltotriosa dan sejumlah alfa-1,4 dan alfa-1,6 oligoglan. Fragment- fragment ini

selanjutnya akan mengalami degradasi lebih lanjut oleh alfa-glukosidase yang

terletak di perbatasan sekat usus kecil (Trihn et al, 2016). Degradasi oleh alfa-

glukosidase ini akan berubah menjadi glukosa yang akan diserap memasuki aliran

darah, degradasi pati makanan ini berlangsung dengan cepat dan menyebabkan

peningkatan hiperglikemia post prandial (Sudha et al, 2011).

Prinsip dari pengujian aktivitas penghambatan alfa-amilase ini adalah

berdasarkan pada pembentukan kompleks iodin-pati, aktivitas enzim alfa-amilase

diamati sebagai penurunan intensitas warna biru pada kompleks iodin-pati karena

berkurangnya substrat pati akibat hidrolisis yang dilakukan oleh enzim alfa-

amilase (Sudha et al, 2011). Sebelum dilakukan pengujian, dilakukan optimasi

panjang gelombang maksimal dan Operating Tme (OT). Tujuan dilakukan

optimasi panjang gelombang untuk dapat menentukan panjang gelombang yang

menghasilkan serapan maksimum dari larutan uji. Berdasarkan optimasi panjang

gelombang yang dilakukan pada panjang gelombang 400-800 nm, didapatkan

panjang gelombang maksimum sebesar 536 nm. Penentuan Operating Time

bertujuan untuk menentukan waktu optimal suatu reaksi bekerja. Pada penelitian

optimasi OT ini dibuat dalam 4 rentang waktu yang berbeda yaitu 5 menit, 10

menit, 20 menit, dan 30 menit. Pengukuran dilakukan pada rentang panjang

gelombang maksimal yang sebelumnya sudah didapat yaitu 536 nm. Hasil OT

yang didapat adalah selama 5 menit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

21

Setelah dilakukan optimasi, dilanjutkan dengan uji aktivitas penghambatan

enzim alfa-amilase. Pada uji ini, untuk mendapatkan nilai akhir berupa %

penghambatan dan IC50 perlu dilakukan beberapa rangkaian uji pada beberapa

kelompok. Uji aktivitas untuk ekstrak air serbuk batang brotowali maupun untuk

acarbose dibuat kelompok larutan uji masing-masing adalah larutan blanko,

kontrol blanko, sampel dan kontol sampel.

Pengujian larutan blanko dan kontrol blanko bertujuan untuk mengetahui

aktivitas dari enzim alfa-amilase tanpa penambahan sampel uji. Kelompok blanko

dimaksudkan untuk mengetahui aktivitas pelarut yang digunakan tanpa adanya

sampel. Kelompok kontrol blanko dimaksudkan untuk mengetahui aktivitas

pelarut tanpa adanya sampel uji maupun enzim. Kelompok sampel digunakan

untuk mengetahui aktivitas sampel yang digunakan penghambatan enzim alfa-

amilase. Kelompok kontrol sampel digunakan untuk melihat aktivitas sampel

tanpa adanya enzim.

Pati kentang digunakan sebagai substrat dari enzim alfa-amilase. DMSO

digunakan sebagai pelarut karena DMSO dapat melarutkan senyawa polar dan

non polar serta DMSO tidak akan mengganggu hasil penelitian karena tidak

memberikan aktivitas terhadap sampel uji (Octaviani et al, 2019). Aquabidest

digunakan sebagai pelarut, penggunaan aquabidest bersifat murni dan bebas dari

zat-zat pengotor karena merupakan hasil destilasi. Enzim alfa-amilase bekerja

pada pH tertentu, pH optimum untuk aktivitas inhibitor terdapat pada pH 4,5-5,0

dan pH 6,9 merupakan pH optimum untuk enzim alfa-amilase (Prahesti et al,

2018). HCl digunakan sebagai penghenti reaksi, karena apabila enzim berada pada

pH yang terlalu rendah akan mengakibatkan denaturasi pada enzim. Dapar fosfat

digunakan untuk mempertahankan kondisi pH, agar selama reaksi berlangsung

enzim tetap bekerja optimal. Larutan iodin-iodida digunakan sebagai pewarna

bagi pati kentang yang tersisa pada reaksi sehingga dapat dibaca serapannya pada

spektrofotometri UV-VIS.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

22

Tabel III. Nilai Persen Inhibisi Acarbose

Konsentrasi

(mg/mL)

Replikasi I Replikasi II Replikasi III Rata-Rata

4 42,88% 40,48% 42,23% 41,86%

8 61,93% 60,18% 59,30% 60,47%

15 77,68% 77,90% 78,12% 77,9%

20 87,31% 89,50% 84,03% 86,95%

Uji penghambatan enzim alfa-amilase oleh kontrol positif menggunakan

acarbose. Acarbose adalah pseudotetrasaccharida dan menghambat alfa-amilase

serta alfa-glukosidase dengan aktivitas antihiperglikemik. Acarbose ini mencegah

pemecahan karbohidrat yang lebih besar menjadi glukosa dan mengurangi

kenaikan kadar glukosa darah posprandial. Selain itu, acarbose juga bekerja

menghambat alfa-amilase dengan mencegah hidrolisis pati kompleks menjadi

oligosakarida di usus kecil (Pubcem online). Konsentrasi acarbose yang

digunakan adalah 4 mg/mL, 8 mg/mL, 15 mg/mL dan 20 mg/mL dengan 3 kali

replikasi. Hasil nilai persen inhibisi acarbose sesuai dengan tabel III. Kemudian

hasil yang didapatkan akan di analisis secara statistik.

(A) (B)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

23

(C)

Gambar 3. Grafik hubungan konsentrasi acarbose dengan nilai persen

inhibisi enzim alfa-amilase pada replikasi I (A), replikasi II (B), dan replikasi

III (C).

Pada grafik hubungan persen inhibisi dengan konsentrasi acarbose sesuai

gambar diatas (gambar 3) didapatkan nilai r pada replikasi 1 sebesar 0,981,

replikasi 2 sebesar 0,987 dan replikasi 3 sebesar 0,978. Nilai r menyatakan

korelasi antara peningkatan konsentrasi dengan peningkatan persen inhibisi.

Apabila nilai r mendekati 1 maka semakin menggambarkan korelasi sempurna

(Gandjar dan Rohman, 2017). Pada ketiga replikasi nilai r mendekari 1 maka

dapat dikatakan terdapat hubungan antara peningkatan konsentrasi dengan

peningkatan nilai persen inhibisi.

Pada uji statistik persen inhibisi acarbose, dialukan uji normalitas

menggunakan uji Shapiro-Wilk. Nilai P yang didapat > 0,05 (lampiran 10)

sehingga dapat dikatakan bahwa data terdistribusi normal. Kemudian dilanjutkan

dengan Levene Test untuk mengetahui homogenitas data, nilai P yang didapat >

0,05 yang berarti data yang diperoleh homogen. Data yang terdistribusi normal

kemudian dilanjutkan dengan uji One-Way ANOVA, pada uji ini dibandingkan

dari keempat kelompok konsentrasi 4 mg/mL, 8 mg/mL, 15 mg/mL, dan 20

mg/mL, hasil nilai P menunjukkan bahwa < 0,05 yang menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan dari keempat kelompok perlakuan antar

konsentrasi. Hal ini menandakan bahwa semakin tinggi konsentrasi maka semakin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

24

besar pula persen inhibisi yang dihasilkan. Peningkatan konsentrasi

mempengaruhi peningkatan efek penghambatan enzim alfa-amilase oleh acarbose.

Setelah itu, nilai persen inhibisi yang didapat digunakan untuk menghitung

nilai IC50 yang menjadi parameter aktivitas penghambatan. Dengan menggunakan

persamaan regresi linear, dimana konsentrasi sampel sebagai sumbu x dan persen

penghambatan sebagai sumbu y, didapatkan nilai a dan b masing-masing

replikasi. Hasil nilai IC50 replikasi I sebesar 5,2247 mg/mL, replikasi 2 sebesar

6,0034 mg/mL, replikasi III sebesar 5,6385 mg/mL, dengan nilai rata-rata 5,662 ±

0,390 mg/mL dan CV sebesar 6,888%. Nilai CV untuk senyawa dengan kadar

kecil dapat berkisar 5-15% (Gandjar dan Rohman, 2017), sehingga nilai CV

sebesar 6,888% sesuai dengan teori. Maka, tujuan dari kontrol positif untuk

memastikan metode yang digunakan benar sudah tercapai, sehingga metode ini

dapat dilakukan untuk pengujian sampel.

(A) (B)

Gambar 4. Struktur acarbose (A) dan struktur amilum (B)

Acarbose merupakan obat antidiabetes yang termasuk dalam inhibitor

kompetitif alfa-amilase. Pada penghambatan inhibitor kompetitif, acarbose akan

bersaing dengan pati kentang sebagai substrat untuk mendapatkan sisi aktif dari

enzim alfa-amilase sehingga hal tersebut mengganggu reaksi antara enzim dengan

substrat (De Sales et al, 2012). Hal ini juga dapat dibuktikan karena inhibitor

acarbose memiliki struktur yang mirip dengan substrat amilum (gambar 4).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

25

Tabel IV. Nilai Persen Inhibisi Ekstrak Air Batang Brotowali

Konsentrasi

(mg/mL)

Replikasi I Replikasi II Replikasi III Rata-Rata

4 32,63% 33,95% 30,79% 32,46%

8 48,95% 51,84% 50,79% 50,53%

15 59,47% 58,95% 61,32% 59,91%

20 70% 69,21% 67,11% 68,77%

Pengujian penghambatan enzim oleh ekstrak air batang brotowali

menggunakan beberapa konsentrasi yaitu 4 mg/mL, 8 mg/mL, 15 mg/mL, dan 20

mg/mL. Perbedaan konsentrasi ini digunakan untuk melihat pengaruh

penambahan konsentrasi terhadap nilai inhibisi enzim.

(A) (B)

(C)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

26

Gambar 5. Grafik hubungan konsentrasi ekstrak air batang brotowali

dengan nilai persen inhibisi enzim alfa-amilase pada replikasi I (A), replikasi

II (B), dan replikasi III (C)

Pada grafik hubungan persen inhibisi dengan konsentrasi ekstrak air

batang brotowali sesuai dengan gambar di atas (Gambar 5) didapatkan nilai r pada

replikasi 1 sebesar 0,98, replikasi 2 sebesar 0,96, dan replikasi 3 sebesar 0,947.

Apabila nilai r mendekati 1 maka semakin menggambarkan korelasi yang

sempurna (Gandjar dan Rohman, 2017). Pada ketiga replikasi nilai r mendekati 1,

maka dapat dikatakan terdapat hubungan antara peningkatan konsentrasi dengan

peningkatan nilai persen inhibisi ekstrak air batang brotowali.

Pada pengujian statistik, persen inhibisi ekstrak air batang brotowali

dilakukan uji normalitas dengan uji Shapiro-Wilk. Nilai P yang didapatkan > 0,05

(lampiran 10) yang menunjukkan bahwa data terdistribusi normal. Uji

homogenitas dilakukan dengan Levene Test, hasil yang didapatkan nilai P sebesar

> 0,05 yang menunjukkan bahwa data yang didapatkan homogen. Data yang

terdistribusi normal kemudian dilanjutkan dengan uji One-Way ANOVA, pada uji

ini dibandingkan dari keempat kelompok konsentrasi 4 mg/mL, 8 mg/mL, 15

mg/mL, dan 20 mg/mL, hasil nilai P menunjukkan bahwa < 0,05 yang

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari keempat kelompok

perlakuan antar konsentrasi. Hal ini menandakan bahwa semakin tinggi

konsentrasi maka semakin besar pula persen inhibisi yang dihasilkan. Peningkatan

konsentrasi mempengaruhi peningkatan efek penghambatan enzim alfa-amilase

oleh ekstrak air batang brotowali.

Pengujian kemudian dilanjutkan dengan menghitung nilai IC50 dengan

menggunakan persamaan regresi linear pada 3 kali replikasi berturut-turut. Nilai

IC50 replikasi 1 sebesar 10,4840 mg/mL, replikasi 2 sebesar 9,99% dan replikasi 3

sebesar 10,5708, dengan nilai rata-rata 10,348±0,313 mg/mL dan CV sebesar

3,024%. Nilai IC50 yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan kontrol

positif acarbose, hal ini dapat disebabkan karena banyaknya senyawa lain yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

27

terdapat di dalam ekstrak sehingga dapat menurunkan aktivitas penghambatan

enzim alfa-amilase.

Pengujian IC50 merupakan parameter dari aktivitas penghambatan yang

menyatakan suatu sampel mempunyai aktivitas penghambatan enzim alfa-amilase

sebesar 50% yang diperoleh dari persamaan regresi linear untuk menyatakan

hubungan konsentrasi sampel dengan persen inhibisi. Nilai % inhibisi dari ekstrak

ataupun acarbose meningkat seiring kenaikan konsentrasi yang akan

mempengaruhi kekuatan efek yang dihasilkan (Fitrianingsih et al, 2016). Dari

hasil pengujian diatas, didapat persen inhibisi ekstrak dengan tiga kali replikasi

adalah lebih kecil dibandingkan dengan acarbose, sehingga nilai IC50 pada ketiga

ekstrak akan lebih besar dari acarbose.

Data IC50 acarbose dan ekstrak air batang brotowali dibandingkan dengan

melakukan uji statistik dengan menggunakan R statistik (lampiran 10) dengan

tujuan untuk membandingkan antara kedua kelompok tersebut. Berdasarkan uji

normalitas dengan Shapiro-Wilk dan uji homogenitas dengan Levene Test,

didapatkan nilai p > 0,05 yang menunjukkan data terdistribusi normal dan

homogen. Selanjutnya dilakukan uji T tak berpasangan dan didapatkan hasil yang

berbeda bermakna, dilihat dari nilai p < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan efek penghambatan terhadap aktivitas enzim alfa-amilase

antara ekstrak air batang brotowali dengan acarbose.

Menurut penelitian Ibrahim et al (2017) nilai IC50 acarbose yang

didapatkan pada uji penghambatan alfa-amilase sebesar 200,19 ± 7,29 mg/mL.

Pada penelitian yang dilakukan 5,662 ± 0,390 mg/mL. Perbedaan nilai IC50 yang

cukup jauh ini dapat disebabkan karena penggunaan substrat yang berbeda,

kandungan dapar fosfat yang berbeda dan perbedaan metode yang digunakan.

Pada penelitian Ibrahim et al (2017), digunakan para-nitrophenyl-alpha-D-

maltopentoglycoside sebagai substrat. Sementara, penelitian ini menggunakan pati

kentang sebagai substrat. Selain itu, kandungan dapar fosfat yang digunakan

adalah bovine serum albumin dan NaN3, sedangkan pada penelitian ini kandungan

dapar fosfat yang digunakan adalah natrium fosfat dan HCl. Metode penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

28

Ibrahim et al menggunakan instrument microplate reader, sedangkan pada

penelitian ini menggunakan instrument spektrofotometer UV-VIS.

Apabila dibandingkan dengan penelitian Chang., (2020) nilai IC50

acarbose yang didapatkan pada uji aktivitas penghambatan alfa-amilase sebesar

0,968 ± 0,051 mg/mL. Pada penelitian didapatkan nilai IC50 sebesar 5,662 ±

0,390 mg/mL. Perbandingan antara kedua nilai IC50 ini cukup berdekatan, karena

menggunaan metode dan perlakuan uji yang sama, namun hanya berbeda pada

konsentrasi dan sampel uji yang digunakan. Menurut penelitian Bhutkar et al

(2017), pengujian dengan menggunakan acarbose murni diperoleh nilai IC50

sebesar 383,7 µL/mL.

Gambar 6. Struktur borapetosida C

Menurut penelitian Ruan et al (2012), salah satu kandungan dari batang

brotowali yaitu borapetosida C dapat menunda perkembangan resistensi insulin

dengan peningkatan sensitivitas insulin. Aktivasi atau peningkatan stimulasi

insulin dari jalur IR/Akt/GLUT2 dapat berkontribusi pada efek penurun glukosa

plasma dari borapetosida C pada tikus T1DM. Borapetosida A dan C pada

Tinospora crispa berperan dalam menurunkan kadar glukosa plasma pada tikus

diabetes 1 yang diinduksi streptosozin dan dilakukan pemeriksaan pada aktivitas

hipoglikemik in vivo (Koay and Faheem, 2013).

Senyawa pada tanaman batang brotowali yang diduga memiliki aktivitas

penghambatan terhadap enzim alfa-amilase adalah borapetosida C. Menurut Elya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

29

et al (2012), alfa-amilase memecah pati dengan memutus ikatan glikosida.

Borapetosdia C yang sama-sama memiliki ikatan glikosida dapat mengubah peran

pati sebagai substrat. Dengan mekanisme inilah, pati di dalam tubuh tidak diubah

menjadi bentuk disakarida. Hal ini bisa membantu kerja dari glukosidase yang

mengubah disakarida menjadi monosakarida (glukasa) dan kadar glukosa pun

dapat dikontrol. Borapetosida C yang dapat menggantikan pati sebagai substrat

tersebut dapat dikategorikan sebagai inhibitor kompetitif, karena saling bersaing

untuk sisi aktif pada enzim. Selain itu, apabila dilihat struktur borapetosida C dan

pati kentang memiliki struktur yang mirip.

KESIMPULAN

Berdasarkan uji aktivitas penghambatan enzim alfa-amilase yang telah

dilakukan, ekstrak air batang brotowali menunjukkan hasil bahwa sampel tersebut

dapat melakukan penghambatan enzim alfa-amilase secara in vitro dengan nilai

persen inhibisi yang dihasilkan untuk konsentrasi 4 mg/mL yaitu 32,46%,

konsentrasi 8 mg/mL yaitu 50,53%, konsentrasi 15 mg/mL yaitu 59,91% dan

konsentrasi 20 mg/mL yaitu 68,77%. Hasil nilai IC50 sebesar 10,348 ± 0,313

mg/mL dan nilai IC50 acarbose sebesar 5,662 ± 0,390 mg/mL. Hasil uji statistik

IC50 ekstrak dan acarbose menunjukkan hasil yang berbeda bermakna yaitu

terdapat perbedaan efek penghambatan terhadap aktivitas enzim alfa-amilase

antara ekstrak air batang brotowali dengan acarbose.

SARAN

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengukur keberadaan

borapetosida C yang terdapat dalam ekstrak air batang brotowali (Tinospora

crispa L.) Hook. F & Thomson. Semakin tinggi kandungan borapetosida C pada

ekstrak, diharapkan efek penghambatan pada aktivitas enzim alfa-amilase akan

semakin tinggi. Selain itu, perlu dilakukan uji lanjutan untuk membuktikan bahwa

ekstrak air batang brotowali dapat menghambat enzim alfa-amilase secara in vivo.

Penggunaan acarbose juga disarankan menggunakan acarbose murni, karena

apabila menggunakan produk tablet acarbose, zat-zat tambahan yang terkandung

dalam tablet akan mempengaruhi hasil penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

30

DAFTAR PUSTAKA

Alen, Y., Fitria, L. A., and Yori, Y., 2017. Analisis Kromatografi Lapis Tipis

(KLT) dan Aktivitas Antihiperurisemia Ekstrak Rebung Schizostachyum

brachycladum Kurz (Kurz) pada Mencit Putih Jantan. Jurnal Sains

Farmasi dan Klinis.

Alldredge, B.K., Corelli, R.L., Ernst, M.E., Gugleilmo, B.J., Jacobson, P.A.,

Kradjan, W.A., Williams, B.R., 2013. Koda-Kimble & Young’s

Applied Theurapeutics.

Astarina, N. W. G., Astuti, K. W., dan Warditiani, N. K., 2013. Skrining

Fitokimia Ekstrak Metanol Rimpang Bangle (Zingiber purpureium

Roxb). Jurnal Farmasi Udayana.

Azwanida, NN. 2015. A review on the Extraction Methods Use in Medicinal

Plants, Principle, Strenght and Limitation. Review Medicinal and

Aromatic Plants.

Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2010. Acuan Sediaan Herbal.

Volume 5, Edisi 1, Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Bandiola, T. M., 2018. Extraction and Qualitative Phytochemical Screening of

Medicinal Plants: A Brief Summary. International Journal of Pharmacy.

Bhutkar, M. A., Bhinge, S.D., Randive, D.S., Wadkar, G. H., and Todkar, S. S.,

2018. In Vitro Studies on Alpha Amylase Inhibitory Activity of Some

Indigenous Plans. Modern Applications in Pharmacy and

Pharmacology., 1(4), 1-5.

Chang, M. J. V., 2020. Uji Aktivitas Penghambatan Enzim Alfa-Amilase oleh

Ekstrak Air Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) Secara In

Vitro. Universitas Sanata Dharma.

De Sales, P. M., Paula, M. S., Luiz, A. S., Perola O. M. and Damaris, S., 2012.

α- Amylase Inhibitors: A Review of Raw Material and Isolated

Compounds from Plant Source. J PharmSci.15(1).

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000. Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat. Badan POM Republik Indonesia, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2011. Farmakope Herbal Indonesia,

Suplemen II.Edisi 1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2011. Farmakope Herbal Indonesia,

Suplemen III.Edisi 1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Elya, B., Katrin, B., Abdul, M.., Wulan, Yuliastuti., Anastasia, B., and Eva, K. S.,

2012. Screening of α-Glucosidase Inhibitory Activity From Some Plants

of Apocynacea, Clusiaceae, Euphorbiaceae, and Rubiaceae. Journal of

Biomedicine anf Biotechnology.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

31

Elya, B., Rosita, H., Rani, S., Azizahwati, Uqie, S., Idam, T. P. and Yunita, I. P.,

2015. Antidiabetic Activity and Phytochemical Screening of Extracts

from Indonesian Plants by Inhibition of Alpha Amylase, Alpha

Glucosidase and Dipeptidyl Peptidase IV. Pakistan Journal of

Biological Sciences 18 (6).

Ftrianingsih, S. P., Indra, T. M., Ratu, C., Desirian, D., dan Ratih, A., 2016. Uji

Aktivitas Penghambatan Alfa Amilase Ekstrak Daun Tithonia Diversifolia

secara In Vitro. Prosiding SNaPP.

Gandjar, I. G., and Rohman, A., 2017. Kimia Farmasi Analisi. Pustaka Pelajar,

Yogyakarta.

Hamid, H. A., Yusoff, M. M., Liu, M., Karim, M. R. 2015. α-Glucosidase and α-

amylase inhibitory constituents of Tinospora crispa: Isolation and

chemical profile confirmation by ultra-high performance liquid

chromatography- quadrupole time-of- flight/mass spectrometry.

Journal of functional foods.

Hanhineva, K., Riitta, T., Isabel B. P., Jenna, P., Marjukka, K., Hannu, M., and

Kaisa, P. 2010. Impact of Dietary Polyphenols on Carbohydrate

Metabolism. International Journal of Molecular Sciences ISSN 1422-

0067.

Ibrahim, A., Babandi, A., Sani, A. H., Wudil, A. M., Murtala, Y. and Umar, I. A.,

2017. HPLC Profile. In-Vitro Alpha-Amylase, Alpha-Glukosidase

Inhibitory and Antioxidant Activities of Gymnema sylvestre Ethyl

Acetate Leaf Extract. Bayero Journal of Pure and Appled Science, 10

(1):72-80.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2016. Farmakognosi dan Fitokimia.

Jakarta. Kementrian Republik Indonesia.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2014. Farmakope Indonesia. Jakarta.

Kementrian Kesehatan republik Indonesia.

Koay, Y. C., and Amr, F., 2013. A review of secondary metabolites and

biological activities of Tinospora crispa (Menispermaceae).

Tropical Journal of Pharmaceutical Research. 12(4)

Kuswati, R., Nurmita and Laode R., 2017. Uji in Vivo Aktivitas Ekstrak Etanol

Batang Brotowali (Tinospora crispa) Sebagai Penurun Kadar Glukosa

Darah. Proceeding of the 6th

Mulawarman Pharmaceuticals

Conferences.

Menteri Kesehatan RI, 2017. Formularium Ramuan Obat Tradisional Indonesia.

Musdalifa., Ratnawaty, M., Iwan, D., 2014. Isolasi dan Identifikasi Senyawa

Metabolit Sekunder Ekstrak Metanol Batang Brotowali (Tinospora crispa

Linn). Jurnal Chemica. 15(II).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

32

Oboh, G., Adedayo, O., and Yetunde, M., 2011. Effect of Combination on the

Antioxidant and Inhibitory Properties of Tropical Pepper Varieties

Against a-Amylase and a-Glucosidase Activities In Vitro. Journal of

Medicinal food.

Octaviani, M., Haiyul, F., dan Erena, Y., 2019. Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak

Etanol dari Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.) dengan Metode Difusi

Cakram. Pharm Sci Res. 6(1)

Patil, A., Sunil, N., Shashikant, P., Vijay, Tambe., and Manoj, T. 2012.

Antidiabetic effect of polyherbal combinations in STZ induced diabetes

involve inhibition of α-amylase and α-glucosidase with amelioration of

lipid profile. Inforesights Publishing.

Prahesti, D. A., Sri, P., MG, I. R., 2018. Isolasi, Uji Aktivitas dan Optimasi

Inhibitor α-Amilase Isolat Kapang Endofit Tanaman Binahong

(Andrean cordifolia) (Ten.) Steenis. Jurnal Biologi. 18 (1).

Pramitasari, M. D., Sri, P., and Agung, S., 2017. Aktivitas Inhibitor α- amylase

Isolat Khamir Endofit dari Tumbuhan Brotowali (Tinospora crispa L.).

Jurnal Biologi, Volume 6 No 3.

Pubcem, 2019. Acarbose.

https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/acarbose#section=Str uctures

accessed 9 September 2019.

Rosidah, I., Hismiaty, B., Rima, M., dan Olivia, B. P. 2015. Pengaruh Kondisi

Proses Ekstraksi Batang Brotowali (Tinospora crispa (l) Hook.f &

Thomson) Terhadap Aktivitas Hambatan Enzim Alfa glukosidase. Media

Litbangkes, Vol. 25 No. 4.

Ruan, C., Sio, H., Tzong, C., Shoei, S., and Ming, J., 2012. Borapetoside C from

Tinospora crispa improves insulin sensitivity in diabetic mice.

Elsevier Gmbh.

Sudha, P., Smita, S. Z., Shobha, Y. B. and Ameeta, R. K. 2011. Potent a-

amylase inhibitory activity of Indian Ayurvedic medicinal plants. BMC

Complementary and Alternative Medicine.

Sudrajat, S. E., 2016. Mengenal Berbagai Obat Herbal dan Penggunaanya.

Jurnal Kedokteran Meditek,Vol 22.

Tiwari, P., Kumar, B., Kaur, M., Kaur G., and Kaur, H., 2011. Phytochemical

Screening and Extraction: A Review. Internationale Pharmaceutica

Scienca, 1(1), 98-106.

Trinh, B. T. D., Dan, S., and Anna, K. J., 2016. Screening for potential α-

glucosidase and α-amylase inhibitory constituents from selected

Vietnamese plants used to treat type 2 diabetes. Journal of

Ethnopharmacology.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

33

Ventura, B. D., Nikola, S. C., Riccardo, F., Ra Ffaele, V., 2017. Flexible

immunosensor for the detection of salivary α-amylase in body fluids.

Elsevier.

Wells, B.G., Dipiro, J.T., Schwinghammer, T.L., Dipiro, C.V., 2015.

Pharmacotherapy Handbook.

Wijaya, H., Novitasari, and Siti, J., 2018. Perbandingan Metode Ekstraksi

Terhadap Rendemen Ekstrak Daun Rambai Laut (Sonneratia

caseolaris L. Engl). Jurnal Ilmiah Manuntung.

Wulandari, L., 2011. Kromatografi Lapis Tipis, PT. Tanam Kampus Perindo,

Jember.

Zhang, Q. W., Li, G. L., and Wen, C. Y., 2018. Techniques for Extraction and

Isolation of Natural Products: a comprehensive review. Chinese Medicine.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

34

LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Determinasi Tanaman Brotowali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

35

Lampiran 2. Certificate of Analysis Alfa-Amylase

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

36

Lampiran 3. Gambar Serbuk Simplisia Batang Brotowali dan Ekstrak Air

Batang Brotowali.

Gambar 7. Serbuk Simplisia Batang Brotowali

Gambar 8. Ekstrak Air Batang Brotowali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

37

Lampiran 4. Perhitungan Hasil Uji Kadar Air

Gambar 9. Kadar Air Serbuk Simplisia Batang Brotowali

Serbuk brotowali untuk uji kadar air

Bobot beaker kosong 62,3841 gram

Berat beaker+ isi 72,3908 gram

Berat beaker sisa 62,3841 gram

Berat isi 10,0067 gram

Hasil

Bobot Simplisia (g) 10,0067 gram

Volume air (ml) 0,9 mL

Kadar Air =

Kadar Air =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

38

Lampiran 5. Data Penimbangan Serbuk Simplisia Batang Brotowali dan

Perhitugan % Rendemen.

Data penimbangan serbuk untuk ekstraksi

Replikasi 1 (g) Replikasi 2 (g) Replikasi 3 (g)

Berat Beaker 63,1877 61,9024 62,4748

Berat Beaker + isi 73,1885 71,9084 72,4788

Berat Beaker Sisa 63,1877 61,9026 62,4749

Berat Serbuk 10,0008 10,0058 10,0039

Data penimbangan ekstrak

Replikasi 1 (g) Replikasi 2 (g) Replikasi 3 (g)

Berat cawan 58,8795 51,0478 73,4905

Berat cawan + isi 61,3590 54,7701 75,6235

Berat ekstrak 2,4685 3,6989 2,1330

Hasil perhitungan rendemen

Replikasi I

% Rendemen=

Replikasi II

% Rendemen=

Replikasi III

% Rendemen =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

39

Lampiran 6. Data Penimbangan Bahan

Pati Kentang (0,5%) b/v

Bobot beaker kosong 24,6359 gram

Berat beaker+ isi 24,8981 gram

Berat beaker sisa 24,6391 gram

Berat isi 0,259 gram

Na Fosfat 328mg

Bobot beaker kosong 13,6597 gram

Berat beaker+ isi 13,9989 gram

Berat beaker sisa 13,6730 gram

Berat isi 0,3259 gram

NaCl 39,195 mg

Bobot beaker kosong 15, 2443 gram

Berat beaker+ isi 15,2945 gram

Berat beaker sisa 15,2553 gram

Berat isi 0,0392gram

Lampiran 7. Pembuatan Larutan Seri Acarbose dan Ekstrak Air Batang

Brotowali

a. Perhitungan larutan seri menggunakan rumus:

C1 x V1 = C2 x V2

b. Pelarut acarbose menggunakan aquabidest dan pelarut ekstrak

menggunakan DMSO.

1) Konsentrasi 20 mg/mL

200 mg sampel dilarutkan dalam 10 mL pelarut yang sesuai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

40

2) Konsentrasi 15 mg/mL

20 mg/mL x V1 = 15 mg/mL x 10 mL

V1 = 7,5 mL

3) Konsentrasi 8 mg/mL

15 mg/mL x V1 = 8 mg/mL x 10 mL

V1 = 5,33 mL

4) Konsentrasi 4 mg/mL

8 mg/mL x V1 = 4 mg/mL x 10 mL

V1 = 5 mL

Lampiran 8. Tabel Hasil Optimasi Panjang Gelombang Maksimum dan OT

Data hasil optimasi panjang gelombang maksimum

Replikasi Absic Abs

I 535,0 0,589

II 533,0 0,598

III 536,0 0,600

Data hasil optimization time

Panjang gelombang maksimum= 536,0 nm

Sampel Waktu OT Abs K*Abs

I 5 menit 0,576 0,5764

II 10 menit 0,525 0,5245

III 20 menit 0,472 0,4720

IV 30 menit 0,411 0,4108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

41

Lampiran 9. Pengukuran Serapan Larutan Seri Acarbose dan Ekstrak Air

Batang Brotowali

a. Pengukuran Serapan Larutan Seri Acarbose

Replikasi Absorbansi

Blanko (B) Kontrol

Blanko (KB)

B- KB Rata-Rata

I 0,039 0,421 -0,0382 -0,457

II 0,042 0,598 -0,556

III 0,038 0,472 -0,434

b. Pengukuran Serapan Larutan Seri Ekstrak Air Batang Brotowali

Replikasi Absorbansi

Blanko (B) Kontrol

Blanko (KB)

B- KB Rata-Rata

I 0,071 0,434 -0,363 -0,380

II 0,062 0,471 -0,409

III 0,068 0,435 -0,367

Konsentasi

(mg/mL)

Absorbansi %

Inhibisi

IC50

Sampe

l

(S)

Kontrol

Sampel

(KS)

S-KS B-KB

RI 4 0,129 0,390 -0,216 -0,457 42,88 5,2247

8 0,330 0,504 -0,174 -0,457 61,93

15 0,449 0,551 -0,102 -0,457 77,68

20 0,690 0,748 -0,058 -0,457 87,31

RII 4 0,189 0,461 -0,272 -0,457 40,48 6,0034

8 0,398 0,580 -0,182 -0,457 60,18

15 0,425 0,526 -0,101 -0,457 77,90

20 0,694 0,742 -0,048 -0,457 89,50

RIII 4 0,114 0,378 -0,264 -0,457 42,23 5,6385

8 0,383 0,569 -0,186 -0,457 59,30

15 0,497 0,578 -0,1 -0,457 78,12

20 0,656 0,726 -0,073 -0,457 84,03

Rata Rata IC50 5,662 ±

0,390

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

42

Konsentasi

(mg/mL)

Absorbansi %

Inhibisi

IC50

Sampe

l

(S)

Kontrol

Sampel

(KS)

S-KS B-KB

RI 4 0,033 0,289 -0,256 -0,380 32,63 10,4840

8 0,105 0,299 -0,194 -0,380 48,95

15 0,341 0,495 -0,154 -0,380 59,47

20 0,398 0,512 -0,114 -0,380 70

RII 4 0,031 0,282 -0,251 -0,380 33,95 9,99

8 0,113 0,296 -0,183 -0,380 51,84

15 0,335 0,491 -0,156 -0,380 58,95

20 0,349 0,466 -0,117 -0,380 69,21

RIII 4 0,029 0,292 -0,263 -0,380 30,79 10,5708

8 0,102 0,289 -0,187 -0,380 50,79

15 0,351 0,498 -0,147 -0,380 61,32

20 0,398 0,523 -0,125 -0,380 67,11

Rata Rata IC50 10,348 ±

0,313

Lampiran 10. Hasil Analisis Statistik dengan R Statistik

Acarbose

Uji Normalitas dengan Shapiro-Wilk

c 4 c 8 c 15 c 20

W-stat 0.934559 0.964808 1 0.986937

p-value 0.505938 0.639582 0.999999 0.781236

alpha 0.05 0.05 0.05 0.05

normal yes yes yes yes

Uji Homogenitas dengan Levene Test

type p-value

means 0.129642

medians 0.335589

trimmed 0.129642

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

43

One-Way ANOVA

ANOVA

Sources SS df MS F P value F crit RMSSE

Omega

Sq

Between

Groups

3573.0

13 3

1191.0

04

434.64

27

3.39E-

09

4.0661

81

12.036

65 0.99086

Within

Groups

21.921

53 8

2.7401

92

Total

3594.9

35

1

1

326.81

22

Uji Post Hoc-Tukey

TUKEY HSD/KRAMER alpha 0.05

group mean n ss df q-crit

c 4 41.86333 3 3.081667

c 8 60.47 3 3.5846

c 15 77.9 3 0.0968

c 20 86.94667 3 15.15847

12 21.92153 8 4.529

ANOVA: Single Factor

Descripti

on Alpha 0.05

Group

Cou

nt Sum Mean

Varian

ce SS Std Err Lower Upper

c 4 3

125.

59

41.863

33

1.5408

33

3.0816

67

0.9557

18

39.659

44

44.067

22

c 8 3

181.

41 60.47 1.7923 3.5846

0.9557

18

58.266

11

62.673

89

c 15 3

233.

7 77.9 0.0484 0.0968

0.9557

18

75.696

11

80.103

89

c 20 3

260.

84

86.946

67

7.5792

33

15.158

47

0.9557

18

84.742

78

89.150

56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

44

Q

Test

grou

p 1

grou

p 2 mean

std

err q-stat lower upper

p-

value

mean-

crit

Cohe

n d

c 4 c 8

18.60

667

0.955

718

19.46

878

14.27

822

22.93

511

3.52E

-06

4.328

448

11.24

031

c 4 c 15

36.03

667

0.955

718

37.70

637

31.70

822

40.36

511

1.53E

-08

4.328

448

21.76

979

c 4 c 20

45.08

333

0.955

718

47.17

22

40.75

489

49.41

178

3.3E-

09

4.328

448

27.23

489

c 8 c 15 17.43

0.955

718

18.23

759

13.10

155

21.75

845

5.81E

-06

4.328

448

10.52

948

c 8 c 20

26.47

667

0.955

718

27.70

342

22.14

822

30.80

511

2.33E

-07

4.328

448

15.99

458

c 15 c 20

9.046

667

0.955

718

9.465

831

4.718

219

13.37

511

0.000

699

4.328

448

5.465

1

Ekstrak Air Batang Brotowali

Uji Normalitas dengan Shapiro-Wilk

c 4 c 8 c 15 c 20

W-stat 0.991054 0.975697 0.904998 0.9359

p-value 0.819092 0.701046 0.401591 0.511142

alpha 0.05 0.05 0.05 0.05

normal yes yes yes yes

Uji Homogenitas dengan Levene test

type p-value

means 0.986506

medians 0.989159

trimmed 0.986506

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

45

Uji One-Way ANOVA

ANOVA: Single Factor

Descripti

on Alpha 0.05

Group

Cou

nt Sum Mean

Varian

ce SS Std Err Lower Upper

c 4 3

97.3

7

32.456

67

2.5189

33

5.0378

67

0.8387

31

30.522

55

34.390

78

c 8 3

151.

58

50.526

67

2.1400

33

4.2800

67

0.8387

31

48.592

55

52.460

78

c 15 3

179.

74

59.913

33

1.5516

33

3.1032

67

0.8387

31

57.979

22

61.847

45

c 20 3

206.

32

68.773

33

2.2310

33

4.4620

67

0.8387

31

66.839

22

70.707

45

ANOVA

Sources SS

d

f MS F

P

value F crit

RMSS

E

Omega

Sq

Between

Groups

2174.1

33 3

724.71

09

343.39

84

8.65E-

09

4.0661

81

10.698

89

0.9884

53

Within

Groups

16.883

27 8

2.1104

08

Total

2191.0

16

1

1

199.18

33

Uji Post Hoc- Tukey

TUKEY HSD/KRAMER alpha 0.05

group mean n ss df q-crit

c 4 32.45667 3 5.037867

c 8 50.52667 3 4.280067

c 15 59.91333 3 3.103267

c 20 68.77333 3 4.462067

12 16.88327 8 4.529

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

46

G1

G

2 mean std err q-stat lower upper

p-

value

mean-

crit

Cohen

d

c 4

c

8 18.07

0.8387

31

21.544

46

14.271

39

21.868

61

1.62E-

06

3.7986

12

12.438

7

c 4

c

15

27.456

67

0.8387

31

32.735

97

23.658

05

31.255

28

5.67E-

08

3.7986

12

18.900

12

c 4

c

20

36.316

67

0.8387

31

43.299

55

32.518

05

40.115

28

5.24E-

09

3.7986

12

24.999

01

c 8

c

15

9.3866

67

0.8387

31

11.191

51

5.5880

55

13.185

28

0.0002

17

3.7986

12

6.4614

23

c 8

c

20

18.246

67

0.8387

31

21.755

09

14.448

05

22.045

28

1.5E-

06

3.7986

12

12.560

31

c

15

c

20 8.86

0.8387

31

10.563

58

5.0613

88

12.658

61

0.0003

27

3.7986

12

6.0988

85

Analisis Statistik perbandingan IC50 Acarbose dan IC50 ekstrak air batang

brotowali

Uji Shapiro-Wilk

Shapiro-Wilk Test

IC50 Acarbose

IC50 Ekstrak

air

W-stat 0.998687239 0.859218751

p-

value 0.930785737 0.26542623

alpha 0.05 0.05

normal yes yes

Uji Levene Test

Levene's Tests

type p-value

means 0.861164

medians 0.758741

trimmed 0.861164

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

47

Uji T Tidak berpasangan

T Test: Two Independent Samples

SUMMARY

Hyp Mean

Diff 0

Groups Count Mean Variance Cohen d

IC50

Acarbose 3 5.6222 0.151793

IC50

Ekstrak air 3 10.34827 0.09815

Pooled 0.124971 13.36887

T TEST: Equal

Variances

Alpha 0.05

std

err t-stat df p-value t-crit lower upper sig effect r

One

Tail

0.288

642

16.373

46 4

4.07E-

05

2.1318

47 yes

0.9926

22

Two

Tail

0.288

642

16.373

46 4

8.14E-

05

2.7764

45

-

5.5274

7

-

3.9246

7 yes

0.9926

22

T TEST: Unequal

Variances

Alpha 0.05

std

err t-stat df p-value t-crit lower upper sig

effect

r

One

Tail

0.288

642

16.37

346

3.8238

65

5.53E-

05

2.160

376 yes

0.9929

44

Two

Tail

0.288

642

16.37

346

3.8238

65

0.0001

11

2.827

617

-

5.5422

4

-

3.909

9 yes

0.9929

44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM ALFA-AMILASE …

48

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi dengan judul “Uji Aktivitas

Penghambatan Alfa-Amilase dengan Ekstrak Air Batang

Brotowali (Tinospora crispa L.) Hook.F. & Thomson

secara In Vitro” lahir di Kampar, 5 Agustus 1998. Penulis

yang memiliki nama lengkap Fila Delfia merupakan anak

bungsu dari dua bersaudara dari pasangan Agus Dwi

Susanto dan Sunarti. Penulis menempuh pendidikan TK

Mawar (2003-2004), SDN 064 Tuah Indrapura (2005-

2010), SMP N 1 Mlati (2010-2013), dan SMK Kesehatan

Pelita Bangsa (2013-2016). Pada tahun 2016 penulis

melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama

perkuliahan banyak kegiatan yang dilakukan penulis terutama kegiatan

kepanitiaan dan organisasi. Penulis berpartisipasi pada kepanitiaan Future

Pharmacist in Action atau FACTION (2016), Latihan Kepemimpinan 1 (2017),

Kampanye Informasi Obat (2017). Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum

Anatomi Fisiologi Manusia (2017). Penulis pernah menjadi salah satu perwakilan

delegasi Universitas pada acara Regional Pharmaceutical leadership forum

ISMAFARSI wilayah Joglosepur (2017) dan menjadi kreator pada kegiatan USD

Menginspirasi (2018).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI