RESSA THOMPSON
d’Raccoonchan
MY COMICAL ROMANCE
Super Junior Fan Fiction
Penerbit
GRAMEDIA
2
MY COMICAL ROMANCE
SUPER JUNIOR FAN FICTION
Oleh: (RESSA THOMPSON D’RACCOONCHAN)
Copyright © 2010 by (RESSA THOMPSON
D’RACCOONCHAN)
Penerbit
(GRAMEDIA)
(www.gramedia.com)
(Email)
Desain Sampul:
(Ressa Thompson d’Raccoonchan)
Diterbitkan melalui:
www.nulisbuku.com
3
Ucapan Terimakasih:
Buat Allah Tuhan maha BAIK yang ngasih jutaan
cinta dan kasih sayang buat Umatnya dan
memberi jutaan inspirasi yahut di otak kecilku
Thanx to My FAMILY,
d’THOMPSONs^^
Buat teteh ku, Aries Thompson, my partner in
crime disegala suasana…
Buat Babeh Ipunk – Syaiful Bahri- yang ngasih
akses ke Nulisbuku.com without u, I’m not gonna
be here, bro^^ MATURSUWUUUUN…
For my ELFamily around the world..
SARANGHAEYOOO>>>
Anak-anak UKLI CIREBON, CRB48 yang rela
berjereng-jereng ria buat baca buku indie si racun
ini, en ngasih komen2 indahnya…
The last but not least, jelas buat my lovely
SUPER JUNIOR… o we yo!
4
DAFTAR ISI
MY BUBLING ^^
AN OPERA WITH MY GOOD FRIEND
HATE U LOVE U
HOT TIMES
CAN’T LET YOU GO EVEN I DIE
MIRACLE
SAY CHEESEE..
MY HAPPY FAMILY KANGTEUK COUPLE –
MARRY U
BONUSSS.. FANMIC
5
I‟M STILL BUBBLING HERE...
안녕하세요, 친구야...
RACCOONCHAN 와서.. ^^
Kkkk.. alhamdulilah yah.. *gaya syahrini* akhirnya
kumpulan EPEP gaje aye yang kedua keluar!!!
yeeeeee… baksu baksu baksuuu…
Plok plok plok… ^/\^
Hemm… kumpulan epep super duper gaje aye
yang padat gizi dan berprotein tinggi ini *apa deh
>.<* aye kasih judul “MY COMICAL ROMANCE”
^^ cuz kebanyakan epep disini inspirasinya dari
comic ^^ hooo…
moga ajah yang baca nie epep baik di epi aye
(buruan klik RESSA THOMPSON D’RACCOON-
ANCHOVY) WKWKWK… PROMOOOOOO… ^^b
atopun diSini, Di buku ini diberi kesehatan mata,
hati, jiwa dan raga…
Aaaaaaaaaaaamiiiin…
RACCOONCHAN ELF
2012
6
AN OPERA WITH MY GOOD FRIEND
Suasana baru di awal kenaikan kelas.
Meja-meja kayu berwarna coklat tua itu
berjejer rapi. Beberapa coretan dari spidol dan
tipe – X serta stiker-stiker menghiasi beberapa
bagian meja yang menjadi saksi bisu para siswa
terdahulu melewati masa-masa perjuangannya di
kelas ini. Kini, kelas 2.3 di SMA terkemuka, resmi
mejadi kelasku. Dan aku senang menjadi bagian
dari kelas ini, meski sebagian besar siswanya
belum aku kenal.
Aku duduk dibangku depan dengan seorang
siswi yang juga belum ku kenal. Aku tersenyum
padanya. Dia tersenyum balik sambil memamerkan
gusi pinknya dan mengulurkan tangan lentiknya.
“Annyeong, naneun Park Haela,
banggawayo..”
7
Aku menunduk kecil, “eum, bangawayo.” Ku
sambut uluran tangannya dengan hangat. “Lee Hye
Cha imnida.”
“Ne, boleh ku panggil Hyecha saja?”
“owh, ne. kuromyo..”
“ah, choa! Semoga kita bisa jadi teman
baik!” ujarnya sambil tetap memamerkan gusinya
dan menggenggam tanganku dengan kedua
tangannya.
Aku hanya mengangguk dan tersenyum.
“ceria sekali dia.”
Tidak berapa lama. Masuklah seorang yeoja
cantik, yang dari pakaiannya, sepertinya dia
seorang guru, disusul beberapa siswa lain yang
tadinya masih bermain diluar.
Setelah semuanya duduk manis, yeoja itu
berdiri didepan kelas dan memperkenalkan dirinya.
Rok terusan bermotif bunga-bunga kecil yang
dipadu dengan Blazer biru tua yang dikenakannya
8
sangat pas dan membuatnya tampak ceria dan
berwibawa.
“Annyeonghaseyo, yorobun. Jeoneun Kim
Minna Imnida. Saya adalah Guru Bahasa Inggris
yang juga akan menjadi wali kelas kalian selama
satu tahun kedepan.”
“Woo.. Horaay..swiitswiiit..” kegaduhan
tiba-tiba terjadi. Para siswa berteriak senang,
khususnya dari para Namja. Mereka berteriak
senang karena mendapat wali kelas yang masih
muda dan cantik seperti Minna Seonsangnim.
Beruntung kan kelas kami. Hehe..
“semoga kita bisa bekerja sama dan
membawa kelas kita menjadi kelas terbaik tahun
ini. Ok?”
Para siswa menjawab serempak penuh
semangat. “Ne..!!! seonsangnim!.”
“baiklah. Eum, baiklah, saya ingin sekali
mengenal kalian lebih dekat, jadi, silahkan
9
perkenalkan diri kalian satu per satu disini.” MInna
seonsangnim menunjuk tempat didepannya, yang
artinya, satu persatu dari kita harus maju kedepan
dan memperkenalkan diri.
“ya, silahkan mulai dari ujung sana. Ya
kamu.” Minna Seonsangnim menunjuk salah seorang
namja berambut Coklat yang sedang memutar-
mutar bolpoint ditangannya.”
“Jega? Ah baiklah.” Ujarnya santai. Dia
melangkah maju dan berhenti tepat didepan
mejaku. Sekilas, dia tersenyum. Senyum yang aneh.
Lebih mirip mencibir daripada senyum.
“ehem. Jega Cho Kyuhyun Imnida.
Bangawayo, chingudeul..” saat namja jangkung itu
akan kembali ke tempat duduknya, Minna
seonsangnim mencegatnya dengan pertanyaan lain.
“sudah? Apa kau tidak mau memberi tahu
teman-temanmu dimana kau tinggal?”
10
“eum. Tidak. Seonsangnim. Aku harus
mempertahankan image keren dan cool ku, dengan
tidak mengumbar semua rahasia hidupku.” Ujarnya
dengan percaya diri tingkat dewa.
Kami yang mendengar hanya ber-huuuu-ria
meresponnya.
“O? ahem! Baiklah. Gomawo, kyuhyun-ssi.
Silahkan kembali ke tempatmu. Jigeumi, neo,
next..”
“Annyeong, jega Lee Hyuk Jae imnida. Buat
kalian semua, hati-hati dengan pesonaku, araseo.”
Dikibaskannya rambut kuning terangnya. Jika
kalian sedih, carilah aku, tapi sekali lagi, aku
ingatkan, hati-hati terpesona padaku, hehee..”
“keundae, araseo Hyuk Jae-ssi. Kita semua
akan berhati-hati padamu. Gomawo.” MInna
Seonsangnim tidak bisa menyembunyikan tawanya.
“Seonsangnim. Apa kau juga berniat
terpesona padaku?”
11
“MWOYA? Ahahaa…” seisi kelas kembali
tergelak karena statement Namja yang bernama
Lee Hyuk Jae itu. Sepertinya dia lucu.
“Baiklah, selanjutnya..”
Setelah siswa yang bernama Lee Hyuk Jae
itu, Ada seorang Yeoja yang bernama Kim Sora.
Katanya dia suka menulis dan membuat cerita,
sama sepertiku! Kyaa… senangnya, aku bisa
menemukan orang yang mempunyai hobi yang sama,
semoga aku bisa berteman baik dengannya. Aku
tersenyum padanya. Kemudian kini giliran Namja
yang duduk disebelah Sora, memperkenalkan diri.
Namanya Choi Siwon. Badannya tinggi tegap dan
sangat tampan. Dia terpilih menjadi ketua kelas di
kelas kami. Tidak heran kenapa dia terpilih. Selain
karena karisma dan ketampanannya, dia juga pintar
dan sangat sopan. Kini giliran Park Haela, teman
sebangku ku memperkenalkan diri. Sama seperti
saat memperkenalkan diri padaku, dia tersenyum
12
ramah dan memperkenalkan diri dengan suara
cempreng dan ceria. Kini giliranku. Aku sedikit
nervous. Tapi aku bisa mengatasinya dengan baik.
Hari-hari pun berlalu dengan cepat.
Tidak terasa sekarang sudah pertengahan
semester. Aku dan teman-teman dikelasku makin
akrab. Tidak perduli Yeoja atau namja. Kita semua
sangat kompak. Akupun mulai betah dan bersyukur
berada dikelas ini. Dibawah kepemimpinan Siwon
dan bimbingan MInna Seonsangnim, semua bisa
berjalan dengan baik.
Akupun mendapat beberapa sahabat baru
yang cukup dekat dikelas ini. Ada aku, Sora, Haela,
Hyuk Jae, Siwon, donghae dan Kyuhyun. Kita
bertujuh sering menghabiskan waktu bersama dan
saling berbagi apapun; cerita, makanan, sampai
pekerjaan rumah. Makannya jangan heran jika ada
gossip yang beredar bahwa kita adalah triplet
couple atau berpasang-pasangan. Sora-siwon,
13
Haela-donghae, dan aku-hyuk. Hanya Kyu yang
sudah memproklamirkan hubungannya dengan
Daena. Siswi kelas 2.2. Hehehe… kami hanya
tergelak jika ada yang menanyakan kebenaran
gossip itu.
Siang itu, aku dan Haela sedang
menyelesaikan Tugas Kimia, yang akan dikumpulkan
setelah jam istirahat selesai. Aku memang tidak
begitu menyukai Kimia. Selain karena Gurunya yang
Killer, pelit senyum serta Logat bahasanya sedikit
tidak aku mengerti, Aku juga kesulitan jika harus
menghapal rumus-rumus kimia dan menghitung
turunan-turunannya menjadi senyawa baru.
“ini bagaimana menyelesaikanya?” aku
menggaruk kepalaku frustasi.
“Ya!” Haela menggetok kepalaku dengan
pensilnya. “sembunyikan muka depresimu itu. Kau
Membuatku makin stress. Bagaimana aku bisa
berpikir.” Haela memajukan mulutnya sembari
14
menatap baris demi baris jejeran nama-nama
senyawa kimia itu.
“O?” aku membulatkan mulutku sambil
menatap sahabatku itu. Rambut panjangnya yang
biasanya rapi, terlihat sedikit kusut. “apa kau bisa
mengerjakannya?” aku menopang kepalaku yang
agak pusing karena angka-angka itu, dengan tangan
kiri.
Terlihat Haela mengatupkan bibirnya.
“eummm…. Entahlah. Kelihatannya sulit.”
GLUBRAK!
“YA!!! HAELA!! Kupikir kau bisa
mengerjakannya.” Aku mendengus kesal.
“kenapa kau berteriak padaku?” dia
menutup buku kimianya.
“Kau juga berteriak kencang padaku tadi!”
aku memelankan suaraku.
“ah, iya ya.. hehehe… Mian.” Ujarnya
enteng.
15
“aiish… kenapa kau santai sekali. Bagaimana
nasib kita?? Mr. Simon tidak akan melepaskan kita
hidup-hidup kali ini.” Aku mulai panic. Bukan hanya
kali ini saja kita tidak mengerjakan tugas yag
diberikan Mr. Simon D. Aku mengedarkan
pandangan disekitar kelas. Hanya ada kita berdua
disini, serta Yoon Hwa dan Seohyun yang sedang
berpacaran dipojok ruangan.
“sepi sekali disini. Mereka malah asik
berduaan. Sedangkan kita..” aku mulai menggumam
sendiri. Aku memang suka bergumam jika sedang
panic.
“jelas sepi. Mereka kan sedang istirahat.”
Haela menyisir rambut panjangnya pelan.
Kruyuuuuuk..
Perutku berbunyi cukup keras.
“Mwo? Itu kau?” Tanya Haela tidak
percaya. Mata sipitnya membulat sambil
menatapku yang meringis menahan lapar.
16
“Begopa..aku tidak sarapan tadi pagi.”
“tidak ada waktu untuk makan!” ujarnya
kejam.
“ya… Haela-ssi.. ayo kita bawa PR kita ke
kantin! Siapa tahu kita dapat jawaban disana.” Aku
bangkit dari dudukku.
“andwae! JAWABAN DARI MANA?”
“KYUHYUN!!!” aku menyebutkan si jenius
satu itu. “pasti dia sudah menyelesaikan tugasnya.”
Haela terlihat berpikir sejenak. Keningnya
berkerut-kerut, dan kembali memainkan bibirnya.
Entah kenapa dia suka sekali berekspresi seperti
itu. “baiklah. Kajja!” putusnya kemudian.
“kajjaa…”
Dikantin, aku mengedarkan pandanganku,
tapi tidak kutemukan batang hidung si jenius itu.
“kemana dia?” akhirnya aku mengirim sms padanya.
“Kyu, kau dimana? Aku butuh otak
jeniusmu.”
17
Sms terkirim..
Tidak lama, ada balasan dari Kyu.
“ada apa? Aku sedang diruang Osis.”
“diruang Osis? Ah! Jaminan, sepertinya dia
sedang berpacaran dengan Park Daena.” Ujarku
gemas. Kembali aku memainkan jari-jariku dan
mengirim sms lagi padanya.
“PR KIMIA!! SElamatkan kami..”
Kyu kembali membalas:
“APA? KIMIA ADA PR?”
Aku membelalakan mataku membaca
balasan darinya. “APA! KYU lupa ada PR! Ottokae…”
aku setengah menjerit membaca smsnya.
Haela yang akan menyendokan makanan
kemulutnya, urung dan segera meletakan kembali
sendoknya.
“KAU SERIUS?”
Aku hanya mengangguk lemas. “ottokhae??”
18
Haela dan aku tertunduk lesu memandangi
buku yang kuletakan disebelah jus strawberry
favoritku. “huft..”
“ah, aku ada ide!” HAela terpekik girang.
“bagaimana kalau aku berpura-pura sakit, dan aku
Ijin ke UKS untuk mendapat perawatan, dan Kau
harus menemaniku untuk mengobatiku. Kau kan
Ketua Red Cross disini, Kau punya wewenang itu!
kita berdua bisa selamat dari Mr. Simon, dan
panjang umur! Otte?” Haela mengatupkan telapak
tangannya dipipi chubbynya. “sekalian aku latihan
acting”
Aku tersenyum senang mendengar Ide
berliannya. “ah.. choa!!” aku mengacungkan kedua
jempolku.
“hehe..”
“aku akan memberi tahu Mr. Simon.”
Tiba-tiba aku dikejutkan oleh suara
seseorang dibelakangku. Aku menoleh. Ada rasa
19
takut kalau-kalau itu adalah Sungmin Sunbae, sang
Ketua Osis. Bisa berabe urusannya.
“TEUKI OPPA!” aku menjerit lagi ketika
mengetahui siapa pemilik suara itu. “Kau
menakutiku, aro!”
Terlihat Teuki terkekeh lucu. Bahunya
terlihat bergetar. Dimplenya dipamerkan kemana-
mana. “hehehe… memang kenapa kau harus pura-
pura sakit segala?” Teuki oppa memegang gelas
Jus strawberry juga. Dia duduk disebelahku.
Teuki Oppa adalah sepupuku dari pihak ibu,
makannya marga kami berbeda. Tapi meski begitu,
kita cukup dekat selain kita ada di organisasi yang
sama, yaitu Red Cross, dia juga kakak kelasku
waktu di SMP. Aku sayang sekali pada oppaku ini.
“kau menguping ya?” Haela menyipitkan
matanya.
“siapa yang tidak bisa mendengar suara
cemprengmu itu, hah?” teuki menyedot jusnya,
20
meletakannya dimeja. “eh, apa ini?” diambilnya
buku kimiaku, dan dibuka halaman per hamalannya.
“buku PR?”
Haela dan aku mengangguk lemas ketika
teringat nyawa kita diujung tanduk gara-gara PR
itu. “ne..”
“Oppa, selamatkan kami.” Mohonku.
“jega?”
“NE.”
“aku tidak cukup pintar Pelajaran ini.”
“Oppaaaaaaaaa…” aku merajuk.
“aiish…” Teuki oppa menghindari tatapan
mata kucingku yang selalu berhasil kugunakan
untuk merajuk atau merayu seseorang. Ketika dia
menghindari tatapan mataku, dia melihat
sahabatnya dan memanggilnya. “Ya, Kangin-ah!..”
dia melambai pada orang yang dimaksud. “dia
pintar Kimia. pasti dia bisa membantumu.” Bisiknya.
21
Sewaktu mendengar namanya, pipiku tiba-
tiba merasa panas, dan ada getaran halus didadaku
ketika orang yang dipanggil Teuki Oppa
menghampiri kami dan berdiri didepanku. Dia
terlihat sangat tampan. Badannya yang tinggi
besar dan tegap, sangat atletis, tidak heran dia
menjadi MVP basketball di sekolah dan ketua
Pecinta Alam. Kangin satu kelas dengan Teuki.
“ne, o, ada haela dan Hyecha juga? ada
apa?”
“kau sudah makan?” Tanya teuki oppa.
Pertanyaan bodoh! Seruku dalam hati. Dan
tepat seperti dugaanku, Kangin langsung mencium
ada ketidakberesan disini. “o? to the point saja.
Bukan gayamu menanyakan itu.” Sahutnya. Kangin
menggeret kursi kosong dan duduk disebelah
Haela. Dan itu artinya DIDEPANKU!!!
“Ya Tuhaaan… semoga pipi ini tidak semakin
merah, semoga dia tidak memamerkan smiling
22
eyesnya dan juga semoga suara Jantungku bisa ku
Silent agar tidak terdengar olehnya. Amin!” aku
memohon dalam hati sambil mengatur nafasku.
“bisa bantu kerjakan ini? Ada yang akan
meregang nyawa jika dia tidak mengerjakan
tugasnya.” Bahasa Teuki oppa terlalu lebai! Tapi
toh buku itu diambilnya juga. Dibacanya sekilas.
“O.. Mr. Simon D? Kangin melirik sekilas kearahku
sebelum kembali mengamati tulisanku, ah tidak
tidak, tapi dia melihat tugas-tugas kimia itu.
“n..ne..” aku sedikit tergugup. Bodoh!,
Semoga dia tidak menyadarinya.
Haela yang memang suka ceplas-ceplos,
langsung menyodorkan pensilnya. “Ya.. oppa-ya…
jebal bantu kami.. kau kan terkenal jenius, hehe..
ini bukan hal yang susah kan buatmu?” rajuk Haela.
“eum, baiklah, biar kucoba.” Kangin
mengambil pencil dari tangan Haela dan mulai
mencoret-coret sesuatu dibukuku. Tidak lama
23
kemudian, dia mnyerahkan kembali buku itu.
“sudah.”
“hah? Sesingkat itu?” Tanya Teuki Oppa
tidak percaya. Dia yang satu kelas saja tidak
percaya, apalagi kita berdua. Kangin berhasil
membuat aku dan Haela Takjub. Aku melihat
sebentar buku tugasku, sebelum direbut HAela.
“wah.. tulisannya bagus.”
TAK!
Kangin menjitak kepala Haela. “bukan
tulisannya, bodoh! TAPI LIHAT ISINYA. “
“auch, araseo..” Haela mengelus bagian
kepala yang dijitaknya. “kenapa harus mengatakan
aku bodoh.”
“kau berhutang nyawa padaku.” Kangin
mengambil sebotol air mineral, membuka tube-nya
dan meminumnya. Beberapa tetes air terlihat
jatuh membasahi mulut dan dagunya. Tapi anehnya,
24
dia terlihat begitu keren! So manly. >.< diusapnya
mulutnya dengan punggung tangannya.
“Apa? Hutang nyawa?” Haela kembali
membelalakan matanya. Sedangkan aku masih
terpana oleh makhluk didepanku itu.
“kau berlebihan sekali, sunbae.”
“bukannya kau yang bilang begitu?”
“araseo… lalu apa yang harus dia lakukan.”
Haela menunjuku saat dia mengucapkan kata „DIA‟
Aku tersadar. “eh? M..mwo?? Jegayo?”
Haela mengangguk yakin. Kini dia kembali
menyantap makanannya yang sempat tertunda.
“lho? Bukannya kalian berdua?” Teuki Oppa
ikut bersuara.
“bukannya ini buku Hyecha? So, secara
teknis, yang Kangin Sunbae kerjakan itu adalah
Tugas Hyecha, bukan aku. Jadi yang berhutang
pada Kangin Sunbae adalah dia. Arachi?”
25
Aku membelalakan mataku tidak percaya,
juga tidak bisa membantahnya. “cih.. dasar…” aku
bingung harus bagaimana. Karena aku benar-benar
tidak tahu apakah aku harus senang atau kesal.
Aku tidak bisa berpikir. Terselip rasa hangat
dihatiku saat dia melirik kearahku, meski matanya
dingin tanpa ekspresi. Suatu saat aku akan
berterimakasih pada tindakannya ini, karena itu
artinya aku akan mempunyai kesempatan berada
didekatnya lagi.
Teeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeng….teeeng….tee
eeeng…
Bel Kembali berdentang, tanda jam
Istirahat selesai.
Kangin dan teuki beranjak dari duduknya,
dan akan kembali ke kelasnya yang berada dilantai
2 disebrang kantin.
“Kurom, aku akan menagihnya suatu saat.”
Sebelum berlalu, Kangin menatapku.
26
“Hyecha-ya, Haela-ya.. annyeong..” Teuki
oppa mengusek rambutku pelan. “Hwaiting!”
ujarnya tanpa suara, hanya gerak bibirnya dan
kepalan tangannya yang berbicara.
“HAELA!!!” aku mencubit yeoja chubby itu
gemas. “kali ini kau benar-benar membunuhku.”
“Chukkae..” godanya. Haela berlari
meninggalkanku.
***********
“HYecha, kita pacaran saja.”
Aku terbelalak kaget mendengar ucapan
Hyuk Jae. “jangan bercanda! Tidak lucu!” aku
memukul lengannya dengan keras. Diam. Hanya
diam. Tidak ada respon atau pembalasan lebih
sadis seperti biasanya. Wajahnya tertunduk lesu.
Aku tahu, dia sedang tidak bercanda sekarang.
“ehm. Ok. kenapa kau tiba-tiba…?”
“aku tau, kau sangat menyukai Kangin hyung,
begitu juga aku. Aku sangat tergila-gila pada
27
Eunhy. tapi kau lihat kan perlakuan orang yang
kita cinta? Aku bisa gila jika terus-terusan seperti
ini.” Hyuk Jae memainkan bola basket yang ada
ditangannya. Diputar-putarnya bola itu ditanah.
Mau tidak mau, aku teringat kejadian bulan
lalu. Kejadian yang sudah susah payah untuk aku
coba lupakan, akhirnya teringat lagi. Kangin. Yah,
Sunbae yang memiliki smiling eyes yang sudah
Hampir dua tahun aku kagumi dan aku sukai,
memintaku untuk membantu menyatakan cintanya
pada sahabatku sendiri. Kim Iseul.
“HYecha, kita pacaran saja.”
Aku terbelalak kaget mendengar ucapan
Hyuk Jae. “jangan bercanda! Tidak lucu!” aku
memukul lengannya dengan keras. Diam. Hanya
diam. Tidak ada respon atau pembalasan lebih
sadis seperti biasanya. Wajahnya tertunduk lesu.
28
Aku tahu, dia sedang tidak bercanda sekarang.
“ehm. Ok. kenapa kau tiba-tiba…?”
“aku tau, kau sangat menyukai Kangin hyung,
begitu juga aku. Aku sangat tergila-gila pada
Eunhy. tapi kau lihat kan perlakuan orang yang
kita cinta? Aku bisa gila jika terus-terusan seperti
ini.” Hyuk Jae memainkan bola basket yang ada
ditangannya. Diputar-putarnya bola itu ditanah.
Mau tidak mau, aku teringat kejadian bulan
lalu. Kejadian yang sudah susah payah untuk aku
coba lupakan, akhirnya teringat lagi. Kangin. Yah,
Sunbae yang memiliki smiling eyes yang sudah
Hampir dua tahun aku kagumi dan aku sukai,
memintaku untuk membantu menyatakan cintanya
pada sahabatku sendiri. Kim Iseul.
- Flash Back -
“HYe Cha, kau ada waktu?” Tanya Kangin
suatu hari. Saat itu Aku sedang menyelesaikan
29
tugas madding dengan Sora, Kyu, SUngmin dan
Kibum.
Sora dan Kyu yang sudah tau perasaanku
terhadap Kangin, tersenyum dan mengangguk
setuju saat aku menoleh kearah mereka. Mereka
mengijinkanku untuk berbicara dengan kangin. Tapi
tidak dengan SUngmin.
“Selesaikan dulu tugasmu.” Ujarnya tanpa
menoleh kearahku.
“dia sudah selesai.” Cegat Sora. “Hyecha,
Ka..” Sora mengambil gunting yang ku pegang.
“kwenchana?” tanyaku.
Sora mengangguk. “Ne, ka..”
“Eum, gomawo..”
“Fighting!” Sora dan Kyu menyemangatiku.
Kangin mengajaku duduk ditaman sekolah.
Suasananya cukup rindang dan nyaman disana. “ini,
minumlah.” Kangin menyerahkan satu kaleng cola
padaku.
30
“ah, ne, gomawo, sunbae.”
Setelah diam beberapa saat, aku mulai
memberanikan diri untuk bersuara. Meski saat itu,
hatiku seperti dilanda badai angin. Entah
bagaimana rasanya, semuanya, senang, cemas,
takut, bahagia, berdebar, campur aduk menjadi
satu.
“eum, a…apa yang ingin kau bicarakan
denganku?” aku menengguk colaku lagi.
Kangin tersenyum padaku, dan kembali
menatap pepohonan didepan. “eum, kau masih
berhutang padaku. Ingat kan?”
Aku tercekat. “ah.. ne..”
“eum, aku boleh memintanya sekarang?” Kini
kangin duduk menghadapku.
Ku genggam erat-erat kaleng cola
ditanganku. Rasa cemas, dan penasaran yang luar
biasa tiba-tiba menjalar keseluruh tubuh. “ah..
31
n..ne.. ne.. marhae..ba” aku terbata-bata pada
kata-kataku sendiri.
“eum, sasireun.. aku ingin kau membantuku..”
kangin tertunduk. Dia seperti sedang mencari
kata-kata yang tepat diantara kerikil-kerikil kecil
dibawah sana.
Keningku berkerut. “membantumu?”
“nde. Eum.. kau sahabat Kim ISeul kan?”
“I..Iseul?” entah kenapa hatiku tiba-tiba
sakit saat mendengar Kangin menyebutkan nama
Sahabatku itu. Perasaanku mendadak tidak
nyaman. Aku seperti merasa bahwa Kangin akan
meminta bantuanku untuk mendekatkan dia dengan
Iseul. apakah selama ini Kangin Menyukai Iseul? ah
Baboya! Kenapa aku tidak menyadari itu
sebelumnya?
Aku teringat beberapa kejadian yang lalu.
Beberapa kali aku mendapati Kangin sedang
memandang Iseul, sebut saja pada saat rapat
32
pembentukan panitia Orientasi, saat Pensi Ulang
tahun Sekolah, dan yang terakhir, saat Kangin dan
Bandnya tampil diacara Bazar tahunan Sekolah. dia
menyanyikan sebuah lagu yang kini menjadi lagu
favoritku. Sebelum dia membawakan lagu itu, dia
mengatakan bahwa lagu itu khusus untuk salah
satu yeoja special yang ada disini, dan saat itu dia
sepertinya melihat kearahku. Betapa bodohnya
aku, kenapa baru ku menyadari kalau dia tidak
melihat kearahku, tapi seseorang yang ada
disebelahku. Kim Iseul.
“seolma.. apa ini artinya.. dia..”
“Hyecha-ya.. ottokhae? Apa kau bisa
membantuku?” Kangin membuyarkan ingatanku.
“o? eh? Eum.. ne.. ne.. sunbae, apa yang
harus aku bantu?”
Kangin terlihat berpikir sejenak. “aku
menyukai Iseul. bisakah kau membantuku? Aku
ingin…..”
33
JDEEEERRRR!!!
Tepat dugaanku. Aku seperti tersambar
petir disiang bolong mendengarnya. Aku limbung,
kepalaku pusing, mataku tiba-tiba terasa perih.
Kalau saja aku tidak dalam posisi duduk, mungkin
aku sudah sukses terjatuh. Keadaan sekitarku
serasa berputar sangat cepat. Aku bahkan tidak
bisa mendengar lagi apa yang dikatakan Kangin
selanjutnya. Aku ingin berteriak dan menyangkal
pendengaranku sendiri, tapi sia-sia..
“…. Jadi bagaimana? Kau hanya perlu
membawa dia ke tempat yang kutentukan. Dan
hutangmu lunas.” Tersirat senyum bahagia di raut
wajah Kangin.
Entah apa yang barusan dia katakan
tentang rencananya itu. Aku sama sekali tidak
mendengarnya. Dan bodohnya aku, aku
menyunggingkan senyum dan menganguk. “Ne, itu
gampang. Onje?” aku seperti menceburkan diri
34
kedalam minyak panas saat itu. Hatiku menjerit,
tapi anehnya tidak ada suara, yang ada hanya sakit
luar biasa. Kenapa aku begitu bodoh! Kenapa aku
tersenyum padanya.
……….
Aku kembali ke ruang osis tanpa ekspressi.
Sora masih menungguku, sedangkan yang lain
sudah tidak ada ditempat. Mungkin sudah pulang.
“ottokhae ottokhaee…???” tanyanya tidak
sabar sambil menggandeng lenganku.
Aku tertunduk, mengembuskan nafas berat.
Bagaimana aku menceritakannya… Sora juga salah
satu sahabat Iseul, apakah kalau aku menceritakan
ini, dia akan menjauhi Iseul? Iseul Tidak bersalah.
Bahkan dia mungkin tidak tahu apa-apa. Yang ku
tahu Iseul menyukai Teuki Oppa. Apa yang harus
aku lakukan? Apa aku harus tetap membantu
Kangin, sedangkan aku tahu hati Iseul masih milik
Teuki Oppa?
35
“Hyecha, waeyo?? Apa sunbae…
Dari arah berlawanan, terlihat Haela dan
Daena menghampiri. “Hyecha! Untung kau masih
ada disini.”
Aku dan Sora saling pandang. “memang ada
apa? Eh tumben bareng Daena?”
“ne, aku dan Daena mau ke rumah halmeoni.”
“Halmeoni?” Sora mengernyitkan dahi.
“Ne, Haela dan Aku itu sepupuan.” Jelas
Daena.
“Oo… ne.. ne.. araseo.”
“sudahlah, bukan itu yang ingin aku
sampaikan. Ini ada titipan buatmu.” Haela
menyerahkan sebuah amplop biru muda padaku.
Aku menerima amplop itu dengan ragu. “igeo
mwoya?”
“molla.. seseorang menitipkannya padaku
tadi. Katanya untukmu.”
36
“o, jinja? Nugu?” aku membalik amplop itu.
Polos, tanpa nama atau apapun.
Haela menggeleng. “tidak kenal. Tapi dia
sepertinya dia satu sekolah dengan kita.”
“Namja?” Tanya Sora penasaran.
“eum. Ippeundae!” Haela mengerling genit.
“kurom, aku harus pergi sekarang, Kyu menunggu
dimobil.” Haela dan Daena melambaikan tangan dan
berbalik.
“KYU??? ah iya iya.. aku lupa kalau Kyu dan
Daena sudah jadian.” Ujar Sora memperhatikan
kepergian dua yeoja itu.
Aku masih memandangi amplop biru
ditanganku itu. Tidak sedikitpun rasa penasaran
untuk segera membukanya. Biasanya aku langsung
rusuh karena penasaran. Benakku masih kosong.
Hanya ada Kangin dan kata-katanya tadi yang
terngiang jelas.
37
Sora menyenggol bahuku. “Ya! Neo
kwenchana?” tanyanya. “ayo bukaaa…”
Aku melihat sora sekilas. “kau saja yang
buka.”
Aku berjalan mendahuluinya.
“Mwo?? Ya chakkaman!!” Sora segera
mensejajari langkahku.
“Buka saja.” Aku benar-benar tidak
berminat pada surat kaleng itu.
“araseo, aku akan membacakannya
untukmu.”
Sora membuka surat itu, dan tidak lama
kemudian dia terpekik. “CHA!!! SECRET
ADMIRER!!! Mr. J.. nuguyo?”
Tiba-tiba Hyuk Jae berada dibelakang
kami, datang entah dari mana, “Mr. J?? nugu?”
“ya! Kapchagi! Kau ingin membunuhku, hah?”
Sora berjingkat kaget dan memukul Hyuk Jae
dengan tasnya.
38
“Auch! Sakit!”
“aku bersyukur kau kesakitan!” ujar Sora
sadis.
Hyuk tidak merespon lagi, tapi malah
tersenyum senang. “keundae.. Mr. J,,, igeo
Nuguyo?” tanyanya lagi.
“J? molla…” aku masih tak bersemangat.
“kita pulang saja.”
“O, baiklah… Hyuk kita numpang ya..”
“Mian chingudeul… hari ini tidak bisa. Aku
ada janji dengan Eunhy ku…”
“EUNHY KU???” aku dan Sora serempak
menyebutkan nama yang disebut Hyuk Jae.
“Solma…”
Dia menganguk senang. “Ne! doakan aku
berhasil!”
“ara.. Chukkae…” aku senang akhirnya Hyuk
Jae berhasil mendapatkan cintanya. Yah, menurut
39
ceritanya, dia sudah hampir satu tahun mengejar
Eunhy, dan akhirnya.. dia berhasil sekarang.
“Kau harus mentraktirku!” ujar Sora. “Aku
yang membuat lirik lagu itu..” Sora mengungkit
Jasanya dalam menyatukan Hyuk dan Eunhy.
“Araseo..” Hyuk menepuk kepala SOra dan
aku. “aku akan mentraktir kalian semua!” teriaknya
sehingga membuat gaung dilorong kelas, karena
memang keadaan sekolah sudah agak sepi. Hanya
beberapa siswa yang masih terlihat disana.
“asssa… kita tunggu!”
============
Sejak hari itu, setiap hari aku mendapatkan
surat-surat sejenis, dan pengirimnya masih sama.
Mr. J.. well, aku tidak begitu menanggapi siapa Mr.
J itu, dan akupun tidak mencari tahu siapa dia.
Sampai suatu hari, pada hari yang ditentukan oleh
Kangin, aku harus membawa Iseul ke tempat yang
diminta. Jujur, hatiku masih sakit, tapi aku tidak
40
bisa melakukan apa-apa.. didepan Iseul pun aku
berusaha bersikap wajar dan ceria seperti
biasanya. Sampai pada malam hari sebelum aku
mempertemukan ISeul dengan Kangin, aku
mengirim pesan pada Iseul.
(aku) “Iseul-ah.. apa yg hrus aku lakukan
jika aku brhutang pd ssorang?”
(Iseul) “mwo? Jlas kau hrs membayarnya.”
(Aku) “keundae, Mianhae.. bisakah
kau mmbntuku?”
(Iseul) “mian? Mwoya?”
(Aku) “bsk ada yg ingin brtemu denganmu.
Dia memintaku utk mmbtu‟a”
(Iseul) “Jega wae?? Nugu? Onje?”
(Aku) “besok kau akan tahu.”
(Iseul) “ kurae. Araseo.. tenang
chingu-ya.. aku akan membantumu”
(Aku) “gomawo”
41
(Iseul) “andwae! Cukup serahkan
Tugas B. Ing, na mottae”
(Aku) “Cih, kebiasaan! Hahaha… ara
ara..”
(Iseul) “Kyaaaaaaa… ^^/ jya matta!”
(Aku) “^^.. jalja..”
****
Esoknya, sepulang sekolah, aku membawa
Iseul ke sebuah caffe yang berada disekitar
sekolahku.
“Iseul ah.. kau masuklah, sudah ada yang
menunggumu disana.” Aku melihat sosok Kangin
sedang duduk disalah satu meja disana. Ya.. meski
Kangin duduk membelakangi kami, tapi aku tahu
figure itu miliknya. Meski yang terlihat hanya
punggung dan kepala bagian belakangnya saja. Aku
tahu itu dia.
“eum, araseo..”
42
“mainhae. Aku bukan sedang
mempermainkanmu atau sebagainya. Aku hanya
memenuhi janjiku untuk membawamu kemari.”
Ujarku sesaat sebelum Iseul beranjak masuk.
Iseul tersenyum
“aku tahu. Keundae koktchonghajima…”
Iseul menepuk bahuku. “kurom, aku masuk.”
“gomawo..” aku berbalik meninggalkan caffe
itu. Sebisa mungkin aku berusaha menahan rasa
sakit dihatiku. Aku berusaha ikhlas. Setidaknya
aku tahu siapa yang Kangin suka. Dan aku akan
mengikhlaskan semuanya. Tapi aku belum
menyerah.
_FLASH BACK END_
“bagaimana? Kita berpacaran saja.” Tanya
Hyuk Jae lagi.
Aku baru tersadar dari lamunanku. “ah, eh..
mwo? Kau ini. “
43
“Kita harus menunjukan pada mereka,
bahwa kita baik-baik saja tanpa mereka.” Ujarnya
geram.
Aku terdiam sejenak. Seingatku dia sudah
bahagia dengan EUnhy. dia sering bercerita
tentang hubungannya dengan Eunhy. bagaimana dia
menyanyikan lagu khusus untuk Eunhy, melihat
Eunhy menangis bahagia dan sebagainya. setelah
hari itu, hubungannya dengan Eunhy terlihat makin
membaik.
“Memang apa yang terjadi pada Eunhy?”
baru sadar, sejak tiga hari yang lalu, dia tidak
seceria dan sejail biasanya. Mukanya selalu masam.
Dikelaspun dia tidak bersemangat sama sekali.
nama Eunhy tidak lagi disebut-sebut dengan
senyum lebar padaku. Aku tidak berani bertanya,
jika dia tidak menceritakannya sendiri.
“Eunhy… dia…” Hyuk Jae menggantung
kalimatnya.
44
“dia… kenapa?”
“aissh..” Hyuk Jae menggaruk-garuk
kepalanya kesal. “kita pacaran saja. Tapi hanya
pura-pura. Dan ini hanya kau dan aku yang tahu.
Aku ingin membuat dia menyadari bahwa dia
membutuhkanku.” Hyuk Jae mengepalkan
tangannya.
Sesaat aku merasa seram dibuatnya.
“sebenarnya ada apa? Dan kenapa harus aku?” aku
sedikit menjauh dari tempatnya duduk.
“Ya! Kenapa kau menjauh dariku?” Hyuk Jae
mengerjapkan matanya cepat.
“Kau menakutiku.”
“Je.. Jega? Menakutimu? Onjae?”
“kata-katamu itu..”
“aah… igeo, aku serius tentang itu.” HYuk
kembali memasang muka seriusnya, yang
menurutku sangat aneh dan tidak cocok untuknya.
Entah darimana dia mendapat ekspresi seperti itu.
45
Aku seperti baru mengenalnya lagi, karena tidak
pernah melihat dia seserius ini.
“kenapa aku.” Aku masih penasaran. “apa
untungnya buatku.”
“karena hanya kamu yang membuatnya
cemburu.”
“Mwo??”
“yah, Eunhy pernah menyebutmu. Dia bilang
kau sangat beruntung karena aku bisa bebas
bercerita padamu.” Hyuk tertunduk. “aku bisa
bebas bercerita padamu tanpa beban.”
“Jega?? Beruntung?? Dimananya? Aku tidak
mengerti.”
Hyuk tertunduk. Rambutnya jatuh menutupi
sebagian mukanya. “molla.”
“apa kau tidak pernah cerita padanya bahwa
kita hanya berteman. Tidak lebih.” Aku memutar
posisi duduku menghadap dia.
“I did it.”
46
“Ah, tandanya dia sangat menyukaimu. Kau
harus terus mengejarnya dan meyakinkannya.”
“tapi… dia tidak siap jika ada yeoja lain
disampingku.”
“Mwo?? Kenapa aku merasa seperti
penghalang diantara kalian.” Aku memutar mataku
kesekeliling. “tapi bukan hanya padaku kau curhat
seperti ini. Ada Sora, Haela, Kyu, Siwon dan
Donghae.”
“karena itu. Dia masih percaya triplet.”
“Mwo?? Baboya!” aku mengertak gigiku.
“aku akan bicara pada Eunhy.” ujarku.
“Ani.. dia pasti akan memandang rendah aku
lagi, karena aku menceritakan ini semua padamu.”
Hyuk menghembuskan nafas berat. Terlihat sekali
dia sedang tertekan. Aku kasihan padanya. Tapi
kenapa Eunhy harus cemburu padaku? Aku hanya
bersahabat dengan Hyuk, tidak lebih. dan
kemungkinan aku menyukainya, sangat kecil. Aku
47
sudah cukup nyaman menjadi sahabatnya, selain itu
Aku masih menyukai Kangin sampai detik ini. Meski
entah bagaimana sekarang hubungan Kangin dengan
Iseul. aku tidak pernah menanyakannya pada Iseul
maupun Kangin. Mereka berdua masih bersikap
wajar. Tidak ada yang berubah setelah mereka
bertemu di caffe itu, jadi aku pikir mereka pasti
baik-baik saja.
“kau mau membantuku kan?”
“tapi… kau akan membuatnya makin jauh
dari mu. Seharusnya kau terus mengejarnya. Buat
dia percaya bahwa kita ini hanya bersahabat.
Yeoja manapun akan luluh hatinya jika dia
mendapat bukti cinta seperti itu.” Aku terus
menyemangatinya. “dan bila perlu, aku akan
menjauh darimu.”
Mendengar itu, kepalanya terangkat dan
membelalakan matanya. “MWO? Kalau kau berani
48
bilang begitu. Persahabatan kita benar-benar
berakhir!” ancamnya.
“itu bagus untukmu dan Eunhy.”
“mengorbankan sahabat demi cinta, itu
bukan gayaku.”
“lalu, apa kau akan mengorbankan cintamu
demi persahabatan seperti ini.”
“segalanya.” Ucapnya.
Aku terus berusaha menyadarkan niatnya
itu salah. Aku kasihan dan sangat ingin
membantunya, tapi bukan dengan caranya yang
seperti ini. “tapi tujuanmu melakukan ini hanya
akan menyakiti hatinya.”
“justru aku akan mengajarkan dia
bagaimana rasanya membutuhkan orang yang
benar-benar kau percaya harus berada disisimu.”
“ara..”
“lagipula, ini juga bagus buatmu.” Suara
ceria dan cemprengnya, entah dari mana tiba-tba
49
kembali. Aku cukup terkejut dibuatnya. Perubahan
moodnya benar-benar daebak! Mata bulatnya
berkilat-kilat seperti anak kecil melihat Ice cream
cokelat didepan matanya.
“Mwoyaaa?? Apa maksudmu?” aku benar-
benar tidak mengerti.
“kau bisa membuat Kangin cemburu padamu,
dan menyadari perasaan dia yang sebenarnya
padamu.” Jelasnya.
Aku memang belum bercerita apapun pada
Hyuk Jae tentang Kangin dan Iseul. “andwae.”
“andwae ??waeyo??”
“Kangin sudah menemukan cintanya.” Aku
berusaha mengeluarkan suara seceria mungkin
untuk menunjukan aku baik-baik saja.
Kenyataannya, rasa sakit itu kembali hadir. “dan
aku membantunya menyatukan dia dengan cintanya
itu! Hebat kan?”
50
“sigh..” Hyuk jae mencibirku lagi.
“GOTJIMAL! Jelas-jelas kau masih
mengharapkannya.”
“ani.”
“matamu mengatakan sebaliknya.” Hyuk
kembali serius.
Aku mengusap mataku beberapa kali?
“jinja? Apa yang dia katakan? Kenapa aku tidak
bisa mendengarnya?” aku berusaha melucu
didepannya.
“sudahlah… dan ini juga saatnya bagimu
untuk menguji perasaanmu pada Kangin. Juga
menghindari Mr. J, ara… aiish.. bahkan ini lebih
menguntungkan dirimu.” Jelasnya lagi. Aku heran
kenapa dia selalu menyetujui idenya sendiri. Aku
hanya bisa menggelengkan kepala.
“aku pikirkan dulu.” Jawabku pendek.
“tidak perlu. Karena ini hanya pura-pura,
maka tidak ada yang perlu kita pikirkan. Kita
51
bersikap seperti biasa saja, toh sudah banyak yang
mengira kita pacaran kan? Kita manfaatkan gossip
itu. Dan untuk saat ini, hanya kau dan aku yang tau
hubungan kita ini pura-pura. Dan kita masih tetap
bersahabat.”
Aku merasa dia sudah memikirkan ini
sebelumnya. Dan entah setan apa yang ada
dibenaku saat itu. Aku menyetujui ide gilanya ini.
“eum, baiklah. Tapi dengan satu syarat.” Pintaku.
“syarat??”
“Ne.”
“Ok, marhae.”
“jangan beritahu siapa-siapa dulu kalau kita
„berpacaran‟” aku sengaja mengacungkan kedua
telunjuk dan jari tengahku, mengilustasikan tanda
kutip, sewaktu menyebut kata Pacaran. “biarkan
mereka tahu dengan sendirinya. Dan jika ada yang
bertanya, jangan memberikan penjelasan atau
52
statement apapun. Arachi?” aku berkata dengan
mimic muka serius.
“itu dua syarat, aroo..” sahutnya.
“dan ada lagi. NO SKIN SHIP!” syaratku
lagi.
“sekarang jadi tiga, bukan satu syarat.”
Hyuk memajukan mulutnya.
“whatever.. just say yes or no..”
“aro..aroo….” pasrahnya.
“kurae.”
Hyuk menyunggingkan senyumnya.
“ahahhaaa…. Jadi kau sekarang pacarku??”
godanya lagi. Entah kenapa dia terlihat sangat
senang. Seperti anak kecil.
“PURA_PURA!!!” aku memperjelasnya.
“wakakaaka… selamaat…” diulurkannya
tangannya untuk menyalamiku.
“weeeeeeeeeeeeeeek…” aku pergi
meninggalkannya.
53
Dan sejak saat itu, kita bisa dibilang
pacaran. Meski hanya pura-pura. Yah karena tidak
ada rasa cinta sama sekali diantara kita. Kita
hanya membutuhkan status itu untuk beberapa
tujuan. Bagi Hyuk jae, dia ingin sekali menyadarkan
orang yang dia cintai,, Eunhy, tentang keseriusan
dan ketulusannya, dengan harapan suatu saat
Eunhy mengakui bahwa dia tidak bisa jauh darinya,
dan mereka bisa serius berpacaran. Sedangkan
bagiku sendiri, pacaran ini adalah yang pertama
bagiku. Meski berpura-pura, aku menjalankannya
dengan serius, karena aku ingin sekali
menghentikan Mr. J mengirimi surat-suratnya, dan
juga menguji perasaanku sendiri pada Kangin.
Waktu berlalu, tidak terasa, hari ini adalah
tepat sebulan kita berpura-pura pacaran. Dan
sampai saat ini, sudah banyak yang percaya bahwa
kami berpacaran. Meski kita berdua tidak pernah
mengadakan konfrensi pers atau apapun untuk
54
mengatakannya, tapi mereka mengira kita pacaran
karena kita lebih sering terlihat berduaan,
mengenakan barang-barang yang sama, bahkan
Hyuk sering mengantarku pulang. Haela, SOra,
Kyu, Donghae, ISeul dan Siwon pun benar-benar
percaya kita berpacaran. Aku dan Hyuk hanya bisa
tertawa dibelakang. Acting kita cukup bagus kan?
Seharusnya kita sudah memegang piala Oscar
sekarang, hahaha…
“Hyecha, jangan lupa, acara Inagurasi
anggota organisasi yang baru nanti malam. Kau
harus datang lebih awal.” Sungmin mengingatkanku.
“araseo..”
“ah iya, bantu Kibum memasang spanduk itu
di aula dan menyiapkan P3K yang akan dipakai nanti
malam.” Perintahnya lagi.
“araseo.” Aku mengambil spanduk yang
dimaksud dari mejanya. “kurom, aku pergi dulu.”
“chakkaman.” Cegah sungmin.
55
“Ne? wae?”
“eum, apa kau benar-benar pacaran dengan
Hyuk?” Tanya Sungmin tiba-tiba.
“Mwo? Kenapa tiba-tiba..”
“ah, ani, hanya saja, kau tidak cocok
berpacaran.” Jawabnya. Dia kembali sibuk dengan
laptopnya. “rasanya aneh kau berpacaran dengan
orang seperti itu.” Kali ini, Sungmin berbicara
tanpa melihatku sama sekali.
Otaku berputar cepat. “tidak cocok
berpacaran?” aku berbalik Tanya. “hahaha… yah…
sepertinya begitu.”
“bukan hanya aku yang berpikir seperti itu.”
Jelasnya lagi. Sungmin membetulkan letak
kacamatanya.
“eum, baiklah.” Aku tidak tahu harus
menjawab apa. Aku bergegas keluar dari ruangan
itu. Sepanjang jalan menuju Aula, aku terus
memikirkan perkataan sungmin. Selama ini, dia
56
hanya berbicara tentang organisasi dan tugas-
tugas Osis dan Sekolah, kenapa dia bisa berpikiran
seperti itu. Apa dia punya cukup waktu untuk
memikirkan ini semua. Tanpa sadar aku tergelak
sendiri. “haha… lucu… aku hebat sekali bisa
membuat skandal besar seperti ini.”
Saat akan memasuki pintu aula, aku
mendapati Teuki Oppa lari tergesa menghampiriku.
“Hyecha chakkaman.” Sahutnya.
Ternyata dia tidak sendirian. Ada Iseul
juga dibelakangnya. “omo, Oppa? Ada apa?”
“aku perlu bicara sebentar denganmu.”
Teuki Oppa menarik tanganku menjauhi aula. Kini
kita duduk dibangku dekat kantin. “katakan
sejujurnya padaku. Kenapa kau bisa jadian dengan
Hyuk Jae itu.” Tanyanya tanpa basa-basi lagi.
“Mwo? Oppa tahu juga?” aku tidak percaya
dia mengetahui hubungan ini.
57
“seluruh sekolah juga tahu. Bahkan Mr.
Heechul dan Mrs. Minna bertanya langsung padaku
tentang kebenaran gossip ini. Dia tidak percaya
kenapa kau bisa berpacaran dengan Hyuk Jae.”
Jelasnya lagi. “setidaknya cari yang lebih baik dari
Hyuk Jae. Apa kau buta? Banyak yang kecewa
dengan keputusanmu itu, apalagi beberapa orang
yang benar-benar mengagumimu.”
“mengagumiku? Tidak mungkin.”
“why not?” teuki oppa terlihat sangat serius
dengan perkataannya itu. “banyak yang kagum
denganmu karena kau bisa menikmati kehidupan
SMA tanpa harus terlibat massalah cinta seperti
siswa kebanyakan. Kau bisa bergaul cukup baik, dan
prestasimu pun bisa dibanggakan.” Terangnya lagi.
“oppa, aku tidak sendiri. Banyak yang
seperti itu.” Aku berkilah.
“bisa sebutkan siapa?” tantang teuki oppa.
58
“eumm…. Ah Sungmin! Dia pintar, ketua osis
lagi! Dan sepertinya dia menikmati masa SMA nya,
sama sepertiku.” Entah kenapa, hanya sungmin
yang terlintas dibenakku saat ini.
“apa kau pernah melihatnya bergaul dengan
siswa lain selain untuk urusan sekolah dan
organisasi? Apa kau pernah berbicara dengannya
selain membicarakan sekolah? Apa kau pernah
melihatnya tersenyum dan bermain dengan teman-
temannya diluar anak eskul??”
Aku terdiam.
“tidak kan??”
“bagaimana dengan oppa sendiri?”
“na? apa kau lupa dengan masalah dan
reputasiku ini.” Dia menarik keluar baju
seragamnya.
“tapi kau menikmatinya kan, oppa?”
“ne, tapi image ku yang tidak baik.”
“lalu intinya?”
59
“kau tidak sama dengan dia atau siswa
lainnya disini. Kau pantas dikagumi.”
“siapa aku, sampai harus mendapatkan itu
semua.” Tanyaku.
Aku tidak percaya kalau berita ini benar-
benar menyebar keseluruh sekolah. Memang siapa
saya dan siapa Hyuk Jae sampai kita diperhatikan
seperti ini. Tidak sedikitpun kita berniat membuat
berita semacam ini, Apalagi Teuki oppa menyebut
Mrs. Minna dan Mr. Heechul. Mereka berdua
adalah Guru favoritku, selain karena aku sering
curhat pada mereka berdua, juga karena mereka
sangat baik dan perhatian pada siswa-siswinya.
Aku tidak bisa berkata apa-apalagi. Aku masih
tidak percaya dengan apa yang Teuki oppa katakan.
Aku hanya tersenyum sebisaku.
“ah, sudahlah. Mianhae, aku sudah
mencampuri privasimu.” Teuki oppa berdiri. “kau
kembalilah..”
60
Aku membungkuk. “annyeong, oppa..”
“ne.. ne..” teuki memasukan tangan kirinya
kedalam saku, dan melambai dengan tangan
kanannya.
*************
Malam hari, saat inagurasi selesai, anak-
anak organisasi yang baru dilantik, memasuki
ruangannya masing-masing untuk beristirahat.
Sekarang hanya para pengurus dan beberapa
senior yang berada diluar. Kita semua berkumpul di
aula untuk beristirahat sejenak dan
mempersiapkan acara jurit malam nanti. Seperti
biasa, aku kebagian peran menjadi hantu yang
harus menakut-nakuti mereka. Ini bukan hal
mudah, selain resiko terkena batu dan benda-
benda lain yang dilempar oleh mereka yang
ketakutan atau iseng, aku juga harus berdiri
ditempat-tempat yang menyeramkan. Sungguh
tidak menyenangkan.
61
Aku, Haela, Kibum, Sungmin dan Ryeowook
sedang bermake-up dan mempersiapkan kostum
yang akan digunakan untuk jurit malam. Aku dan
Ryeowook sudah siap dengan kostum hantu yang
kami siapkan. Rambut dan mukaku sudah dimake-up
total. Hanya tinggal memasang effect darah yang
terbuat dari sirup strowberry saja. Karena itu
sangat lengket dan tidak nyaman dimuka, maka aku
minta untuk menundanya sampai acara mulai.
Kreeet…
Pintu Aula terbuka. Go Hara Onnie,
seniorku di Red Cross, masuk dan menghampiriku.
“Hyecha, ada yang mencarimu.”
“o, hara onnie. Nugu?”
Go Hara hanya tersenyum. “pacarmu disini.”
Ujarnya lagi.
Haela, Ryeowook dan Kibum langsung tepuk
tangan menyorakiku. “cieee…. HyeCha-yaa….”
62
Mukaku memerah seketika. “ya.. sikuroo.. “
aku berdiri dan pergi menemui Hyuk Jae dengan
kostum hantu lengkap. Untung anak-anak baru
sudah tertidur, jadi tidak ada yang mengetahui
kalau aku yang menjadi hantunya.
Didepan gerbang sekolah, Hyuk Jae sudah
menungguku. Dia terlihat berbeda jika tidak
menggunakan seragam sekolah. Malam itu, dia
menggunakan celana jeans biru, kaos abu-abu polos
dan sweater hijau tua. Dia sedang duduk diatas
motor besarnya. Teryata dia tidak sendirian. Ada
DOnghae juga disana. “ada apa?” itu kata pertama
yang keluar dari mulutku. Donghae yang
mendengarnya, mengerutkan kening.
“Mwo?? Apa tidak ada kata-kata lain yang
lebih enak didengar?” ujarnya menggodaku dan
Hyuk Jae. “ya… aku terlihat berbeda, hahahaha…”
Donghae tertawa sambil terbahak-bahak melihat
penampilanku.
63
“sssttt… tawamu itu bisa membangunkan
hantu yang asli disini!” Aku mengangkat tanganku
tinggi-tinggi seolah-olah akan menerkam donghae.
“kau memang berbakat, ya kan hyuk?”
Donghae menoleh ke arah Hyuk Jae yang masih
duduk diatas motornya. Dia hanya terdiam tanpa
ekspresi. “kenapa kau?” Tanya Donghae lagi. “itu..
temui pacarmu!” Perintah donghae lagi.
Dia tidak bergeming. Hanya bola matanya
yang bergerak-gerak.
“kenapa dia?” aku heran melihat tingkahnya.
“apa dia kerasukan?”
“ah!!! Matta!! Apa kau belum tahu?” Tanya
donghae lagi. Dia menepuk-nepuk telapak
tangannya sendiri.
“eh? Apa?”
“Dia.. dia itu sangat.. pe..”belum selesai
kalimat DOnghae, mulutnya sudah dibekap oleh
Hyuk Jae. “hmmmpth.. yaa.. mwoyaa… apa-apaan
64
kau!” Donghae mengibas-kibas mulutnya yang tadi
dibekap hyuk.
“jangan katakan apa-apa lagi.” Ujar hyuk.
Dia terlihat seperti orang ketakutan atau
sebagainya. “eum.. ini..untukmu!” Hyuk
menyerahkan sesuatu padaku, yang ternyata
sebuah kandang kecil berisi Hamster berwarna
putih coklat.
“kyaa… kyeopta..” aku terpekik girang
menerimanya. “benar ini untukku?” tanyaku lagi.
Mataku masih memandangi binatang bulat dan
berbulu itu. Hamster itu sedang memutar roda
jalannya. Aku mengetuk-ketuk kecil tempat bening
itu dengan kukuku.
“ne, kau suka?” tanyanya lagi.
“ne, choa, jinja choa. Gomapta.” Aku
tersenyum lebar.
“dia sengaja membelikannya untukmu tadi.
Dia memaksaku untuk menemaninya mencari hadiah
65
untukmu, tapi karena bingung dan sudah terlalu
larut, akhirnya dia memilihkan hamster itu.”
Donghae mulai berkicau. Hyuk menoleh dan
memberinya isyarat agar diam, tapi Donghae tidak
memperdulikannya.
Aku memandang hyuk tidak percaya. “ah,
jeongmalyo? Kenapa tba-tiba kau baik padaku?”
Hyuk menarik lengan sweaternya keatas.
“ah..ani.. hanya ingat kamu saja sewaktu melihat
Hamster itu.” Ujarnya.
“jinja? Kau ingat padaku?”
“AHEM!” donghae sengaja berdehem ria.
“ah.. itu karena kau tidak bisa diam seperti
dia.” Hyuk menunjuk Hamster yang ada ditanganku.
“bukan karena aku lucu seperti dia?” aku
kembali menggodanya. Aku memang sangat suka
menggodanya, dan membuat dia salah tingkah.
Donghae kembali berdehem. “EHEM!
Romantisnya…”
66
“Donghae!!” aku dan Hyuk kompak
meneriakan nama itu.
“woaaah… kalian makin hari makin kompak
ya? Tidak salah kalian pacaran.” Donghae bertepuk
tangan semangat. Seperti menyoraki pemain bola
yang berhasil mencetak gol.
“aish….”
“Hyecha, apa sudah selesai. Acara sebentar
lagi dimulai.” Ternyata Kangin yang menghampiriku.
Dia disini sebagai Senior, dan akan membantu kami
yang bertugas menjadi hantu.
Hyuk Jae memandang Kangin tidak senang.
Begitu juga Kangin. Atmosphere nya aneh.
“ah.. baiklah, hye cha, sampai ketemu
besok.” Donghae memecah suasana aneh itu.
“sampaikan salamku pada Haela.” Dia
mengerlingkan matanya.
67
“ah, araseo. ya, sudahlah.. aku harus
kembali ke aula, sebentar lagi acara dimuali. kalian
pulanglah, sudah larut.”
“Ne, Annyeong..” Donghae menepuk Pundak
Hyuk agar Hyuk segera beranjak dan menjalankan
motornya.
“aku pulang.” sahut Hyuk pendek.
“eum. Josimhae.” Aku melambaikan
tanganku yang dibalas oleh donghae. Setelah itu
aku langsung kembali ke aula, tidak lupa membawa
Hamster pemberian Hyuk Jae.
Teman-teman dan senior kontan ribut,
sewaktu aku kembali ke aula dan membawa serta
hadiah kecil itu.
“Kya.. kyeopta.. kau beruntung sekali, hye
cha. Tidak ada yang pernah memberiku hamster
seperti itu.” Haela iri, dia segera merebut kadang
Hamster itu dan mengetuk-ngetuknya pelan.
68
“bahkan DOnghae saja tidak pernah memberiku
apa-apa.” Haela memajukan mulutnya lucu.
“Donghae tadi menanyakan mu, dan
menyampaikan salam buatmu.” Hiburku.
“ah, Jinja.”
“ne..”
“Baiklah, cukup untuk pembahasan Hamster.
Sekarang kita bersiap pergi ke lokasi. Kau, haela
dan Hyecha, ikut denganku, Ryeowook dan Kibum,
ikut dengan Yesung. Kalian harus segera
menempati lokasi yang sudah ditentukan.” Tegas
Kangin.
“apa yang terjadi dengan Kangin Sunbae?”
aku menutup mulutku dengan tangan saat bertanya
pada Haela.
Haela berbisik padaku. “molla, tapi Dia
langsung berubah Mood begitu mendengar kau
dijenguk Hyuk tadi, makannya dia langsung
mencarimu.”
69
“Jinja??” Aku terperangah mendengarnya.
Aku sangat berharap itu benar. Entah hanya
perasaanku saja yang melebih-lebihkan atau entah
ini benar, tapi aku merasa, Kangin sedang cemburu
pada Hyuk dan Aku. Hehe.. semoga itu benar.
Dan sejak saat itu, hubunganku dan Hyuk
makin menjadi topic hangat. Aku dan hyuk
sebenarnya bersikap biasa saja seperti sebelum
kita berpacaran. Dari awal bersahabat, kita
memang sering makan dikantin bersama, pulang
dan pergi sekolah bersama, dan bercanda. Itu
semua biasa kami lakukan, tapi entah kenapa,
akhir-akhir ini, hal-hal sepele seperti itu menjadi
special di mata siswa lain. Dan sepertinya, acting
kita tidak sia-sia. Eunhy mulai menunjukan rasa
cemburunya, begitu juga Kangin. Mr. J tidak lagi
mengirimiku surat. Sepertinya semua berjalan
lancar. Kecuali satu hal. HYuk Jae.
70
Ya.. akhir-akhir ini, dia semakin Protektif
padaku. Aku sering dilarang berjalan dengan
teman-temanku yang lain. Khususnya namja. Dia
akan menariku pergi jika dia melihatku bersama
dengan namja lain selain sahabat dekat kita,
seperti Donghae, Siwon, Kyu dan Teuki oppa. Aku
sedikit heran dengan sikapnya ini, tapi toh aku
tidak ambil pusing. Aku tau ini demi „hubungan‟
kita.
Suatu hari, Minna seonsangnim memanggilku
keruangannya. Beliau menanyakan „lagi‟ tentang
kebenarnan aku berpacaran dengan Hyuk. Aku
hanya menjelaskan seperlunya saja, tanpa
menceritakan detil dan status kami yang
sebenarnya. Karena sampai saat ini, sampai tiga
bulan „hubungan‟ ini berjalan, aku dan Hyuk
memang masih bersahabat baik, dan semuanya
baik-baik saja. Tapi tidak menurut Minna
seonsangnim. Dia merasa hubungan kami ini
71
membawa perubahan pada Hyuk. Dan perubahan
itu perubahan yang baik. Menurut Minna
seonsangnim, nilai-nilai Hyuk meningkat, dan
perilakunya tidak lagi sejail sebelum kami
berpacaran. Maka dari itu, Minna seonsangnim
menyarankan aku untuk mempertahankan hubungan
ini, karena perpengaruh baik baik Hyuk Jae. Lagi-
lagi aku hanya tersenyum menanggapinya. Dengan
sikap protektifnya akhir-akhir ini, aku pesimis bisa
bertahan lebih lama dengannya. Aku lelah berpura-
pura seperti ini.
Aku mengutarakan keinginanku untuk
menghentikan semuanya ini. Karena aku melihat
Eunhy sudah mulai menyadari keberadaan Hyuk
bagi dirinya. Eunhy pernah mengatakan pada Daena
dan Achie bahwa dia sangat menyayangi Hyuk jae,
dan dia percaya bahwa Hyuk Jae adalah orang
yang dicarinya selama ini. Daena yang memang
sepupu Haela, menceritakan semuanya pada Haela.
72
Sudah bisa ditebak kan, karena Haela adalah
sahabat baikku, makannya dia juga
menceritakannya padaku. Aku tersenyum senang
mendengarnya. “kita berhasil, Hyuk. Dan
sepertinya sekaranglah saatnya kita menghentikan
ini semua.” Ujarku pada Hyuk. Hyuk membelai-
belai lembut Chiko, hamster yang dibelinya
untukku. Dia sedang berada di rumahku sekarang.
“sudah terlambat.” Jawabnya pendek. Kini
dia memberikan Chiko kuaci. Hewan berbulu itu
makan dengan cepat. Pipinya sudah gembil, penuh
dengan makanan.
“apanya yang terlambat?” tidak mengerti.
“aku tidak bisa menghentikannya.”
“Mwo? Waeyo?”
“aku.. sepertinya sudah nyaman dengan ini
semua. Juga dengan kamu dan status kita.”
Diberikannya lagi sebuah kuaci pada CHiko yang
tidak berhenti makan. “dan lagi, aku harus
73
bertanggung jawab kan?” dia mengedipkan
matanya genit.
“hah? Tanggung Jawab?”
“Ne. anak kita.” Diangkatnya Chiko
ditelapak tangannya. “aku tidak mau anak kita
sedih, karena orang tuanya berpisah.” Dielusnya
lagi punggung Chiko.
Saat itu aku ingin sekali tertawa keras
karena tingkahnya yang kekanakan itu. “apa? Chiko
anak kita?”
“Ne..” dia memamerkan gusinya. “liat, kita
mirip kan?” Hyuk mendekatkan Chiko ke mukanya,
dan mensejajarkannya.
“aaah.. ne.. ne… kau memang seperti tikus!”
jawabku asal. Aku bingung harus berkata apalagi
padanya. Semoga prasangkaku pada perasaan Hyuk
salah. Semoga yang dia maksud „nyaman‟ adalah
bukan „cinta‟. Karena aku masih mencintai Kangin,
dan masih mengharapkannya sampai saat ini.
74
Sejak hari itu, aku berusaha menjaga jarak
dengan Hyuk, dan mengurangi intensitas
kebersamaan kita. Aku lebih sering menolak dan
beralasan ingin pergi dengan Haela, Sora dan
Iseul, ketika dia mengajaku. Dan tanpa terasa,
sudah seminggu lebih aku tidak jalan bersamanya.
Perubahan sikapku ini mungkin disadari oleh Hyuk,
donghae, Kangin dan juga Eunhy. kalau Eunhy, aku
tidak heran, karena aku sudah menceritakan
semuanya padanya. Awalnya Eunhy memang marah
dan kecewa padaku dan Hyuk Jae, tapi untungnya
dia bisa mengerti. Sekarang aku meminta Eunhy
untuk dekat lagi dengan Hyuk Jae dan merebut
kembali hatinya.
Akhir semester. Saat kelulusan bagi kelas 3
sudah didepan mata. Mereka sudah melaksanakan
Ujian, tinggal menunggu hasil kelulusan saja yang
akan diumumkan besok.
75
Hari itu cukup terik. Siswa kelas dua
sedang melaksanakan Ujian Praktek untuk ujian
kenaikan kelas. Kelasku sedang ujian praktek olah
raga. Setelah selesai, aku masuk ke ruang UKS
masih dengan nafas terengah-engah setelah
marathon. Kakiku terasa sangat berat dan sedikit
gemetar karena terlalu lelah. Ruang UKS adalah
salah satu ruang favoritku di sekolah ini. Selain
nyaman dan bersih, ruangan yang ku design sendiri
bersama Iseul ini juga berpendingin udara. Aku,
Haela dan Sora masuk dan menjatuhkan diri
dengan sukses diatas matras empuk tempat yang
biasa digunakan untuk merawat siswa yang sakit
itu. Untung hari ini tidak ada siswa yang sakit,
atau beralasan sakit karena hanya ingin menghidari
pelajaran yang tidak dia suka. Kita bisa leluasa
disana.
Karena terlalu lelah, aku terlelap diatas
matras. Aku terbangun karena mendengar langkah
76
seseorang masuk keruangan ini, dan sepertinya dia
duduk dimatras sebelah. Perlahan aku membuka
mataku dan mencari sosok Haela dan Sora. Tapi
orang yang kucari, tidak kutemukan. Aku
mendapati Kangin sedang duduk dimatras
sebelahku, sambil memandang kearahku. Dia
tersenyum manis sekali.
“s..san..sanbae!” aku tergagap, langsung
bangun dan duduk. Aku merasa sedikit pusing
karena nyawaku belum sepenuhnya kembali.
“se..sejak kapan?”
Kangin masih tersenyum. “nyenyak juga
kamu tidur.” Ucapnya. “minumlah.” Dia
menyerahkan sebotol air mineral padaku. “sudah
tidak dingin sekarang.”
Aku menerima botol air mineral itu,
membukanya dan menenggak hampir separuh
isinya. Aku kehausan ternyata. Hehehe.. “gomapta,
77
sunbae.” Aku merapihkan sedikit kuncir rambutku
yang berantakan. “Sora dan Haela…?
“dia sudah kembali ke kelas.” Kangin tidak
bergeming dari tempat duduknya.
Aku bingung harus bagaimana. Aku hanya
diam sambil memutar-mutar tutup air mineral yang
diberikannya. Aku berharap perasaanku nervous
dan grogiku tidak tergambar jelas diwajahku.
Siapapun yang ada diposisi ini, pasti akan nervous.
Diruangan itu hanya kita berdua. Yah meski pintu
UKS terbuka lebar, tetap saja, aku tidak bisa
mengendalikan perasaanku ini.
“eumm..
“kau tidak penasaran kenapa aku disini?”
Senyumnya makin merekah hangat. Tatapan
matanya sangat teduh.
“eum, sasireun, aku hanya bingung
bagaimana harus mengatakannya.” Aku tertunduk,
memandang air dalam botol biru itu.
78
“kenapa?”
“entahlah.”
“Gomawo, hari itu kau membawa Iseul
padaku. Dia telah menyadarkanku satu hal.”
Aku masih terdiam. Sebenarnya banyak
pertanyaan yang ingin aku utarakan padanya, tapi
aku tahan. Aku tidak ingin merusak suasana dan
membuatnya berhenti bicara.
“Iseul dan Teuki sudah bahagia sekarang.
Neo molla?” tanyanya tiba-tiba.
“O?” aku terbelalak karena pertanyaannya.
“a..aaku..”
“maaf, aku telat menyadarinya. Aku memang
bodoh. Aku harus merasakan sakit dan cemburu
terlebih dahulu untuk menyadari perasaanku
sendiri.”
Aku belum menemukan kata-kata yang
tepat untuk aku ucapkan padanya. Rasa hangat
seketika menjalar disekujur tubuhku. Semoga ini
79
jawabannya. Semoga ini seperti apa yang aku
harapkan selama ini. Doaku dalam hati.
“apakah aku sudah terlambat untuk bisa
bersamamu?” Matanya menatap lurus padaku dan
membuatku salah tingkah.
“a..aku…aku…”
“Aku akan menunggumu.” Kangin bangun dari
duduknya, mengusek pelan kepalaku dan berbalik
keluar ruangan.
Aku menyentuh bagian kepalaku yang
disentuhnya. Masih terasa hangat bagiku. Aku
memikirkan kembali arti perkataannya itu. “apakah
dia benar-benar menyukaiku…..”
Dan sejak hari itu sampai sekarang aku
tidak melihatnya lagi ….
Anehnya, aku masih berharap dia kembali
padaku. Meski aku tidak tahu keberadaannya
sekarang.
80
Hubunganku dengan Hyuk masih tetap baik,
meski tidak sama seperti dulu. Kini dia kembali
dengan Eunhy, karena Aku yang memaksanya
mengakhiri semua opera ini. Aku tidak mau
menghancurkan harapan dan penantian Eunhy
selama ini. Meski Hyuk masih belum bisa menerima
semuanya, tapi dia kembali berusaha
mengumpulkan lagi puing-puing cintanya yang
sempat tercecer untuk Eunhy…
Selamat bahagia buat kalian berdua….
Ada Satu hal yang belum bisa aku jawab
adalah…
Siapa Mr. J?
Na do molla….. ^^
END…………………
By: Racoonchan
PS:
81
Chiko… I miss u soo… (Chiko meninggal
seminggu setelah opera berakhir T_T)
82
HATE U LOVE U
“kalau kau berani berdiri, kau akan mati.”
Sahut Eunhyuk kejam.
“Mwo?? Kau jahat sekali.” Hyo Rin pura-
pura kesal. Suaranya kembali tinggi.
“kenapa kau berteriak padaku?”
“terserah! Aku ingin menemui Saengi oppa!”
mereka kembali bertengkar. Hyo Rin bangun dari
kursi dan hendak keluar menemui young saeng.
“andwae!” Eunyuk mencegah Hyo rin. Dia
menggenggam kuat tangan Hyo rin.
“Wae……”
--------
Park Hyo Rin.
Adalah Assisten baru Eunhyuk. Karena Cha
Dong Jin, manajer Eunhyuk sedang cuti melahirkan
*?*, maksudnya, Istrinya akan melahirkan, jadi dia
harus kembali ke Jepang selama beberapa bulan
83
untuk menemani istrinya. Karena Eunhyuk tidak
bisa mengatur Jadwalnya yang padat seorang
sendiri, maka Dong Jin Hyung memutuskan
mengambil salah seorang mahasiswa magang untuk
menjadi pengganti sementara, dan tugas mulia itu
kini jatuh di tangan seorang Park Hyo Rin.
Entah kenapa, dari awal bertemu, Eunhyuk
dan Hyo rin selalu bertengkar. Sebenarnya tidak
ada yang salah dengan Park Hyo RIn, selain Dia
adalah seorang Triple S fanatik, atau fans dari
SS501. Hyo rin awalnya menerima tugas menjadi
assisten Eunhyuk karena Eunhyuk merupakan
member Super junior, dan itu artinya dia akan
mengikutinya kemanapun manusia itu pergi, entah
itu show, syuting variety show, termasuk latihan
rutin. Dan menurut Hyo rin, itu kesempatan bagus
dan langka yang pantang buat disia-siakan begitu
saja, karena dengan begitu, dia akan memiliki
kesempatan untuk bertemu dengan banyak artis
84
dan orang penting, dan itu artinya, dia bisa saja
bertemu dengan idolanya, SS501! Terutama Hyo
Young Saeng yang CUUUTE!!! >.< tapi sayangnya
niatnya terbaca jelas oleh Eunhyuk, yang akhirnya
malah membatasi geraknya. Eunhyuk bukannya
jahat, tapi sebenarnya dia merasa cemburu,
karena Asistennya sendiri tidak mengidolakan dia
dan Super Junior. Dan itu sering membuat dia
kesal.
-FLASH BACK-
“Hyung, apa benar kau akan pulang ke
jepang? Lalu bagaimana dengan schedule ku?”
Hyuk Jae menggaruk kepalanya yang tidak gatal
sama sekali.
“Ne, mianhae. Istriku akan melahirkan. Aku
harus berada disampingnya.” Ujar Dong JIN
Hyung yang merupakan Manager Eunhyuk.
85
“lalu bagaimana dengan jadwalku yang padat
itu….” Eunhyuk terlihat setengah merengek
sekarang.
“apa kau tidak bisa mengaturnya sendiri?”
ujar suara disebrang telpon sana. “hanya beberapa
bulan”
“Mottae. Kau tau kan, aku ini pelupa.”
“eum… kurae, akan segera aku carikan orang
dari Management yang bisa menggantikanku
sementara.” Ujar Dong jin Hyung.
“Mwo?? Replacement? Orang baru?”
“Ne, bukannya itu yang kau butuhkan?”
“Na ara, keundae…
“Sudahlah, percayakan padaku, orang itu
akan segera menemuimu di tempat latihan.”
“tapi Hyung.. aku susah menyesuaikan diri
dengan orang baru.” Eunhyuk terus merengek
seperti anak kecil.
86
“Sudahlah. Kau ini cerewet sekali. Aku
harus pergi, pesawatku akan take off.”
Klik.
Dong jin Hyung menutup panggilannya.
Eunhyuk hanya bisa memandangi I Phone – nya
yang masih berbunyi Tuut tuuut tuuut.. itu.
“aiiish… apa apaan itu? Kenapa dia yang
menutup telephonenya? Bukanya aku yang
menelpon?”
“Ya, Hyuk jae ah!! Latihan Ppali!!” teriak
Donghae dari ujung lorong.
Eunhyuk menoleh kearah orang yang
memanggilnya. “araseoo…” ujarnya tidak
bersemangat. Eunhyuk berjalan gontai menuju
ruang latihannya dengan muka tertunduk lesu.
BRUAGHK!!! AAAARGH!!
OOPS!!
87
Sebuah pintu yang tiba-tiba terbuka,
sukses mengenai muka mulus eunhyuk, hingga dia
jatuh terduduk dilantai.
Seorang gadis yang membawa setumpuk
barang ditangannya, sedikit targagap, ketika
mengetahui pintu yang dibukanya mengenai
seseorang. “Kyaa… Mianhae.. jwesonghaeyo, aku
tidak melihatnya.”
Eunhyuk merasakan sakit di mukanya.
Hantaman pintu itu berhasil membuat hidung dan
dahinya terasa berdenyut-denyut. Dia memegang
hidungnya yang terasa seperti patah. “aiish.. appo..
>.<” Eunhyuk masih terduduk dilantai. Dia melihat
sepasang kaki yang terbalut jeans warna hitam
berdiri didepannya. Eunhyuk terus melihat keatas,
untuk mencari tahu siapa orang yang didepannya
itu. Ada sepasang mata yang mengintip dari balik
tumpukan barang yang dibawanya.
“Mianhae. Jeongmal mianhae.” Ujarnya lagi.
88
Eunhyuk bangkit masih sambil memegangi
hidungnya. “Ya! Apa kau tidak bisa hati-hati jika
membuka pintu? Apa kau tahu rasanya dihantam
pintu sekeras itu? Hidungku ini mahal tau! Iisssh…
sakit.”
“O?” gadis yang itu kini memutar kepalanya
untuk menghadap eunhyuk. “apa hidungmu itu hasil
operasi? Pantas bagus.” Ujarnya polos.
“Ya! Neo!! Justru karena ini asli, jadi mahal.
Aro.. tapi.. “
“o.. begituuu..” gadis itu kini manggut-
manggut.
“kenapa kau mengangguk seperti itu. Ini
bukan masalah asli atau tidak, tapi sakitnya ini!
Dan lihat! SEKARANG HIDUNGKU BERDARAH!!!!”
Eunhyuk mulai panic ketika merasakan sesuatu
mengalir dari hidungnya.
“O.. cepat sana ke kamar mandi. Mianhae,
aku harus segera pergi, aku sedang ditunggu orang.
89
Sekali lagi, jweseonghamnida.” Sebelum pergi,
Gadis itu membungkuk sebisanya, karena
tangannya masih memegang banyak barang.
“YA!!! KAU!!!”
--------
“ini, kompres dengan ini.” Teuki
menyerahkan Ice Pack pada eunhyuk. Hidungnya
masih merah dan sedikit memar.
“gomapseumnida, hyung.” EUnhyuk menaruh
Ice Pack itu di hidungnya. Rasa sakitnya sedikit
berkurang. “akan ku ingat wajah yeoja tidak sopan
itu, yang sudah membuat hidungku bengkak seperti
ini.” Eunhyuk terus mengomel.
“sudahlah.. bukannya dia sudah minta maaf.”
Sahut Donghae yang sedang melatih gerakan
dance-nya.
“iya, hyung.. lupakan saja. Bukannya tadi
hyung bilang dia sedang membawa banyak barang?
90
Berarti dia memang tidak sengaja.” Ryewook
menimpali.
Eunhyuk mendelik kesal pada dua orang itu.
“aigooo.. bahkan sekarang kalian membela yeoja
itu?”
“tanggal berapa sekarang?” Kyuhyun yang
dari tadi sibuk dengan PSP‟a, tiba-tiba menyahut.
Tapi matanya masih focus pada benda didepannya.
“13. Wae?” jawab Donghae. “mool, eodiseo?
Ah, gomapta.” Donghae meminta air mineral dan
meminumnya.
“ah.. pantas, hyuk hyung marah-marah
terus.” Kyu masih khusyu dengan PSP‟a.
“wae?? Apa hubungannya?” kini wokie yang
penasaran.
“PMS! (read: Pra Menstruasi Sindrome)”
tanpa mengalihkan matanya dari PSP, Kyu
menjawab asal.
91
Mendengar itu, Donghae yang sedang
minum, tiba-tiba tersedak dan menyemburkan air
dari mulutnya, kearah EUnhyuk yang kebetulan
sedang berbaring tidak jauh darinya.
“HMMPUAHHH hahahahaa…”
“YAAAAAAAAAAA!!!! Neo!!! Aiiish.. jinja!!”
Eunhyuk makin kesal dengan candaan Kyu dan
bonus hujan local dari donghae. Eunhyuk bangkit
dan segera keluar menuju toilet. “Benar-benar hari
yang sial!” Eunhyuk meremas kesal Ice Packnya
yang isinya sudah mencair.
Saat kembali dari toilet, Eunhyuk
mendengar ruang latihan Suju tedengar lebih riuh
dari biasanya. Suara gelak tawa terdengar lebih
ramai. Eunhyuk yang berdiri didepan pintu, heran.
“kenapa mereka? Apa yang mereka ributkan? Eh?
Seperti ada suara yeoja juga?”
92
“waa… beruntung sekali hyuk jae itu
mendapat asisten secantik ini.” Ujar seseorang.
Eunhyuk yakin itu suara teuki.
“eh? Jega? Apa Asisten baruku sudah
datang? Yeoja kah?” tanpa mikir apa-apa lagi,
EUnhyuk segera masuk ke ruang latihan karena
penasaran dengan yang terjadi.
“itu dia orangnya.” Ujar donghae sambil
menunjuk eunhyuk. Kyuhyun yang tadi masih autis
dipojok ruangan dengan PSP‟a, kini sudah berdiri
manis didekat seseorang. senyum evilnya
mengembang sempurna. Didepan kyu dan donghae,
terlihat seorang yeoja. Dia berdiri membelakangi
Eunhyuk.
“ada apa?” Tanya hyuk pura-pura tidak tahu
apa-apa.
“assisten baru yang dikirim Dong Jin
Hyung, sudah datang.” Ujar Teuki. “ya.. hyukie..
93
kau beruntung dapat asisten cantik!” teuki
merangkul bahu eunhyuk sambil pamer dimple-nya.
“jinja? Apa dia orangnya?”
“ne, Hyo Rin Ssi.. ini Orang yang akan kau
asuh, hahaha…” Teuki menepuk-nepuk bahu
eunhyuk.
Gadis itu berbalik dan membungkuk
memberi hormat, “Annyeonghaseo, jega Park Hyo
Rin imnida, bangapseumnida.”
“ah.. ne.. ne.. formal sekali.” Eunhyuk
cengengesan. Eunhyuk menunduk sebentar dan
mengulurkan tangannya. “jega eunhyuk im.. O…
NEOOO!!!!!” Eunhyuk kaget bukan main, ketika
gadis didepannya itu berdiri sempurna dan
memperlihatkan mukanya. Eunhyuk ingat, muka itu.
Dia adalah orang yang membuka pintu dan
menghantam hidungnya hingga berdarah tadi. “Ya!!
Kau gadis yang membuat hidungku berdarahkan??
94
Aku ingat itu kau!” suara Eunhyuk melengking dan
sukses membuat para member lain melongo.
“ah.. jadi ini orang yang kau bilang itu?”
Donghae melihat eunhyuk dan hyo rin bergantian.
“apa kau yakin?” Tanya Ryeowook.
Hyo RIn hanya mengerjap-ngerjapkan
matanya. Dia mencoba mengingat-ingat lagi
kejadian yang dikatakan eunhyuk. “ah.. apa kau si
Mr. Hidung Mahal?” Hyo Rin belum yakin dengan
ingatannya sendiri. Dia memang susah mengingat
orang yang baru ditemuinya.
“Mr. Hidung Mahal?” Kyu menatap Eunhyuk
dan memperhatikan detil hidung eunhyuk yang
masih terlihat sedikit memar. “apa kau operasi
hidung?” Kyu mencoba menyentuh hidung eunhyuk,
tapi ditepis oleh sang pemilik.
“Ya!! Bicara sembarangan lagi. Apanya yang
Mr. Hidung mahal? Hah?? Saiia ini Mr. Simple,
aro??” eunhyuk menggaruk kesal rambut kuning
95
terangnya. “pasti ada kesalahan disini.” Eunhyuk
segera mengambil I Phonenya dan menghubungi
Dong Jin, managernya.
“Hyung! Apa kau salah mengirim orang?”
“Mwo? Apa yang kau bicarakan?”
“Asisten baru!”
“O.. Hyo Rin sudah datang? Otte?”
“SIrreo. Jinja sirreo. Tolong kau ganti
orang.”
“Mwo?? Waeyo? Dia itu baik, lucu dan
ceria. Dia akan membantumu dengan baik. Dia
sangat handal. Percayalah. Ah, aku dipanggil
dokter. Sudah ya.. “
KliK.
Lagi-lagi Dong Jin menutup telponnya.
“YA!! Hyuung.. aiiish..” Eunhyuk memasukan
I Phone-nya ke saku celana dengan kesal.
“Chukkaeeeeeeee… “ teriak Donghae, Kyu,
WOkie dan Teuki berbarengan.
96
Eunhyuk hanya bisa mendengus.
_FLASH BACK END_
Kini, sudah empat bulan lebih Hyo Rin
bekerja menjadi asisten eunhyuk. Dari awal hingga
sekarang, Hyukie terkadang masih Jutek. Awalnya
memang karena Eunhyuk belum bisa melupakan
kejadian HIDUNG MAHAL-nya ^^ sepenuhnya,
tapi sekarang, Eunhyuk makin jutek dengan alasan
bahwa Hyo Rin adalah seorang Triple S, bukan
ELF. Ini sering membuat Hyo Rin kesal. Seperti
saat ini. Sewaktu Super Junior akan tampil di
Inkigayo, mereka harus datang lebih awal untuk
Rehearsal dan persiapan lainnya.
“jangan kau lupakan satu barangpun,
Araseo. dan apa kau tidak bisa mengatur jadwalku
agar tidak terlalu ketat seperti ini? Aku bukan
robot. Harusnya kau mengatur jadwal latihanku
hari ini dua jam lebih awal, agar aku bisa perform
97
maximal di stage.” Eunhyuk menceramahi Hyo Rin
yang sedang membereskan barang-barang yang
diperlukan.
“neeee…” Hyo rin hanya menjawab Ne,
dengan panjang.
“Aku juga mau makan makanan yang sehat
hari ini. Badanku sedikit lelah.”
“baiklah. Aku akan memesannya. Apa yang
mau kau makan?” Tawar Hyo Rin dengan rasa kesal
yang ditahan.
“apa? Pesan? Kau yang masak!” tegasnya
lagi.
Belum sempat Hyo Rin membuka mulut,
Teuki masuk dan memberi tahu kalau jadwalnya
dirubah. “tadi PD-nim memberi tahu kalau kita
akan tampil setelah Sistar dan young saeng. Jadi
kita tidak punya banyak waktu lagi. Kita akan
berangkat sepuluh menit lagi, araseo.”
98
“MWO?? YOUNG SAENG???? Jinja??”
mata hyo rin terbelalak senang mendengar nama
idolanya disebut.
“Ne, ah.. iya.. bukannya kau fans mereka?”
Teuki memasukan tangan di saku hoodienya.
“Ne!! kyaaaaaaa…apa itu artinya aku bisa
bertemu dengan SAengi Oppa?” pinta Hyo RIn
dengan mata berbinar.
“kurom. Oppa akan memperkenalkannya
padamu, otte??” janji Teuki.
“JEONGMALYO??” Hyo rin terpekik
senang. Teuki hanya mengangguk sambil pamer
lesung pipit.
“Omooo.. Gomawooo.. jeongmal
khamsahamnida, oppa!! Nanti malam aku akan
memasak makanan kesukaanmu!” janji Hyo RIn.
“wa.. choa.. araseo araseoo…” teuki
terkekeh dengan tawanya yang khas. “dan ya..
Hyuk jae, kenapa Kau terus-terusan mengomeli
99
Hyo Rin. Dari luar kalian terdengar seperti
pasangan suami Istri yang sedang bertengkar,
aro?”
Eunhyuk memutar matanya lucu. “mwoya??
Hyung kenapa mendadak begini? Dan apanya yang
suami istri?”
“na do molla. Sudah cepat. Hyung tunggu di
mobil.” Sebelum keluar dari kamar eunhyuk, Teuki
mengelus pelan kepala Hyo rin. “kau pasti lelah
sekali. Kau harus banyak makan, agar bisa
mengalahkan monyet keras kepala itu, araseo?”
“Hahaha… araseo, Oppa. Gomawo.”
“Ne.”
Eunhyuk mencibir teuki. “aigooo… sempat-
sempatnya dia mengkhawatirkan orang lain.”
“setidaknya, SUJU masih punya Angel
seperti Teuki oppa.” Hyo rin segera mengangkat
tas berisi baju dan perlengkapan eunhyuk yang
akan dibawa ke lokasi. “Kajja.. PPalli!”
100
“Mwo??”
“apa kau tuli? Bukannya kalian akan tampil
lebih awal?” Hyo Rin memajukan mulutnya.
“haiis.. kapan kau bisa sopan pada yang lebih
tua.”
“aku sopan pada semua orang, kecuali kau.”
Hyo Rin keluar dari kamar eunhyuk. “apa-apaan dia.
Dari awal sifatnya tidak ada baik-baiknya sama
sekali.” Dengan sedikit susah payah, Hyo Rin
menyeret tas yang berat itu keluar dari Apartmen,
menuju parkiran, dimana member lain sudah
menunggu. “tapi.. hari ini aku akan bertemu dengan
Saengi Oppa!! Kya… kalau saja aku tahu lebih awal,
aku akan ke salon dan dandan yang cantik.”
“kau ke salon ratusan kali pun tidak akan
berubah!” ujar sesorang dibelakang Hyo RIn, yang
ternyata Eunhyuk. Entah dia kesurupan setan apa,
hari panas seperti ini, dia malah mengenakan
sweater yang tertutup sampai leher ala Hyun Bin,
101
dan menggunakan kupluk yang kubelikan sewaktu
dia Ulang tahun bulan April lalu.
Eunhyuk berjalan menyusul Hyo Rin, dan
segera mengambil tas yang dibawanya dengan
susah payah itu. “bahkan ttangkoma pun bisa lebih
cepat jalannya.” Eunhyuk mengangkat tas tersebut
dan menyandarkannya di bahu belakangnya.
“Ya, neo michyoga? Hari panas seperti ini,
kenapa menggunakan sweater tertutup seperti
itu?” Hyo rin tertegun di tempatnya berdiri,
memandangi namja jangkung yang berjalan
didepannya dengan heran. “tapi.. dia cakep juga.
Eh?? Apa aku sudah gila??” Hyo Rin menggeleng
kepalanya cepat. “young saeng young saeng young
saeng oppaaaaaa…” Hyo rin menggumamkan nama
idolanya berulang-ulang.
Sampai di studio, semua langsung bersiap
rehearsal. Teuki, sang leader segera
mengkomandoi dongsaeng-dongsaengnya. Ya, meski
102
sekarang mereka hanya bisa perform dengan
delapan member, tapi itu tidak mengurangi
semangat mereka. Mereka akan perform 4 lagu,
dan itu cukup menguras energy.
“kurae, sekarang giliran kita rehearsal,
semuanya segera ke stage.” Perintah Teuki.
“hyukie, ireona ppali.” Donghae menepuk
bahu eunhyuk yang sedang tidur, pelan. Sejak tiba
tadi, eunhyuk sama sekali tidak berbicara banyak.
Padahal biasanya dia rajin berkicau. Dia malah
langsung menjatuhkan diri di sofa dan tidur.
Sweaternya sama sekali tidak dilepasnya.
Hyo rin mendekati eunhyuk. “oppa, kau
duluan saja. Biar hyukie, aku yang membangunkan.”
Tawar hyo rin pada Donghae yang mendapat
anggukan darinya. Sebenarnya hyo rin sedikit
heran dengan keadaanya ini. Eunhyuk sama sekali
tidak seperti biasanya. “ya.. Hyuk Jae ssi. Ppali
ireona. Kau harus segera rehearsal.” Hyo Rin
103
menggoyang pelan bahu eunhyuk. Orang yang
dibangunkan belum bergeming. Hyo rin memandang
eunhyuk yang masih pulas. “jika dia tidur seperti
ini, dia terlihat seperti anak kecil. Tapi apa dia
tidak kepanasan ya?” Hyo rin menggumam sendiri.
“Hyuk Jae ssi…” Hyo Rin kembali menggoyang bahu
eunhyuk. “aiish,,, tumben dia tidak segera bangun.”
Hyo Rin yang sedikit curiga dengan keadaan
eunhyuk, menyentuh kening Eunhyuk untuk
memeriksa keadaannya. “mwo? Dia agak demam.
Badannya hangat.” Hyo Rin jadi ingat kalau tadi
sebelum berangkat, eunhyuk bilang dia tidak enak
badan. Badannya sedikit lelah. Apa ini artinya dia
sakit? “Ya baboya!” Hyo rin menepuk kepalanya
sendiri. “dia pasti sakit, tapi kenapa dia tidak
bilang. Dasar bodoh!” Hyo rin tiba-tiba panic
dengan keadaan eunhyuk. Dia segera keluar dan
memberi tahukan keadaan eunhyuk pada teuki.
104
“O, Hyo rin ssi, kenapa kau terengah2
seperti itu?” tanya teuki. “ah iya, kau bisa bertemu
dengan young saeng setelah acara selesai.” Teuki
kembali mengembangkan senyumnya.
Hyo Rin menggeleng kuat. “ani, sekarang
bukan itu yang penting, oppa. Tapi, hyuk jae. Dia
sepertinya sedikit demam, jadi tidak bisa ikut
rehearsal sekarang.” Nafas Hyo rin masih
terengah-engah.
“mwo? Demam??”
“ne, mianhae oppa. Ini salahku. Aku tidak
bisa mengurusnya dengan baik. Mainhae.” Hyo rin
membungkuk berkali-kali karena merasa bersalah.
“anii.. ini bukan salahmu. Mungkin memang
dia kelelahan. Jangan panic. Beri saja obat demam,
dan pastikan dia istirahat. Kita masih punya waktu.
Semoga saat tampil, dia sudah lebih baik.” Teuki
menepuk bahu hyo rin.
105
“araseo, oppa. Gomawo. Kalau begitu, aku
akan mencari Ice Pack dan obat untuknya dulu,
sekalian mencari makanan. Apa oppa ingin makan
seseuatu?”
“bisakah kau pesankan seperti biasa saja.
Sekalian untuk yang lain juga.”
“baiklah. Aku pergi dulu oppa.”
Setelah mendapatkan ice pack, obat dan
makanan. Hyo rin segera menghampiri eunhyuk
yang masih tertidur. “Oppa, ppali ireona. Minumlah
dulu obatnya.” Hyo Rin duduk dilantai, menghadap
Eunhyuk. Dia sama sekali tidak menyadari, kalau
dia memanggil Eunhyuk dengan Oppa.
“panggil aku oppa sekali lagi.” Pinta eunhyuk
tiba-tiba, tapi matanya belum terbuka.
“Mwo? Apa kau sudah bangun?”
“panggil aku oppa sekali lagi.” Pintanya lagi.
“oppa?? Ya… sejak kapan aku……….” Hyo Rin
baru menyadari perkataanya tadi. “aiiish.. kapan
106
aku memanggilmu „oppa?‟ tadi hanya salah bicara.”
Hyo rin merasa mukanya panas. Dia memalingkan
wajahnya.
“panggil aku oppa, dan aku akan bangun.”
Mata eunhyuk masih tertutup.
“Ya! Jangan bercanda. Ppali ireona. Dan
minum obatnya.” Hyo rin mendelik kesal pada
namja didepannya itu. “ya, aku tahu, kau sakit
karena aku. Aku tdak bisa mengurusmu dengan
baik. Mianhae.” Ujar Hyo rin mencoba minta maaf.
Eunhyuk kembali terdiam. “aiish.. apa kau
selalu manja seperti ini?” Hyo Rin meletakan
telapak tangannya di dahi Eunhyuk untuk
memeriksa kembali suhu tubuhnya. “kau masih
demam, bangunlah, dan minum obatnya..” pinta Hyo
rin lagi, kali ini, suaranya lebih lembut.
GREBBB!!
Tangan Eunhyuk tiba-tiba menahan tangan
Hyo rin yang masih memegang dahinya lembut.
107
Eunhyuk membuka matanya dan menatap Hyo Rin
dalam. “panggil aku oppa.” Selalu kalimat yang sama
yang eunhyuk ucapkan.
Hyo Rin sedikit nervous. Dia menatap
Eunhyuk serius. “ada apa denganmu? Kenapa tiba..
BRUGH!!!
Eunhyuk menarik tangan Hyo Rin sehingga
Hyo Rin jatuh dipelukan Eunhyuk yang masih dalam
posisi tidur di sofa.
Siing…..
Suasana ruang tunggu itu tiba-tiba hening.
Hanya ada mereka berdua disana.
“Yaa…. Apa yang kau lakukan!” Hyo Rin
berusaha brontak, tapi Eunhyuk terlalu kuat. Dia
masih berada dalam pelukan eunhyuk.
“lima menit saja.” Ujarnya lagi.
Hyo RIn tiba-tiba merasakan sesuatu yang
aneh dalam dadanya. Hangat. Hyo rin merasakan
jantungnya berdetak lebih cepat. “ada apa ini?”
108
Setelah lima menit, Eunhyuk melepas
pelukannya. Ditatapnya Hyo rin yang salah tingkah
dan tidak berani menatap eunhyuk. “lihat aku.”
Pinta eunhyuk lagi.
“mwo..mwonde?” Hyo rin tergagap. Untuk
menutupi perasaannya yang nervous luar biasa, dia
segera mengambil obat. “ini, cepatlah minum.” Hyo
rin menyerahkan botol obat pada eunhyuk.
“bangun, dan minumlah.”
“jika aku bangun, kau tidak akan bisa lepas
dariku.” Ujar eunhyuk serius.
“bicaramu aneh sekali. Pasti karena efek
demam. Cepat bangun, dan minumlah obatnya. Kau
harus segera tampil. Yang lain sedang rehearsal
sekarang.” Hyo rin tidak bosan-bosannya
membujuk eunhyuk untuk bangun. “Ya! Hyuk Jae
ssi!” Botol obat masih digenggamnya, karena
Eunhyuk tidak juga bangun untuk minum obat.
109
Eunhyuk masih menatap Hyo rin dalam. “aku
pasti sudah gila.” Eunhyuk menggumam sendiri.
Matanya masih lurus menatap Hyo rin.
“ya, kau memang gila, makannya kau cepat
bangun dan mi…
CUP!
Sesuatu yang hangat tiba-tiba menyentuh
bibir Hyo rin.
Hyo rin diam tertegun. dia sangat terkejut
dengan apa yang terjadi. Eunhyuk sudah duduk
didepannya. Eunhyuk masih menatapnya. Jarak
mereka sangat dekat. Hyo rin bahkan bisa
merasakan hembusan nafas EUnhyuk.
“bukankah aku sudah bilang, jika aku
bangun, kau tidak akan bisa lepas dariku?” ulang
eunhyuk lagi.
Hyo rin masih speechless. Dia benar-benar
terkejut.
110
“dalam hitungan tiga. Panggil aku oppa. Jika
tidak… kau akan tahu akibatnya.”
Hyo rin hanya mampu mengerjapkan
matanya. Mulutnya seolah masih terkunci. Ini
pertama kali baginya.
“hana…” eunhyuk mulai menghitung.
Matanya masih menatap Hyo rin.
“na mottae..” Hyo rin menatap eunhyuk.
“dul…” hitungan terus berlanjut.
“O..
“Set! Kau terlambat!” dengan cepat, kedua
tangan Eunhyuk menyentuh pipi Hyo Rin lembut,
dan mendekatkan wajahnya pada Hyo rin.
Hyo rin kembali merasakan sesuatu yang
hangat dan lembut menyentuh bibirnya. Tanpa
terasa matanya terpejam. Tangan hangat eunhyuk
masih memegang pipi Hyo rin lembut. Kini, dia
tidak hanya merasakan ciuman itu di bibirnya, tapi
dia merasakan sesuatu yang lembut di dalam
111
rongga mulutnya, dan tanpa disadari, hyo rin
membalas ciuman eunhyuk lembut. Mereka
berciuman cukup lama.
“lihat, kau bahkan membalas ciumanku.”
Goda eunhyuk setelah mengakhiri ciumannya.
Pipi Hyo rin sukses memerah. Dia tertunduk
malu. Jantungnya berdegup tidak karuan.
“sekarang, panggil aku oppa.” Pinta Eunhyuk
lagi.
“mwo??”
“O..P…P…A!” eunhyuk sengaja mengeja kata-
kata itu untuk menggoda Hyo Rin lagi.
“I HATE U..” Hyo Rin menggantungkan
kalimatnya. “Oppa…..”
Eunhyuk tersenyum senang mendengarnya.
“but I LOVE You.” Eunhyuk mencium kening Hyo
RIn lembut. “and you are Mine, now.” Eunhyuk
memeluk erat yeoja didepannya itu. “gomawo, kau
112
sudah mengurusku, dan mianhae aku selalu kasar
padamu. Sasireun aku cemburu.”
“Oppa, apa kau sedang membuat pengakuan
dosa sekarang?” kali ini Hyo Rin yang menggoda
Eunhyuk.
“Ini pengakuan cinta, bodoh!”
Eunhyuk makin mempererat dekapannya
pada yeoja itu…
“MIwohago sipeundae, hajiman na mottae (
I wanna hate you, but I can‟t) ” Eunhyuk melepas
pelukannya. “ Saranghaeyo, Hyo Rin Ssi.” Tatapan
mata teduh eunhyuk seolah menghipnotis Hyo Rin.
Perlahan, eunhyuk kembali mendekatkan mukanya..
BRUAKH!!!
Seseorang tiba-tiba membuka pintu dan
berhasil mengurungkan niat eunhyuk. Orang itu
ternyata Teuki. “Hyo Rin ah… young saeng ingin
bertemu deng.. ah.. mianhae.” Teuki menyadari dia
masuk disaat yang salah. “lanjutkan saja..
113
heheee…” Teuki tertawa kikuk saat melihat
eunhyuk dan hyo Rin dalam posisi berhadapan
seperti itu. Seketika itu juga Dia keluar lagi dan
kembali menutup pintu ruang tunggu.
“aiiish… Hyuuung!!!!” Eunhyuk gemas karena
saat-saat romantisnya terganggu malaikat tanpa
sayap itu.
“ah..matta.. aku lupa! Young saeng oppa…”
Hyo Rin berniat menemui orang yang diidolakannya
itu.
“kalau kau berani berdiri, kau akan mati.”
Sahut Eunhyuk kejam.
“Mwo?? Kau jahat sekali.” Hyo Rin pura-
pura kesal. Suaranya kembali tinggi.
“kenapa kau berteriak padaku?”
“terserah! Aku ingin menemui Saengi oppa!”
mereka kembali bertengkar. Hyo Rin bangun dari
kursi dan hendak keluar menemui young saeng.
114
“andwae!” Eunyuk mencegah Hyo rin. Dia
menggenggam kuat tangan Hyo rin.
“Wae……”
“karena kau hanya boleh menyukaiku. Aku
tidak suka punya saingan. Araseo?” Eunhyuk
berdiri dan menarik Hyo Rin kembali ke
pelukannya. “kau hanya boleh menatapku, bukan
namja lain. Kau hanya boleh memberikan hatimu
padaku. Tidak pada namja lain.” Diusapnya rambut
hyo rin lembut.
“kau egois sekali….” Ujar hyo rin masih
dalam pelukan eunhyuk.
“dan, hanya aku yang boleh melakukan ini
padamu.” Eunhyuk kembali mendaratkan ciuman
hangatnya pada bibir Hyo Rin.
>///////////////////<
_END_
115
HOT TIMES
\(o,<)/
“annyeonghasseyo, jeoneun Park min jung
imnida!” terlihat seorang gadis sedang
memperkenalkan diri sambil membungkuk hormat
pada Sungmin, Teuki dan Eunhyuk. Senyumnya
terlihat manis menghiasi bibir mungilnya. “aku akan
menjadi asisten sementara Eunhyuk oppa,
menggantikan Hyecha onnie *asiiiiik.. author
eksis!!!*. Manasseo bongapseumnida.” Lantangnya
lagi.
Eunhyuk, Teuki dan Sungmin yang baru saja
keluar dari studio Sukira, hanya bisa melongo
melihat ada seorang yeoja yang tiba-tiba
menghampiri mereka dan memperkenalkan diri
dengan hebohnya.
“mwo? Kau pengganti Hyecha?” Tanya
Eunhyuk sambil membetulkan letak tas dibahunya.
Namja itupun memperhatikan Min Jung dari ujung
116
kaki ke ujung rambut. Min jung tampak manis
dengan hoddie pink diatas lutut dan legging biru
tua serta sepatu sneakers yang juga pink. “tapi,
kau kecil sekali. Berapa umurmu?” Tanya Eunhyuk
lagi. Eunhyuk masih memperhatikan yeoja mungil
didepannya itu dengan seksama.
Min jung membelalakan matanya begitu
mendengar pertanyaan Eunhyuk. “eum, sasireun..
saya memang masih sekolah. Tapi kenapa
memangnya??” Min Jung balik bertanya pada
Eunhyuk sambil mendongakan kepalanya. Yah,
wajar.. karena faktor tinggi badan! Hehee…
*miaaaaaaaaan.. insol unyuk ketebalan tuh!*
“aiigoo… yeoja satu ini, apa dia tidak tahu
sopan santun, kenapa kau membelalakan matamu
sambil mendongak begitu pada orang yg lebih tua.
Ya! Aku ini oppamu, araseo.” EunHyuk terlihat
gemas dengan kelakuan Min Jung yang polos.
117
“Araseo.. kau lebih tua dariku. Jaaauuuh
lebih tua. Keriput disekitar matamu juga sudah
cukup mengatakan itu.” Ujar Min Jung sambil
menganggukan kepalanya berulang kali hingga
aksesoris telinga kelinci yang ada di penutup
kepala hoddie yang dipakainya ikut bergerak-
gerak. tidak disangka, jawabannya itu mengundang
tawa sungmin dan Teuki yang mendengarnya.
“hahahaa.. ya, nyuk! Kau kena sekarang.”
Sungmin terus tertawa.
“Aiish.. igeo ai-rang.” Eunhyuk seperti habis
kesabaran meladeni Min Jung yang kelewat ceria
dan ceplas-ceplos.
“yaaaa…, neo sinca kyeopta…” Sungmin
menunduk dan mencubit gemas kedua pipi Min
jung. “aiiii… sepertinya aku menyukaimu.” Ujar
sungmin lagi sambil mengusek-usek kepala Min
Jung lembut.
Bluush…
118
Muka Min Jung sontak merah merona bagai
duit ratusan ribu. #plakk!! Author matre!
“ya, hyung, neo michyeoga? Kenapa kau
menyukai anak kecil tidak sopan ini, hah?” Eunhyuk
mengacak-acak rambutnya seperti orang frustasi.
*unyuk lebai deh ah!* setelah mengatur nafas dan
mengendalikan diri, eunhyuk mendekati Min jung
dan berlutut didepannya. Tinggi mereka kini
sejajar. *?* Eunhyuk memegang kedua bahu Min
Jung dan mulai bertanya baik-baik. “Ya, Min Jung-
ah. apa benar kau yang akan menggantikan Hyecha
sementara ini?” Tanya Eunhyuk yang dijawab
anggukan oleh Min jung.
“apa kau yakin?”
Min Jung kembali mengangguk pasti sambil
menggembungkan kedua pipinya lucu.
“apa kau bisa?”
“Eum!!” Min Jung kembali mengangguk
cepat.
119
“lalu, bagaimana sekolahmu?”
“Aku sedang libur sekarang.” Jawab Min
Jung SIngkat. “jadi tidak masalah kan?” Min jung
kini memamerkan senyum evilnya. *mirip kyu kalo
nyengir gituuuu…*
“aiish.. bencana!” Eunhyuk menggigit bibir
bawahnya sambil tertunduk. Tanggannya masih
memegang bahu Min Jung. Dia bingung bagaimana
harus bertindak. Dia bukannya keberatan dengan
Asisten penggantinya ini. Hanya saja, dia tidak
mau mempekerjakan anak dibawah umur.
“Ya, min Jung-ah.. tapi kau masih terlalu
kecil. Aku tidak mau mempekerjakan anak dibawah
umur. Aku bisa kena masalah, nanti.” Eunhyuk
mencoba memberi alasan selogis mungkin pada Min
Jung. Tapi Min Jung belum kehabisan akal
sepertinya.
“Ya, oppa. Apa kau tau aku umur berapa??”
aku sudah 17 tahun, aro? TUJUH BELAS TAHUN!
120
Jadi aku sudah boleh bekerja.” Kini giliran Min
Jung yang memegang bahu Eunhyuk kencang.
Eunhyuk melirik tangan kecil dibahunya itu dengan
mata terbelalak kaget *aduh, gimana yak,
maksudnya eunhyuk melirik lucu gituu.. pe bola
matanya jadi bulet banget! Reader: emang tadinya
kotak tuh bola mata??* “jadi,
Keoktchonghajimasseyo, oppa.” Min Jung menepuk-
nepuk pundak Eunhyuk beberapa kali sebelum
melepaskan tangan Eunhyuk yang bertengger
dibahunya. “lagi pula, aku sudah mendapat ijin dari
Manajer oppa, so oppa harus menerimaku yak!
mohon bantuannya..” Min Jung mundur beberapa
langkah dan membungkuk hormat pada ketiga
namja didepannya itu.
“kyahahahaa.. kau lucu sekaliii…
baiklah..baiklah.. kau pasti diterima dengan baik.”
Teuki menghampiri Min Jung dan memeluknya erat.
“ya, seandainya aku punya adik, aku ingin adik
121
seperti dia. Ah, Min Jung_ah, kau juga harus
memanggilku, Oppa, arachi?? Dan mulai sekarang,
kau menjadi adikku.” Teuki terlihat sangat
antusias. Eunhyuk yang melihat kelakuan Teuki,
malah manyun-manyun enggak jelas.
“ya, hyung.. Neo..”
“sudahlah… sudah malam, tidak baik
membiarkan dia berada diluar, tengah malam
seperti ini. kajja, kita pulang.” Ujar Teuki sambil
memeluk bahu Min Jung dan menyeretnya keluar
gedung KBS.
“yaa.. hyuung..” Eunhyuk masih berniat
protes.
“betul itu, kajja, kita pulaaaang!” Sungmin
mensejajari langkah Teuki dan memeluk Bahu Min
Jung juga menuju parkiran.
“aiiish.. dia kan asistenku, kenapa malah
mereka yang senang. Aigooo.. Hyecha-yaa.. neo
eodigaa… aku membutukanmu! *EHEM!!!!* teriak
122
Eunhyuk sambil menggenggam kedua tangannya
keatas dan memandang langit-langit gedung KBS
yang terang benderang itu.
~Park Min Jung POV:
“aiiish.. dia kan asistenku, kenapa malah
mereka yang senang. Aigooo.. Hyecha-yaa.. neo
eodigaa… aku membutuhkanmu!” teriakan Eunhyuk
oppa terdengar jelas ditelingaku. Aku sebenarnya
merasa bersalah pada Hyecha onnie dan Eunhyuk
oppa. Tapi aku tidak punya cara lain lagi. Aku ingin
berada dekat dengan pujaanku. Sungmin oppa! Ya,
sungmin oppa! Setidaknya untuk beberapa saat.
“Hyecha onnie, mianhaeyo, aku
membohongimu dan menggantikan posisimu tanpa
ijin. Eunhyuk Oppa, mianhae… jeongmal mianhae,
umurku sebenarnya masih 15 tahun, bukan 17
tahun. Oppa, onnie, mianhaeyo…Aku terpaksa
membohongi kalian. Tapi hanya ini yang bisa aku
123
lakukan demi Sungmin oppa. Aku ingin sekali
berada dekat dengannya. Aku janji, aku akan
menjalankan semuanya dengan baik, sampai onnie
kembali kesini lagi, dan semuanya akan baik2 saja.”
Sepanjang perjalanan menuju dorm, aku
teringat lagi kejadian kemarin siang. Hyecha Onnie
tiba-tiba menelponku
Tuuuuuut..tuuuut… *kayak kentut ih!*
“yeobusseyo?
“Ya, Min Jung-ah.. ini onnie?”
“Ne, hyecha onnie, waeyo?”
“Neo eodiga?”
“Na? masih di sekolah, eon. waeyo?”
“eum, aniya.. onnie mau minta bantuanmu,
bisa?”
“ne, marheba.”
“eonnie tiba-tiba harus pergi ke Jepang
selama tiga minggu, onnie butuh orang untuk
menjadi asisten sementara Eunhyuk oppa,
124
menggantikan onnie, apa kau punya kenalan yang
bisa melakukannya? Soalnya teman-teman onnie
sedang sibuk.” Jelasnya panjang lebar.
Triiiing…
tiba-tiba tercetus ide konyol itu dibenaku
begitu mendengar kata ASISTEN! Itu artinya
akan terus berada dekat dengan SUPER JUNIOR,
Idolaku! dan siapa tahu aku bisa bertemu dengan
Sungmin oppa dan berada dekat dengannya. Dan
kalau aku beruntung, diapun bisa memanggil
namaku. Dan aku rasa AKU BISA
MELAKUKANNYA!!
Aku hampir terpekik kegirangan dengan ide
konyolku itu. Tapi bagaimana? Aku kan masih
sekolah. Aku malah sibuk melamun sendiri, hingga
jeritan suara Onnie diseberang sana membuyarkan
lamunanku.
125
“YA!! MIN JUNG_AH! Apa kau masih
disana?? Kenapa kau tidak menjawab, Min jung
ah!!..”
“eum, eh oh.. nde, onn.. mianhae, mian..” aku
tersadar.
“Aiish… kau ini, kau sedang memikirkan apa
sih?” selidik Hyecha onnie.
“eum, aniyaa… ah, iya aku sedang
memikirkan oleh2 apa yg harus aku minta dari
onnie sepulangnya dari Jepang nanti, hehee..” aku
beralasan.
“hahhaa.. dasar kau ini! Araseo.. onnie mu yg
cantik dan satu-satunya ini pasti akan
membawakan oleh2, tapi kau harus membantu
onnie dulu, otte?”
“araseoyo, onnie.. memang apa saja
tugasnya?” tanyaku lagi. Bagaimanapun juga, aku
harus tahu dulu tugas yang harus dilakukan agar
126
aku bisa bersiap-siap dan tidak membuat banyak
kesalahan.
“oh, gampang, hanya membereskan barang-
barang yang diperlukan, mengatur jadwal, dan
memastikan Eunhyuk oppa melaksanakan
jadwalnya, karena dia yaah… agak sedikit malas!
Apalagi untuk urusan mandi dan kebersihan diri.”
Terang hyecha onnie. Aku mendengarkan dengan
serius. Hmm.. sepertinya tugas yang lumayan
gampang.
“OK, onn.. algaeseumnida. Aku akan
mencarikan orang untukmu, kapan onn pergi?”
“besok sore, jadi onnie butuh orang
secepatnya, arachi?”
“ne, nanti aku kabarin onnie kalau sudah ada
orangnya.”
“keurae.. gomawo, Min Jung-ah..”
“Ne, eon.. cheonmaneyo, dan jangan lupa
oleh2‟ nya!” gertakku lagi dengan nada bercanda.
127
“hahhaa… araa.. bawel. Keurom, onn tutup
yah..”
“Ne, annyeong.” Jawabku.
~Park Min Jung POV end.
~Sungmin POV:
Aku terus memperhatikan tingkah Yeoja
didepanku itu. Dia terlihat sangat lucu dan penuh
aegyo. beruntung sekali, Eunhyuk mendapat
asisten lucu dan cantik seperti dia. Sepertinya dia
sangat baik dan polos. Dan ucapanku bahwa aku
menyukainya memang benar. Aku sepertinya akan
sangat menyukainya. Apalagi dia terlihat sangat
lucu dengan pakaian serba pink‟nya itu.
“betul itu, kajja, kita pulaaaang!” akupun
mensejajari langkah Teuki hyung dan ikut memeluk
Bahu Min Jung menuju parkiran. “wah.. rasanya
nyaman!” aku pun melangkah keluar dengan senyum
128
yang terus menghiasi bibirku. *oppa
kesempetaaan!! Huh!*
“assaa.. selama dia menjadi asisten
eunhyuk, itu artinya aku bisa sering melihat dia di
dorm. Ups! Kenapa aku berpikiran seperti ini?
Pabo!” aku menggetok kepalaku sendiri. Aku kan
belum mengenalnya.
~Sungmin POV end.
*************************
Beberapa hari kemudian, Min jung sudah
mulai terbiasa dengan pekerjaan barunya sebagai
asisten. Dan diapun sudah mulai nyaman berada
satu atap dengan namja-namja penggoda iman itu,
yups! Apalagi ada sungmin disana. Itu membuatnya
makin betah. dan sekarang, mereka sudah lumayan
sering ngobrol. *yaeyalaaaaaaaaaah.. sapa juga
yang ga betah serumah sama SUPER JUNIOR!!*
“Min Jung-ah… kenapa kau tidak
membangunkanku lebih awal, hah? Aku bisa
129
terlambat aro? Kau tahu jadwalku hari ini mulainya
jam berapa?” Pagi-pagi Eunhyuk sudah ribut
sendiri. Dia baru keluar dari kamar tidur dengan
rambut kusut tak beraturan.
Min Jung yang sedang menyiapkan sarapan
di meja makan, sedikit tidak terima karena pagi-
pagi sudah mendapat omelan Eunhyuk. “MWOYA??
Oppa, aku sudah membangunkanmu ribuan kali, tapi
kau tidak mendengarnya. Lagian tadi kata oppa
manajer, syuting di Happy together diundur besok,
jadi jadwal oppa hari ini hanya mengisi acara di
Strongheart jam 2 siang dan siaran di Sukira saja
nanti malam.” Jawab Min Jung Panjang lebar.
Mendengar ada perubahan jadwal itu,
eunhyuk langsung cengengesan. “hah? Jeongmal?
Neo gotjimal aniya?”
“aniiii…” gelengnya. “kalau kau tidak
percaya, Tanya saja sama manajer oppa, tuh!” Min
Jung menunjuk ke ruang tengah dimana Manager,
130
Donghae, Teuki, dan Kyuhyun sedang ribut nonton
TV sambil ngobrol ga jelas. Sungmin yang baru
selesai mandi, senyam-senyum sendiri melihat dua
makhluk itu pagi-pagi sudah ribut.
Tanpa ba bi bu, eunhyuk langsung menuju
ruang tengah menghampiri mereka.
“aiish… pagi-pagi sudah ngomel-ngomel ga
jelas bikin mood jelek saja. Padahal oppa sendiri
yang pemalas!” gerutu Min Jung sambil meneruskan
membuat Soup ayam ginseng dan salad untuk
sarapan. Min Jung sengaja menyiapkan sarapan
sehat untuk mereka, terutama sungmin oppa. Dia
ingin kesan pertama yang baik disini, dan tujuan
utamanya sih jelas-jelas mau menarik perhatian
SUNGMIN oppa! Hehee…
“eum.. wanginya..” gumam Min Jung sambil
menyendokan sedikit kuah soup dan mencicipinya.
“hmmmm.. masitaa…” dia berjingkrang kegirangan.
“hehee.. aku pintar! kira-kira sungmin oppa suka
131
enggak ya?” Min Jung kembali menghirup aroma
wangi dari soup yang dibuatnya itu.
“aku pasti suka!”
~SUNGMIN POV:
“aku pasti suka!” jawabku spontan, begitu
mendengar dia menyebut namaku. Kini aku berdiri
dibelakang Min Jung yang tampak kaget menyadari
kehadiranku. Dia tampak cantik dengan Apron pink
itu.
“Oo..o..Oppa? sejak kapan kau?” matanya
membulat begitu menyadari kehadiranku.
Sepertinya dia sedang malu sekarang. Aku makin
gemas melihat pipi chubby-nya yang memerah.
“hehee.. apa kau sengaja memasak ini untuk
ku?” sengaja aku tanyakan untuk menggodanya. Dia
terlihat makin salah tingkah.
132
“ah~ hahhaaa… igeo..” dia terlihat sangat
kikuk menunjuk-nunjuk panci dan sekarang dia
tertunduk malu.
“hmmm… wangi sekali.” Aku menghirup
dalam-dalam aroma soupnya. “kau pandai memasak,
yah? Wah.. calon istri ideal. Aku suka dan selalu
kagum dengan wanita yang bisa masak.” Aku pun
mengambil sendok yang dipegangnya sambil
memamerkan senyum kelinciku, kemudian
menyendokan sedikit kuah soup dari panci.
“hmmm….sepertinya enak. Aku mau coba.”
“eum, ah tapi oppa, itu sendok ku.”
Cegahnya. Aku tahu, dan aku sengaja
melakukannya. Heeehehe.. kenapa? Hanya aku yang
tahu. Aku mencicipi soup ayam ginseng buatannya,
dan ternyata Sangat enak. “waah.. masitaa.. sinca
massitaa…”
~ SUNGMIN POV END:
133
~ MIN JUNG POV:
“hmmm… wangi sekali.” Dia terlihat sedang
menghirup dalam-dalam aroma soup buatanku.
Jujur aku sangat senang dia menghampiriku disini.
Jantungku langsung berderap kencang. Ya Tuhaan..
tolong aku…
“kau pandai memasak, yah? Wah.. calon istri
ideal. Aku suka dan selalu kagum dengan wanita
yang bisa masak.” Ujarnya lagi sembari mengambil
sendok dari tanganku, selama beberapa detik, aku
kehilangan kesadaran mendengar dia memujiku,
UPS! Apa iya dia memujiku?? Kau jangan kege-
eran, Min Jung pabo! Dan OWHMAIGAAAAT…
senyumnya itu… aku tidak tahan melihatnya.
Perlahan ku jauhkan pisau yang ada disebelah
kompor dengan tangan kiriku, Aku takut aku khilaf
dan menghunuskan pisau itu ke lehernya agar aku
bisa menyimpan potongan kepalanya yang sedang
tersenyum itu untukku sendiri. *huwaaaaaaaaaah..
134
sereeeeeeem!!!* kemudian dia menyendokan sedikit
kuah soup dari panci. “hmmm….sepertinya enak.
Aku mau coba.” Terlihat dia mendekatkan sendok
yang tadi aku pakai itu ke mulutnya.
“eum, tapi oppa, itu sendok ku.” Aku
berusaha mencegahnya, tapi terlambat. Dia sudah
memasukan sendok itu ke mulutnya dan O..Oow..
itu artinya kita baru saja berciuman kan?? ciuman
tidak langsung!! Aku mau pingsan rasanya. Reflect,
Aku menutup mulutku dengan tangan.
“waah.. masitaa.. sinca massitaa…”Dia
memamerkan lagi senyumnya itu, senyum yang
selalu berhasil membuat detak jantungku berhenti.
“yaa.. Min Jung-ah! Sedang apa kau disana?
Mana sarapannya?” tiba-tiba suara yang sangat
familiar, berdenging ditelingaku diiringi beberapa
derap langkah dibelakangnya.
~MIN JUNG POV END.
135
“yaa.. Min Jung-ah! Sedang apa kau disana?
Mana sarapannya?” teriak Eunhyuk oppa yang tiba-
tiba masuk ke ruang makan bersama dengan Teuki,
Kyuhyun, Manager dan Donghae.
“huwaah.. aromanya enak! kau masak apa?”
ujar teuki sambil menyusut-nyusutkan hidungnya.
Terlihat dia menarik kursi dan menunggu makanan
dengan tidak sabar.
“Ya! Sungmin Hyung, sedang apa kau
berduaan disana? Seperti pasangan pengantin baru
saja.” Kyuhyun mendekati Sungmin dengan mulut
manyun. Kemudian dari belakang, Dia melingkarkan
tangannya di pinggang Sungmin. “aku cemburu,
ara?” ujar Kyu sambil melirik ganas ke Min Jung.
*meoong!*
“hahhaa.. sinca kau cemburu? Harusnya
orang lain yang cemburu melihat tingkahmu itu.”
Ujar Sungmin. Dia melirik sekilas kearah Min Jung
yang raut mukanya langsung berubah.
136
“keurom, sedang apa kau” Tanya kyu lagi.
Kali ini dia meletakkan dagunya di bahu Sungmin,
sambil tangannya tetap melingkar di pinggang
Sungmin.
“aniyaa.. aku hanya mencicipi soup-nya. Enak
sekali, mau coba?” Sungmin kemudian menyendokan
soup ke mulut kyuhyun dengan sendok yang sama
yang tadi digunakannya.
GLEK!
Min Jung tiba-tiba merinding melihat
tatapan Kyuhyun. “Ah.. apa benar mereka sedekat
itu dan kenapa Kyu oppa terlihat seperti benar-
benar cemburu padaku?” Min Jung bertanya-tanya
dalam hati. Melihat kemesraan mereka berdua,
tiba-tiba hatinya terasa sakit, seperti dicubit
dengan ribuan jepitan jemuran. *auuuwch!*
Donghae menarik tangan Kyu dengan paksa.
“Ya… Kyu, hyung, kau sedang apa sih? Kau tidak
137
lihat Min Jung jadi takut melihat tingkah laku
kalian.”
“ah, hahahaa… aniya..” Min Jung menutupi
perasaannya yg campur aduk bagai gado-gado ulek
dan dibejek-bejek itu dengan tertawa paksa. “ah,
soupnya sebentar lagi siap. Oppa tunggu saja di
meja.” Entah apa yang ada dipikirannya, Min Jung
tiba-tiba mengangkat panci Soup dari atas kompor
tanpa menggunakan penahan panas. Jelas saja
tangannya kepanasan.
“AAWCH!!” jeritnya kemudian.
Sungmin dan yang lainnya kaget mendengar
jeritan Min Jung.
“ya, Min Jung_ah.. kwenchana?” Tanya
donghae dan sungmin berbarengan. Kepanikan jelas
tergambar dimuka mereka.
“aah.. panas..” Min Jung mengibas-ngibaskan
tangannya yang terasa terbakar.
“BABO!” ujar Kyu Jutek.
138
Sungmin menepuk pelan bahu kyu. “hajima..”
Sungmin kemudian menarik tangan Min Jung ke
westafle dan menyiramnya dengan air dingin
dengan segera.
“donghae-ya, angkat pancinya dan taruh di meja.”
Ujar Sungmin tanpa menoleh ke Donghae.
Tanpa berkata apa-apa, donghae
mengangkat panci itu ke meja *jangan lupa matiin
kompornyaaa… *
“Kyu, bantu donghae, bawa mangkuk dan
sumpit ke meja, arachi. Aku akan mengobati
tangan Min Jae dulu.
Sementara Sungmin membawa Min Jae ke
ruangan lain untuk mengobati tangannya, Kyuhyun
mengambil mangkuk makan dan meletakkannya di
meja dengan mulut manyun. *horaaaay.. EVIL
cembokur!!!*
PRAK!
139
Suara mangkuk yang ditaruh dimeja. Semua
mata kini menoleh kearah Kyuhyun.
“Ya, kyu, kau kenapa? Cemburu?” Tanya
Eunhyuk curiga.
“Hyung, dia kan asistenmu, kenapa bukan
kau yang mengobatinya.” Ujar Kyu lagi. Kali ini dia
menarik kursi dan mendudukinya dengan kasar
sambil mendelik kesal kearah Eunhyuk.
“bukankah sudah ada sungmin?” Eunhyuk
beralasan. *aslinya si author ga rela eunhyuk
deket-deket sama yeoja lain. Hahaha…* “ya,
kenapa kau melihatku dengan kesal seperti itu?”
Sementara itu, Sungmin yang menggenggam
erat tangan Min Jung malah membawa dia ke
kamarnya. *hayooooooooo buat apaaaa…??*
“anja. Oppa ambil kotak obat dulu. Kau
duduk disini.” Perlahan SUngmin melepaskan
genggamannya dan beranjak meraih kotak obat
140
yang ada diatas lemari kecil disebelah tempat
tidurnya.
~MIN JUNG POV:
Aku merasa tidak enak pada semuanya,
karena kecerobohanku, mereka jadi panic. Apalagi
pada Donghae Oppa yang kena getahnya. Sekarang
dia harus menyiapkan sarapan di meja yang
harusnya menjadi tugasku, dan juga pada Kyu oppa.
Dia terlihat tidak senang. Tapi disisi lain, aku
sangat senang luar biasa, karena Sungmin oppa kini
membantuku dan akan mengobati lukaku. Aku bisa
merasakan tangan hangatnya menggenggam erat
tanganku yang masih terasa panas.
“Lho, buat apa oppa membawaku
kekamarnya?” tanda Tanya besar tiba-tiba tumbuh
subur diatas kepalaku. “ah, jangan berpikiran
macam-macam Min Jung! Dia hanya mau mengobati
lukamu, araseo?” batinku bergejolak. Ada perasaan
141
senang, deg-degan, takut, dan khawatir jadi satu.
Ah entahlah, aku bingung mendeskripsikannya.
Yang jelas aku merasakan sesuatu yang melompat-
lompat dihatiku. Seperti pop corn yang meledak-
ledak didalam panci!
“anja. Oppa ambil kotak obat dulu. Kau
duduk disini.” Perlahan dia melepaskan
genggamannya dan beranjak meraih kotak obat
yang ada diatas lemari kecil disebelah tempat
tidurnya. Tidak lama kemudian, kulihat dia
membawa kotak kecil berwarna pink. “ternyata dia
memang sangat suka pink!” kulihat dia mengambil
sebuah kotak kecil dari dalamnya, dan mengambil
isinya yang berbentuk jelly, kemudian dia
mengoleskan jelly dingin itu ke telapak tanganku
yang terasa panas. Nyaman sekali rasanya.
Dengan hati-hati dia mengoleskan jelly itu
ke tanganku. Ya ampyuuuuuuuun… namja ini ingin
kubunuh rasanya! Apa dia tidak tahu bagaimana
142
hatiku sewaktu dia mengusapkan tangan lembutnya
ke telapak tanganku??
“jigeum, eottokhae?” Tanyanya sembari
menatap mataku dan tersenyum maniiiiiiiis sekali.
Ya Tuhan, pliiis… musnahkan saja namja ini, dia
betul-betul membuat hatiku ingin loncat keluar!
Aku menelan ludah melihat pancaran mata
bulatnya. Rasanya aku sudah tidak kuat lagi.
“Min Jung-ah…” namja itu kini memanggil
namaku lembut. Aku harus bagaimanaaaa??? Sudah
pasti aku terlihat cengo dan bengong tidak jelas.
“ah.. e…eum.. Gu..Guu…Gomawo, oppa. n..na..
nan kk..k..Kwencha..na.” Apa yang terjadi padaku?
Dasar Yeoja Babo!! Aku tergagap didepannya.
Tepat didepan mukanya!! Sekarang pasti dia sudah
tahu perasaanku, karena jaminan seribu persen,
mukaku kini merah biru seperti alien karena malu!
*kayak yang pernah liat alien ajeh neh author!*
143
“Sinca? Ah, Syukurlah.” Ucapnya. Dan heii
heii heii.. apa yang dilakukannya sekarang?? Dia
mengangkat tanganku dan mengecup jari-jari
mungilku! Aaaaargh… tidaaaaaak… mudah-mudahan
aku tidak mimisan saat ini!
CUuuuup!
“semoga cepet sembuh.” Ujarnya lagi.
AKu benar-benar sesak nafas!
~MIN JUNG POV END.
~SUNGMIN POV:
perlahan ku oleskan jelly dingin untuk
mengurangi rasa terbakar pada tangan mungilnya,
“JIgeum, eottokhae?” aku bertanya padanya
sembari menatap matanya untuk memastikan dia
tidak apa-apa. Mata bulatnya terlihat sangat
cemerlang. Ya Tuhan.. muka polosnya begitu
menggoda! Dia manis sekali meski sekarang dia
tampak bengong. Ah mungkin karena dia shock dan
144
masih merasakan panas ditangannya itu. “Min
Jung-ah?” panggilku lagi.
Matanya tiba-tiba berkedip cepat karena
kaget. “ah.. e…eum.. Gu..Guu…Gomawo, oppa. En..na..
nan kk..k..Kwencha..na.” jawabnya. Aiih.. kenapa dia
manis sekali. Mukanya kini makin memerah. Dia
mungkin sedang malu.
“Sinca? Ah, Syukurlah.” Jawabku. Entah
apa yang ada dipikiranku. Aku mengangkat kedua
tangannya dan mencium jemari mungilnya dengan
lembut.
CUuuuup!
“semoga cepet sembuh.” Ujarku. dia
terlihat seperti sedang menahan nafas karena
kaget tiba-tiba kucium jarinya.
“Ah, mianhae, Min Jung-ah.. aku
mengagetkanmu, ya?” kulihat dia menggeleng pelan
dan tertunduk. Kenapa yeoja ini sangat pemalu jika
denganku? Kulihat dia bisa ceplas-ceplos dan
145
tertawa lepas jika bicara dengan yang lainnya. Tapi
jika denganku, dia seperti menahan sesuatu.
“Min Jung-ah..” panggilku lembut. Aku ingin
menanyakan sesuatu yang selama satu jam
terakhir ini berhasil membuat telinga dan pipiku
terasa panas.
“eum.. wa.. wae, oppa?” dia masih tertunduk.
“kau jangan sekali-kali lagi masak untukku!”
aku pura-pura menaikan nada bicaraku. Yess!
Berhasil. Sekarang dia mendongakan mukanya dan
tidak lupa dengan ekspresi kagetnya yang
menurutku lucu seperti muka kelinci. ><
“ta..tapii.. aku senang melakukannya, oppa!”
jawabnya tiba-tiba. Aku tahu dia akan menjawab
itu. Akhirnya dia jujur juga. Hehehee….
“Tapi aku tidak senang kalau kau harus
terluka karena aku!” tanpa sadar aku mendekatkan
mukaku dan mendaratkan sapuan hangat dibibir
mungilnya.
146
KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA………..
*authornya mimisan sendiri!*
-----------End-----------.
*\(‟Q‟)/*
147
MIRACLE
DONGHAE APPA ^^ (abonim… rest in peace
^^, thanx to asked your son to chose this way,
that make us *ELF* able to meet him and love
him this much. Love you so much, abonim…^^ <3
<3 <3)
DONGHAE UMMA (eommonim,
jweseonghamnida, *bow* I didn‟t meant it to
make you as an antagonist one. Mianhae,
jeongmal mianhae. It‟s just an FF ^^, you are the
best omma for my oppa, Donghae. thanx a lot to
bring a handsome prince like him into the
world…^^ saranghae, eomonim…^^ <3 <3 <3)
And the story goes…
15 tahun yang lalu…
148
“Appa........ kenapa umma menangis?” namja
kecil yang baru pulang bermain dan bajunya masih
berlumuran lumpur itu berlari dan menghampiri
ibunya yang terduduk dilantai sembari menangis.
“appa.. appa jahat!! kenapa umma menangis? Umma
sudah berdandan cantik, kenapa appa memukul
umma lagi!!” namja kecil itupun memeluk ibunya
erat. Dia seolah ingin melindungi ibunya itu dengan
tangan kecilnya.
“Donghae ya… sudahlah, umma kwenchana.”
Wanita muda itu melepaskan pelukan anaknya
perlahan. “appa tidak salah. Umma yang salah.
Mianhae.” Dielusnya pipi anak laki-lakinya itu
perlahan. Ditatapnya hangat anak semata
wayangnya yang tampan itu. “donghae ya. Kau
sayang umma kan?”
Donghae menatap ummanya sembari
mengangguk yakin. “ne.”
149
“kalau begitu, maukah kau berjanji pada
umma?”
“eum. Ne umma.”
“kau tinggalah bersama Appa. Dengarkan
perkataan appa. Appa sangat sayang padamu.
Seperti umma menyayangimu.” Direngkuhnya namja
kecil yang sebenarnya tidak sepenuhnya mengerti
apa yang diucapkan ummanya itu. “dan jangan
pernah mencari umma. Apapun yang terjadi.”
Airmata wanita itupun mengalir dipipinya yang
halus.
“lalu umma……….?” Donghae memeluk leher
ibunya erat. Dia takut. Sangat takut ditinggal
ibunya.
“Umma harus pergi. Umma tidak bisa
bersamamu lagi. Mianhae.” Dikecupnya pipi namja
kecil bernama Lee Donghae itu pelan. Berat
rasanya meninggalkan namja kecil yang sangat dia
sayangi itu.
150
“Jaga Appa baik-baik ya.” Diliriknya
donghae Appa yang masih berdiri mematung di
depannya. Dimatanya tergambar kekecewaan yang
teramat sangat.”
“Ummaa…” donghae kecil mulai menangis.
Wanita muda berambut panjang itupun
mulai bangkit dari duduknya. Diraihnya tas yang
tergeletak tidak jauh dari tempatnya duduk.
Dirapihkannya rok hitam selutut yang dipakainya.
“umma ka.” Diusapnya kepala DOnghae lagi.
Sebelum pergi, Wanita itu sempat membuka gelang
perak yang dipakainya dan memasangkannya pada
pergelangan tangan donghae yang kurus. “pakailah
ini. Jaga dia seperti kamu menjaga appa dan umma.
Arachi?” dipeluknya sekali lagi putranya itu.
“makan yang teratur, hidup dengan bahagia dan
sehat.” Wanita itupun berbalik, menggeret
kopernya keluar dengan isak tangis yang sekuat
tenaga dia tahan.
151
Donghae Appa masih terdiam ditempatnya.
“appa.. jangan biarkan umma pergi. Ayo
appa.. cegah umma pergi.” Pinta donghae kecil.
Appanya masih terdiam. Setetes air mata
jatuh dari sudut matanya yang merah. “mianhae.
Appa mottae.” Suaranya terdengar bergetar.
“tutup pintunya. Kunci yang rapat, biar
umma tidak bisa keluar. Ayoo appa..” donghae kecil
menarik-narik tangan appanya yang dingin.
“mianhae donghae ya. Umma memang mau
pergi. Kita tidak bisa mencegahnya.”
“tapi appaa….”
888888888
Dua tahun kemudian.
Sejak ditinggal ummanya, Donghae hanya
hidup berdua dengan Appa. Sesuai dengan janji
dan permintaan umma, donghae hidup dengan
bahagia, meski terkadang dia sedih karena ingat
dan kangen pada ummanya. Tapi kesedihannya
152
tidak pernah dia tunjukan didepan appanya. Dia
sangat menyayangi appa, sehingga donghae tidak
mau appa sedih karena dia.
“appa… appaaaaaaaaa.. lihatlah.. aku
mendapat peran sebagai pangeran di pementasan
sekolah nanti!!” DOnghae berlari menghampiri
appanya yang sedang membaca Koran di teras
belakang rumahnya.
Appa menurunkan korannya, melipat dan
meletakkannya di meja. “jinja? Wah.. appa harus
nonton nanti.”
“eum! Harus!!!” senyum senang mengembang
dipipi putihnya. “keundae appa, Apa aku bisa
menjadi pangeran?”
Kening appa berkerut sejenak. “eum.. bisa
kau tunjukan dulu kemampuanmu pada appa? Baru
appa beritahu.”
153
Donghae berpikir sejenak. “apa yang harus
aku tunjukan?” Donghae menggaruk kepalanya yang
sama sekali tidak gatal.
“tunjukan sesuatu yang kau bisa.”
“baiklah. Lihat ini.” Donghae menaruh
tasnya sembarangan. Dia menarik lengan baju
sekolahnya keatas, dan mulai menari lincah didepan
Appa.
Plok plok plok..
Appa bertepuk tangan senang setelah
melihat Donghae menari. “Daebak!!! Kau hebat
nak.” Appa masih bertepuk tangan. Dia merasa
sangat bangga, karena anaknya memiliki
kemampuan lain yang baru dia tahu. “darimana kau
belajar menari sebagus itu.”
Nafas Donghae masih tersengal-sengal.
“hehee.. aku belajar dari temanku, appa. Ada
Hyukie dan Junsu. Mereka sangat pandai menari.”
“kau juga pandai. Appa bangga padamu.”
154
“JInja?” Donghae senang, appanya
menyukai pertunjukan kecil darinya tadi.
“Jadilah artis, nak.” Ucap appa. Tatapannya
yang hangat membuat Donghae terdiam. Dia
sangat bersyukur memiliki Appa yang baik dan
bersahaja sepertinya.
“lalu, bagaimana dengan sepak bola?
Bukankah appa pernah bilang, aku sangat berbakat
menjadi pemain bola?”
Appa mengusap kepala donghae hangat.
“kau anak appa. Kau berbakat di banyak bidang.
Termasuk sepak bola. Tapi bukan berarti kau tidak
bisa menjadi artis. Pangeranku.”
“Appa… gomawo..” dipeluknya Appa dengan
erat. “aku akan berusaha dan berlatih sebaik
mungkin.”
“eum. Appa tahu kau akan melakukanya
dengan baik.”
155
“Ne!” ujar donghae kecil makin
bersemangat.
“eum, boleh ayah tahu siapa putri yang
beruntung mendapat pengeran appa ini?” tanya
Appa lagi. senyum hangat masih merekah di
bibirnya.
Pipi putih donghae langsung berubah merah
mendengar pertanyaan Appa. “o… itu… Mi.. Minna.”
Ujar donghae pelan. Dia tertunduk malu. Mukanya
masih merah.
“lucky girl. Minna? Pasti secantik namanya.”
Appa melipat tangannya didepan dada, mendongak
seperti memikirkan sesuatu. “neo choae?” Goda
Appa lagi yang membuat muka donghae makin
merah.
“Appaaaaaaa………”
8888888888
Saat pertunjukan.
156
“Khamsahamnida, my prince.” Ucap MInna.
Teman satu kelas Donghae yang berperan menjadi
putri. Senyum Minna mengembang. Pipi putihnya
bersemu merah. Sangat manis.
Donghae kecil tersipu. Hatinya berdesir
saat melihat senyum putri didepannya itu.
Diraihnya tangan kecil Minna yang perlahan berdiri
anggun. Gaun putri terlihat sangat cocok dipakai
oleh yeoja berambut coklat itu.
“be my love, my princess…” Perlahan
Donghae mengecup punggung tangan Minna.
Hatinya berdetak kencang saat itu, karena
sebenarnya DOnghae sudah lama diam-diam
menyukai Minna.
Sriiing…
Layar merah itupun tertutup menandai
pertunjukan drama dari kelas Donghae, berakhir.
Plok..plok..plok…
157
Para audience, termasuk Donghae Appa,
ramai bertepuk tangan.
Donghae dan MInna pergi kebelakang
stage. Para guru dan teman-teman mereka masih
bersorak gembira, termasuk Junsu dan Eunhyuk.
Tangan Donghae masih menggandeng Minna yang
tersenyum malu.
“Kya.. pangeran dan putri kita sangat
serasi!!!” sorak teman-teman lain.
“kalian bermain sangat bagus.” Puji
seonsangnim.
“Khamsahamnida, sir.” Ujar DOnghae.
“Ehemmmm… sampai kapan kalian
berpegangan tangan seperti itu?” goda Eunhyuk
lagi sambil mengangkat sebelah alisnya.
Donghae dan Minna langsung melepaskan
genggaman mereka.
158
“Mi..miaan..miaan..” Donghae tertunduk
malu. Dia tidak berani menatap yeoja disampinya
itu.
“eh? Na do, mianhae. Dan Gomawo kau
menjadi pangeranku.” Sahut MInna.
“Mwo? Pangeran?” Pipi Donghae kembali
merekah merah.
MInna mengangguk sambil tersenyum tanpa
mengatakan apapun. Dia berlalu dari hadapan
Donghae dan teman-teman lainnya.
Cwiiit..cwiiit…
Teman-teman donghae kembali bersorak
menggoda mereka berdua.
88888888
Sepuluh tahun berlalu.
Awal musim semi 2010
“eh, lihat, namja itu tampan sekalii… kya…“
ujar seorang yeoja berambut coklat sebahu. Dia
159
menepuk-nepuk pundak teman yang bersamanya
karena gemas melihat Donghae yang duduk sendiri
di kursi taman.
“haha.. iya dia memang tampan, tapi apa kau
tidak tahu dia siapa?” sahut yeoja lainnya yang
berbaju hijau.
“mwo? Apa kau mengenalnya?”
“hampir semua orang disini tahu siapa dia.”
“memang dia siapa?”
“dia itu si Donghae Michyeo.”
“Mwo? Michyeo? Jinjayo?”
“Ne.. dia itu tidak pernah berbicara dengan
siapapun. Hanya duduk diam seperti itu setiap
hari.”
“sayang sekali, orang setampan itu gila.”
“iya ya.. padahal kalau tidak gila, mungkin
dia bisa jadi artis terkenal.”
“NE, aku juga mau jadi pacarnya.
Hahahaa…”
160
“haha…yah.. meski tampan, dia tetap saja
gila. Haha…” ujar seorang namja yang berjalan
bersama yeojadeul itu. “jadi masih jauh lebih baik
aku kan?” kini namja itu memuji dirinya sendiri
didepan para yeoja itu. Dan merekpun terus
membicarakan Donghae.
Tapi Donghae masih duduk terdiam seorang
diri.
Beberapa meter dari tempat Donghae
duduk, Eunhyuk memperhatikan sahabatnya itu.
Dia merasa jengah dan marah pada siapapun yang
menganggap Donghae gila. Karena Donghae
memang tidak gila. Dia menatap segerombolan
pemuda yang baru saja membicarakan Donghae
dengan rasa marah yang teramat sangat. Matanya
masih tajam menatap mereka yang masih saja
tertawa. Ingin rasanya dia memukul atau memaki
orang yang baru saja mengatakan kalau Donghae
Gila. Tapi dia tidak bisa melakukannya. Setidaknya
161
dia tidak akan melakukannya didepan mata
sahabatnya, Lee Donghae, yang masih menatap
kosong entah kemana.
Hembusan angin lembut menerpa wajah
Donghae dan membuat rambut coklatnya sedikit
berantakan. Perlahan Eunhyuk mendekatinya.
Wajahnya dia paksakan tersenyum, karena dia
tidak ingin menunjukan wajah marah padanya.
“Donghae ya! Annyeong… kenapa kau keluar
tidak mengajakku?” Eunhyuk duduk disebelah
Donghae yang masih terdiam. “cuaca hari ini
sungguh indah ya.” Eunhyuk masih mencoba
mengajak donghae bicara, meski ia tahu donghae
tidak akan menjawabnya.
Eunhyuk menoleh kearah sahabatnya.
Donghae masih diam tanpa expresi. Tatapan
matanya kosong. Sudah dua tahun Donghae seperti
ini. Diam. Tanpa expresi. Sejak appanya meninggal,
Donghae merasa sangat sedih dan kehilangan,
162
hingga akhirnya tidak sepatah katapun lagi yang
keluar dari mulutnya. Donghae berhenti
berkomunikasi sejak saat itu. Dia seperti mayat
hidup.
Eunhyuk menghela nafas berat. “Donghae
ya. Aku merindukanmu. Aku ingin mengobrol lagi,
denganmu. aku kangen bercanda denganmu. Aku
ingin mendengar tawamu lagi. Kapan kau akan
tersenyum kembali untuk kita.” Eunhyuk
tertunduk.
Life couldn't get better (hey~)
Nan nol pume ango nara
Purun darul hyanghe nara (ho~)
Jamdun noui ib machul koya
Life couldn't get better (hey~)
Noui mame munul yoro jwo
Gude ne sonul jabayo
Life couldn't get better (life couldn't get
better)
163
Tiba-tiba IpHone Eunhyuk berbunyi.
Teuki hyung Calling…
“Yeobuseyo…” eunhyuk menjawab panggilan
hyungnya itu.
“Yeobuseyo, ya hyukie, neo eodiga? Apa kau
sedang bersama Donghae?” tanya teuki disana.
“ne, hyung. Waeyo?”
“kau bawalah donghae pulang dulu. Hyung
ingin mengenalkan perawat baru untuknya, agar dia
tidak terlalu kesepian dan ada yang menjaga.”
“ah, jinja? Araseo. kita akan segera
kesana.”
“ne, hyung tunggu.”
Klik.
Eunhyuk memasukan Iphone ke dalam saku.
Dan memandang Donghae yang masih diam.
“donghae Ya. Kajja kita pulang. ada teman baru
164
menunggu kita.” Ujar Eunhyuk. Perlahan Eunhyuk
bangkit dan membantu Donghae berdiri.
Donghae berjalan dibimbing eunhyuk
menuju dorm yang tidak jauh dari taman tersebut.
Sesampainya didorm. Sudah ada teuki
Hyung, dan seorang yeoja yang menunggu mereka.
“annyeong, kami pulang.” ujar Eunhyuk.
Didudukannya donghae di sofa, bersebelahan
dengan teuki.
“donghae ya, bagaimana kabarmu hari ini?
Lihat, yeoja ini adalah teman baru kita, dia akan
menemanimu jika kita tidak ada disini. Cantikan?”
ujar teuki.
Donghae tidak bergeming.
Yeoja yang dimaksud tersenyum dan
mengulurkan tangannya. “annyeonghaseyo,
Donghae-ssi.”
Donghae masih terdiam tanpa expressi.
165
“jega, Minnako, Imnida. Bangapta… semoga
kita bisa menjadi teman baik.” Minnako tersenyum
hangat. Suaranya terdengar sangat ceria, meski
Donghae tidak meresponnya.
Eunhyuk berdehem. “ehem. Mianhae.
Semoga kau bisa mengerti keadaannya dan
mengembalikan senyumnya pada kami.”
“aku akan berusaha sebaik mungkin. Mohon
bantuannya.” Minnako menundukan kepalanya.
Dan resmilah, Minnako menjadi terapis dan
perawat Donghae.
Sebenarnya, MInnako adakah MInna.
Teman kecil Donghae. Tapi baik Minna maupun
DOnghae, mereka sama-sama belum menyadarinya,
karena sudah sepuluh tahun mereka tidak
bertemu. Setelah pertunjukan itu, Minna pindah ke
jepang, karena Ayahnya bertugas kembali disana,
dan saat itu, Minna tidak sempat berpamitan
dengan Donghae.
166
Setelah menyelesaikan pendidikannya di
Jepang, MInna kembali ke Korea dan bertugas di
sebuah rumah sakit besar di Seoul. Dia adalah
seorang Psikolog. kini, dia mendapat tugas
merawat donghae dan memberi terapi padanya.
Minna awalnya tidak menyadari kalau
DOnghae adalah teman kecilnya. Karena banyak
perubahan yang terjadi pada donghae, apalagi
setelah dia menderita depresi seperti itu.
Setelah menemani DOnghae makan, dan
memberinya obat. Minna mengantar donghae ke
kamarnya.
“Donghae ssi. Saatnya tidur siang. Semoga
mimpi indah.” MInna menyelimuti Donghae.
Setelah itu, dia keluar menemui Eunhyuk dan
Teuki. Minna ingin mengobrol banyak dan
mengetahui seluk beluk Donghae, kenapa dia bisa
Depresi berat seperti itu, agar dia bisa mengambil
tindakan yang tepat untuk terapi DOnghae.
167
Sambil ditemani secangkir teh hangat,
Leeteuk dan Eunhyuk mulai bercerita bergantian.
Donghae mulai depresi dan berhenti
berkomunikasi setelah ayahnya meninggal, tepat 2
tahun lalu. Saat itu dia baru saja debut bersama
Teuki, Eunhyuk, dan Junsu menjadi sebuah
boyband. OVER. Itulah nama band mereka. Kini,
Band tersebut memutuskan untuk vakum
sementara, karena menghormati keadaan Donghae.
Member lainnya hanya menerima job sebagai MC,
bermain Drama atau guess stars diberbagai acara,
agar mereka tetap menghasilkan uang untuk
membantu pengobatan DOnghae. Yah. Setelah
Ayahnya meninggal, kini mereka berempat tinggal
dalam satu rumah. Dan Teuki, orang yang
diamanatkan menjaga Donghae, oleh ayah Donghae,
merasa sangat bertanggung jawab atas keadaan
donghae saat ini. oleh karena itu, Teuki tidak
168
menyerah dan tidak akan menyerah untuk
menyembuhkan Donghae.
Menurut Dokter yang menangani Donghae.
Donghae Depresi berat karena banyak masalah
yang membuatnya down dan merasa tertekan.
Bukan hanya masalah yang baru saja dialaminya,
tapi dari masalah terdahulu juga. Rasa kehilangan
ibunya yang sudah dipendamnya bertahun-tahun,
tertekan karena pekerjaan barunya, cinta
pertamanya yang hilang begitu saja, dan finalnya,
dia kehilangan orang yang sangat dia cintai dan
yang selalu memberinya semangat. Ayahnya. Semua
masalah seolah menikam hati donghae dan
menekannya dengan kesedihan yang teramat
sangat. Donghae memang jarang menunjukan
kesedihan atau masalah yang dia hadapi, karena
dia tidak mau membuat orang-orang disekitarnya
sedih dan khawatir terhadapnya.
169
Sudah berbagai pengobatan yang mereka
lakukan untuk menyembuhkan Donghae, tapi nihil.
Donghae tetap tidak bergeming dari dunia
diamnya. Tapi mereka tidak menyerah. Seperti
hari itu. Mereka akhirnya mendapatkan terapis
pribadi untuk donghae. Mereka direkomendasikan
oleh rumah sakit yang menangani donghae.
“oleh karena itu, kita sangat berharap pada
anda, MInnako ssi.” Teuki terlihat tulus memohon
pada Minna.
Minna sedikit salah tingkah. “ah… kita
berjuang bersama-sama.” Minna meneguk tehnya
yang sudah tidak hangat lagi. “dan panggil saya,
Minna saja. Biar lebih akrab.”
“ah.. baiklah Minna.. ^^” Teuki memamerkan
dimple manisnya. “ah, kau pasti lelah. Hyuk, tolong
antarkan MInna ke kamarnya.”
Eunhyuk mengangguk. “baiklah. Kajja minna
ssi.” Eunhyuk bangkit dari duduknya.
170
“dan kau juga, hyukie ssi. hilangkan „ssi‟ dari
namaku.” Minna terkekeh.
“Mwo?? Kalau begitu, hilangkan juga „ssi‟
dari namaku.” Eunhyuk memamerkan gusi pinknya.
“dimana barang-barangmu. Akan ku bawakan.”
Tawar eunhyuk lagi.
“ah, kwencahana. Aku tidak membawa
banyak barang. Hanya ini.” Minna menarik holder
luggage abu-abunya yang tidak begitu besar.
“only this???” eunhyuk membelalakan
matanya tidak percaya sembari menunjuk koper
Minna.
“Ne, wae?”
“ani, tapi biasanya yeoja kan selalu
membawa banyak barang. Bahkan lemaripun bisa
mereka bawa kemana-mana. Hehehe..” dia
terkekeh sendiri.
“ah.. mungkin aku bukan termasuk yeoja
seperti itu.”
171
“tapi tetap saja tidak wajar.” EUnhyuk
masih yakin dengan terorinya bahwa yeoja harus
selalu membawa banyak barang.
“haha.. sepertinya kau belum
berpengalaman benar dengan yeoja. Baiklah… lain
kali aku akan membawa lemariku kesini. Hahaha..”
“hahaa… aku suka kau menggunakan banmal.
Tandanya kau sudah nyaman dengan kami.”
Eunhyuk berjalan mendahului minna.
“hehe.. aku tidak terlalu suka dengan
sesuatu yang terlalu formal. Kaku.”
“na do.” jawab eunhyuk. “disebelah sini..”
Eunhyuk menunjukan jalan ke sebuah kamar yang
tidak jauh dari kamar Donghae. “ini kamarmu.
Semoga kau betah disini, dan membantu
kesembuhan DOnghae kami.”
“Ne, aku akan berusaha.” Minna menunduk
lagi.
172
“baiklah. Kau beristirahatlah dulu.” Eunhyuk
pamit dan meninggalkan Minna.
“ne. gomapseumnida.”
“Cheonmaneyo.”
Sejak saat itu, Minna tinggal di rumah
namja-namja itu. Setiap hari, Minna membantu
merawat donghae, mengatur jadwal makan, minum
obat, mengajaknya jalan-jalan dan mengajaknya
berkomunikasi sebanyak mungkin. Tidak lupa juga
Minna memberi terapi pada Donghae, baik secara
psikologis maupun secara fisik. Minna sering
memutar lagu-lagu kesukaan donghae. Eunhyuk,
Teuki dan Junsu banyak memberi Minna informasi
tentang apa yang disukai dan tidak disukai
donghae. Dan ini sangat membantu Minna dalam
menjalankan tugasnya.
Sudah sekitar lima bulan, Minna merawat
dan menemani Donghae. Perlahan tapi pasti,
donghae sudah menunjukan kemajuan. Dia sudah
173
bisa merespon ucapan orang yang mengajaknya
berkomunikasi. Dia sudah bisa menatap lawan
bicaranya. Dan ini kemajuan yang luar biasa. Ini
semua tidak terlepas dari sifat ceria Minna yang
sedikit banyak member motivasi dan semangat
baru pada donghae. Minna juga banyak bercerita
tentang kehidupannya, serta cerita-cerita lucu
pada donghae, meski Minna tahu, Donghae tidak
akan tertawa lepas, tapi toh itu merupakan salah
satu bentuk terapi yang harus dijalani. Membuat
donghae nyaman pada keadaan sekitarnya serta
mengembalikan kepercayaan donghae.
Seperti saat itu. Hari lumayan dingin,
karena sudah memasuki musim dingin. Minna
sedang membawa donghae jalan-jalan keluar
sebentar.
“woaah.. sudah masuk musim dingin
ternyata. Apa kau suka musim dingin?” tanya
Minna. Dia menggandeng tangan Donghae yang
174
berjalan disebelahnya. “aku selalu menyukai musim
dingin. Entah kenapa, meski dingin, tapi aku suka
suasananya. Aku suka pada orang yang berusaha
memberikan kehangatan pada dirinya serta orang-
orang disekitarnya. Aku suka mantel, aku suka baju
tebal, dan juga aku suka pada scraft. Dan ini
adalah scraft kesukaanku.” Minna mulai mengajak
donghae bercerita. “bagaimana denganmu? Apa kau
suka musim dingin?” Minna menatap donghae yang
menatap lurus kedepan. Minna membawa Donghae
duduk disebuah kursi panjang didekat pohon yang
rindang. Kursi itu menghadap air mancur yang
mulai membeku.
Donghae menatap sekitarnya.
Minna memperhatikan namja disampingnya
itu. Tampan. Apalagi jika dia tersenyum. Minna
ingin sekali melihat dia tersenyum. Oleh karena
itu, dia berjanji pada dirinya sendiri untuk
membawa kembali senyum donghae yang hilang.
175
“donghae ya. Apa kau tidak penasaran
kenapa aku suka musim dingin?” tanya MInna lagi.
Donghae masih memperhatikan sekitarnya. Namun
minna tetap bercerita. “aku suka musim dingin,
karena saat itu pertama kalinya aku menyukai
seseorang. Sampai saat inipun sepertinya aku
masih berharap bertemu dengannya lagi. Dia
adalah pangeranku.” MInna menerawang mengingat
sosok pangeran yang masih bisa diingatnya.
Senyumnya, tatapan mata, serta kalimat terakhir
yang dia dengar dari pangeran masa kecilnya itu.
“be my love, my princess…” Minna mengulang kata-
kata yang pernah diucapkan oleh pangerannya itu.
“hehe.. aku terlalu kekanak-kanakan ya? Tapi
itulah kata-kata terindah yang pernah aku dengar
darinya.” Minna tertawa tipis dengan kata-katanya
sendiri dan menggigit gemas scraft yang
dipakainya. Minna menoleh kearah Donghae yang
176
ternyata sedang menatapnya. “O? donghae-ya.. apa
kau mendengarkanku??”
Donghae tersenyum tipis.
Minna membelalakan matanya tidak
percaya. “kyaaaaaaa… apa kau baru saja tersenyum
padaku??” MInna memutar posisi duduknya hingga
menghadap donghae sempurna. “Bisa kah kau
tersenyum sekali lagi padaku??”
Tapi donghae kembali bergeming. Tatapan
matanya kembali menerawang kosong entah
kemana.
Minna menghela nafas. “Ya… donghae ya…
jebal tersenyumlah lagiii.. kau sangat manis tadi.
Baru pertama kali aku melihatmu tersenyum.”
Minna menggoyang-goyangkan badan donghae yang
kembali diam. Minna seolah lupa dengan apa yang
seharusnya dia lakukan sebagai terapis sekaligus
Psikolog. MInna benar-benar senang melihat
donghae tersenyum. “ah, benar! Aku harus segera
177
member tahu kabar baik ini.”MInna mengeluarkan
iphonenya dan segera menghubungi EUnhyuk.
Entah kenapa orang itu yang pertama dia ingat.
“yeobusseyo. Ya, eunhyuk-ah! Donghae sudah bisa
tersenyum tadi!!” pekik MInna tidak dapat
menutupi rasa senangnya. “dia manis sekaliiiii..”
Ujar minna lagi,
Eunhyuk yang sedang rehearsal untuk acara
variety shownya, sampai ikut terpekik senang.
“jeongmal?? Apa kau tidak berbohong??”
“aniiii… buat apa aku berbohong padamu.”
“baikalh, nanti setelah selesai, aku akan
segera pulang. ah apa kau sudah memberI tahu
teuki hyung?”
“ajik. Aku baru memberitahumu saja.”
“baiklah, mungkin teuki hyung sedang tidak
bisa mengangkat telponmu sekarang, karena dia
sedang siaran di MBC.”
178
“araseo. kalau begitu sampai ketemu di
rumah.” Minna menutup telponnya dan kembali
menatap Donghae. “Donghae ya. Kajja kita pulang.
hari semakin dingin.” MInna menyunggingkan
senyum ceria seperti biasanya. “saatnya makan
siang. Kau ingin makan apa?” MInna mendekat dan
membetulkan letak scraft donghae. Entah kenapa
MInna tiba-tiba merasa gugup berada begitu
dekat dengan Donghae saat dia membetulkan
scraft donghae. Padahal dia biasa memakaikan
donghae baju, membersihkan mukanya dan lainnya.
Tapi semenjak melihat donghae tersenyum tadi,
Minna merasa aneh. Dia merasa pernah melihat
senyum itu sebelumnya dan membuat desir halus di
jantungnya.
Sampai dirumah, Minna memasakan sup
hangat untuk Donghae dan dirinya. Sambil makan,
Minna memutar music. lagu Tina arena, I want to
spent my lifetime loving you. tanpa sadar, MInna
179
ikut bernyanyi. “I want to spent my lifetime loving
you…” MInna tersadar. “ah, mian kalau suaraku
tidak bagus. Aku dengar kau seorang penyanyi
yang hebat. Aku ingin sekali suatu saat nanti kau
bisa menyanyikan lagu ini untukku. Kau tau. Ini
salah satu lagu kesukaanku. Lagu ini membuatku
ingat pada pangeranku dulu. Apa kau ingin
mendengar ceritanya?” Minna meletakkan sendok
di mangkuk supnya. Dia melipat tangannya dan
mulai bercerita sambil memandang donghae yang
makan tanpa suara. Sekarang donghae sudah bisa
makan sendiri.
“kau tahu film aladin?? Yang
menyelamatkan putri jasmine dan membawanya
keluar istana?” Minna memulai ceritanya. “aku
selalu suka cerita tentang putri yang bertemu
dengan pangerannya. Berpetualang bersama dan
akhirya bisa hidup bahagia dan Saling mencintai
selamanya. Aku juga pernah bertemu dengan
180
pangeranku. Dia sangat manis. Tapi kami terpisah
begitu saja. Dan ini semua kesalahanku. Aku pergi
dan pindah ke JEpang tanpa berpamitan padanya.
Aku sangat menyesal. Oleh karena itu aku kembali
ke Seoul. Tempat dimana pangeranku ada. Semoga
suatu hari nanti aku bisa menemukannya lagi.”
Minna mengatupkan kedua tangannya. “tapi aku
ragu, apa aku masih bisa mengingat wajahnya.
Hanya senyumnya yang bisa aku ingat. Bahkan,
nama lengkapnya-pun aku lupa. Aku memang
bodoh!” MInna mengetuk kepalanya sendiri.
Minna kembali menatap wajah donghae yang
tanpa ekspressi. “tapiii… sewaktu kau tersenyum
tadi, aku seperti pernah melihatnya.” MInna
mengamati detil wajah donghae. Cara dia makan
sangat anggun meski dia laki-laki dan tanpa
ekspressi seperti itu. “apa kau tahu kau sangat
tampan?” Minna bergumam sendiri. “matamu
sangat indah. Apalagi saat kau tersenyum tadi. Kau
181
terlihat seperti pangeran sungguhan.” MInna
memangku dagunya dengan kedua tanganya yang
tertumpu pada meja makan.
Perlahan, mata donghae mengarah dan
menatap MInna.
Minna mengedip lucu dan tersenyum. “aku
senang kau menatapku seperti itu.” Ujar minna
lagi. “apa kau suka dengan sebutan pangeran?”
Minna bertanya pada donghae yang masih diam.
Kini donghae meletakan sendoknya. “baiklaah,
pangeran… saatnya minum obat dan tidur…” Minna
membereskan peralatan makan dimeja dan
meletakannya di tempat cuci piring. Tidak lama,
dia kembali membawa segelas air putih untuk
Donghae. “donghae, minumlah obat.. O, kemana
dia?” donghae terlihat tidak ada ditempatnya tadi.
Minna segera mencari sosok donghae. “pasti dia
belum jauh.” Minna mengedarkan pandangannya
kesuluruh bagian rumah, tapi tidak dilihatnya
182
sosok donghae. “apa dia masuk ke kamar?” Minna
berjalan menuju kamar donghae, tapi tidak
ditemukannya disana. Satu persatu Minna
membuka pintu kamar yang ada dirumah itu, tapi
sosok yang dicarinya tidak ditemukan.
“donghae ya… kemana kauuu…” MInna mulai
panic karena tidak juga menemukan donghae.
“donghae ya…prince… neo eodiseo??” MInna
segera meletakan gelas yang sedari tadi
dipegangnya, mengambil mantel dan memakai
scraft lalu dengan cepat mencari donghae diluar
rumah. MInna terus mencari-cari sosok donghae.
Dia mengarahkan pandangannya kesegala penjuru
sambil memanggil donghae. “Donghae ya… donghae
ya… neo eodiga??” Minna terus menyusuri jalanan.
Suhu makin dingin. Butiran salju mulai turun
perlahan. Minna mengeratkan scraftnya karena
rasa dingin mulai menusuk-nusuk tulangnya. “aigoo,,
kemana dia. Pasti dia kedinginan.” Minna terus
183
berputar mencari donghae. Tidak terasa, Minna
sudah sampai ditaman, tempat tadi dia mengajak
Donghae jalan-jalan. MInna terus memutar
pandangannya, tapi tidak juga menemukan donghae.
saat berjalan menyusuri taman, masih tetap
mencari Donghae. Minna tiba-tiba mendengar
seseorang berteriak.
“Andwae!! Andwaeee!!! Appa Kajima Appa
Kajima…” MInna terkejut, karena dia melihat
sosok yang dari tadi dicarinya tengah tertunduk
sambil memeluk lututnya seperti orang ketakutan
dan berteriak-teriak. Disekitarnya, Orang-orang
mulai mengerumuninya.
MInna langsung menyibak kerumunan
orang-orang tersebut dan menghampiri donghae.
“Donghae ya… kwencana kwenchana..” Minna
mencoba menenangkan donghae.
Mendengar suara yang dikenalnya, DOnghae
menatap Minna. Sorot matanya memancarkan
184
ketakutan, tapi entah terhadap apa. Melihat
Minna, donghae langsung memeluknya erat.
“Kajima..appa kajima…” Donghae mempererat
pelukannya terhadap Minna.
“ani… saya disini.
Kwenchana..kwenchana..”MInna terus menenangkan
donghae. Badan Donghae mulai menggigil
kedinginan. “Badanmu mulai membeku. Kajja kita
pulang.” MInna melilitkan scraftnya ke leher
donghae dan perlahan membimbingnya pulang.
DOnghae masih memeluk pinggang Minna erat,
seperti anak kecil takut ditinggal ibunya.
Kepalanya masih tertunduk dibahu Minna.
Banyak pertanyaan berkecamuk dikepala
MInna. Kenapa DOnghae tiba-tiba keluar, kenapa
donghae tiba-tiba berteriak dan ketakutan seperti
itu. Ini pertama kalinya Minna mendengar suara
donghae dan melihat sorot ketakutan yang
185
teramat sangat dimata donghae. “apa ini pertanda
baik?” gumamnya sendiri.
Sesampainya dirumah, Minna segera
menyalakan penghangat dan menyelimuti donghae
di tempat tidurnya. Memberinya minum, dan
menepuk-nepuk pundak donghae. “dia terlihat
seperti anak kecil.” MInna bergumam lagi.
Dilihatnya sisi lain dari donghae hari ini. Donghae
masih menggigil kedinginan. MInna mengambil
selimut lagi dan menunduk untuk menyelimuti
tubuh donghae yang masih mengigil. Saat Minna
menarik selimut ke tubuh donghae, tatapan mata
mereka bertemu. Minna sedikit salah tingkah. “do..
Donghae ya…” panggil minna, berharap ada respon
dari Donghae.
Donghae masih menatap Minna. Sorot
matanya kini lebih tenang.
MInna tersenyum menanggapinya. Dia
berharap ini adalah perubahan yang baik untuk
186
donghae. Minna selesai menyelimuti Donghae dan
berniat mengambil obat yang harus diminum
DOnghae. tapi tangannya ditahan oleh sesuatu.
Saat menoleh, ternyata dia melihat DOnghae
menahannya. Tangan donghae masih terasa dingin.
“ka..kajima…” Ucapnya pelan.
Minna terbelalak lagi. dia seperti tidak
percaya dengan apa yang dilihatnya. MInna
mengurungkan niatnya dan kembali. MInna duduk
disamping donghae, dan memegang tangan Donghae
dengan tangan kanannya yang tidak ditahan
donghae. “araseo. aku tidak akan meninggalkanmu.”
MInna tersenyum lagi. “suaramu indah.” Ujar
minna. “mulailah berbicara denganku sekarang.”
Minna menepuk punggung tangan donghae pelan.
Donghae masih menatapnya.
Minna merasakan tatapan donghae lain
dengan tatapan matanya sewaktu pertama
bertemu. MInna merasakan Jiwa donghae telah
187
kembali kedalam dirinya meski belum sepenuhnya
mau membuka diri. Tapi ada rasa hangat dari
tatapan donghae saat ini. “tidurlah. Kau pasti
lelah.” MInna menyibak rambut yang menutupi dahi
donghae. “terimakasih kau sudah kembali.”
Donghae tidak mengatakan apa-apa lagi.
hanya matanya yang berbicara sekarang. Entah
kenapa MInna mengecup perlahan dahi donghae
yang mulai hangat. “tidurlah. Aku tidak akan
kemana-mana.”
…………
“Minna ya…” Eunhyuk membangunkan MInna
yang tertidur sambil terduduk disamping tempat
tidur donghae. “Minna ya… bangun. Pindahlah ke
tempat tidurmu.”
MInna membuka matanya perlahan. Namja
kurus itulah yang pertama dilihatnya. “O.. apa aku
tertidur disini?” Minna mengusap matanya
188
perlahan. Dia baru sadar kalau tangannya masih
digenggam donghae yang masih terlelap.
“kau pasti sangat lelah. Istrahatlah
dikamar.” Ujar eunhyuk lagi.
“ah, ani… aku.. ah iya, apa donghae pernah
berteriak ketakutan selama ini?” tanya MInna
penasaran.
Kening eunhyuk berkerut heran. “mwo?
Aniyo. Aku sudah dua tahun lebih tidak mendengar
suaranya.” Eunhyuk tertunduk menatap wajah
sahabatnya yang masih terlelap itu. “apa dia tadi
berbicara?” tanyanya lagi tanpa mengalihkan
pandangannya.
MInna juga memandang wajah donghae
yang pulas. Wajahnya polos seperti malaikat yang
tengah terlelap. Lekuk mukanya indah. Hidungnya
mancung, bibirnya tipis dan garis rahang yang
tegas membuat guratan indah layaknya pangeran
189
dari negeri dongeng. “Dia berteriak ketakutan,
tepatnya.” Ujar Minna dengan suara parau.
Eunhyuk menatap minna tidak percaya.
“jeongmal?”
Minna mengangguk yakin. “ne. tapi saya
tidak tahu kenapa.” Minna memegang erat tangan
donghae yang memegang tangan kirinya itu.
Eunhyuk melihat kearah tangan Minna. “O?
apa dia memegang tanganmu selama tidur?”
MInna kembali mengangguk.
“Apa ini pertanda baik.”
“mudah-mudahan.” Jawab MInna. “Emosinya
semoga segera kembali. Tapi tadi ada yang lain
dari tatapannya. Jiwanya seolah sudah kembali.”
“mudah-mudahan itu pertanda baik.”
Eunhyuk mendekap kedua tangannya didada. Dia
sangat berharap sahabatnya itu segera kembali.
----------------
190
“Lee Donghae.. Lee Donghae… Lee
Donghae…” teriakan-teriakan para penonton
menggema diseluruh sudut stadion Seoul tempat
Super Junior Show digelar.
Sosok tampan berpakaian serba putih itu
berdiri tegap ditengah stage. Wajahnya
tersenyum lebar menatap lautan Sapphire Blue
yang terhampar didepannya. Namanya masih
menggema. Ditangannya terdapat microphone
nirkable yang dipegang erat. Perlahan dia
mengangkat Mic dan mulai berbicara.
“Khamsahamnida, yorobun. Karena cinta
kalian, aku kembali berada ditengah lautan
191
sapphire blue yang indah ini. Dan terima kasih juga
atas miracle yang diberikan pada seseorang yang
telah membawaku kembali ke dunia ini. Dunia yang
penuh cinta dari kalian. Yorobun… you are my
everything… saranghaeyo…”
Teriakan penonton kembali menggema.
Kyaaaaaaaaaaaa…
Denting piano mulai terdengar mengalunkan
nada indah…
Penontonpun larut dalam alunan indah suara
pangeran dari laut timur itu…
The loneliness of nights alone
The search for strength to carry on
My every hope has seemed to die
My eyes had no more tears to cry
Then like the sun shining up above
You surrounded me with your endless love
192
Coz all the things I couldn't see are now so
clear to me
You are my everything
Nothing your love won't bring
My life is yours alone
The only love I've ever known
Your spirit pulls me through
When nothing else will do
Every night I pray
On bended knee
That you will always be
My everything
Now all my hopes and all my dreams
Are suddenly reality
You've opened up my heart to feel
A kind of love that's truly real
A guiding light that'll never fade
There's not a thing in life that I would
ever trade
193
For the love you give it won't let go
I hope you'll always know
You're the breath of life in me
The only one that sets me free
And you have made my soul complete
For all time (for all time)
MInna tersenyum menyaksikan pangeran
didepannya itu akhirnya kini, setelah setahun
lebih, Donghae kembali bisa menyanyi dengan
indah. Tak terasa airmata bahagia mengalir
dipipinya. Dia bahagia menyaksikan senyum
pangerannya yang pernah hilang. Dia sangat
bersyukur karena pangerannya kembali hidup, dan
yang paling dia syukuri adalah. Ternyata pangeran
didepannya adalah pangeran yang selama ini dia
cari.
You are my everything (you are my
everything)
194
Nothing your love won't bring (nothing your
love won't bring)
My life is yours alone (alone)
The only love I've ever known
Your spirit pulls me through (your spirit
pulls me through)
When nothing else will do (when nothing
else will do)
Every night I pray (I pray)
On bended knee (on my knee)
That you will always be my everything
Every night I pray
Down on bended knee
That you will always be
My everything
Oh my everything
(My Everything-Lee Donghae)
195
“saranghaeyo… Minna…”
Ujar Donghae diakhir lagunya.
Kyaaaaa…
Plok plok plok… suara tepuk tangan dan
teriakan semakin riuh terdengar setelah
mendengar ucapan Donghae yang terakhir. Minna
tersenyum bahagia mendengarnya. Mungkin bagi
penonton lain, MInna (cantik) adalah sebutan
untuk mereka semua yang memang mayoritas
wanita. Tapi Minna tahu maksud Donghae. karena
saat Donghae mengucapkannya, matanya bertemu
dengan mata MInna. Donghae tersenyum sangat
indah. Sama dengan senyumnya saat pertunjukan
drama dulu. Senyum termanis yang pernah MInna
temui.
Na do saranghaeyo, my prince, Lee
Donghae…
-end-
By: Raccoonchan.
196
SHOW ME UR LOVE
Aku masih memandanginya dari jauh. Tak
kusangka aku akan bekerja pada pria itu. Dulu,
sebelum aku bekerja menjadi asisten pribadinya,
aku sangat mengidolakannya. Dia adalah tipe
kesukaanku. Sesosok pria yang sangat gentle,
berbadan tegap-besar, sepertinya akan nyaman
dan aman jika berada disisinya, ditambah mukanya
yang ganteng, kaya raya, suaranya bagus, multi
talented, suka melucu, jail dan yang bagian yang
paling kusuka adalah smiling eyes‟a yang tidak ada
duanya. Sering aku memimpikan untuk menjadi
pasangannya kelak. Tapi setelah mengenal
kepribadian aslinya, serius, aku menyesal! Dia tidak
sama seperti apa yang terlihat sebelumnya. Dia
menjadi begitu menyebalkan, dimataku. Khususnya
pada dua bulan terakhir ini.
197
“Ya! Hyecha, apa kau tidak bisa berjalan
lebih cepat, dan segera menyelesaikan tugasmu?”
sebuah suara berhasil mengagetkanku, dan
membuat kadar kekesalan dan penyesalanku
bertambah.
“Ppaliii, shownya akan dimulai 2 jam lagi,
saya tidak boleh terlambat hanya gara-gara kamu!
Araseo??” Kangin masuk kedalam mobil dan
menutup pintu ford‟a dengan kencang.
BLAMM!
Aku hanya menurut, dan mempercepat
langkahku. Setelah kumasukan dua tas besar yang
cukup berat dan satu box makanan buatanku
kedalam bagasi, akupun duduk didepan dan siap-
siap menjalankan mobil itu menuju MBC Dream
Center, karena hari ini, Super Junior akan tampil
pada acara Live Naver Music.
Yah, aku adalah asisten pribadi seorang
super star, Super junior Kangin. Awalnya, aku
198
sangat senang menjadi asistennya, karena itu
artinya aku bisa berada dekat terus dengannya,
memandangnya setiap saat, mendengar tawanya,
dan mengagumi smiling eyesnya dengan puas dan
bahkan bisa berada satu atap dengannya. Tapi
setelah setahun lebih aku bekerja dengannya, aku
baru mengetahui sifat aslinya yang membuatku
menyesal aku telah mengagumi orang seperti itu.
Semua ELF, apalagi Chamomile seperti aku,
pasti tau kalau Kangin memiliki temperament yang
tinggi dan gampang marah dengan hal sepele.
Pada awalnya, aku masih maklum dan
berusaha bersikap professional dengan kekurangan
atau sifat2 yang kurang baik dari Kangin, karena
toh dia juga manusia kan? pasti ada saja
kekurangannya, tapiiiiiiiiiiiiiii ini sudah membuat
luka dihatiku! Aku bingung bagaimana lagi
menghadapinya. Dia terlihat seperti tidak pernah
menghargai bawahannya.
199
“Ya, hyecha! Kau bisa menyetir lebih cepat
tidak sih?” gertak kangin lagi,
“ini sudah batas kecepatan maximal, Oppa.
Aku tidak bisa menambahnya lagi. Bisa-bisa kita
kena tilang.” Ucapku berusaha sabar menghadapi
tempramentnya yang mulai naik. Di korea memang
ada batas maximum dalam mengendarai mobil,
yaitu jika di jalan raya batas kecepatannya 60
km/jam, dan jika masuk tol 80 -100 km/jam.
“Aiish… ini semua salahmu! Kenapa kau telat
membangunkan aku?” Kangin terlihat sangat kesal.
Dia melirik jam tangannya dan kembali
menggerutu. “Aiish.. aku pasti kena marah PD, jika
telat seperti ini.”
Aku melirik sekilas lewat spion. Kangin
terlihat sibuk dengan Iphone-nya, dan tangan
satunya memegang keningnya. beberapa saat
kemudian dia terlihat berbicara dengan seseorang.
Sepertinya Teuki Oppa. “Yeobusseyo, ya Teuk
200
Hyung, mianhaeyo. Sepetinya aku telat, ya, ini
semua gara-gara assistenku telat
membangunkanku.” Ujarnya sembari melirik
kearahku. Aku pura-pura tidak tahu, meski itu
sangat menyakitkan.
Sebagai asisten, aku rasa aku sudah
menjalankan tugasku dengan baik. Mengatur
jadwal, memastikan keberangkatannya, menyiapkan
segala keperluannya seperti kostum, make up,
makanan, sampai membangunkan Kangin tiap pagi.
Tapi tiap kali habis mabuk, seperti pagi ini, Kangin
pasti susah sekali bangun. Ah, kebiasaan yang
susah diubah! Mungkin hal ini juga yang
membuatnya sering berganti asisten.
Setelah sampai di MBC, Kangin Oppa
bergegas menuju backstage untuk berganti
kostum. “bawa semua tasku ke backstage, ppali”
ujarnya lagi tanpa melihat kearahku.
201
Aku melihat dia memasuki gedung MBC dan
menyapa beberapa orang. Wajah manis dan
senyumnya yang ramah langsung tampak begitu
melihat orang yang dikenalnya. Kangin terlihat
sangat ramah, sangat kontras jika berhadapan
denganku. Aku mendenguskan nafas kesal. “huft!
bagaimana bisa dia langsung berubah menjadi
sangat ramah jika bertemu dengan orang lain?
Tapi padaku?? Huwaaaaaaaaah!!” aku kesal sendiri,
sampai tidak sadar aku memukul-mukul stir mobil
dengan kencang hingga klaksonnya berbunyi.
TIIIIIIN TIIIIIIIN TIIIIIIIIIIIN!!!!
Kangin yang memang belum jauh, mendengar
suara itu segera kembali kearahku.
“Hyecha! Apa yang kau lakukan, hah??”
mata sipitnya melotot tajam kearahku. “Bukannya
oppa suruh kau mengambil tasku dan
mengantarkannya segera ke ruangan ganti?? Ini
sudah terlambat, araseo??”
202
Aku kaget, dan merasa bersalah, seketika.
“mii..miaanhae, oppa. A..aak.aku akan segera
mengambilnya.” Ujarku terbata-bata.
“haiiis.. menyusahkanku saja.” Ujarnya lagi,
kemudian dia segera kembali kedalam gedung.
“huft.. untung tidak ketahuan.” Aku
menghela nafas lega. Sebelum kena marah lagi, aku
segera mengambil dua tas besar dan box makanan
itu dari bagasi, dan membawanya keruang ganti
super junior yang berada dilantai 3.
“aigoo.. tas ini berat banget!” aku
kewalahan. Didepan lift, aku meletakkan tas-tas
itu dilantai dan memijat-mijat tanganku. “kyaa..
kenapa liftnya lama sekali.” Aku mulai menggerutu
antara panic dan kesal.
“ya, agashi, lift itu rusak. Silahkan lewat
tangga saja.” Ujar seorang security.
“Mworago??” ujarku tidak percaya.
“ru..rusak??”
203
Security itu mengangguk yakin. “ya, lift-nya
sedang maintenance, mungkin dua jam lagi baru
bisa digunakan.” Jelasnya lagi.
“huwaaaaaaaaaah.. apa artinya aku harus
mengangkat semua tas ini menuju lantai tiga??”
aku melihat nanar kearah dua tas plus box
makanan yang super berat itu dan tangga secara
bergantian. “eottokae??”
Lantai satu..
Lantai dua…
Satu persatu anak tangga ku lewati dengan
susah payah. Seringkali aku berhenti dan
mengambil nafas karena beban yang kubawa cukup
menguras energi. Tidak heran, dua lantai aku
lewati dalam waktu lebih dari sepuluh menit.
“Satu lantai lagi!” ucapku untuk
menyemangati diri sendiri. “FIGHTING!!” aku
mengepalkan tanganku dan bersiap melanjutkan
langkah menuju tangga selanjutnya.
204
Neon nabbunyeojaya ~
Neon nabbunyeojaya ~
Namjaui gaseume namjaui dunune
Nunmul nagae hanungeoni
Lagu Nappeun yeoja-nya FT Island yang
kujadikan nada dering handphone cukup
mengagetkanku. “aiish.. ini pasti si raccoon!”
dengan susah payah, aku meraih hpku dari saku
jaket dan mengangkatnya. “yeobusseyo?” baru saja
aku menjawab, aku langsung disuguhi pekikan
kangin. aku sampai menjauhkan hape itu dari
telingaku.
“Ya, hyecha? Eodigayo? Kau pergi kemana
hah?? Tasku mana??” pekiknya.
Dengan nafas terengah-engah, aku
menjawabnya. “hosh..hosh..hosh.. mi.. miaanhae
oppa, aku masih dilantai dua. Liftnya rusak, jadi
aku naik menggunakan tangga.” Ucapku
205
“kenapa nafasmu seperti mau mati?” ujar
kangin dari ujung sana. Suaranya terdengar sedikit
melunak.
“na, masih di lantai dua, sebentar lagi oppa.
Mian..”
“Ppallii”
“ne, aras..Aaaaaaaaaaaaa…” belum sempat
aku melanjutkan kata-kataku, aku terpelset.
Beruntung aku tidak jatuh dan berguling dari
tangga. Tapi kakiku terasa sakit sekali. Sepertinya
terkilir.
Hapeku terjatuh, tapi aku masih bisa
mendengar suara kangin yang berteriak-teriak
memanggilku.
“hyecha..hyechaa.. kwencana?? Ya!!”
Belum sempat ku meraihnya, terdengar
bunyi sambungan terputus. Tuut..tuut..tuuut….
“haiiis… apa hari ini hari sialku?” Aku
meringis kesakitan. Sambil memijat-mijat kakiku.
206
Aku berusaha bangkit dengan berpegangan pada
pinggiran anak tangga. “haiis.. sakit sekali! tapi aku
tidak boleh menyerah. Aku harus segera
mengantarkan tas ini, kalau tidak, kangin bisa
makin telat.” Pikirku. Aku memaksakan diri untuk
berjalan, tapi baru tiga langkah, aku kembali jatuh
terduduk. “tidak bisa. Kakiku sakit sekali, belum
lagi tas-tas ini beratnya bukan main.”
“Hyecha?”
Seseorang memanggilku dari belakang.
Suaranya tidak asing ditelingaku. Aku menoleh dan
mendapati Donghae oppa tengah berjalan menaiki
anak tangga juga. Sepertinya oppa juga sedikit
terlambat. Pikirku.
“ah, oppa..”
“neo, kwenchana?” tanyanya setelah berada
dekat denganku. Donghae oppa memperhatikanku
yang terduduk sambil memijat-mijat kakiku. “neo,
kwenchana?” ujarnya lagi. “kakimu…”
207
“ah, ini, karena kurang berhati-hati. Aku
terpeleset dan sidikit terkilir. Keundae,
keoktchonghajimasseyo. Aku kan kuat. Hehehee..”
aku berusaha menutupi rasa sakit di kakiku dan
memaksakan berdiri.
“aigoo.. coba ku lihat.” Oppa berjongkok dan
memeriksa kakiku yang memerah dan memar. “ini
sih bukan sedikit. Tapi memang terkilir. Pasti sulit
untuk naik tangga.” Ujar DOnghae oppa lembut.
“aigoo.. kenapa donghae oppa perhatian
sekali. Coba Kangin seperti dia.” Gumamku dalam
hati. “ah, kwenchana, oppa. Bukannya kau sudah
telat, sudah, oppa pergi saja. Bisa-bisa oppa
dimarahin PD, karena telat.
“aniya. Aku akan membantumu.” Ujar
Donghae oppa. Dia menarik tanganku dan
menaruhnya dibahunya. “ayo, kau berpegangan
padaku.” Tidak lupa, donghae oppa juga membawa
208
tas-tas yang aku bawa. “huft. Apa kau membawa
tas seberat ini sendirian?”
Aku mengangguk pelan.
“tidak heran kenapa kamu terkilir.”
Donghae oppa terlihat sedikit kesusahan, karena
membawa tas-tas itu ditangan kanannya,
sedangkan ditangan kirinya, dia menyanggaku.
“oppa kuat sekali. Sudahlah oppa, kau naik
saja duluan, oppa bisa telat.” Aku merasa sangat
tidak enak.
Donghae oppa tersenyum. “keoktchongma.”
Tidak lama kemudian, terdengar derap
langkah kaki menuju kearahku, yang ternyata
adalah Kangin oppa. “Ya!! Kau!” Kangin oppa terlihat
sedikit cemas. “kwencana?” ujarnya lagi. Kangin
melihatku dari ujung kepala sampai ujung kaki.
“tadi kau teriak, kenapa? Kenapa kau tidak
menjawab pertanyaan oppa??”
209
“kakinya terkilir tadi ditangga. Hyung,
bagaimana bisa kau membiarkan yeoja sekecil ini
mengangkat beban yang begitu berat dan menaiki
anak tangga sendirian?” Donghae oppa terlihat
seperti memarahi adiknya.
“lho? Bukan salahku kan kalau lift rusak.”
Kangin berusaha memberi alasan yang tidak masuk
akal. “sudah, biar dia denganku.” Dengan sigap,
Kangin melepaskan peganganku dari pundak
Donghae oppa, dan menggendongku di punggungnya.
Aku sempat tidak percaya Kangin melakukan itu.
Ku kira kangin akan marah-marah dan memecatku,
tapiii…
“aiish… kapan kau berhenti menyusahkanku
seperti ini.” Gerutunya pelan sembari menaiki anak
tangga yang tinggal beberapa lagi..
“jwesonghamnida, oppa.” Aku tertunduk
tanda menyesal. Memang ini salahku, karena aku
kurang berhati-hati, tapi seandainya liftnya tidak
210
rusak, dan dia tidak telat bangun, pasti semua ini
tidak terjadi. Pikirku. Tapi aku tidak bisa
mengatakan itu semua.
Setelah sampai diruangan ganti, oppa
menurunkanku dan menyuruhku duduk disofa. “ya,
sungmin-ah, geser sedikit.” Kangin menyuruh
sungmin untuk bergeser dari tempat duduknya.
Member suju dan beberapa kru yang ada disitu
heran melihatku digendong oleh kangin, dan
donghae oppa yang membawa barang bawaanku.
Mereka mulai riuh bertanya.
“waeyo? Kau sakit?” Tanya eunhyuk oppa
yang saat itu sedang ngemil chocopie dengan
lahapnya.
Tidak ketinggalan Teukpa sang leader,
menghampiri kami dengan muka sedikit cemas.
“neo kwenchana? Tadi aku mendengar kangin
berteriak-teriak cemas saat berbicara di
211
handphonenya. Apa yang terjadi?” teukpa menepuk
pundaku pelan.
Aku sempat merasa tidak enak, karena
mendapat perhatian cukup banyak seperti ini. aku
tahu, kalau Oppadeul Suju itu semuanya baik dan
perhatian, tapi melihat mereka mencemaskanku
seperti ini, aku jadi semakin menyukai mereka.
Termasuk Kangin oppa. Rasa kesalku hilang sudah.
“hahaa.. aniya, oppa..
keoktchonghajimasseyo. jega kwenchana
seumnida.” Aku memamerkan senyumku untuk
meyakinkan mereka kalau tidak ada yang perlu
dikhawatirkan.
“dia terkilir saat naik tangga tadi.” Ujar
donghae oppa.
“hoh? Ko bisa?” mata siwon melotot lucu.
“eottokhae??” tanyanya lagi, kali ini dilengkapi
gesture hands‟a yang terkenal itu.
212
“kwenchana, oppa.. jega sinca kwencana.
Sudah, oppa siap-siap saja, bukannya sebentar lagi
oppa perform?”
“Kompres kakimu dengan ini.” Kangin oppa
meletakkan es batu yang dibungkus dengan handuk
di kakiku. Entah kapan dia mengambilnya.
“Khamsahamnida, oppa.” Ujarku pelan. “eum,
oppa cepat ganti baju, baru nanti saya make up-in
oppa. Tanganku kan masih bisa kerja.” Ujarku
masih dengan senyum.
“memang siapa yang membuatku telat
seperti ini, hah?” ujar kangin kembali dengan sifat
juteknya lagi. Dia kemudian mengambil tas yang
tadi dibawa donghae oppa, mengambil beberapa
potong baju dan menggantinya.
Teukpa geleng-geleng kepala melihat
kelakuan Kangin. “pasti semalam dia mabuk lagi,
kechi?” Teuki oppa terlihat seperti bertanya
padaku, tapi matanya mendelik lucu kearah kangin.
213
Teuki oppa pasti sudah paham lahir batin dengan
tingkah laku kangin.
Aku hanya tersenyum mendengarnya.
Setelah kangin ganti baju, dia meminta
caddy yang sedang menata rambut shindong oppa
untuk memake-up-nya. Biasanya, dia selalu
meminta aku untuk make up.
“oppa, tanganku masih bisa bekerja.”
Ucapku.
“sudahlah. Bisa makin telat, aku.” Jawab
kangin.
Entah kenapa, aku merasa sesak mendengar
jawabannya. Aku tertunduk menahan raut mukaku
yang kontan berubah. Ingin rasanya aku menangis.
Sungmin oppa yang melihat perubahanku,
menepuk bahuku pelan. “kwenchana.. jangan
tersinggung dengan ucapan hyung. Itu tandanya
kau harus istirahat.” Ujar sungmin oppa.
214
Masih dengan muka tertunduk, aku
mengangguk.
“itu tandanya dia sangat perhatian padamu.”
Bisik sungmin oppa lagi.
“mwo?” aku mendongakkan muka, karena
tidak mengerti apa maksud sungmin oppa. Yang
ditanya hanya tersenyum lucu.
“nanti kau juga tahu. hehehee…”
Tidak lama, asisten PD masuk keruangan,
dan menyuruh suju bersiap ke stage, karena giliran
mereka perform sudah tiba. “Super junior, saatnya
menuju stage sekarang, lima menit lagi giliran
kalian.”
“ndee.. algaeseumnida.” Koor oppadeul.
Mereka mulai riuh mengambil ini dan itu, serta
tidak lupa ngaca sebelum menuju stage.
“haiiis.. na eotokhae, rambutku belum
selesai.” Kangin menyisir rambutnya dengan wax
didepan cermin besar.
215
“kau tetap ganteng kok. Hibur teukpa
sembari merangkul kangin. satu persatu member
super junior keluar dari ruangan. Sebelum kangin
keluar, kangin sempat melirik kearahku. “kompres
yang benar.”
“mianhae, oppa..” ujarku lagi. Entah itu
didengarnya atau tidak. Tiba-tiba Aku merasa
menyesal lagi. Bukan karena kangin yang kembali
pasang wajah jutek. tapi aku menyesal karena
sempat kesal padanya, karena sikapnya yang
belakangan sering marah-marah. Tapi karena
kejadian hari ini, aku baru menyadari, kalau kangin
memang tidak pernah berpura-pura baik. Karena
dia memang baik. Aku saja yang selalu membuatnya
kesal.
“hyecha ya, selama ini, kangin oppa tidak
pernah telat. Semabuk apapun dia semalam, dia
selalu on time datang ke tempat acara. Tapi ada
apa dia hari ini? Dia bahkan menyebut-nyebut
216
namamu tadi, katanya dia telat gara-gara kau tidak
membangunkannya. Apa itu betul? Tidak biasanya
dia seperti ini.” Tanya asisten donghae oppa, yang
bernama Seo Eun Onnie.
“eum, nde, onn.. sasireun, Aku sudah
membangunkannya lebih awal, tapi sepertinya
Kangin agak demam pagi tadi, jadi aku
membiarkannya tidur sebentar lagi, agar kondisi
oppa sedikit membaik. Tapi saat aku menyiapkan
perlengkapannya, dia tiba-tiba terbangun dan
langsung marah-marah padaku.” Aku menjelaskan
kejadian tadi pagi.
“ooowh.. begitu ceritanya.” Seo Eun onnie
mengangguk. “kalau begitu, ini bukan sepenuhnya
salahmu juga.”
“aniya, ini tetap salahku, onn.”
“keuraee.. tapi, sekarang onnie jadi tau
kebenaran gossip yang beredar itu.”
217
Aku kaget mendengar perkataan onnie
cantik itu. “mwo? Apa maksud onnie?”
“ah, sudahlah. Eum, onnie harus kebelakang
stage, menemani mereka, karena mereka butuh
touch up, mereka akan membawakan beberapa
lagu, jadi pasti mereka akan berkeringat dan harus
di-touch up.” Terlihat Seo Eun onnie mengambil
satu pack tisu, dan perlengkapan make up. “oia,
jangan lupa, kau kompres kakimu ia.” Ujar Seo Eun
onnie sebelum meninggalkanku.
“eum, nde onn.. ah onnie-ya, mianhae, aku
tidak bisa membantu onnie.”
“kwenchana..” ujar Seo Eun onnie sembari
memamerkan senyumnya.
“Gomapseumnida, Onnie-yaa… kau memang
baik!”
“ndee..” ujar Seo Eun onnie sambil menutup
pintu ruangan.
…..
218
Tiba tiba ruangan mennjadi sepi.
Suasana seperti ini membuatku teringat
akan berbagai hal mengenai kangin, termasuk
perkataan onnie tadi. Pada awalnya, kangin memang
sangat welcome dan baik terhadapku. Dia selalu
menggandengku menuju ruang ganti, dan Dia juga
selalu menceritakan apapun padaku, baik tentang
rahasia-rahasia member suju, ataupun tentang
kebenaran dari gossip-gosip artis yang dia kenal.
Tapi, belakangan, dua bulan terakhir, tepatnya
sejak gossip tentang dirinya yang berpacaran
dengan seorang, mencuat, dia agak menjauh dan
sifatnya berubah. Sebenarnya aku tidak pernah
menyangka kalau orang yang dimaksud adalah aku,
tapi kalau memang aku orangnya, kenapa oppa tidak
pernah mengklarifikasi seperti gosip-gosip
sebelumnya.
219
Tanpa terasa, aku telah berada di atap
gedung MBC. Entah sejak kapan aku melangkahkan
kakiku yang masih terasa sakit.
aku terduduk disudut gedung yang agak
tersembunyi. Tanpa aku sadari, aku sudah
menangis sendirian diatas gedung ini. Ditempat ini
sepi seperti biasanya. Aku sangat suka berada
disini saat menunggu pekerjaan Kangin selesai. Aku
bisa merasakan angin Korea, apalagi diantara
musim dingin dan semi favoritku seperti hari ini.
Angin sejuk bisa kurasakan sembari menyaksikan
kota seoul dari atas. Tapi kali ini, hatiku tidak bisa
merasakan semuaya. Aku terlalu sakit. Aku
menangis sendirian. Sembari menekuk lutut dan
memeluknya, kubenamkan mukaku diatas lutut,
agar tidak terdengar oleh siapapun.
“kalau kau menutup mukamu berharap
tangismu tidak terdengar, kamu salah.” Suara yang
220
begitu lekat ditelingaku berhasil membuat isak
tangisku terhenti.
Aku mendongak keatas dan mendapati
kangin telah berada didepanku. Dia berdiri tegap
dan tangannya dimasukan kedalam saku jaket
tebalnya Entah sejak kapan dia berada disitu.
“Oppa..” ujarku pelan. Air mataku masih
membasahi muka dan mataku yang sembab.
“lihat, kau bahkan tidak bisa
menyembunyikan air matamu, bagaimana bisa orang
lain tidak tahu, hah?” ujarnya lagi. dia menunduk
dan jongkok didepanku.
“kalau kau ingin menyembunyikan
perasaanmu padaku, maka sembunyikanlah baik-
baik. Jangan sampai aku tahu. tapi kalau kau
mengungkapkannya padaku sekarang, mungkin kau
akan kehilangan pekerjaanmu. Karena aku akan
memecatmu sekarang juga.” Ujar kangin tegas. Dia
menatap lurus padaku. Mata bulannya yang selalu
221
kukagumi saat tersenyum, berubah menjadi
sepasang mata elang yang menatap tajam padaku.
Aku bingung harus bagaimana. Aku bahkan
menahan nafas untuk menutupi kegrogianku karena
baru kali ini aku menatap matanya langsung dengan
jarak sedekat ini.
“lihat, kau bahkan tidak bisa menutup rasa
nervous mu. Lalu bagaimana sekarang? Kau akan
mengakuinya langsung kepadaku dan kehilangan
pekerjaanmu, atau kau terus berpura-pura seperti
ini, tapi tetap orang lain akan mengetahuinya,
karena kau sama sekali tidak pandai menutupinya!.”
“Oppa… na..”
“Lain kali, jika ingin sembunyi dari oppa, kau
harus mencari tempat lain. Dan jangan
meninggalkan hapemu disembarang tempat.
Araseo!” ketus kangin. disodorkannya handphone
biru itu padaku. “oppa sudah mengganti
222
wallpapernya, agar kau tidak sedih lagi!”
tambahnya, tapi mukanya tidak melihatku.
Ketika Aku akan mengambil hp itu dari
tangannya, dia malah menarik tanganku dan
menggenggamnya erat. Aku cukup terkejut.
“oppa!!”
“mianhae. Kau menangis seperti ini, pasti
karena aku kan? mianhae, jeongmal mianhae, oppa
tidak bisa berbuat apa-apa dengan gossip yang
beredar ini. Sasireun, oppa sangat senang, tapi
lama-lama oppa tidak tahu harus berbuat apa
karena nerveous, makannya oppa menutupinya
dengan bersikap jutek padamu. Dan kejadian hari
ini, sampai kakimu terkilir seperti ini, juga
kesalahan oppa.”
“aniya, oppa.. ini memang salahku. Aku tidak
membangunkan oppa tepat waktu.”
223
“itu karena kau tahu, kalau oppa demam,
dan kau ingin membiarkan oppa istirahat sebentar
lagi, iyakan?”
“oppa, neo.. ottoke, aaish.. pasti Seo Eun
onnie yang bilang ya?” tanyaku lagi. Pipiku tiba-tiba
terasa panas. Mungkin sudah memerah seperti
udang rebus.
“Gomapta, nomu gomapta, selama ini kau
mau menjagaku.” Genggaman tangan kangin terasa
makin erat. “mian oppa tidak bisa menunjukan
perasaan oppa yang sebenarnya.” Perlahan tangan
kangin mengusap airmataku lembut.
“eum, gomawo oppa..”
“oppa janji, tidak akan menyembunyikan
apapun lagi darimu. Oppa beruntung ada kamu
disisi oppa.” Setelah mengucapkan itu, kangin
beranjak berdiri. “kajja!”
Aku sedikit bingung dengan apa yang
diungkapkan kangin oppa barusan. “oppa, maksud
224
„disisi oppa‟ apa?” tanyaku lagi sambil melihat layar
handphone-ku. Disitu terpampang jelas foto kangin
yang sedang menbuat symbol hati dengan
tangannya, menghiasi layar hapeku, menggantikan
gambar piro-piro yang tadinya menjadi walpaperku.
“idiiih narsisnya.” Ujarku spontan. “Oppaaa..
kenapa kau memasang fotomu sendiri
diwalpaperku?”
Sambil berjalan mundur, Kangin oppa
tertawa lepas dan memamerkan smiling eyesnya
padaku. “saranghaeee…” teriaknya dari kejauhan.
Kangin oppa mengangkat kedua tangannya keatas
kepala, membentuk simbol hati.
Aku bersyukur, Raccoon Kangin yang aku
kenal, kembali menunjukan sisi baiknya padaku, dan
memberikan smiling eyesnya padaku hari ini. Aku
bahagia!
“na do saranghae..” lirihku.
“khamsahamnida, oppa.”
225
>/////////////<
~fin~
This FF is made for Raccoon‟s B‟day 17-1-11
Saranghaeyo… Kangin oppa,
STAY HEALTHY
By: Ressa d‟raccoon chan 레싸 돔손
Say ‘Cheese...
Suatu sore, anak-anak Suju lagi kumpul di
lapangan. Mereka janjian berkaos merah *untung
bukan di Thailand ^^* mao main bola. Makluuum..
demam world cup agi mewabah gituh! sebelum
226
main, Mereka dengan semangatnya teriak-teriak
narik otot nyemangatin club kebanggaan mereka.
“DAEHAN MINGGUK!!!!
VICTORY…VICTORY…VICTORY…KOREA!!!
VICTORY VICTORY.. VICTORY KOREA!!!!
VICTORY…VICTORY…VICTORY…KOREA!!!”
Saking hebohnya mereka teriak-teriak,
Donghae dan Kyuhyun yang baru dateng langsung
nutup kupingnya pake headset.
227
“Buseeeet.. dah ni anak, Brisik amat siyy??
Tereak..treak pe suara abis gitu juga gag bakalan
kedengeran pe Afrika sono. Kalah ma suara singa.”
Gerutu Donghae. “mendingan langsung capsus ke
Afrika ajeh nyook..”
Heechul yang mendengar gerutuan
Donghae, malah ngejawab gini:
“Yaelah, Hae.. namanya juga dukungan. Mau
didenger mau enggak yang penting semangat!!! Kita
berdoa ajeh nyok biar KOREA menang !!”
228
Teuki dan sungmin yang semula teriak-
teriak Gaje, langsung pose ala mengheningkan
cipta waktu denger heechul mau doa.
Heechul pun mengangkat kedua tangannya
dan berdoa; “Bismilahirohmanirohim, Ya Allah yang
,maha pengasih dan penyayang.. semoga timnas
Korea diberikan kekuatan lahir dan batin, enggak
loyo, sehingga bisa bawa pulang si piala alias
menang. AMIIIIIIIN…” *ngusap muka*
229
“AMIIIIIIIIIN…… AMIIIIIIIN…” Anak-
anak suju yang lain ikut ngaminin doa Heechul.
Shindong juga ikutan mengusap muka.
“Amiiiiiin!!”
Teuki yang emang sifat aslinya gampang
tersentuh, mendengar doa Heechul yang tulus,
matanya langsung berkaca-kaca.
230
“Amiiiin, tulus banged siy doa lu, Chul..” lirih
Teuki.
Donghae dan Yesung yang ngeliat Teuki mau
mewek, buru-buru menghibur hyungnya itu.
“Omo~.. Hyung.. jgn nangis dunk..
yah..yah..yaah… Ciluuk.. Ba! Senyum dung hyung…
kyk gini neeh…” hibur yesung. “Kejuuuuuuu, eh
salah Cheeeeeeeeeeeese..*
Donghae nambahin. “Iya hyung, masa gara-
gara doa Heechul hyung ajeh pe mewek ciy?? Malu
ama ELF atuuuh.. Udah dunk, tar Hae janji traktir
Es krim deeeh.. okeh okeh okeh??”
Teuki yang mendengar kata „traktiran”
langsung bangkit en jijingkrakan seneng. “Hah??
231
Sincayo?? Beneran traktir eskrim yak?? okeh deh,
gag sedih lagi, phi plus Kalbi ma soju yah.. hehee..
aseeek….. aseeek… aseek… aseeeek…”
“Aigooo…. Nyesel gua udah janji mau
traktir. Tau minta tambahan gini biarin ajeh
mewek!”
Kangin dan Heechul yang emang doyan
banget makan traktiran ^^ pun ikut-ikutan
232
semangat. “Kyaa… asiiik.. traktir.. traktiiir..
traktiiiir.. traktiiir…. “
“aaaah…Mendingan kita makan sekarang
ajeh yuuk… di resto yang biasa.” Eunhyuk yang
baru nongol langsung ngasih usul. “laper juga neh.”
Katanya sambil pasang senyum maut plus tampang
imut.
233
“Yaaak!! Hyung, ngapain ikut-ikutan siy?
Baru dateng juga!” ujar Donghae kesel.
“Eiits.. kalo udah janji, harus di tepati. Gag
buleh keseeel…” Shindong ikut memberi dukungan
traktiran gratis dari donghae. “don‟t forget bot
me.. ikut yaaah??”
234
“Aku juga ikut yah..” siwon memohon. “laper
neeh.. mo makan, tapi dompet gue gag kebawa.
Pliiiiiiiiiis..” Rengeknya.
“hah?? Kok jadi ikutan semua gini siy??
Tadinya kan Cuma nawarin eskrim. Kenapa jadi
makan-makan gini??” ujar donghae bingung.
“Yaah..gapapa dunk. Gue beneran gag bawa
dompet neh. Cuma bawa handphone doang. Masa
gue mesti gadein nie Handphone?? Kalo Jagiya gue
si Amel en si Fya telpon, gimana coba??” Siwon
memandangi handphonenya dengan serius.
235
“yaudah, ikut ajeh hyung.. “ Sungmin yang
mewakili donghae menjawab.
Siwon mendekati donghae. “Saeng. Kan
Cuma sekali ini kita makan-makan di traktir kamu ,
gag bakalan langsung miskin deeh..Yah..” peluk
siwon buat meyakinkan dongsaengnya itu kalo
acara traktirannya merupakan ide brilian ditengah
236
akhir bulan gini! Kakakaka… “Eotokhae? Okeh okeh
okeh??”
“huuuft… okeh deh, phi janji cuma sekali ini
yak!!!”
“Sip..sip.. Janji. Sekali ini.” Ujar siwon.
“sekali sebulan kan maksudnya??”
Donghae; “HAAAAH????”
“Sekali sebulan mah gapapa, Hae..” Teuki
lagi-lagi menimpali.
237
“Yowes yoweees.. dari pada kelamaan. Kita
pergi sekarang ajeh yuuuuk… biar gue yang nyetir!”
teriak Kibum yang baru balik dari kamar mandi.
“Heeh! Curuuut.. elu mau bawa kapal selem
ke resto??” teriak donghae yang kaget ngeliat
hyungnya manggul-manggul kemudi kapal.
238
“Hahahaaaaaaa….. gue Cuma punya kapal
selem, gimane??” kibum ngakak sengakak
ngakaknya karena berhasil bikin Donghae makin
kesel.
Donghae cemberut dikerjai oleh hyungnya
itu. Dia membalikkan badannya. “MOlla!”
239
“Hoiiiii.. ini teh jadi makan-makan gag
sebenernya, dari tadi rebut wae iyeu mah.. enggal
*buruan* atuuh..” Eunhyuk yang dari tadi
kelaperan dan paling ngarep dapet traktiran, makin
enggak sabar.
“enggak liat neh, perut gue udah tipis..”
ujarnya sambil ngebuka baju.
240
“Na du..” Teuki ikut-ikutan buka baju
memperlihatkan body mereka yang tipis karena
kurang makan.
“Noh, LIAAT!!!!” teriak Teuki dan EunHyuk
berbarengan. “KITA KELAPEERAAN!!!”
Donghae pasrah ngeliat banyaknya
dukungan traktiran yang datang bertubi-tubi.
“OKEW LAH KALO BEGITU!!!”
241
“YES!!!”
“Kyaaaa… senangnya!!!! Gumawo dongsaeng
ah..” teriak teuki seneng.
KAjjaaaaaa!!!
242
Dan mereka pun melesat pergi dengan mobil
menuju ke resto Kalbi yang terkenal enak.
Setibanya di restoran, mereka langsung
memesan makanan yang paling enak dan mahal
tentunya. Hehee… *AJI MUMPUNG MODE ON!!!*
“Mbak, saya mau Kalbi sama bulgogi yah..”
donghae mengawali pemesanan. “tapi cabenya dua
ajah, jgn pedes!” Tambahnya lagi. *kayak pesen
gado-gado ajeh noh!*
“Hmmmm.. kayaknya enak. Aku juga deh..”
Kangin pesen makanan yang sama dengan yang
donghae pesen. “tapi gue pedes yak. cabenya sekilo
juga gag papa.”
243
“jadi dua ya mbak” donghae menambahkan.
“Satu pedes, satu enggak.”
“SAya mau sop buntut plus kepiting asem
manis dua yak!!!” Eunhyuk pesan dengan semangat.
“WHAAAAT!!!!!???? SOP BUNTUT ama
KEPITING DUA!!???” teriak donghae gag percaya
244
ama hyungnya yang ceking tapi terkenal banyak
makan itu. “Abis tuh Hyung??”
“Calm down… perut gue bisa nampung
banyak makanan!!!” akunya bangga.
“dasar rakus!!!”
Belum juga mereka memesan semua, tiba-
tiba ada serombongan cewek-cewek yang datang
menghampiri meja mereka.
“kyaaaa… ketemu kalian disini!!! Annyeong!!!!
Ujar mereka serempak.
245
“heiiiii…. Wah, kebetulan banget. Makan
bareng kita ajah disini yuuk.” Ajak Teuki yang
langsung menggandeng salah seorang diantara
mereka yang berambut pirang.
“Moga ajaah Vira ma Tanti gak tau!!”
bisiknya. “Ayo Cha, duduk” ^^
“ah, Gomapta, Oppa.”
Begitu juga Siwon yang tadinya serius baca
menu, langsung ngelempar menu ke muka Sungmin
dan bangkit dengan wajah sumringah. Dia langsung
meluk Amel yang ikut datang.
246
“Jagiyaaa…. Ko enggak bilang kalo mau
makan disini??” Siwon ngerangkul Amel mesra.
“Mianhae, Oppa. Dadakan ciiy.. phi yang
penting kita bisa makan bareng kan? Hehee..”
“Ne..”
Lain lagi dengan Kyuhyun. Namja yang
biasanya diem-diem jaim ini langsung loncat-loncat
bahagia ngeliat ayanknya dateng tak terduga.
“YEAAAH!!!!”
247
“Sekalian ajak makan bareng, yak..” pinta
Teuki pada Donghae.
“GUT IDEA!!!” teriak Hyukkie. “Biar seru!!!”
katanya lagi.
“kyaaa.. senangnya di traktiiiir…” cewek-
cewek itu pun langsung ribut, teriak-teriak GAJE.
248
“MASYA ALLAAAH… kenapa jadi nraktir
orang sekampung seh?? Mana di resto mahal gini
lagi!!! Nasiiiib.. nasib!!!” donghae mau mewek sejadi-
jadinya karena inget ini akhir bulan. “Hyuuuung..
help!!! Duit gue tinggal segini neh.. tinggal dikiiiit…
eotokhae??”
“Tenaaaang…” ujar teuki sok menenangkan.
Dia menepuk dadanya yang diartikan donghae
“Tenang ada saya. Nanti saya yang bayar!” hehe…
249
“Beneran neh Hyuuung??” raut bahagia
langsung terpancar dimuka donghae.
Teuki Cuma mengangguk. “Iyah. Hyung rasa,
sekarang ini adalah waktu yang tepat buat
ngeluarin GOLD CARD kamu. Hehee.. ide bagus
kaan???”
250
“Kyaa… BRILIAN!!!” Heechul menyemangati.
SETUJUUUU!!!!! Hyukkie, shindong dan
Teuki kompakan. “You ARE d ANGEL of ANGEL
dah!!”
Donghae makin gemes. “Astajiiiim… kirain
mau kasih solusi ato ikut patungan bayarin!!! Ini
siiiy sama aja bo‟ong!!!”
251
Setelah makanan yang mereka pesan
datang, mereka langsung mengakhiri topic “siapa
yang bayar”. Dan semuanya khusyu dengan
makanan masing-masing.
“ITADAKIMASU!!!!”
“SELAMAT MAKAAAN..”
“BON APETITE!!!”
*****
252
KANGTEUK SUPER MIRACLE HAPPY FAMILY
(MARRY U)
-MARRY U-
Would you marry me?
Iruhn naui maeum huhrakhaejullae?
Pyuhngsaeng gyuhte isseulge (I do)….
Nuhl saranghaneun guhl (I do)….
“yes. I do.” j teuki menjawab janji setia
sehidup sematinya dengan yakin sambil memandang
namja yang dicintainya itu.
“you may kiss your bride.” Ucap sang
penghulu nikah yang disambut sorak sorai para
saksi dan kerabat yang menyaksikan.
“huuu…prok prok proook!!! Kissu kissu
kissu..” ujar mereka bersemangat. Kangin dan
Teuki, sang pengantin baru, tersipu malu. Mereka
memandang satu sama lain.
Teuki tertunduk malu.
253
“Yaa.. kenapa kau tertunduk seperti itu?
Bukannya kita harus berciuman agar pernikahan ini
sah?” goda kangin. Dia memegang dagu istrinya,
dan mendaratkan ciuman hangatnya yang kontan
membuat para pemirsa, pembaca dan para tamu
tersipu melihatnya.
“aku iri melihat mereka. Aku ingat saat
ciuman dihari pernikahan kita dulu.” Lee So Man,
Ayah Teuki menyaksikan pernikahan anak gadisnya
itu dengan terharu. Diusapnya airmatanya yang
254
menggantung di pojok mata, beriringan indah
dengan sang belek (PLAKK!!!)
Ngik ngik ngik….
Tiba-tiba teuki merasa gaun pengantinnya
ada yang menarik.
“omma… begopa.. (hungry)…”
Teuki dan kangin kompak menoleh kebawah
saat mendengar suara kecil itu. “OMOoo…. Apa kau
anak kami?” Sahut Teuki dan Kangin berbarengan.
Gadis kecil yang memeluk tedy bear itupun
mengangguk lucu. “begopa..” ulangnya lagi.
“waaaaaaaaaah… lucunya anak kita!” Teuki
menggendong, dan mengusap rambutnya lembut.
“aku bahkan tidak ingat kapan aku melahirkannya.”
Teuki mengusap hidung mancung gadis mungil itu.
255
“tidak penting kapan kau dan aku
mendapatkan anak itu. Ini anugerah Tuhan.” Ujar
kangin lagi. Dipeluknya pinggang istrinya mesra.
“baiklah…… kalian harus segera pergi bulan
madu. Pesawat yang akan membawa kalian ke Bali,
sudah menunggu.” Ujar Lee So Man lagi. “dan gadis
kecil ini, biar haraboji yang menggendongnya. Hup!”
Lee Soo Man mengambil Heechul, buah hati yang
tiba-tiba hadir diantara pengantin baru itu, dari
gendongan ommanya, Teuki.
256
“SIRREOO…” rengek Heechul. tangan
mungilnya menggapai-gapai umma dan appanya.
“omma.. appaaa…”
Teuki sedikit tidak tega meninggalkan gadis
lucu itu. “apa kita tidak bisa membawanya ikut
bulan madu?” pinta teuki pada Kangin.
“andwae. Jika kita membawanya, kita tidak
akan bisa bulan madu dengan tenang.” Kangin
mengerlingkan mata sebelah kirinya. “Chully
yeppo… Umma dan appa harus pergi dulu, kau
bermainlah dengan Haraboji, algeji?” Kangin
memeluk dan mencium putri kecilnya itu sebelum
pergi.
257
Heechul kecil memandang appanya yang
ganteng luar biasa itu dengan tersenyum kecil. “ne.
bawakan chully coklat putih ya.” Syaratnya
kemudian.
“araseo.. bukan hanya cokelat putih yang
akan umma dan appa bawakan untukmu, tapi juga,
umma dan appa akan memberikan gadis cantik ini
adik yang putih dan lucu sebagai oleh-oleh, otte?”
Kangin mencubit gemas hidung putri ajaibnya itu.
“ne.. achaaa…. Annyeong appa, annyeong
umma…” CHully melambaikan tangan kecilnya
kearah umma dan appanya. “jangan lupa oleh-oleh
adik kecilnya ya..” Sebenarnya dia tidak mengerti
sama sekali yang dikatakannya, tapi toh dia senang
mendengar kata oleh-oleh. ^^
“araseo, bubye aiii….”
SYUUUUUUUNG…..
258
Teuki dan Kangin pun pergi melesat ke Bali
dan berbulan madu dengan bahagia dan tenang
disana selama sebulan penuh.
Banyak tempat yang mereka kunjungi,
seperti Kuta beach, GWK, nusa dua, tanah Lot.
Bahkan mereka pun sempat menyambangi pulau
penyu untuk memilih penyu dan kura-kura yang
rencananya akan mereka hadiahkan kepada anak
ketiga mereka kelak. Karena konon kabarnya, anak
ketiga mereka akan memelihara kura-kura.
(mianhae, author tidak bisa menceritakan
detail bulan madunya. Ini permintaan dari para
cast, karena menyangkut privasi dan hak siar ^^..
jadi silahkan berimajinasi sendiriii… _bow_)
259
Sepulangnya mereka berbulan madu, banyak
yang berubah dari mereka, selain kulit mereka
yang sedikit tent (gelap), karena rajin sunbathing,
mereka juga membawa serta seorang namja kecil
bermata sipit, sebagai oleh-oleh untuk sang buah
hati tercinta. ^^namja itu adalah anak kedua
mereka, yang merupakan hasil kerja keras selama
di Bali. Namja kecil itu diberi nama Hangeng.
“kami pulaaaaaaaaaaang..” ujar kangin yang
terlihat menggendong namja kecilnya sambil
sesekali menciumnya gemas.
Teuki yang berjalan dibelakang kangin,
terlihat sedikit keberatan dengan koper dan tas
260
yang ditariknya. “YA, yobooo… tidak bisakah kau
membantuku membawa tas-tas ini?”
Kangin menoleh kearah istrinya. “sesange..
mianhae, jagya. Aku lupa. Biarkan saja disana.
Nanti ada pelayan yang membawanya.”
“eum, araseo.” Teuki menurut. Dia
meletakan barang-barangnya dan segera
menghampiri suami dan anak „baru‟ nya. “aigooo..
igeo nan adeul jinja kyeop...” Teuki mengangkat
tangan kecil Hangeng. Hangeng kecil tergelak
lucu.
“O.. neo waseoyo?” Soo Man haraboji
menghampiri pasangan yang baru pulang berbulan
madu itu. Heechul kecil terlihat meronta
digendongan kakeknya. Dia tertawa senang melihat
appa dan umma nya kembali. Terlebih lagi dia
mendapat oleh-oleh adik kecil.
“ummmaaaaa… apppaaaaa…. Bogoshipo..”
Heechul kecil menengadahkan tangannya minta
261
digendong. Teuki menyambutnya dengan hangat,
dan memeluknya erat.
“omo…. Uri yeppo aiiii… jaljinaeyo??” Teuki
menepuk pelan punggung chully. “umma do jinja
bogoshipo..” Teuki memandang anaknya dengan
tatapan hangat. Dia mencubit gemas pipi heechul.
“anak umma makin cantiiiik..” diciumnya heechul
berulang kali. Heechul kecil hanya tertawa riang.
“oleh-oleh…” heechul kecil menagih.
“aigooo.. uri chully tidak sabar rupanya..”
teuki kembali mencubit hidung heechul. “lihat, itu
oleh-oleh untukmu….” Teuki menunjuk Gege kecil
yang masih digendong appanya, kangin. “neo choa?”
Melihat ada makhluk mungil lain, kakek Soo
Man mengerutkan keningnya. “apa ini hasil kerja
keras kalian di Bali?” tanya Soo Man haraboji yang
mendapat anggukan dari Kangin dan Teuki.
262
“How Can?” tanyanya lagi penasaran, karena
melihat namja kecil yang berusia sekitar enam
bulan itu tiba-tiba muncul dalam waktu satu bulan.
“It‟s Miracle. Isn‟t it?” Kangin tergelak
memamerkan smiling eyesnya. (sumpah author
kangen KANGIN sooooo much!!!)
Kangin mendekatkan Gege kecil pada
Heechul. Heechul terlihat sangat senang. Dia
memeluk dan mencium Gege Kecil yang tersenyum
manis dengan mulut mungil yang tanpa giginya.
263
“kyaa…kyaa… kyeowoo..”
“kalian harus akur ya..” teuki mewanti-
wanti. “kalian bermainlah. Umma tidur dulu ya..”
teuki terlihat kelelahan. Dia menggeliatkan
tubuhnya
“ah iya, kalian pasti lelah. Istirahatlah. Biar
mereka bersamaku.” Soo Man haraboji mendorong
pasangan muda itu kekamarnya.
“gomawo, appa..” sahut teuki yang mendapat
anggukan dari ayahnya. Teuki masuk ke kamarnya
lebih dulu. Dia sudah sangat kelelahan.
264
“Kau juga istirahatlah.” Kali ini, Soo Man
Haraboji menyuruh Kangin.
“Ne, abonim.” Kangin menyusul istri
tercintanya ke kamar. “jagyaaa….” Sahutnya
lembut.
“Hmmmmm…” Teuki yang sudah tergeletak
*?* indah di kasurnya karena terlalu lelah, hanya
mengerang menjawab panggilan suaminya. Teuki
membuka matanya perlahan. “waeee???”
“apa kau sudah tidur?” tanya kangin. Dia
mendekati istrinya perlahan.
“hampir…” Teuki menghadap ke suaminya.
Ditatapnya namja itu penuh cinta.
265
“jagya..” Kangin mengelus rambut teuki
lembut. “bukankah kau pernah bilang ingin punya
banyak anak?” kali ini kangin memeluk istrinya
mesra.
“ne… aku ingin sekali rumah ini ramai oleh
celotehan dan gelak tawa anak-anak. Aku suka
anak-anak. Makannya aku ingin punya banyak anak,
selain itu agar aku tidak kesepian disaat kau
sedang tidak ada disini.” Teuki membelai lembut
pipi suaminya.
“araseo… makannya kau jangan tidur
sekarang.” Kangin mengerlingkan matanya genit.
“eh? Waeyoo?? Aku lelah..”
“ayo kita wujudkan cita-citamu itu. Aku
juga ingin rumah ini ramai oleh tawa anak-anak
kita.”
“seolma….” Teuki memandang suaminya
penuh tanya.
266
“Ne! kita beri Chully dan Gege, adik kecil
yang lucu Seperti iniii..” Kangin mengambil sebuah
boneka bayi, dan mensejajarkan dengan mukanya.
Teuki tersipu malu. “aigooo… yobooo.. kau
genit!” Teuki melempar suaminya dengan bantal
hati.
“araseooo.. dan bukannya itu yang kau suka.
Hahhaa..” Tubuh kangin bergetar karena gelak
tawanya. Kangin memeluk istrinya mesra.
“Miaaaw!!!”
>_______________________<
267
Dan yang terjadi diantara mereka didalam
kamar itu biarlah mereka dan TUHAN yang tahu.
(wakakakakaka… ngebayangin muka para readers
yang kesel >.< miaaaaaan)
-it‟s not an ending yet-
268
MY ENDLESS LOVE
-A SONG STORY ABOUT SUPER JUNIOR
AND ELF-
SUPER JUNIOR is a SUPERMAN
He is A MAN IN LOVE with a BAD GIRL like ME
But he always says that I‟m a SUPER GIRL.
What a GOOD LUCK^^
In ONE FINE SPRING DAY,
I still remember it was a SUNNY day,
Suddenly U screamed loudly, "THE GIRL IS
MINE!!!" and you were pointing at me!!.
OOPS! I thought you are playing an OPERA at
that time. I almost HIT you,
But A CHA! You weren't...
You came closer to me, faced me, your warm
hands hold mine..
Then, you said, "BE MY GIRL. MY ONLY GIRL."
269
YOUR EYES were so bright when you made that
CONFESSION.
Who can resist that, huh?
Oh God...
He SUCCESS made me FLY because of this
HAPPINESS.
I can feel MY HEART is BOOM-BOOM so fast.
WHAT IF it was jump out of the place?
And I bet my face was so red. I wish there were a
MIRROR to hide my face.
At the same time I feel HATE U LOVE U...
I hate you because you made me so crazy in you
like this..
And I love you because you are you...
HERE WE GO...
I've MARRY U in A DAY when the FIRST SNOW
fallin‟ DOWN
270
I wanna spent A SHORT JOURNEY of mine with
you...
doin' PAJAMA PARTY and DISCO DRIVE with
you..
Catch the sunset that goes down into the
SAPPHIRE BLUE ocean..
DANCING OUT together in the shore..
And if we hungry, we will COOKiNG COOKING
many kinds of delicious food in our little kitchen
and ROCK THIS HOUSE with many things
I wish it is not only IN MY DREAM I‟m able to live
HAPPY TOGETHER with you,
ever after...
What a beautiful MEMORIES...
Now, do you wanna know WHO AM I?
I'm not an ANGEL
Nor a SNOW WHITE
271
I AM ELF..
The fans CLUB NO.1 in the world...
NOTHING LIKE ME…
WHY I LIKE YOU (SUPER JUNIOR)?
Because you are my WONDER BOY
You are the MR. SIMPLE
That so MINNA (beautiful) like SUNFLOWER
You are a GOOD PERSON
You are my GOOD FRIEND
NO OTHER who can be like you
Y I WANNA LOVE YOU forever?
It‟s because...
MY ALL IS IN YOU..
You can't take OFF MY MIND
I‟ll SMILE, only just remembering you
You become my MIDNIGHT FANTASY
When I try to make A SONG FOR YOU,
272
But SORRY SORRY I can‟t finish it till now. I‟m
too stupid.
MIANHAE..
I FEEL GOOD since I‟m in love with you,
There is no more BLUE TOMOROW..
You are like a MIRACLE in my live
gimme a light of life like SHINING STARS
I MISSIN' U everyday everynight.
YOU ARE THE ONE who is DEAD AT HEART of
mine..
MY LOVE MY KISS MY HEART is only for you.
I will always LISTEN TO YOU not only for SEVEN
YEARS.. but forever
So... LETS NOT OVER
Even we got a HEARTQUAKE someday,
Or a MONSTER tries to take us apart.
273
Please DON"T DON you STOP WALKIN' BY my
side
I'll PROMISE U to keep OUR LOVE forever
And WALKIN" by your side even the STORM
attack us.
Because...
YOU AND I are a DESTINY
There is only ONE LOVE between YOU AND ME
THE ONE I LOVE, IT'S U..
ALL MY HEART is for you
And IT HAS TO BE YOU always
You are the PERFECTION of my life.
YOU ARE MY ENDLESS LOVE...
Even we are not a TWINS, but we are ONE
I BELIEVE that this is a TRUE LOVE
I feel this LOVE IS SWEET..
Is it a unique WAY FOR LOVE, isn't it?
274
THANK YOU to let me feel this BEAUTIFUL
love.. ^^
Every time I‟m with you, it's an ENDLESS
MOMENT..
SUPER JUNIOR,
You are MY EVERYTHING....
사랑합니다…
-END-
BY : RACCOONCHAN / INDONESIAN ELF /
(MONDAY, 23-1-12)
275
FANMIC
A BIRTHDAY PARTY – CHOCOBALL-
MY PHONE SECRET –HENRY-
276
KEONG RACCOON^^-
OUR GIFT FOR ELF
277
LADY HEEHEE…
MARRY ME…..
278
MY BEAUTYFUL HAIR ^^
I AM A SINGER…
279
DANGDUTAN NYOK!
280
DUNIA MILIK
BERDUA
MANI MOGOO…^^
MA
OUR VACATION
281
…
KITA JUGA BULE, PLIS JANGAN NORAK!
ROTIIIIKUUUUUU….
282
MINNA…..
GUESS WHAT!
283
CUCI PIRIIIING!!!
NAE YOEJA….
284
TIPS JALAN-JALAN IRIT ALA EUNHYUK
285
RACCOONCHAN IS ME..
Haiii haiii minna san ^^
잘지내셨어요?
Neo tau donk siapa Raccoonchan??
YUWPS!! Majjayo!! Raccoonchan is me,^^
(tunjuk2 diri sendiri) the one and only raccoon
Kangin‟s buin ^^…
Oia, aye ini raccoonchan ya raccoonchan
(baca rakuncan) bukan racun >.< … tapi udha tau
kan nama asli aye?? Cek ae di ef-bi en twitter
@Meoow_meW
Oia, for all of you who read my Fan Fiction
iniii… you own my BIG HUG!! Heheee…
As a new comer yang belom sempet debut
juga (melaaaaaaaasss) saiia pengen kalian kasih
masukan, kritik, saran en rekomenin ne epep ke
286
umma appa chingu, namchin, yeochin, oppa, eonnie,
hyung, nunna, dongsaeng, nyak, babeh ncing, ncang,
aa, akang, teteh, yayu (napa jadi traditional gini
she? Prasaan korea deh???) pokoke ke semua
orang yang dikenal, yah yah yaah… hehee…
(www.intinya.ngarep.co.kr ) biar laku buku aye inii..
Baiklah initnya dari halaman ini adalah sisa
sisa ocehan sang author >.<
너무 감사합니다….
RESSA THOMPSON – RACCOONCHAN-