analisis pengendalian internal dalam pengadaan …

24
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PADA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN UDARA Boy Jhoustroy Limbong dan Catur Sasongko Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia E-mail: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian antara prosedur pengadaan barang/jasa pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara dengan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010. Selanjutnya untuk pengendalian intern terhadap pengadaan barang/jasa dengan metode penunjukan langsung, metode pengadaan langsung dan seleksi umum. Penelitian ini merupakan studi kasus dengan menggunakan analisis deskriptif metode kualitatif. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara telah melakukan semua prosedur dalam pengadaan barang/jasa pemerintah sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Untuk pelaksanaan pengadaan barang/jasa dengan metode penunjukan langsung, pengadaan langsung dan seleksi umum sudah berjalan dengan sebagaimana mestinya, ini terlihat dengan adanya pemisahan tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas, otorisasi setiap kegiatan dan pendokumentasian yang dimulai dari proses perencanaan umum, persiapan pengadaan, pelaksanaan pengadaan hingga proses penyerahan hasil pekerjaan telah dilaksanakan dengan baik. Kata Kunci: Pengendalian intern pemerintah, pengadaan barang/jasa, penunjukan langsung, pengadaan langsung, seleksi umum. Analysis of Internal Control in the Procurement of Goods/Services at Research and Development Center of Civil Abstract This research aims to analyze correspondence between of procedures for procurement of goods/services at the Research and Development Center of Civil Aviation with presidential regulation No. 54 of 2010 and the internal control of procurement of goods/services with with a direct designation method, direct procurement method and selection of the public. This research is a case study using descriptive analysis of qualitative method. Research and Development Center of Civil Aviation has performed all the procedures in government procurement of goods/services in accordance with presidential regulation No. 54 of 2010 of Government procurement of goods/services. For the implementation of the procurement of goods/services with direct designation method, direct procurement method and selection of the public has been running with properly, is seen by the existence of the separation of duties, authority and responsibilities are clear, authorizing any activities and documentation starting from the general planning process, preparation of procurement, the procurement until the process of transferring the results of the work has been carried out properly. Keywords: Internal control government, procurement of goods/services, direct designation method, direct procurement method and selection of the public. Analisis pengendalian…, Boy Jhoustroy Limbong, FE UI, 2013

Upload: others

Post on 31-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENGADAAN …

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PADA PUSAT PENELITIAN DAN

PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN UDARA

Boy Jhoustroy Limbong dan Catur Sasongko

Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia

E-mail: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian antara prosedur pengadaan barang/jasa pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara dengan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010. Selanjutnya untuk pengendalian intern terhadap pengadaan barang/jasa dengan metode penunjukan langsung, metode pengadaan langsung dan seleksi umum. Penelitian ini merupakan studi kasus dengan menggunakan analisis deskriptif metode kualitatif. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara telah melakukan semua prosedur dalam pengadaan barang/jasa pemerintah sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Untuk pelaksanaan pengadaan barang/jasa dengan metode penunjukan langsung, pengadaan langsung dan seleksi umum sudah berjalan dengan sebagaimana mestinya, ini terlihat dengan adanya pemisahan tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas, otorisasi setiap kegiatan dan pendokumentasian yang dimulai dari proses perencanaan umum, persiapan pengadaan, pelaksanaan pengadaan hingga proses penyerahan hasil pekerjaan telah dilaksanakan dengan baik. Kata Kunci: Pengendalian intern pemerintah, pengadaan barang/jasa, penunjukan langsung, pengadaan langsung, seleksi umum.

Analysis of Internal Control in the Procurement of Goods/Services

at Research and Development Center of Civil

Abstract

This research aims to analyze correspondence between of procedures for procurement of goods/services at the Research and Development Center of Civil Aviation with presidential regulation No. 54 of 2010 and the internal control of procurement of goods/services with with a direct designation method, direct procurement method and selection of the public. This research is a case study using descriptive analysis of qualitative method. Research and Development Center of Civil Aviation has performed all the procedures in government procurement of goods/services in accordance with presidential regulation No. 54 of 2010 of Government procurement of goods/services. For the implementation of the procurement of goods/services with direct designation method, direct procurement method and selection of the public has been running with properly, is seen by the existence of the separation of duties, authority and responsibilities are clear, authorizing any activities and documentation starting from the general planning process, preparation of procurement, the procurement until the process of transferring the results of the work has been carried out properly. Keywords: Internal control government, procurement of goods/services, direct designation method, direct procurement method and selection of the public.

Analisis pengendalian…, Boy Jhoustroy Limbong, FE UI, 2013

Page 2: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENGADAAN …

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Tuntutan dalam mewujudkan tata kelola penyelenggaraan pemerintahan yang baik

atau yang biasa dikenal dengan sebutan Good Public Governance menjadi titik tolak

peningkatan mutu kelembagaan secara institusional. Dengan adanya tiga paket Undang-

Undang yang berkaitan dengan keuangan Negara yaitu, Undang-Undang Nomor 17 Tahun

2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara, serta Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara merupakan bentuk keseriusan

pemerintah untuk memperbaiki sistem pengelolaan keuangan negara menjadi lebih baik

dalam rangka percepatan akuntabilitas dan transparansi laporan keuangan pemerintah.

Upaya konkret untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan

keuangan negara adalah menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah

yang memenuhi prinsip-prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti ketentuan Standar

Akuntansi Pemerintah yang berlaku secara umum. Selain dari pada hal itu efektivitas,

efisiensi dan ekonomis merupakan suatu hal yang esensi dalam setiap penggunaan anggaran.

Tentu saja mewujudkan akuntabilitas dan tranparansi dalam penyelenggaraan pemerintahan

memerlukan suatu upaya intensif yang dilakukan secara berkesinambungan. Pada tahun 2008

Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Perancangan PP tersebut diprakarsai oleh

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sebagai pelaksanaan dari pasal 58

ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. SPIP

bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektivitas dan

efisiensi dalam pencapaian tujuan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, keandalan

pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-

undangan.

Salah satu cara untuk mewujudkan akuntabilitas pemerintah adalah dengan melakukan

pengendalian internal (internal control) dalam melaksanakan pengadaan barang/jasa.

Pengadaan barang/jasa yang telah banyak dianggap sebagai ajang untuk melakukan tindakan

korupsi, maka pemerintah mensikapi hal tersebut dengan telah menerbitkan Peraturan

Presiden 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan telah ada revisi

dalam Peraturan Presiden 70 Tahun 2012 tentang pedoman pengadaan barang/jasa

pemerintah. Menjadi tugas pemerintah sebagai manajemen untuk melakukan pengendalian

internal yang merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aset dari penyalahgunaan,

Analisis pengendalian…, Boy Jhoustroy Limbong, FE UI, 2013

Page 3: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENGADAAN …

memastikan bahwa informasi telah akurat, dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

sebagaimana mestinya.

Implementasi pengendalian intern terutama dalam pengadaaan barang/jasa menjadi

penting untuk dilakukaan karena diharapkan dapat mendorong peningkatan kinerja dalam

upaya menjaga agar instansi pemerintah tetap berada dalam jalur dalam menciptakan Good

Public Governance dan pencapaian visi, misi dan tujuannya serta untuk meminimalisir

terjadinya suatu kejadian yang berpotensi merugikan negara secara finansial maupun

nonfinansial. Pengendalian internal atas pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan secara

memadai akan membantu memdorong ke arah efektif dan efisien, mengurangi risiko

kehilangan atau kerugian negara dan membantu meyakinkan keandalan laporan keuangan dan

ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan uraian yang

telah dijelaskan di atas sebelumnya, menjelaskan bagaimana pentingnya peran sistem

pengendalian intern atas pengadaan barang/jasa tersebut dalam suatu instansi pemerintahan,

dengan ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Analisis Pengendalian

Internal Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pada Pusat Penelitian Dan Pengembangan

Perhubungan Udara”.

1.2 Perumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan diteliti pada penelitian ini yaitu:

a) Apakah Kebijakan dan Prosedur Pengadaan Barang/Jasa yang dilakukan Pusat

Penelitan dan Pengembangan Perhubungan Udara telah sesuai dengan aturan

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010?

b) Bagaimana pengendalian internal dalam Pengadaan Barang/Jasa pada Pusat

Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara dengan metode Penunjukan

Langsung, Pengadaan Langsung dan Pelelangan Umum (Seleksi Umum)?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk:

a) Membandingkan kesesuaian antara gambaran yang nyata tentang kebijakan dan

prosedur yang dilakukan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara

dalam memperoleh barang/jasa dengan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010.

b) Menganalisis pengendalian internal pada Pusat Penelitan dan Pengembangan

Perhubungan Udara dalam Pengadaan Barang/Jasa dengan metode Penunjukan

Langsung, Pengadaan Langsung dan Pelelangan Umum (Seleksi Umum).

Analisis pengendalian…, Boy Jhoustroy Limbong, FE UI, 2013

Page 4: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENGADAAN …

2. Landasan Teori 2.1 Pengendalian Internal

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja

Instansi Pemerintah mendefinisikan Pengendalian Internal sebagai suatu proses yang

dipengaruhi oleh manajemen yang diciptakan untuk memberikan keyakinan yang memadai

dalam pencapaian efektifitas, efisiensi, ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang

berlaku, dan keandalan penyajian laporan keuangan pemerintah. Peraturan Pemerintah Nomor

60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah menyatakan bahwa, Sistem

Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan

secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan

memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien,

keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan

perundang-undangan. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, yang selanjutnya disingkat

SPIP, adalah Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di

lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

COSO (Commitee Of Sponsoring Organization of the Treadway Commission) yang

dalam Arens (2006) menjelaskan bahwa Pengendalian Internal atau biasa yang disebut dengan

Internal Control merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh entitas dewan direksi,

manajemen, dan personal lainnya, yang dibentuk untuk memberikan keyakinan yang

memadai akan tercapainya tujuan yang terciptanya efektifitas dan efisiensi kegiatan, laporan

keuangan yang memadai dan ketaatan pada hukum dan peraturan yang berlaku. Sistem

Pengendalian Internal dalam Arens (2006) terdiri dari atas kebijakan dan prosedur yang

dirancang untuk memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa suatu entitas telah

mencapai tujuan dan sasarannya. Pengendalian Internal dalam Romney (2006) adalah suatu

rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan

informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi,

serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan.

Pengendalian intern dapat mencegah kerugian atau pemborosan pengolahan sumber

daya perusahaan. Pengendalian intern dapat menyediakan informasi tentang bagaimana

menilai kinerja perusahaan dan manajemen perusahaan serta menyediakan informasi yang

akan digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun

2008 menjelaskan bahwa Sistem Pengendalian Intern Pemerintah sendiri memiliki tujuan

untuk mencapai kegiatan pemerintahan yang efektif dan efisien, perlindungan aset negara,

Analisis pengendalian…, Boy Jhoustroy Limbong, FE UI, 2013

Page 5: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENGADAAN …

keandalan laporan keuangan, dan kepatuhan pada perundang-undangan dan peraturan serta

kebijakan yang berlaku.

2.2 Pengadaan Barang/Jasa

Gambar 2.2. Proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Sumber : modul LKPP (telah diolah kembali)

Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

menjelaskan bahwa Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan

Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh

Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya yang prosesnya

dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk

memperoleh Barang/Jasa. Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi

lainnya yang selanjutnya disebut K/L/D/I, adalah instansi/institusi yang menggunakan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD).

Pengadaan barang dan jasa dapat ditempuh melalui dua cara, yaitu dengan

menggunakan penyedia barang dan jasa (pihak ketiga) atau dengan cara swakelola.

Pengadaan dengan menunjuk penyedia barang dan jasa berarti bahwa pekerjaan tersebut

diserahkan ke pihak ketiga. Dengan kata lain akan terjadi pemilihan dalam proses ini.

Sedangkan pengadaan barang dan jasa swakelola adalah pengadaan yang dilakukan sendiri

oleh institusi tersebut. Swakelola diperbolehkan jika barang dan jasa terkait memenuhi syarat-

syarat tertentu seperti pengadaan yang berkaitan dengan diklat, beasiswa, seminar, atau

penyuluhan; pekerjaan yang bersifat rahasia bagi institusi tersebut; pekerjaan yang memiliki

Analisis pengendalian…, Boy Jhoustroy Limbong, FE UI, 2013

Page 6: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENGADAAN …

resiko yang besar; dan lain sebagainya. Selain dari pekerjaan yang disebutkan tersebut, maka

harus dilaksanakan melalui penyedia barang dan jasa.

Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA pada

Kementerian/Lembaga/Institusi pusat lainnya merupakan Pejabat yang ditetapkan oleh PA.

KPA pada Pemerintah Daerah merupakan Pejabat yang ditetapkan oleh Kepala Daerah atas

usul PA. KPA untuk dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan ditetapkan oleh PA pada

Kementerian/Lembaga/Institusi pusat lainnya atas usul Kepala Daerah. KPA memiliki

kewenangan sesuai pelimpahan oleh PA.

Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK memiliki tugas pokok dan

kewenangan sebagai berikut:

a) menetapkan rencana pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang meliputi:

- spesifikasi teknis Barang/Jasa;

- Harga Perkiraan Sendiri (HPS); dan

- rancangan Kontrak.

b) menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;

c) menandatangani Kontrak;

d) melaksanakan Kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa;

e) mengendalikan pelaksanaan Kontrak;

f) melaporkan pelaksanaan/penyelesaian Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA;

g) menyerahkan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA dengan Berita

Acara Penyerahan;

h) melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggaran dan hambatan

pelaksanaan pekerjaan kepada PA/KPA setiap triwulan; dan

i) menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan Pengadaan

Barang/Jasa.

ULP/Panitia Pengadaaan dan Pejabat Pengadaan memiliki tugas pokok dan kewenangan

meliputi:

a) menyusun rencana pemilihan Penyedia Barang/Jasa;

b) menetapkan Dokumen Pengadaan;

c) menetapkan besaran nominal Jaminan Penawaran;

d) mengumumkan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di website K/L/D/I masing-

masing dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta menyampaikan ke

LPSE untuk diumumkan dalam Portal Pengadaan Nasional;

e) menilai kualifikasi Penyedia Barang/Jasa melalui prakualifikasi atau pascakualifikasi;

Analisis pengendalian…, Boy Jhoustroy Limbong, FE UI, 2013

Page 7: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENGADAAN …

f) melakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga terhadap penawaran yang masuk;

g) khusus untuk ULP/Panitia Pengadaan:

- menjawab sanggahan;

- menetapkan Penyedia Barang/Jasa untuk:

Pelelangan atau Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Barang/Pekerjaan

Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi Rp100.000.000.000,00 (seratus

miliar rupiah); atau

Seleksi atau Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa Konsultansi yang

bernilai paling tinggi Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah);

- menyerahkan salinan Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa kepada PPK;

- menyimpan dokumen asli pemilihan Penyedia Barang/Jasa;

h) khusus Pejabat Pengadaan:

- menetapkan Penyedia Barang/Jasa untuk:

Penunjukan Langsung atau Pengadaan Langsung untuk paket Pengadaan Barang/

Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi Rp100.000.000,00

(seratus juta rupiah); dan/atau

Penunjukan Langsung atau Pengadaan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa

Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah);

- menyerahkan dokumen asli pemilihan Penyedia Barang/Jasa kepada PA/KPA;

i) membuat laporan mengenai proses dan hasil Pengadaan kepada Menteri/Pimpinan

Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi; dan

j) memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan Pengadaan Barang/Jasa

kepada PA/KPA.

Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan mempunyai tugas pokok dan kewenangan untuk:

a) melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa sesuai dengan

ketentuan yang tercantum dalam Kontrak;

b) menerima hasil Pengadaan Barang/Jasa setelah melalui pemeriksaan/pengujian; dan

c) membuat dan menandatangani Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan.

2.2.1 Metode Pengadaan Barang/Jasa

2.2.1.1 Metode Penunjukan Langsung

Metode Penunjukan Langsung dalam pasal 38 Peraturan Presiden Nomor 54 tahun

2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, menjelaskan bahwa Penunjukan Langsung

terhadap 1 (satu) Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dapat dilakukan dalam

Analisis pengendalian…, Boy Jhoustroy Limbong, FE UI, 2013

Page 8: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENGADAAN …

hal keadaan tertentu, dan/atau pengadaan Barang khusus/Pekerjaan Konstruksi khusus/Jasa

Lainnya yang bersifat khusus. Penunjukan Langsung dilakukan dengan mengundang 1 (satu)

Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang dinilai mampu melaksanakan

pekerjaan dan/atau memenuhi kualifikasi. Penunjukan Langsung dilakukan dengan negosiasi

baik teknis maupun harga sehingga diperoleh harga yang sesuai dengan harga pasar yang

berlaku dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. Kriteria Barang khusus/Pekerjaan

Konstruksi khusus/Jasa Lainnya yang bersifat khusus yang memungkinkan dilakukan

Penunjukan Langsung sebagaimana dimaksud, meliputi:

a) Barang/Jasa Lainnya berdasarkan tarif resmi yang ditetapkan pemerintah;

b) Pekerjaan Konstruksi bangunan yang merupakan satu kesatuan sistem konstruksi dan

satu kesatuan tanggung jawab atas risiko kegagalan bangunan yang secara keseluruhan

tidak dapat direncanakan/diperhitungkan sebelumnya (unforeseen condition);

c) Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bersifat kompleks yang hanya dapat

dilaksanakan dengan penggunaan teknologi khusus dan hanya ada 1 (satu) Penyedia

yang mampu;

d) Pekerjaan Pengadaan dan distribusi bahan obat, obat dan alat kesehatan habis pakai

dalam rangka menjamin ketersediaan obat untuk pelaksanaan peningkatan pelayanan

kesehatan masyarakat yang jenis dan harganya telah ditetapkan oleh Menteri yang

bertanggung jawab dibidang kesehatan;

e) Pengadaan kendaraan bermotor dengan harga khusus untuk pemerintah yang telah

dipublikasikan secara luas kepada masyarakat;

f) Sewa penginapan/hotel/ruang rapat yang tarifnya terbuka dan dapat diakses oleh

masyarakat; atau

g) Lanjutan sewa gedung/kantor dan lanjutan sewa ruang terbuka atau tertutup lainnya

dengan ketentuan dan tata cara pembayaran serta penyesuaian harga yang dapat

dipertanggungjawabkan.

2.2.1.2 Metode Pengadaan Langsung

Metode Pengadaan Langsung dalam pasal 39 Peraturan Presiden Nomor 54 tahun

2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, menjelaskan bahwa Pengadaan Langsung

dapat dilakukan terhadap Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai

paling tinggi Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dengan ketentuan sebagai berikut:

a) kebutuhan operasional K/L/D/I;

b) teknologi sederhana;

Analisis pengendalian…, Boy Jhoustroy Limbong, FE UI, 2013

Page 9: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENGADAAN …

c) risiko kecil; dan/atau

d) dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa usaha orang-perseorangan dan/atau badan usaha

kecil serta koperasi kecil, kecuali untuk paket pekerjaan yang menuntut kompetensi

teknis yang tidak dapat dipenuhi oleh Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan koperasi kecil.

Pengadaan Langsung dilaksanakan berdasarkan harga yang berlaku di pasar kepada

Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya. Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi

dengan metode Pengadaan Langsung dilakukan dengan permintaan penawaran yang diikuti

dengan klarifikasi serta negosiasi teknis dan biaya kepada calon Penyedia. Dalam pasal 57

ayat 5 menjelaskan bahwa Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya

dengan metode Pengadaan Langsung meliputi paling kurang tahapan sebagai berikut:

a) survei harga pasar dengan cara membandingkan minimal dari 2 (dua) Penyedia

Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang berbeda;

b) membandingkan harga penawaran dengan HPS; dan

c) klarifikasi teknis dan negosiasi harga/biaya.

2.2.1.3 Metode Seleksi Umum

Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

menjelaskan bahwa pemilihan penyedia jasa konsultansi pada prinsipnya dilakukan melalui

metode seleksi umum. Pemilihan penyedia jasa konsultansi melalui metode seleksi umum

diumumkan sekurang-kurangnya di website K/L/D/I, dan papan pengumuman resmi untuk

masyarakat serta Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE, sehingga masyarakat luas dan

dunia usaha yang berminat serta memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya. Pemilihan

Penyedia Jasa Konsultansi dengan metode Seleksi Umum meliputi tahapan sebagai berikut

dengan metode evaluasi kualitas dan biaya, metode dua sampul yang meliputi kegiatan,

pengumuman prakualifikasi, pendaftaran dan pengambilan Dokumen Kualifikasi, pemberian

penjelasan (apabila diperlukan), pemasukan dan evaluasi Dokumen Kualifikasi, pembuktian

kualifikasi, penetapan hasil kualifikasi, pemberitahuan/pengumuman hasil kualifikasi,

sanggah kualifikasi, undangan, pengambilan Dokumen Pemilihan, pemberian penjelasan,

pemasukan Dokumen Penawaran, pembukaan dokumen sampul I, evaluasi dokumen sampul

I, penetapan peringkat teknis, pemberitahuan/pengumuman peringkat teknis, undangan

pembukaan dokumen sampul II, pembukaan dan evaluasi sampul II, penetapan pemenang,

pemberitahuan/pengumuman pemenang, sanggahan, sanggahan banding (apabila diperlukan),

undangan klarifikasi dan negosiasi, klarifikasi dan negosiasi, pembuatan Berita Acara Hasil

Seleksi dan penunjukan Penyedia Jasa Konsultansi.

Analisis pengendalian…, Boy Jhoustroy Limbong, FE UI, 2013

Page 10: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENGADAAN …

2.3. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dianggap oleh peneliti menarik untuk dijadikan referensi,

yaitu oleh Nina Purnamasari di tahun 2010 dengan judul Aspek Pengendalian Internal dalam

Pengadaan Barang/Jasa:Studi Kasus pada Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional.

Untuk penelitian ini dilakukan dilakukan secara studi kasus kualitatif dengan metode

deskriptif. Peneliti membahas bagaimana kegiatan pengadaan barang/jasa secara umum di

Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional telah melaksanakan komponen

pengendalian internal. Hal tersebut dapat dilihat dengan terpenuhinya komponen

pengendalian internal secara keseluruhan. Selain itu dalam kebijakan dan prosedur dilakukan

berdasarkan pada Kepres No.80 Tahun 2003.

3. Objek Dan Metodologi Penelitian

3.1 Gambaran Umum Pengadaan Barang/Jasa pada Pusat Penelitian dan

Pengembangan Perhubungan Udara

3.1.1 Rencana Umum Pengadaan

Proses Pengadaan Barang/Jasa pemerintah diawali dengan pembuatan rencana umum

pengadaan. Tahap penyusunan rencana umum pengadaan barang dan jasa sudah diatur pada

Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yaitu

tepatnya pada pasal 22, 23, 24, dan 25. Berdasarkan peraturan presiden tersebut terkait

penyusunan rencana umum pengadaan barang dan jasa, Kepala Pusat selaku Kuasa Pengguna

Anggaran selaku sebagai kuasa pengguna barang/jasa milik Negara pada Pusat Penelitian

Perhubungan Udara terlebih dahulu menyusun Rencana Umum Pengadaan Barang dan Jasa

sesuai dengan kebutuhan pada instansi ini.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara dalam rencana umum

pengadaan barang dan jasanya meliputi beberapa pokok-pokok kegiatan yang diantaranya,

mengindentifikasi kebutuhan barang/jasa yang diperlukan instansi, menyusun dan

menetapkan rancana penganggaran untuk pengadaan barang/jasa, menetapkan kebijakan

umum, dan penyusunan kerangka acuan kerja. Dalam menetapkan kebijakan umum yang

dimaksud adalah tentang, Pemaketan Pekerjaan, Cara Pengadaan Barang/Jasa dan Kerangka

Acuan Kerja.

3.1.2 Persiapan Pengadaan

Tahapan selanjutnya dari pengadaan barang/jasa melalui penyedia barang dan jasa

setelah pelaksanaan rencana umum adalah persiaapan pengadaan. Sesuai dengan Peraturan

Analisis pengendalian…, Boy Jhoustroy Limbong, FE UI, 2013

Page 11: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENGADAAN …

Presiden Nomor 54 tahun 2010 didalam pelaksanan persiapan pengadaan Pusat Penelitian

dan Pengembangan Perhubungan Udara melaksanakan kegiatan perencanaan pemilihan

penyedia barang/jasa, pemilihan sistem pengadaan barang/jasa, melakukan penetapan metode

penilaian kualifikasi, menyusun jadwal pemilihan penyedia barang/jasa, penyusun dokumen

pengadaan barang/jasa serta melakukan penetapan Harga Penetapan Sendiri (HPS).

Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara

menjelaskan pada tahapan persiapan pengadaan ini terdiri dari beberapa kegiatan diantaranya,

Perencanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa, Penetapan Metode Pemilihan Penyedia

Barang, Penetapan Metode Pemilihan Penyedia Jasa Konsultasi, Penetapan Metode

Penyampaian Dokumen, Metode Evaluasi Penawaran dalam Pengadaan Jasa Konsultasi,

Penetapan Jenis Kontrak, Tanda Bukti Perjanjian, Penetapan Metode Penilaian Kualifikasi,

Penyusunan Jadwal Pemilihan Penyedia Barang/Jasa, Penyusunan Dokumen Pengadaan

Barang/Jasa, Penetapan Harga Perkiraan Sendiri (HPS), Jaminan Pengadaan Barang/Jasa.

3.1.3 Pelaksanan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa

Setelah perencanaan pengadaan telah dilakukan dengan sebagaimana semestinya

panitia pengadaan melakukan pelaksanaan pemilihan penyedia barang/jasa yang kegiatannya

terdiri atas, Pengumuman Pemilihan Penyedia Barang/Jasa, Penilaian Kualifikasi, Pendaftaran

dan Pengambilan Dokumen, Pemasukan Dokumen Penawaran, Evaluasi Penawaran,

Penetapan dan Pengumuman Pemenang, Sanggahan, Penunjukan Penyedia Barang/Jasa,

Penandatangan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa, Pelaksanaan Kontrak, Serah Terima

Pekerjaan.

3.2 Metodologi Penelitian

3.2.1 Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan penulis didalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode deskriptif analisis pendekatan secara kualitatif, dengan pendekatan

studi kasus dimana kegiatan penelitian dilakukan dengan cara melakukan analisis data yang

kemudian dideskripsikan secara sistematis dengan merumuskan tujuan penelitian,

mengembangkan pola pikir, mengumpulkan dan menyajikan data-data sekunder seperti

literatur, undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden, serta data-data primer

melalui wawancara secara lisan dengan pihak intern terkait dengan topik penelitian,

selanjutnya melakukan analisis dari data yang sudah dikumpulkan tersebut, yang kemudian

Analisis pengendalian…, Boy Jhoustroy Limbong, FE UI, 2013

Page 12: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENGADAAN …

akan digunakan untuk menarik kesimpulan. Pendekatan kualitatif ini akan dilakukan dengan

metode studi kasus. Yin (2009) menyatakan studi kasus sebagai sebuah metode penelitian

kualitatif yang digunakan untuk melakukan investigasi fenomena kontemporer secara

mendalam dengan konteks kehidupan nyata. Metode ini menggunakan berbagai sumber data

yang akan dianalisis menjadi sebuah hasil atau kesimpulan. Selanjunya Yin (2009) juga

menyatakan bahwa metode ini meliputi single case-study dan multiple case-study. Mengingat

keterbatasan waktu maka, dalam penelitian ini akan digunakan metode single case-study.

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut :

a) Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan data primer dilakukan melalui observasi dan wawancara yang

dilakukan oleh peneliti untuk menghasilkan informasi yang valid dari pihak intern

bagian pelaksana Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah pada Pusat Penelitian dan

Pengembangan Perhubungan Udara

b) Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara studi literatur yang berhubungan

dengan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Studi literatur dilakukan dengan

mengumpulkan dan mempelajari undang-undang, peraturan pemerintah dan

peraturan presiden terkait pengendalian internal serta mengenai Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah.

3.2.3 Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini akan dimulai dengan menggunakan analisis

dokumen yang dilakukan atas beberapa dokumen yang telah dikumpulkan sebelumnya. Hasil

dari analisis dokumen tersebut dan hasil wawancara akan dianalisis dalam sebuah analisis

induktif untuk menarik kesimpulan dari objek penelitian pengadaan barang/jasa pemerintah

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara yang menjadi kasus dalam

penelitian ini.

Penjelasan secara deskriptif dilakukan berdasarkan analisis dokumen, fenomena yang

ditemui dan wawancara yang telah dilakukan peneliti berdasarkan pertanyaan-pertanyaan

yang telah dirumuskan sebelumnya.

Analisis pengendalian…, Boy Jhoustroy Limbong, FE UI, 2013

Page 13: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENGADAAN …

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Prosedur Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa pada Pusat Penelitian

dan Pengembangan Perhubungan Udara

Menganalisis kesesuaian prosedur pengadaan barang/jasa pada Pusat Penelitian dan

Pengembangan Perhubungan Udara dengan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 dapat

dilihat hasil evaluasinya pada Tabel 4.1 dibawah ini.

Tabel 4.1. Evaluasi Kesesuaian Pelaksaaan Pengadaan Barang/Jasa

pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara terhadap Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010

Jenis Kegiatan Peraturan Presiden

No.54 Tahun 2010

Prosedur Pusat Penelitian dan

Pengembangan Perhubungan Udara

A Rencana Umum Pengadaan V V

Pemaketan Pekerjaan V V

Cara Pengadaan Barang/Jasa V V

Kerangka Acuan Kerja V V

Pembentukan Panitia V V

Pembentukan Tim Penerima Hasil V V

B Persiapan Pengadaan V V

Perencanaan Pemilihan Penyedia V V

Penetapan Metode Pemilihan

Penyedia V V

Penetapan Metode Penyampaian

Dokumen V V

Evaluasi Penawaran V V

Penetapan Jenis Kontrak V V

Penetapan Metode Penilaian

Kualifikasi V V

Penyusunan Jadwal Pemilihan

Penyedia V V

Penyusunan Dokumen Pengadaan V V

Penetapan Harga Perkiraan Sendiri V V

C Pelaksanaan Pengadaan V V

Pengumuman Pemilihan Penyedia V V

Penilaian Kualifikasi V V

Evaluasi Penawaran V V

Penetapan dan Pengumuman

Pemenang V V

Analisis pengendalian…, Boy Jhoustroy Limbong, FE UI, 2013

Page 14: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENGADAAN …

Penunjukan Penyedia V V

Penandatangan Kontrak V V

Serah Terima Pekerjaan V V

v v= checklist (proses telah sesuai dan dilakukan)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan baik melalui hasil pengamatan dan

wawancara terhadap proses pengadaan barang/jasa oleh Pusat Penelitian Perhubungan Udara,

diperoleh langkah-langkah ataupun kebijakan yang ditempuh oleh Kepala Pusat Penelitian

dan Pengembangan Perhubungan Udara selaku penganggung jawab pelaksana anggaran atau

disebut sebagai Kuasa Pengguna Anggaran serta sebagai penanggungjawab pengguna

barang/jasa milik Negara atau yang disebut Kuasa Pengguna Barang/Jasa milik Negara untuk

menghindari terjadinya penyelewengan dan ketidak tepatnya sasaran serta maksud dan tujuan

pengadaan barang/jasa yaitu dengan mengkedepankan dan membangun sistem pengendalian

atas pelaksanaan barang/jasa berdasarkan yang terdapat pada Peraturan Presiden Nomor 54

Tahun 2010 tentang Pengadadaan Barang/Jasa Pemerintah, mulai dari proses perencanaan

pengadaan barang/jasa, pelaksanaannya atau realisasi pekerjaan hingga pekerjaan selesai,

pencairan pembayaran dana dan hingga proses serah terima hasil pekerjaan.

Dari hasil evaluasi seperti terlihat dalam Tabel 4.1 di atas menjelaskan bagaimana

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara telah melakukan semua prosedur

dalam pengadaan barang/jasa pemerintah yang sesuai dengan yang tertuang dalam Peraturan

Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Pusat Penelitian

dan Pengembangan Perhubungan Udara menjadikan Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010

tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagai acuan dalam setiap pelaksanaan proses

pengadaan barang/jasa yang dimulai dari proses perencanaan umum, persiapan pengadaan,

pelaksanaan pengadaan hingga proses penyerahan hasil pekerjaan. Semua dari hasil setiap

tahapan pada proses pengadaan barang/jasa Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Udara tersebut sudah berjalan sebagaimana mestinya.

4.2. Evaluasi Pengendalian Internal Pengadaan Barang/Jasa

Mengevaluasi pengendalian internal dalam pengadaan barang/jasa pada Pusat

Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara, bagaimana semua prosedur telah

dilakukan dan adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab dapat dilihat pada Tabel 4.2

dibawah ini.

Tabel 4.2. Format Evaluasi Pengendalian Intern Pengadaan Barang/Jasa

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara

Analisis pengendalian…, Boy Jhoustroy Limbong, FE UI, 2013

Page 15: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENGADAAN …

Jenis Kegiatan

Penganggung Jawab Hasil Pengamatan

KPA PPK Panitia Penerima

Pekerjaan Dilakukan

Tidak

Dilakukan

A Rencana Umum Pengadaan

Pemaketan Pekerjaan V V

Cara Pengadaan Barang/Jasa V V

Kerangka Acuan Kerja V V

Pembentukan Panitia V V

Pembentukan Tim Penerima

Hasil V V

B Persiapan Pengadaan

Perencanaan Pemilihan Penyedia V V V

Penetapan Metode Pemilihan

Penyedia V V

Penetapan Metode Penyampaian

Dokumen V V

Evaluasi Penawaran V V

Penetapan Jenis Kontrak V V

Penetapan Metode Penilaian

Kualifikasi V V

Penyusunan Jadwal Pemilihan

Penyedia V V

Penyusunan Dokumen Pengadaan V V

Penetapan Harga Perkiraan

Sendiri (HPS) V V

C Pelaksanaan Pengadaan

Pengumuman Pemilihan

Penyedia V V

Penilaian Kualifikasi V V

Evaluasi Penawaran V V

Penetapan dan Pengumuman

Pemenang V V

Penunjukan Penyedia V V

Penandatangan Kontrak V V

Serah Terima Pekerjaan V V

v= checklist (proses dilakukan dan siapa yang bertanggung jawab)

Berdasarkan hasil evaluasi pada pelaksanaan pengadaan barang/jasa Pusat Penelitian

dan Pengembangan Perhubungan Udara, dari setiap tahapan sudah jelas terdapat pemisahan

tugas dan wewenang dari masing-masing proses pengadaan barang/jasa. Secara tugas dan

wewenang yang sesuai dan tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah menjelaskan bagaimana selama proses rencana umum

pengadaan menjadi tugas, wewenang dan tanggung jawab dari Kuasa Pengguna Anggaran

Analisis pengendalian…, Boy Jhoustroy Limbong, FE UI, 2013

Page 16: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENGADAAN …

(KPA). Mulai dari pemaketan pekerjaan hingga pembentukan tim panitia pengadaan dan

penerima hasil pekerjaan merupakan tanggung jawab dari Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).

Dalam tahapan ini semua proses dalam rencana umum pengadaan diotorisasi oleh Kuasa

Pengguna Anggaran (KPA) dan semua dokumen atau surat-suratnya yaang diterbitkan telah

didokumentasikan dengan baik dan rapih.

Pada tahapan persiapan pengadaan Pejabat Pembuat Komiten (PPK) dan Panitia

Pengadaan yang terdiri dari 1 (satu) orang ketua, 1 (orang) sekretaris dan 3 (tiga) orang

anggota saling berkoordinasi dan menjalankan proses persiapan pengadaan. Ada beberapa

kegiatan yang mereka lakukan bersama-sama, numun ada kegiatan dalam proses persiapan

pengadaan yang hanya menjadi tugas, wewenang dan tanggung jawab Pejabat Pembuat

Komitmen (PPK) seorang seperti, penetapan jenis kontrak dan penetapan harga perkiraan

sendiri (HPS) menjadi otoritas mutlak seorang Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Sedangkan

yang hanya menjadi tanggung jawab dari panitia pengadaan saja adalah penetapan metode

pemilihan penyedia dan penyusunan dokumen pengadaan. Selebihnya setiap kegiatan lainnya

dilakukan bersama dan saling koordinasi antara Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan

Panitia Pengadaan. Masing-masing dokumen dalam setiap pelaksanaan kegiatan disimpan

oleh penanggung jawab masing-masing dari setiap kegiatan yang ada didalamnya.

Selanjutnya dalam tahapan pelaksanaan pengadaan panitia pengadaan bertanggung

jawab dalam pengumuman pemilihan penyedia, penilaian kualifikasi, evaluasi penawaran,

penetapan dan pengumuman pemenang hingga penunjukan penyedia. Semua kegaitan

tersebut diotorisasi oleh panitia pengadaan dan dokumentasi oleh sekretaris pengadaan.

Setelah panitia pengadaan menunjuk penyedia Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) membuat

kontrak dan melakukan tanda tangan kontrak dengan pihak penyedia yang ditunjuk sebagai

pemenang penyedia pengadaan barang/jasa. Ketika proses pengadaan telah dilaksanakan oleh

pihak penyedia atau dengan kata lain pekerjaan telah telah selesai selanjutnya pihak yang

bertanggung jawab untuk serah terima hasil pekerjaan tersebut dilakukan oleh pejabat

penerima hasil pekerjaan yang pada awalnya telah di tetapkan oleh Kuasa Pengguna

Anggaran (KPA). Dokumentasi dari hasil serah terima pekerjaan dilakukan oleh pejabat

penerima hasil pekerjaan. Dari hasil evaluasi tersebut Pusat Penelitian dan Pengembangan

Perhubungan Udara telah menerapkan pengendalian intern terhadap proses pengadaan

barang/jasa baik dalam pemisahan tugas, otorisasi dalam setiap kegiatan dan dokumentasinya

dan sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah.

Analisis pengendalian…, Boy Jhoustroy Limbong, FE UI, 2013

Page 17: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENGADAAN …

4.3 Analisis Pelaksanaan Barang/Jasa

4.3.1 Analisis Aktivitas Pengendalian Metode Penunjukan Langsung

Pimpinan wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai dengan tugas dan

fungsi dari kegiatan pengadaan tersebut. Dalam kegiatan pengadaan barang/jasa dengan

metode penunjukan langusng terdapat beberapa kegiatan pengendalian yang diantaranya :

• Pimpinan dalam hal ini Kuasa Pengguna Anggaran untuk menetapkan Panitia Pengadaan,

Pejabat Pembuat Komitmen serta Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.

• Adanya pemberian wewenang dari Kuasa Pengguna Anggaran kepada panitia pengadaan

untuk menjalankan proses penunjukan penyedia

• Adanya pemisahan tugas dari setiap tahapan pengadaan dari proses perencanaan

pengadaan, pelaksaanaan pengadaan hingga serah terima hasil pekerjaan.

• Adanya otorisasi dalam pelaksanaan pengadaan dan serah terima hasil pekerjaan.

• Terciptanya pendokumentasian yang baik dari setiap tahapan yang ada dari penunjukan

penyedia, kontrak, surat perintah kerja hingga berita serah terima hasil pekerjaan.

4.3.2 Analisis Penilaian Risiko Metode Penunjukan Langsung

Pengadaan barang dengan menggunakan metode penunjukan langsung memiliki risiko

dan kelemahan yang dapat terjadi didalam pelaksanaannya, yaitu sebagai contoh diantaranya :

• Bagaimana cara untuk memastikan bahwa pihak penyedia yang ditunjuk adalah benar-

benar pihak yang tepat dan memiliki kompetensi serta kualifikasi baik sehingga diharapkan

dapat melaksanakan pengadaan barang dengan tepat sesuai dengan spesifikasi yang

diinginkan? Apakah vendor yang dipilih masuk dalam blacklist?

• Apakah pihak penyedia yang ditunjuk sudah merupakan penyedia yang mempunyai harga

penawaran yang efisien atau dengan kata lain memiliki spesifikasi yang sesuai dengan

harganya yang termurah dibandingkan dengan para penyedia lainnya?

• Terdapat kemungkinan terjadinya conflict of interest antara pihak penyedia yang ditunjuk

dengan panitia pengadaan.

• Orang yang ditetapkan menjadi panitia pengadaan dan pejabat penerima barang (pejabat

penerima hasil pekerjaan) merupakan orang yang kurang memiliki kompetensi yang baik

dan memahami serta mengerti mengenai spesifikasi barang yang diinginkan.

Berdasarkan resiko-resiko yang dijelaskan sebelumnya diperlukan adaanya mitigasi risiko

atau tindakan pengendalian yang diambil guna untuk meminimalkan hal-hal tersebut dapat

kemungkinanan terjadi, beberapa contoh kegiatan pengendalian diantaranya :

Analisis pengendalian…, Boy Jhoustroy Limbong, FE UI, 2013

Page 18: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENGADAAN …

• Panitia pengadaan mencari informasi yang relevan terlebih dahulu mengenai para pihak

penyedia-penyedia yang ada tentang bagaimana penawaran dari setiap penyedia apakah

sudah sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan dan dengan harga yang termurah

• Panitia pengadaan mencari nilai pasar yang ada terhadap barang tersebut dengan

spesifikasi yang diinginkan

• Panitia pengadaan melihat dan memastikan apakah pihak penyedia yang ditunjuk tidak

termasuk dalam daftar blacklist penyedia barang/jasa

• Panitia pengadaan menunjuk pihak penyedia yang memang benar-benar resmi dan telah

diketahui publik mengenai kualitas yang dimilikinya, supaya tidak ada keraguan dan

muncul tanda tanya dikemudian hari.

• Diadakan penegasan dan pengawasan terkait apakah penyedia yang ditunjuk oleh panitia

pengadaan yang ditetapkan mempunyai “hubungan yang khusus”, dengan kata lain pejabat

pengadaan dalam memilih penyedia perlu pengawasan. Hal ini perlu diadakannya

komunikasi dengan baik supaya tidak ada conflict of interest antara pihak penyedia yang

ditunjuk dengan pejabat pengadaan.

• Panitia pengadaan dan pejabat penerima hasil pekerjaan yang ditunjuk merupakan orang-

orang yang telah lulus dan memiliki sertifikat pengadaan barang/jasa.

• Panitia pengadaan dan pejabat penerima hasil pekerjaan adalah orang-orang yang juga

mengerti dan memahami mengenai spesifikasi barang yang diinginkan. Nantinya ada

pemeriksaan spesifikasi antara barang yang diterima harus sesuai dengan barang yang

diinginkan.

4.3.3 Analisis Aktivitas Pengendalian Metode Pengadaan Langsung

Pimpinan wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran,

kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi dari kegiatan pengadaan. Dalam kegiatan

pengadaan barang/jasa dengan metode pengadaan langusng terdapat beberapa kegiatan

pengendalian yang diantaranya :

• Pimpinan dalam hal ini Kuasa Pengguna Anggaran untuk menetapkan Pejabat Pengadaan,

Pejabat Pembuat Komitmen serta Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.

• Terciptanya pendokumentasian yang baik dari setiap tahapan yang ada dari

membandingkan harga kepada minimal dua calon penyedia, penunjukan penyedia yang

dijadikan pemenang, proses kontrak, surat perintah kerja hingga berita serah terima hasil

pekerjaan.

Analisis pengendalian…, Boy Jhoustroy Limbong, FE UI, 2013

Page 19: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENGADAAN …

• Adanya pemberian wewenang dari Kuasa Pengguna Anggaran kepada pejabat pengadaan

untuk menjalankan proses pengadaan lansung terhadap calon penyedia yang ada.

• Adanya pemisahan tugas dari setiap tahapan pengadaan dari proses perencanaan

pengadaan, pelaksaanaan pengadaan hingga serah terima hasil pekerjaan.

• Adanya pengawasan dan pemantauan serta evaluasi dari pejabat pembuat komitmen atas

berjalannya proses pengadaan langsung.

• Adanya otorisasi dalam pelaksanaan pengadaan dan serah terima hasil pekerjaan.

• Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan melakuan pemeriksaan spesifikasi atas barang yang

diterima.

4.3.4 Analisis Penilaian Risiko Metode Pengadaan Langsung

Berikut ini adalah risiko yang dapat terjadi dan kelemahan pada aktivitas pengadaan

barang dengan metode pengadaan langsung :

• Adanya pemecahan paket pengadaan pada awal perencanaan pengadaan untuk

menghindari pengadaan dengan pelelangan

• Pejabat pengadaan yang bertanggung jawab dalam proses pengadaan kurang mengetahui,

memahami dan mengerti dengan baik mengenai spesifikasi barang yang dibutuhkan

• Barang yang diterima tidak sesuai antara kualitas (dengan spesifikasi yang diinginkan)

dengan harga yang diperoleh

• Kemungkinan terjadi adanya conflict of interest antara pihak penyedia yang ditunjuk

dengan pejabat pengadaan.

• Barang yang datang bisa saja tidak sesuai dengan spesifikasi barang yang dibutuhkan

• Pejabat penerima barang (pejabat penerima hasil pekerjaan) adalah orang yang kurang

mengerti dan memahami mengenai spesifikasi barang yang diterima dengan barang yang

dibutuhkan awalnya

Mitigasi resiko yang mungkin terjadi dalam pengadaan barang yang menggunakan

metode pengadaan langsung adalah sebagai berikut :

• Perlu adanya perencanan yang matang dalam pengadaan kebutuhan operasional dan

pengawasan serta evaluasi untuk menciptakan paket-paket pengadaan yang benar-benar

menggunakan metode pengadaan langsung

• Pejabat pengadaan yang dipilih hendaknya mengetahui, memahami dan menegerti dengan

baik proses pengadaan barang dan spesifikasi barang yang dibutuhkan

Analisis pengendalian…, Boy Jhoustroy Limbong, FE UI, 2013

Page 20: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENGADAAN …

• Diadakan penegasan dan pengawasan terkait apakah penyedia yang ditunjuk oleh pejabat

pengadaan yang ditetapkan mempunyai “hubungan yang khusus”, dengan kata lain pejabat

pengadaan dalam memilih penyedia perlu pengawasan. Hal ini perlu diadakannya

komunikasi dengan baik supaya tidak ada conflict of interest antara pihak penyedia yang

ditunjuk dengan pejabat pengadaan.

• Adanya komunikasi dan cross check antara pejabat pengadaan dengan perencanaan

mengenai spesifikasi barang yang dibutuhkan supaya tidak salah dalam menentukan

spesifikasinya

• Sebaiknya pejabat pengadaan mencari informasi yang baik mengenai harga pasar atas

barang yang dibutuhkan dan menetapkan penyedia yang berkompeten

• Pejabat penerima barang sebaiknya melakukan pemeriksaan ulang dan evaluasi terhadap

barang yang telah diberikan oleh pihak penyedia

4.3.5 Analisis Aktivitas Pengendalian Seleksi Umum

Pimpinan wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran,

kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi dari kegiatan pengadaan. Dalam kegiatan

pengadaan barang/jasa dengan metode penunjukan langusng terdapat beberapa kegiatan

pengendalian yang diantaranya :

• Adanya penyusunan HPS (Harga Perkiraan Sendiri) sebagai alat untuk menilai kewajaran

harga penawaran termasuk didalamnya untuk rincian biaya.

• Pimpinan dalam hal ini Kuasa Pengguna Anggaran untuk menetapkan Panitia Pengadaan,

Pejabat Pembuat Komitmen serta Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.

• Adanya pemberian wewenang dari Kuasa Pengguna Anggaran kepada panitia pengadaan

untuk melakukan proses pelelangan atau seleksi.

• Melakukan pembinaan kepada panitia pengadaan berkaitan dengan pengadaan barang/jasa

agar berjalan dengan baik dan benar.

• Adanya pemisahan tugas dari setiap tahapan pengadaan dari proses perencanaan

pengadaan, pelaksaanaan pengadaan hingga serah terima hasil pekerjaan.

• Adanya otorisasi dalam pelaksanaan pengadaan dan serah terima hasil pekerjaan.

• Terciptanya pendokumentasian yang baik dari setiap tahapan yang ada dari perencanaan,

pengumuman, pelaksaanan pengadaaan baik dalam hasil evaluasi maupun berita acara

penunjukan penyedia, kontrak, surat perintah kerja hingga berita serah terima hasil

pekerjaan.

Analisis pengendalian…, Boy Jhoustroy Limbong, FE UI, 2013

Page 21: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENGADAAN …

• Adanya pemberian sanksi atau denda kepada penyedia jasa konsultansi bila terjadi

keterlambatan penyelesaian pekerjaan akibat dari kelalaian penyedia, sebagaimana yang

diatur dalam kontrak.

4.3.6 Analisis Penilaian Risiko Seleksi Umum

Pengadaan jasa konsultansi dengan metode seleksi umum juga memiliki risiko yang

kemungkinan dapat terjadi dan kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaanya, hal tersebut

diantaranya :

• Adanya badan-badan usaha yang hanya dijadikan peserta penyedia yang hanya fiktif saja,

“boneka” atau biasa kita kenal dengan badan usaha “bendera” yang mengikuti tender atau

seleksi guna hanya memenuhi kuota dalam proses seleksi

• Adanya badan usaha yang telah di blacklist namun tetap mengikuti proses seleksi

• Mundurnya waktu pengadaan atau seleksi yang dikarenakan belum mencukupinya kuota

calon penyedia untuk dijalankannya tahapan pengadaan

• Bisa kemungkinan terjadi adanya conflict of interest antara pihak penyedia yang ditunjuk

dengan panitia pengadaan.

• Penyedia barang dan jasa atau vendor pemenang proses pengadaan sebenarnya sudah

ditetapkan sebelum proses pengadaan itu berlangsung.

• Para pihak penyedia masih memiliki keterbatasan dalam penyediaan tenaga-tenaga ahli

dalam bidang penerbangan sehingga masih ada keterbatasan dalam kualitas teknis yang

diinginkan

Untuk itu sebagai mitigasi risiko itu perlu adanya tindakan-tindakan pengendalian yang

diantaranya, adalah sebagai berikut :

• Panitia hendaknya melihat daftar hitam atau blacklist penyedia, dan mengevaluasi track

record para penyedia, serta panitia hendaknya melakukan wawancara mendalam terlebih

dahulu dengan calon penyedia.

• Diadakan penegasan dan pengawasan terkait apakah penyedia yang ditunjuk oleh panitia

pengadaan yang ditetapkan mempunyai “hubungan yang khusus”, dengan kata lain pejabat

pengadaan dalam memilih penyedia perlu pengawasan. Hal ini perlu diadakannya

komunikasi dengan baik supaya tidak ada conflict of interest antara pihak penyedia yang

ditunjuk dengan pejabat pengadaan.

Analisis pengendalian…, Boy Jhoustroy Limbong, FE UI, 2013

Page 22: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENGADAAN …

• Melakukan pengawasan untuk menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan

kepentingan para pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam

proses pengadaan barang dan jasa

• Membuat lingkungan pengendalian dengan menanamkan budaya kepada masing-masing

anggota panitia pengadaan untuk bersikap menghindari dan mencegah penyalahgunaan

wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak

lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara

• Dengan menurunkan kualifikasi namun tanpa mengurangi basic skill nya, sehingga

kualitas yang dihasilkan masih tetap terjaga.

• Membudayakan dan mengharuskan setiap anggota panitia pengadaan untuk tidak

menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima

hadiah, imbalan, komisi, rabat dan berupa apa saja dari atau kepada siapapun yang

diketahui atau patut diduga berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa.

5. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara dalam melakukan

pengendalian intern terhadap pelaksanaan pengadaan barang/jasa mengacu dan patuh kepada

peraturan perundang-undangan yang berlaku yakni dalam Peraturan Presiden Nomor 54 tahun

2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Kepatuhan tersebut meliputi kebijakan dan

prosedur yang dijalankan dan ditaati dari tahapan proses proses perencanaan umum, persiapan

pengadaan, pelaksanaan pengadaan hingga proses penyerahan hasil pekerjaan.

Seluruh tahapan pada proses pengadaan barang/jasa Pusat Penelitian dan

Pengembangan Perhubungan Udara tersebut sudah berjalan sebagaimana mestinya, dari

adanya pemisahan tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas, otorisasi setiap kegiatan

dan pendokumentasian dari setiap tahapan kegiatan telah dilaksanakan dengan baik. Setiap

kegiatan yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara telah

dibuat surat keputusan, berita acara, surat perintah kerja, surat perjanjian kontrak yang

ditandatangani baik oleh pihak Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara

sebagai pihak pengguna barang/jasa dengan pihak penyedia barang/jasa sebagai dasar dan

bukti kuat secara hukum bahwa sudah terlaksananya dengan baik setiap tahapan proses

pengadaan barang/jasa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara dalam

pelaksanaan proses pengadaan barang/jasa berdasarkan kebijakan dan prosedur yang telah

Analisis pengendalian…, Boy Jhoustroy Limbong, FE UI, 2013

Page 23: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENGADAAN …

ditetapkan dengan prinsip pengadaan barang/jasa yang efisien, efektif, terbuka, transparan,

bersaing, adil dan akuntabel sesuai dengan yang tercantum dalam penjelasan Peraturan

Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis pengendalian intern dalam proses pengadaan barang/jasa

pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara masih diperlukan pelaksanaan

kegiatan pelatihan untuk peningkatan kemampuan sumber daya manusia. Selain itu pemilihan

panitia pengadaan sebaiknya lebih bervariasi untuk setiap periode pengadaan, untuk

memudahkan komunikasi dan koordinasi sebaiknya dipilih staf Pusat Penelitian dan

Pengembangan yang tidak hanya memiliki sertifikat barang/jasa namun juga mempunyai

kompetensi dan memahami dengan baik mengenai tata cara pengadaan dan memiliki

komitmen terhadap waktu, hal ini guna untuk memudahkan komunikasi dan koordinasi

internal panitia pengadaan. Sebaiknya pemilihan pejabat penerima hasil pekerjaan juga dipilih

dari staf yang memiliki dan memahami konsep serta spesifikasi barang/jasa yang dibutuhkan

oleh Pusat Penelitian dan Pengembangn Perhubungan Udara. Untuk sarana dan prasarana

sebagai penunjang kelancaran proses pelaksanaan pengadaan sebaiknya juga diperhatikan,

misalnya disediakan ruangan khusus selama pelaksanaan pengadaan berlangsung. Selain itu

perlu dilakukan adanya intensitas dan disiplin dalam implementasi pengendalian intern serta

keterlibatan langsung oleh pimpinan untuk menjalankan fungsi pemantauan dan pengawasan.

identifikasi risiko selama proses pengadaan sehingga dapat dilakukan pengawasan dan

pemantauan sebagai wadah evaluasi pelaksanaan di masa yang akan datang.

Selain itu sebaiknya sudah membuat ULP (Unit Layanan Pengadaan) sendiri pada

Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan yang berdiri di luar sistem struktural dari

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara sesuai dengan yang diamanatkan

dalam Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden

Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Namun penelitian ini

memiliki keterbatasan diantaranya, penulis tidak bisa masuk lebih dalam kepada masing-

masing kasus pengadaan barang/jasa yang ada serta tidak bisa menelusuri dan melihat

dokumen-dokumen pengadaan barang/jasa lebih dalam. Maka dari itu diharapkan penelitian

selanjutnya bisa lebih mendalam dalam mengupas setiap kasus yang ada dan penelusuran dari

setiap dokumen pengadaan barang/jasa.

Analisis pengendalian…, Boy Jhoustroy Limbong, FE UI, 2013

Page 24: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENGADAAN …

DAFTAR REFERENSI

Arens, Alvin A., Randal J. Elder, & Mark S. Beasley, (2006). Auditing and Assurance Service an Integrated Approach. 11th edition, Prentice Hall.

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 24 Tahun 2001 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perhubungan. Nordiawan, Deddi, Putra, Iswahyudi Sondi, dan Rahmawati, Maulidah. (2007).

Akuntansi Pemerintah, edisi 1, Salemba Empat, Jakarta. Nordiawan, Deddi dan Hertianti, Ayuningtyas. (2010). Akuntansi Sektor Publik,

edisi 2, Salemba Empat, Jakarta. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

dan Kinerja Instansi Pemerintah. Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor

54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Purnamasari, Nina. (2010). Aspek Pengendalian Internal dalam Pengadaan Barang/Jasa: Studi

Kasus pada Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional. Romney, B Marshall dan Paul John. (2006). Accounting Information System, edisi 9,

Salemba Empat, Jakarta. Alih Bahasa Deny dan Dewi. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharan Negara. Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara. www.lkpp.go.id Yin, Robert. (2009). Case Study Research: Design and Methods, 4th edition.

Analisis pengendalian…, Boy Jhoustroy Limbong, FE UI, 2013