bahan ujian penhum 2

Upload: febri-fajar-basuki

Post on 06-Apr-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/2/2019 bahan ujian penhum 2

    1/9

    Pertemuan ke-8

    ARGUMEN DEDUKTIF ATAU SILOGISME

    Penalaran merupakan tahap ke-3 dalam rangkaian gerak kerja akal budi

    manusia. Setelah manusia memahami secara sederhana dan merangkai pengertian-

    pengertian yang didapat, kini ia menghubungkan proposisi-proposisi yang dihasilkan

    dalam bentuk proposisi baru yang disebut dengan argumen. Argumen terdiri dari

    proposisi anteseden (penyebab) dan proposisi konsekuen (akibat atau kesimpulan).

    Proposisi anteseden dijadikan landasan atau dasar berupa premis untuk memunculkan

    proposisi konsekuen tadi sehingga didapatlah sebuah kesimpulan.

    Penalaran yang dibahas disini adalah penalaran atau inferensi yang sifatnya

    tidak langsung. Sering dalam sehari-hari kita mendengar orang menyimpulkan sesuatu

    seakan sifatnya langsung. Misalnya Joni adalah mahasiswa, jadi Joni adalah orang

    yang kritis. Padahal, dalam contoh tersebut ada satu premis yang tidak diungkapkan

    secara jelas yakni semua mahasiswa adalah orang yang kritis.

    Bentuk Logis yang diuraikan dari contoh diatas adalah sebagai berikut:

    Semua mahasiswa adalah orang yang kritis

    Joni adalah mahasiswa

    Jadi, Joni adalah orang yang kritis

    Penalaran tidak langsung atau dikenal dengan Silogisme adalah bentuk

    penalaran yang terjadi dengan menarik kesimpulan dari dua premis yang merupakan

    proposisi anteseden. Dengan demikian silogisme selalu tersusun atas tiga buah

    proposisi dimana dua berkedudukan sebagai premis dan satu proposisi lainnya sebagai

    kesimpulan. Penalaran ini juga merupakan bentuk argumen deduktif berdasarkankriteria penentuan validitas dan kesimpulan yang sudah tersirat di dalam premis-

    premisnya.

    Dari uraian sebelumnya kita tahu bahwa proposisi selalu terdiri dari term subyek

    dan predikat. Dengan demikian karena silogisme terdiri dari tiga proposisi dan 6 term.

    Keenam term dalam contoh di atas adalah kata mahasiswa, Jonidan orang yang kritis

    Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Fernando Rahadian Srivanto, MSi

    DSAR-DASAR LOGIKA

  • 8/2/2019 bahan ujian penhum 2

    2/9

    yang masing-masing muncul dua kali. Dari term-term tersebut hanya satu term yang

    muncul dua kali di dalam premis yakni mahasiswa. Term yang muncul hanya di dalam

    premis dinamakan Term Tengah (Middle Term) dan dilambangkan dengan huruf M.

    Term yang berkedudukan sebagai predikat dinamakan sebagai Term Mayor (Major

    Term) dan dilambangkan dengan huruf P. Term yang berkedudukan sebagai term

    subyek dinamakan dengan Term Minor (Minor Term) dan dilambangkan dengan huruf S.

    [Premis Mayor] Semua mahasiswa adalah orang yang kritis

    M P

    [Premis Minor] Joni adalah mahasiswa

    S M

    [Kesimpulan] Jadi, Joni adalah orang yang kritis

    S P

    Premis yang memuat term mayor dinamakan Premis Mayor sedangkan Premis

    yang memuat term minor dinamakan dengan Premis Minor. Dengan demikian secara

    formal silogisme terdiri dari enam unsur yakni term tengah, term mayor, term minor,

    premis mayor, premis minor dan kesimpulan.

    Lantas bagaimana kita bisa tahu sebuah silogisme itu sudah tepat? yang

    menjadi ukuran dalam melihat sebuah silogisme adalah validitas atau kesahihannya.

    Artinya sebuah silogisme harus bisa dinilai valid atau tidak valid. Sah atau tidak sah

    merupakan penilaian yang hitam putih sehingga membutuhkan aturan-aturan yang

    sifatnya baku dan harus dipatuhi. Hal ini memperlihatkan bahwa silogisme adalah

    bentuk penalaran yang merupakan argumen deduktif

    ATURAN DASAR SILOGISME

    Dalam menganalisis silogisme, pertama-tama kita harus mengikuti aturan dasar

    terlebih dahulu. Aturan Dasar Silogisme tersebut adalah (1) Silogisme terdiri dari tiga

    proposisi, (2) setiap proposisi dirumuskan dalam bentuk proposisi A, E,I atau O dan (3)

    setiap silogisme hanya memuat tiga term.

    Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Fernando Rahadian Srivanto, MSi

    DSAR-DASAR LOGIKA

  • 8/2/2019 bahan ujian penhum 2

    3/9

    Silogisme harus tersusun dalam bentuk tiga proposisi, meski tidak jarang

    pengungkapannya tidak lengkap sehingga yang eksplisit hanya dalam bentuk dua

    proposisi seperti contoh Joni adalah mahasiswa, jadi Joni adalah orang yang kritis.

    Padahal, dalam contoh tersebut ada satu premis yang tidak diungkapkan secara jelas

    yakni semua mahasiswa adalah orang yang kritis. Hal ini dinamakan dengan

    Enthymeme atau pengungkapan silogisme dimana salah satu premis atau

    kesimpulannya tidak dikemukakan secara jelas.

    Setiap Proposisi dalam Silogisme harus berbentuk A, E,I atau O. Jika dalam

    sebuah premis sebelumnya diketahui proposisi tersebut belum berbentuk A,E,I,O maka

    harus diubah terlebih dahulu.

    Setiap Silogisme hanya memuat tiga term (bahaya ekuivokasi). Lebih atau

    kurang dari tiga term maka silogisme tersebut tidak memenuhi Aturan Dasar nomor 3 ini.

    Misalnya, semua kijang adalah hewan pemakan rumput. Oleh karena kijang

    adalah mobil, maka mobil adalah adalah hewan pemakan rumput. Dalam silogisme

    tersebut terdapat jumlah term yang lebih dari tiga yakni kijang [binatang], kijang

    [kendaraan], mobildan hewan pemakan rumput.

    AKSIOMA SILOGISME

    Setelah Aturan Dasar terpenuhi maka yang harus diuji validitasnya adalah

    dengan menggunakan Aksioma Silogisme yakni (1) sekurang-kurangnya term tengah

    harus didistribusi, (2) term yang di dalam kesimpulannya didistribusi maka harus

    didistribusi juga di dalam premisnya, (3) sekurang-kurangnya satu premis harus positif,

    (4) jika salah satu premis negatif maka kesimpulan juga harus negatif, (5) jika kedua

    premis positif maka kesimpulan juga harus positif.

    Dari aksioma diatas maka diketahui bahwa aksioma no. 1 dan 2 adalah aksioma

    tentang distribusi term sedangkan aksioma no. 3, 4 dan 5 adalah tentang kualitas term.

    DALIL SILOGISME

    Jika Aksioma sudah terpenuhi maka yang harus diuji kemudian adalah Dalil

    Silogisme yakni (1) Sekurang-kurangnya satu premis harus universal, (2) Jika salah satu

    premisnya partikular, maka kesimpulan juga partikular, (3) Jika premis mayornya

    partikular, maka premis minornya harus positif.

    Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Fernando Rahadian Srivanto, MSi

    DSAR-DASAR LOGIKA

  • 8/2/2019 bahan ujian penhum 2

    4/9

    Dalil Silogisme berbeda dengan aksioma silogisme karena dalil harus dibuktikan

    berdasarkan aksioma sedangkan aksioma sendiri dijabarkan dari definisi silogisme.

    Dari penjelasan diatas, maka pembuktian terhadap validitas sebuah silogisme

    dilakukan melalui pemeriksaan terhadap Aturan Dasar, Aksioma dan Dalil Silogisme

    secara berurutan. Jika dalam Aturan Dasar tidak ditemukan pelanggaran maka

    pemeriksaan berlanjut kepada Aksioma dan seterusnya. Akan tetapi jika Aturan Dasar

    sudah dilanggar maka silogisme tersebut sudah tidak valid tanpa perlu melanjutkan

    pemeriksaan ke tahap berikutnya.

    BENTUK SILOGISME

    Silogisme sendiri dibedakan menurut bentuknya berdasarkan kedudukan term

    tengah (M) di antara proposisi-proposisi yang mewujudkan silogisme yang

    bersangkutan. Atas dasar kedudukan term tengah (M) tersebut maka terdapat empat

    bentuk silogisme yakni:

    Bentuk I M P

    S - M

    -----

    S - P

    Bentuk I adalah bentuk silogisme yang term tengahnya di dalam premis mayor

    berkedudukan sebagai subyek dan di dalam premis minor berkedudukan sebagai

    predikat.

    Bentuk II P M

    S M

    ------

    S P

    Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Fernando Rahadian Srivanto, MSi

    DSAR-DASAR LOGIKA

  • 8/2/2019 bahan ujian penhum 2

    5/9

    Bentuk II adalah bentuk silogisme yang term tengahnya baik di dalam premis

    mayor maupun di dalam premis minor berkedudukan sebagai predikat.

    Bentuk III M P

    M S

    ------

    S P

    Bentuk III adalah bentuk silogisme yang term tengahnya baik di dalam premis

    mayor maupun minor berkedudukan sebagai subyek.

    Bentuk IV P M

    M S

    ------

    S P

    Bentuk IV adalah bentuk silogisme yang term tengahnya di dalam premis

    mayornya berkedudukan sebagai predikat sedangkan di dalam premis minor

    berkedudukan sebagai subyek.

    Dari keempat bentuk diatas maka dapat juga kita lihat bahwa (1) term Tengah

    hanya muncul di dalam premis-premis saja dan (2) kesimpulan selalu terdiri dari subyek

    dan predikat.

    CORAK SILOGISME

    Corak silogisme adalah kombinasi wujud yang dihasilkan berdasarkan kuantitasdan kualitas dari proposisi-proposisi yang membentuknya. Dalam proposisi majemuk

    yang kita pelajari sebelumnya terdapat 16 kemungkinan kombinasi proposisi yang

    mewujudkan silogisme yakni: AA, AE, AI, AO, EA, EE, EI, EO, IA, IE, II, IO, OA, OE, OI,

    OO.

    Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Fernando Rahadian Srivanto, MSi

    DSAR-DASAR LOGIKA

  • 8/2/2019 bahan ujian penhum 2

    6/9

    Pada setiap kombinasi proposisi tersebut huruf pertama melambangkan

    proposisi yang berkedudukan sebagai premis mayor dan huruf kedua melambangkan

    proposisi yang berkedudukan sebagai premis minor. (misalnya semua mahasiswa

    membolos dan ada yang tidak membolos, maka proposisi pertama adalah bentuk A dan

    kedua adalah bentuk O).

    Meski demikian tidak semua dari keenam belas proposisi tersebut dapat

    menghasilkan kombinasi yang valid. Berdasarkan Aksioma no.3 (sekurang-kurangnya

    satu premis harus positif) maka kombinasi EE, OE dan OO tidak dapat menghasilkan

    silogisme yang valid.

    Berdasarkan Dalil no. 1 (sekurang-kurangnya satu premis harus universal) maka

    kombinasi II, OI dan IO juga tidak dapat menghasilkan kombinasi yang valid.

    Berdasarkan Dalil no.3 (jika premis mayornya partikular, maka premis minornya harus

    positif) maka kombinasi IE dan OE juga tidak dapat menghasilkan silogisme yang valid.

    Dengan demikian kombinasi proposisi-proposisi majemuk tradisional tersebut

    hanya dapat menghasilkan silogisme yang valid dengan 8 buah kombinasi AA , AE, IO,

    AI, EA, EI, IA, OA.

    Bagaimana dengan corak kombinasi Silogisme dari inferensi tidak langsung?

    Diketahui ada 64 bahkan 256 kemungkinan yang bisa terjadi bila dibandingkan dengan

    16 kemungkinan kombinasi proposisi majemuk tradisional seperti diatas. Akan tetapi

    berdasarkan aturan khusus dari masing-masing bentuk silogisme maka hanya ada 19

    corak yang merupakan kombinasi terkuat yang dapat menghasilkan silogisme secara

    valid.

    Dalam Bentuk I (MP, SM, SP) memiliki aturan bahwa (1) Premis Minor harus

    positif dan (2) Premis Mayor harus Universal. Jadi corak silogisme yang valid adalah

    AAA, AII, EAE dan EIO

    Dalam Bentuk II (PM, SM, SP) aturannya adalah (1) salah satu premis harus

    negatif dan (2) Premis Mayor harus Universal. Jadi corak silogisme yang valid adalah

    AEE, EAE, EIO dan AOO.Dalam Bentuk III (MP, MS, SP) aturannya adalah (1) Premis Minor harus positif

    dan (2) Kesimpulan adalah partikular. Jadi corak silogisme yang valid adalah AAI, AII,

    IAI, EAO, EIO dan OAO

    Dalam bentuk IV (PM, MS, SP) aturannya adalah (1) Premis Mayor harus

    Universal jika salah satu premis negatif, (2) Premis Minor harus Universal jika Premis

    Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Fernando Rahadian Srivanto, MSi

    DSAR-DASAR LOGIKA

  • 8/2/2019 bahan ujian penhum 2

    7/9

    Mayor positif dan (3) kesimpulan harus partikular jika Premis Mayor positif. Jadi corak

    silogisme yang valid adalah AAI, AEE, EAO, EIO dan IAI

    Bentuk I II III IV

    Premis Mayor M P P M M P P MPremis Minor S M S - M M S M SKesimpulan S - P S - P S P S - P

    Corak AAA, AII, EAE,

    EIO

    AEE, EAE,

    EIO, AOO

    AAI, AII,IAI,

    EAO, EIO,

    OAO

    AAI, AEE, EAO,

    EIO, IAI

    Dari tabel diatas maka dapat kita ketahui bahwa (1) ada corak yang hanya

    muncul satu kali dalam satu bentuk sehingga menjadi ciri khas bentuk yang

    bersangkutan, misalnya corak AAA hanya muncul dalam bentuk I, AOO hanya terdapat

    dalam bentuk II, OAO hanya ada dalam bentuk III, (2) ada corak yang muncul dalam

    semua bentuk yakni EIO, (3) Bentuk I dianggap sebagai bentuk silogisme yang

    sempurna dan lengkap untuk mengemukakan argumen karena kesimpulan yang

    dihasilkan memiliki corak dari keempat proposisi baik A, E, I maupun O, (4) Bentuk II

    dianggap sebagai bentuk yang tepat untuk mengemukakan penyangkalan atau negasi

    karena corak yang dihasilkan dalam kesimpulannya selalu dalam proposisi negatif yakni

    E dan O, (5) Bentuk III selalu memiliki kesimpulan dengan proposisi partikular.

    BEBERAPA ISTILAH PELANGGARAN TERHADAP VALIDITAS SILOGISME

    Istilah Keterangan

    Quarternio Terminorum Melanggar Aturan Dasar no.3

    Kesesatan Term Tengah Melanggar Aksioma no. 1

    Kesesatan Term Mayor Melanggar Aksioma no.2

    Kesesatan Term Minor Melanggar Aksioma no.2

    Kesesatan Premis Negatif Melanggar Aksioma no.3

    LANGKAH-LANGKAH PROSEDUR PENENTUAN VALIDITAS

    ARGUMEN DEDUKTIF

    1. Apakah argumen yang dihadapi itu adalah argumen deduktif (silogisme) atau

    argumen induktif?

    Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Fernando Rahadian Srivanto, MSi

    DSAR-DASAR LOGIKA

  • 8/2/2019 bahan ujian penhum 2

    8/9

    2. Jika Silogisme, apakah sudah dirumuskan dalam bentuk proposisi tradisional

    atau sederhana? Jika belum, rumuskanlah terlebih dahulu!

    3. Apakah sudah tersusun menurut urutan: Premis Mayor, Premis Minor dan

    Kesimpulan? Jika belum, urutkanlah terlebih dahulu dengan melihat kata

    penunjuk yang ada. Kesimpulan ditentukan biasanya dengan kata seperti karena

    itu, dengan demikian, jadi, maka. Sedangkan premis ditentukan dengan kata

    seperti karena, sebab, berhubung, dan.

    4. Periksalah apakah jumlah term kurang atau lebih dari tiga. Jika kurang atau lebih

    maka silogisme tersebut sudah melanggar Aturan Dasar no. 3 atau Quarternio

    Terminorum dan simpulkan bahwa silogisme tersebut tidak valid.

    5. Jika Aturan Dasar terpenuhi maka periksalah dengan Aksioma untuk melihat

    pelanggaran-pelanggaran yang mungkin terjadi. Jika Aksioma tidak terpenuhi

    karena melanggar kesesatan baik no 1, 2 dan 3 maka nyatakan silogisme

    tersebut tidak valid.

    6. Periksalah lebih lanjut dengan Dalil silogisme untuk membuktikan lebih lanjut

    validitas silogisme tersebut.

    Latihan

    Analisis dan tentukanlah validitas pernyataan-pernyataan di bawah ini dalam bentuk

    silogisme, dengan memperhatikan (1) aturan dasar, (2) aksioma dan (3) dalil

    silogisme. Jika masih berupa enthymema, ubahlah menjadi silogisme terlebih

    dahulu.

    1. Tidak ada orang yang pernah merasa bersalah. Oleh karena hampir setiap orang

    pernah berbuat salah, maka beberapa orang yang pernah berbuat salah tidak

    pernah merasa bersalah.

    2. Beberapa pekerja tidak memiliki asuransi dan tidak ada pekerja yang tidak

    mendapat gaji, jadi beberapa yang mendapat gaji adalah tidak memiliki

    asuransi.

    3. Dokter ahli jiwa bertugas di rumah sakit jiwa dan pasien sakit jiwa dirawat di

    rumah sakit jiwa, sehingga pasien rumah sakit jiwa sama dengan dokter ahli

    jiwa.

    Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Fernando Rahadian Srivanto, MSi

    DSAR-DASAR LOGIKA

  • 8/2/2019 bahan ujian penhum 2

    9/9

    4. Berolahraga adalah baik untuk kesehatan. Kakak saya berolahraga jadi kakak

    saya adalah baik untuk kesehatan.

    5. Tidak semua orang bercita-cita menjadi pilot dan beberapa orang tidak mampu

    melihat sehingga mereka yang tidak mampu melihat adalah bercita-cita menjadi

    pilot.

    6. Tsunami di Aceh memiliki tinggi 8 meter dan Tsunami di Krakatau memiliki tinggi

    100 meter jadi Tsunami di Krakatau tidak sama dengan Tsunami di Aceh.

    7. Tidak satupun mahasiswa rela mendapat nilai jelek dan beberapa mahasiswa

    rajin belajar. Oleh karenanya, beberapa yang rajin belajar tidak rela mendapat

    nilai jelek.

    8. Hujan deras mengakibatkan banjir. Pasang air laut mengakibatkan banjir, jadi

    pasang air laut sama dengan hujan deras.

    9. Belajar di universitas kita adalah hal yang terbaik. Semua orang suka hal yang

    terbaik, jadi semua orang harus belajar di universitas kita.

    10. Semua tikus tidak suka kucing dan beberapa tikus tidak takut anjing jadi

    beberapa yang tidak takut anjing adalah tidak suka kucing.

    11. Semua jalan di Jakarta tidak lepas dari kemacetan, jadi beberapa yang rawan

    banjir tidak lepas dari kemacetan.

    12. Semua tindakan pemerintah di indonesia adalah usaha untuk mengakhiri

    terorisme, dengan demikian semua tindakan pemerintah di Indonesia harus

    didukung oleh setiap bangsa.

    Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Fernando Rahadian Srivanto, MSi

    DSAR-DASAR LOGIKA